Oleh:
Kelompok 2
TAHUN 2017
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunian-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi. Dalam makalah ini, kami akan sedikit
menjelaskan tentang Anti Hipertensi: Beta Blocker.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan disusun dalam berbagai
keterbatasan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun,
sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya. Kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Kami berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi
kami dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya, Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar.... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 1
BAB II : PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran.. 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Hypertensi esensial adalah tipe yang
paling sering, menyerang sekitar 90% penderita tekanan darah tinggi. Penyebab yang paling
pasti dari hipertensi esensial tidak diketahui; tetapi, ada beberapa faktor penunjang yaitu (1).
Riwayat keluarga hipertensi (2). Hiperlipidemia (3). Kencing manis (4). Terlalu banyak
merokok dan minum alkohol. 10% hipertensi berkaitan dengan gangguan ginjal dan endokrin,
dan diklasifikasikan sebagai hipertensi sekunder.
Untuk mengobati hipertensi, dapat dilakukan dengan menurunkan kecepatan denyut
jantung, volume sekuncup, atau TPR. Intervensi farmakologis dan nonfarmakologis dapat
membantu individu mengurangi tekanan darahnya. Salah satu intervensi farmakologis adalah
Beta Blocker atau beta-adrenergic blocking agents yaitu penyekat selektif yang bekerja pada
reseptor beta di jantung untuk menurunkan kecepatan denyut dan curah jantung.
beta-adrenergic blocking agents
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beta blockers juga mampu mencegah lebih jauh serangan jantung dan kematian setelah
serangan jantung. Obat ini juga diindikasikan untuk pengobatan-pengobatan lain termasuk
perawatan hyperthyroidism, akathisia (kegelisahan atau ketidakmampuan untuk duduk
dengan tenang), dan ketakutan. Beberapa beta blockers mengurangi produksi dari aqueous
humor dalam mata dan oleh karenanya digunakan untuk mengurangi tekanan dalam mata
yang disebabkan oleh glaukoma.
b. Kontraindikasi
Penyakit Paru Obstruktif
Diabetes Militus (hipoglikemia)
3
Penyakit Vaskuler
Disfungsi Jantung
b. Sediaan
1. Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg
2. Alprenolol: tab 50 mg
3. Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
4. Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
5. Bisoprolol: tab 5 mg
6. Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg
7. Pindolol: tab 5 dan 10 mg
8. Nadolol: tab 40 dan 80 mg
9. Atenolol: tab 50 dan 100 mg
4
2.6 Contoh Obat Beta Blocker
1. Asebutol
- Nama Paten: sacral, corbutol, sectrazide.
- Sediaan obat: tablet, kapsul.
- Mekanisme kerja: menghambat efek isoproterenol, menurunkan aktivitas renin,
menurunka outflow simpatetik perifer.
- Indikasi: hipertensi, angina pectoris, aritmia, feokromositoma, kardiomiopati
obtruktif hipertropi, tirotoksitosis.
- Kontraindikasi: gagal jantung, syok kardiogenik, asma, diabetes mellitus,
bradikardia, depresi.
- Efek samping : mual, kaki tangan dingin, insomnia, mimpi buruk, lesu
- Interaksi obat: memperpanjang keadaan hipoglikemia bila diberi bersama insulin.
Diuretic tiazid meningkatkan kadar trigleserid dan asam urat bila diberi bersaa
alkaloid ergot. Depresi nodus AV dan SA meningkat bila diberikan bersama dengan
penghambat kalsium
- Dosis : 2 x 200 mg/hr (maksimal 800 mg/hr).
2. Atenolol
- Nama paten : Betablok, Farnomin, Tenoret, Tenoretic, Tenormin, internolol.
- Sediaan obat : Tablet
- Mekanisme kerja : pengurahan curah jantung disertai vasodilatasi perifer, efek pada
reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor di ginjal.
- Indikasi : hipertensi ringan sedang, aritmia
- Kontraindikasi : gangguan konduksi AV, gagal jantung tersembunyi, bradikardia,
syok kardiogenik, anuria, asma, diabetes.
- Efek samping : nyeri otot, tangan kaki rasa dingin, lesu, gangguan tidur, kulit
kemerahan, impotensi.
- Interaksi obat : efek hipoglikemia diperpanjang bila diberikan bersama insulin.
Diuretik tiazid meningkatkan kadar trigliserid dan asam urat. Iskemia perifer berat
bila diberi bersama alkaloid ergot.
- Dosis : 2 x 40 80 mg/hr
5
3. Metoprolol
- Nama paten : Cardiocel, Lopresor, Seloken, Selozok
- Sediaan obat : Tablet
- Mekanisme kerja : pengurangan curah jantung yang diikuti vasodilatasi perifer, efek
pada reseptor adrenergic di SSP, penghambatan sekresi renin akibat aktivasi
adrenoseptor beta 1 di ginjal.
- Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya
pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari.
4. Propranolol
- Nama paten : Blokard, Inderal, Prestoral
- Sediaan obat : Tablet
- Mekanisme kerja : tidak begitu jelas, diduga karena menurunkan curah jantung,
menghambat pelepasan renin di ginjal, menghambat tonus simpatetik di pusat
vasomotor otak.
- Farmakokinetik : diabsorbsi dengan baik oleh saluran cerna. Waktu paruhnya
pendek, dan dapat diberikan beberapa kali sehari. Sangat mudah berikatan dengan
protein dan akan bersaing dengan obat obat lain yang juga sangat mudah berikatan
dengan protein.
- Farmakodinamik : penghambat adrenergic beta menghambat perangsangan
simpatik, sehingga menurunkan denyut jantung dan tekanan darah. Penghambat
beta dapat menembus barrier plasenta dan dapat masuk ke ASI.
- Indikasi : hipertensi, angina pectoris, aritmia jantung, migren, stenosis subaortik
hepertrofi, miokard infark, feokromositoma
6
- Kontraindikasi : syok kardiogenik, asma bronkial, brikadikardia dan blok jantung
tingkat II dan III, gagal jantung kongestif. Hati hati pemberian pada penderita
biabetes mellitus, wanita haminl dan menyusui.
- Efek samping : bradikardia, insomnia, mual, muntah, bronkospasme,
agranulositosis, depresi.
- Interaksi obat: hati hati bila diberikan bersama dengan reserpine karena
menambah berat hipotensi dan kalsium antagonis karena menimbulkan penekanan
kontraktilitas miokard. Henti jantung dapat terjadi bila diberikan bersama
haloperidol. Fenitoin, fenobarbital, rifampin meningkatkan kebersihan obat ini.
Simetidin menurunkan metabolism propranolol. Etanolol menurukan absorbsinya.
- Dosis : dosis awal 2 x 40 mg/hr, diteruskan dosis pemeliharaan.
7
- Halusinasi-halusinasi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Beta blocker adalah golongan obat yang menghambat aksi dari reseptor beta-
adrenergik, agar tidak berikatan serta memodulasi fungsi jantung, fungsi pernafasan,
dan pelebaran pembuluh darah. Beta blocker termasuk dalam obat antihipertensi yang
bekerja pada sistem kardiovaskuler.
Beta-blocker berdasar jenis reseptor beta yang dihambat dan efeknya:
- - blocker non-selektif
- -blocker selektif
- Beberapa -blocker dengan agonis parsial (Intrinsic Symphatomimetic Activity / ISA) .
- Menghambat reseptor dan -1. Menghambat reseptor menambah efek terhadap
dilatasi pembuluh darah. Contoh: Labetalol, Carvedilol.
Beta blockers diindikasikan untuk merawat:
- Irama jantung yang abnormal,
- tekanan darah tinggi,
- gagal jantung,
- angina (nyeri dada),
- tremor,
- pheochromocytoma, dan
- pencegahan migrain-migrain
9
- Beta blockers mungkin menyebabkan glukosa darah yang rendah atau tinggi dan
menyembunyikan gejala-gejala dari glukosa darah rendah (hypoglycemia) pada pasien-
pasien diabetik
3.2 Saran
Penggunaan obat Beta Blocker sebaiknya dengan dosis dan keperluan yang tepat sebab
jika tidak maka akan menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan seperti yang
telah dibahas diatas
10
DAFTAR PUSTAKA
11