Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Dasar Tidur dan Istirahat


1.1. Definisi
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan
kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Sedangkan
istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang
berakibat badan menjadi lebih segar (Tarwoto Wartonah,2006).

1.2 Berdasarkan prosesnya tidur dibagi menjadi :


a. Non REM
Pola atau tipe tidur ini juga disebut NREM ( Non Rapid Eye Movement)
yaitu gerakan mata tidak cepat. Pola tidur NREM merupakan tidur yang
nyaman dan dalam tidur gelombang pendek, karena gelombang otak selama
NREM lebih lambat dari pada gelombang alpha dan beta pada orang yang
sadar atau tidak dalam keadaan tidur. Tanda tanda tidur NREM adalah :
1) Mimpi berkurang
2) Keadaan istirahat ( otot mula berelaksasi)
3) Tekanan darah menurun
4) Kecepatan pernafasan turun
5) Metabolisme turun
6) Gerakan mata lambat

Tidur NonREM ini terbagi menjadi 4 tahap :


1) Tahap I
a) Tahap transmisi
b) Berlangsung dalam 5 menit
c) Beralih dari sadar menjadi tidur
d) Seseorang merasa kabur dan rileks
e) Mata bergerak ke kanan ke kiri
f) Kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas
g) Gelombang alpha sewaktu orang masih sadar diganti dengan
gelombang beta yang lebih lambat
h) Dapat bangun dengan mudah

2) Tahap II
a) Tahap tidur ringn
b) Proses tubuh terus menurun
c) Mata masih bergerak gerak
d) Kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas
e) Suhu tubuh dan metabolisme menurun
f) Ditandai dengan gelombang sleep spindles
g) Berakhir dari waktu 10 15 menit
h) Berlangsung pendek

3) Tahap III
a) Denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat
akibat dominasi
b) Sistem saraf parasimpatik
c) Sulit dibangunkan
d) Gelombang otak lebih teratur
e) Penambahan gelombang delta yang lambat

4) Tahap IV
a) Kecepatan jantung dan pernafasan menurun
b) Jarang bergerak dan sulit dibangunkan
c) Gerak bola mata cepat
d) Sekresi lambung turun
e) Tonus otak menurun
b. REM
Pola atau tipe tidur Paradoksikal ini disebut juga ( Rapid Eye Movement ) yaitu
gerakan mata cepat. Tidur tipe ini disebut paradoksial karena hal ini bersifat
paradoks yaitu seseorang dapat tetap tertidur walaupun aktivitas otaknya nyata.
Ringkasnya tidur REM atau Paradoks ini merupakan pola atau tipe dimana otak
benar benar dalam keadaan aktif
Pola atau tipe tridur REM adalah :
1) Bola mata bergerak dengan kecepatan tinggi
2) Terajdi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi
3) Pernafasan tidak terartur
4) Nadi ireguler
5) Metabolisme meningkat
6) Lebih sulit dibangunkan

1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tidur dan istirahat


Faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur, yaitu (Ibrahim, 2013)
a. Penyakit
Sakit yang menyebabkan nyeri dapat menimbulkan masalah tidur. Seseorang
yang sedang sakit membutuhkan waktu tidur lebih lama dari pada keadaan
normal. Sering sekali pada orang sakit pola tidurnya juga akan
terganggu karena penyakitnya seperti rasa nyeri yang ditimbulkan oleh luka,
tumor atau kanker pada stadium lanjut.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat mendukung atau menghambat tidur, temperatur, ventilasi
penerangan ruangan, dan kondisi kebisingan sangat berpengaruh
terhadap tidur seseorang.
c. Kelelahan
Kelelahan akan berpengaruh terhadap pola tidur seseorang. Semakin
lelah seseorang akan semakin pendek tidur REMnya.
d. Gaya hidup
Orang yang bekerja shift dan sering berubah shift nya harus
mengatur kegiatannya agar dapat tidur pada waktu yang tepat. Keadaan rileks
sebelum istirahat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan
seseorang untuk dapat bisa tidur.
e. Stres emosi
Depresi dan kecemasan seringkali mengganggu tidur. Seseorang yang
dipenuhi dengan masalah mungkin tidak bisa rileks untuk bisa tidur.
Kecemasan akan meningkatkan kadar norepinephrin dalam darah yang akan
merangsang sistem saraf simpatetik. Perubahan ini menyebabkan
berkurangnya tahap IV NREM dan tidur REM.
f. Obat-obatan dan alcohol
Beberapa obat-obatan berpengaruh terhadap kualitas tidur. Obat-obatan yang
mengandung diuretic menyebabkan insomnia, anti depresan akan memsupresi
REM. Orang yang minum alkohol terlalu banyak seringkali
mengalami gangguan tidur.

1..4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada kebutuhan


tidur dan istirahat :
a. Insomnia
Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan
kuantitas
tidur. Gejala yg dialami oleh klien yg mengalami kesulitan kronis untuk tidur,
sering terbangun dari tidur, dan/ tidur singkat.
b. Hipersomnia
Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya di sebabkan
oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver dan
metabolisme.
c. Parasomnia
Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak, Masalah
tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak seperti Night terrors dan
mimpi buruk.
d. Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri untuk tidur,
misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan kendaraan atau di
saat sedang membicarakan sesuatu.
e. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara
melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Klien yang mengalami apnea tidur seringkali tidak memiliki tidur dalam yang
signifikan. Selain itu banyak juga terjadi keluhan mengantuk yang berlebihan
di siang hari.
f. Deprivasi Tidur
Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia,
penyebabnya dapat mencakup penyakit ( mis. Demam, sulit bernapas atau nyeri
), stres emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan
keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja. Dokter dan
perawat cenderung mengalami deprivasi tidur karena jadwal kerja yang
panjang dan rotasi jam dinas.

II. Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan istirahat dan tidur
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Kebiasaan pola bangun tidur
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari
c. Alat bantu tidur
d. Gangguan tidur / factor-faktor kontribusi

2.1.2 Pemeriksaan Fisik : Data Fokus


Data subjektif :
a. Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
b. Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
c. Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
d. Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
e. Kepala pusing, berat
f. Mengeluh sering terbangun
Data objektif
a. Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
b Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
c. Gelisah, sering menguap
d. Mudah tersinggung
e. Ada bayangan hitam di bawah mata

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


a. EEG (electroencephalongram)
b. EMG (electromyogram)
c. EOG (electroocologram)

2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosa I : Gangguan Pola Tidur
2.2.1 Definisi
Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur
akibat faktor eksternal.
2.2.2 Batasan Karakteristik
a. Perubahan pola tidur normal
b. Penurunan kemampuan berfungsi
c. Ketidak puasan tidur
d. Menyatakan sering terjaga
e. Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur
f. Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
2.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Kelembaban lingkungan sekitar
b. Suhu lingkungan sekitar
c. Tanggung jawab member asuhan
d. Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
e. Kurang kontrol tidur
f. Kurang privasi, pencahayaan
g. Bising, bau gas
h. Restrain fisik, teman tidur
i. Tidak familier dengan perabot tidur

Diagnosa 2 : Kelelahan
2.2.4 Definisi
Kelelahan atau keletihan merupakan rasa letih yang luar biasa dan terus
menerus serta penurunan kapasitas kerja fisik serta mental pada tingkat yang
biasanya.
2.2.5 Batasan Karakteristik
a. Gangguan konsentrasi
b. Tidak tertarik pada lingkungan
c. Meningkatnya komplain fisik
d. Kelelahan
e. Secara verbal menyatakan kurang energy
f. Penurunan kemampuan
g. Ketidakmampuan mempertahankan rutinitas
h. Ketidakmampuan mendapatkan energi sesudah tidur
i. Kurang energy
j. Ketidakmampuan untuk mempertahankan aktivitas fisik
2.2.6 Faktor yang berhubungan
a. Psikologis: kecemasan, gaya hidup yang membosankan, depresi, stress
b. Lingkungan: kelembaban, cahaya, kebisingan, suhu
c. Situasi: kejadian hidup yang negatif,
d. Psikologis: anemia, status penyakit, malnutrisi, kondisi fisik yang buruk,
gangguan tidur.
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 gangguan pola tidur
2.3.1 Tujuan
a. Anxiety Control
b. Comfort Level
c. Pain Level
d. Rest : Extent and Pattern
e. Sleep : Extent and Pattern
Kriteria hasil
a. Jumlah jam tidur dalam batas normal
b. Pola tidur,kualitas dalam batas normal
c. Perasaan fresh sesudah tidur/istirahat
d. Mampu mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan tidur
2.3.2 Intervensi
Sleep Enhancement
a. Determinasi efek-efek medikasi terhadap pola tidur
b. Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
c. Fasilitasi untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur (membaca)
d. Ciptakan lingkungan yang nyaman
a. Kolaburasi pemberian obat tidur
b. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang tekhnik tidur pasien
c. Instruksikan untuk memonitor tidur pasien
d. Monitor waktu makan dan minum dengan waktu tidur
e. Monitor/catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam

Diagnosa 2 Kelelahan
2.3.3 Tujuan
a. Activity Tollerance
b. Energy Conservation
c. Nutritional Status: Energy
Kriteria hasil
a. Kemampuan aktivitas adekuat
b. Mempertahankan nutrisi adekuat
c. Keseimbangan aktivitas dan istirahat
d. Menggunakan tehnik energi konservasi
e. Mempertahankan interaksi social
f. Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan psikologis yang menyebabkan
kelelahan
g. Mempertahankan kemampuan untuk konsentrasi
2.3.4 Intervensi Keperawatan
Energy Management
a. Monitor dan catat pola dan jumlah tidur pasien
b. Monitor lokasi ketidaknyamanan atau nyeri selama
bergerak dan aktivitas
c. Monitor intake nutrisi
d. Monitor pemberian dan efek samping obat depresi
e. Instruksikan pada pasien untuk mencatat tanda-tanda dan
gejala kelelahan
f. Ajarkan tehnik dan manajemen aktivitas untuk mencegah
kelelahan
g. Jelaskan pada pasien hubungan kelelahan dengan proses penyakit
h. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan intake
makanan tinggi energy
i. Dorong pasien dan keluarga mengekspresikan perasaannya
j. Catat aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan
k. Anjurkan pasien melakukan yang meningkatkan relaksasi
(membaca, mendengarkan musik)
l. Tingkatkan pembatasan bedrest dan aktivitas
m. Batasi stimulasi lingkungan untuk memfasilitasi relaksasi
Daftar Pustaka

Ibrahim. 2013.Misteri Tidur Edisi 1. Jakarta : Zaman.

Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


KeperawatanEdisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif .A.H.,Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Banjarmasin, Maret 2017

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai