Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


1.1 Definisi/deskripsi kebutuhan aman dan nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau
petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
Kolcaba, 1992 (dalam Potter & Perry, 2005) mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman
adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari).
Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak
menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan.
1.2 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju kebatang otak dan
thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon stress.
Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
1.3.1 Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan
dan kenyamanan
1.3.2 Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran menurun
memudahkan terjadinya resiko injury
1.3.3 Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti gangguan
penciuman dan penglihatan
1.3.4 Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
1.3.5 Tingkat kesadarn
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
1.3.6 Gangguan tingkat pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya
1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan nyaman
1.4.1 Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami pasien lansia
1.4.2 Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
1.4.3 Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap

II. Rencana Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat keperawatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman. Lingkungan
klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau
berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang
ada dalam lingkungan ini akan mengurangi insiden terjadinya penyakit dan
cedera yang akan mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
b. Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/ bedah
menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada
reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa aman dan
nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka klien akan beresiko
terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman seperti nyeri.
2.1.2 Pemeriksaan fisik: data fokus
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c) Tanda- tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
c. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
a. USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
b. Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat mengganggu
rasa nyaman klien
2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)
2.2.1 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom,
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memampukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

2.2.2 Batasan karakteristik


a. Perilaku
1) Penurunan produktivitas
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
3) Gerakan yang tidak relevan
4) Gelisah
5) Memandang sekilas
6) Insomnia
b. Afektif
1) Gelisah
2) Kesedihan yang mendalam
3) Distres
4) Ketakutan
5) Perasaan tidak adekuat
c. Fisiologis
1) Wajah tegang
2) Insomnia
3) Peningkatan keringat
4) Peningkatan ketegangan
5) Terguncang
2.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Terpajan toksin
b. Hubungan keluarga/hereditas
c. Transmisi dan penularan interpersonal
d. Krisis situasi dan maturasi
e. Stres
f. Penyalahgunaan zat
g. Ancaman kematian
Diagnosa 2: Nyeri akut (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530)
2.2.4 Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
intensitas ringan sampai berat
2.2.5 Batasan karakteristik
a. Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat
b. Objektif
1) Posisi untuk menghindari nyeri
2) Perubahan tonus otot
3) Perubahan selera makan
2.2.6 Faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis)
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42)
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
Setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 1x24 jam:
a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan sampai sedang
dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, konsentrasi dan
koping

b. Pasien menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas, yang dibuktikan oleh


indicator sebagai berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering dan selalu)
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
a. Intervensi : Lakukan bimbingan antisipasi
Rasional : Agar pasien mampu menghadapi kemungkinan krisis
perkembangan dan situasional
b. Intervensi : Ajarkan teknik menenangkan diri
Rasional : Untuk meredakan kecemasan pada pasien yang mengalami distres
akut
c. Intervensi : Ajarkan cara peningkatan koping
Rasional : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor,
perubahan atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan
dan peran hidup
Diagnosa 2: Nyeri akut (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 530)
2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
Setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien mampu:
a. Memperlihatkan pengendalian nyeri, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5: tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering atau selalu)
b. Mengenali awitan nyeri
c. Melaporkan nyeri dapat dikendalikan
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
a. Intervensi : Ajarkan manajemen nyeri
Rasional : Untuk menghilangkan nyeri atau menurunkan nyeri ketingkat yang
lebih nyaman yang dapat ditoleransi oleh pasien
b. Intervensi : Ajarkan manajemen alam perasaan
Rasional : Untuk memberikan keamanan, stabilisasi, pemulihan dan
pemeliharaan pada pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan
baik depresi maupun peningkatan alam perasaan
III. Daftar Pustaka
Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman Praktik
Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan. Tersedia dalam <www.academia.edu>
(Diakses 3 Nopember 2016).
Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman. Tersedia
dalam <www.slideshare.net> (Diakses 2Nopember 2016).
Potter & Ferry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4. Jakarta: EGC
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta:
EGC

Preseptor Akademik,

(...)

Martapura, Nopember 2016


Preseptor Klinik

(.)

Anda mungkin juga menyukai