Anda di halaman 1dari 7

Keterampilan Kinerja dalam Kegiatan Pengukuran Suhu

KETERAMPILAN KINERJA DALAM KEGIATAN PENGUKURAN SUHU BERBAGAI CAIRAN PADA SISWA
KELAS VII-A SMP LABORATORIUM UNESA

Ari Atriya Tanti


Program Studi Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya
e-mail: ari.atriya@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan kinerja dalam kegiatan pengukuran suhu
berbagai cairan. Subjek dalam kegiatan studi pendahuluan ini adalah siswa kelas VII-A SMP
Laboratorium Unesa Surabaya tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah 20 siswa. Instrumen penelitian
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data berupa lembar pengamatan kinerja. Lembar
pengamatan tersebut dibantu dengan pedoman penilaian atau rubrik penilaian yang bertujuan untuk
mempermudah dalam pemberian skor. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui kinerja siswa selama
melakukan kegiatan pengukuran suhu berbagai cairan. Penilaian keterampilan kinerja dilakukan pada
saat proses praktikum secara berkelompok oleh pengamat dari mahasiswa. Diperoleh skor rata-rata
nilai keterampilan siswa dari 5 kelompok siswa yang dinilai masih memiliki skor rendah. Kelompok 1, 2
dan 3 memperoleh skor rata-rata 51, 48 dan 48 dengan kriteria masing-masing kelompok adalah kurang
sedangkan kelompok 4 dan 5 dengan skor 55 dan 63 serta kriteria masing-masing kelompok adalah
cukup. Hasil penilaian tersebut, menunjukkan bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam kegiatan
praktikum yang dilakukan dalam kelompok masing-masing. Secara keseluruhan pengetahuan yang sudah
diperoleh siswa belum dapat diaplikasikan dalam kegiatan praktikum. Kemampuan kinerja siswa belum
memenuhi KKM <75, hal ini dikarenakan siswa hanya memperoleh teorinya saja tanpa praktik secara
langsung.
Kata Kunci: kinerja, praktikum, penilaian.

Abstract
This study aims to describe the performance of students on the sub theme of temperature measurement of
various liquids. A preliminary study of the subject is VII A grade students of SMP Laboratory Unesa
Surabaya school year 2013/2014 with a total of 20 students. Performance assessment made at the time the
process of practical work is underway by the observers from the student. The assessment was conducted at
a time when students do practical work in kegiaatan group. The results of this preliminary study on activity
of student performance profile especially in the sub theme of temperature measurement of liquid
substances. This category contains performance assessment rating drawn from the material temperature
measurement. This performance assessment also assisted with the assessment guidelines or performance
assessment rubrics which aims to facilitate the granting of the score. Profile the performance of students on
the sub theme of the temperature measurement is obtained that the ability of the student performance < 75
criteria less and pretty. because of the many aspects that have not been reached then it can be said to be
skilled in practical work, students have not been temperature measurement. So it needed a solution to
improve the performance of students through applying the scientific approach in learning the importance of
science for emphasis on awarding of direct experience in terms of the performance of pupils to develop
their competence in order to explore and understand the natural surroundings scientifically
Keywords: performance, practical, assesment

Pembelajaran sains dewasa ini masih kurang


PENDAHULUAN
memberi wawasan berpikir dan kurang mengembangkan
Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar kemampuan kerja ilmiah. Padahal pembelajaran sains
bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja semestinya dapat mengembangkan kemampuan
dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek memecahkan masalah-masalah lingkungan dan wawasan
yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, berpikir untuk kehidupan masa depan yang baik
mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan (Rustaman, 2006).
pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk
dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta didik membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori
untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses melalui eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.
kognitifnya. (Kemendikbud: 2013) Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

1
dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih Dalam prosesnya, peserta didik memang lebih
lanjut dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari, tertarik dan termotivasi dibandingkan dengan proses
yang didasarkan pada metode ilmiah. Pembelajaran IPA belajar mengajar yang hanya dilaksanakan di kelas,
dengan kegiatan praktikum siswa dapat melakukan
menekankan pada pengalaman langsung untuk
observasi, membuat predikisi, membuat hipotesis,
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menganalisis data, dan membuat kesimpulan tentang
memahami alam sekitar melalui proses, hal ini akan konsep yang dipelajari melalui berbagai fakta langsung
membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman sehingga konsep tersebut menjadi lebih nyata dan
yang lebih mendalam. (Januar: 2012) bermakna bagi siswa, (Agustinus dalam Ardli 2012).
Seperti diketahui selama ini kegiatan praktikum Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata peneliti, SMP Laboratorium Unesa memiliki jam
kepada peserta didik dengan mengembangkan praktikum sendiri, yaitu satu minggu sekali dan itu di luar
keterampilan dasar bekerja di laboratorium seperti jam mata pelajaran. Seiring dengan lebih adanya
scientist, serta memberikan peserta didik kesempatan kegiatan praktikum, maka kegiatan penilaian pun
untuk berpartisipasi aktif sehingga memperoleh harus dilakukan, yaitu dengan penilaian kinerja.
informasi dan kecakapan sains dengan cara observasi. Penilaian kinerja adalah proses mengumpulkan data
(Ratna: 2010) dengan cara pengamatan yang sistematik untuk
Sedikitnya ada empat alasan yang dikemukakan para membuat keputusan tentang individu. Penilaian kinerja
pakar pendidikan IPA mengenai pentingnya kegiatan terutama sangat sesuai dalam menilai keterampilan.
praktikum (Woolnough & Allsop, 1985:5-8 dalam Keterampilan peserta didik yang dapat dinilai meliputi
Nuryani). Pertama, praktikum membangkitkan motivasi keterampilan proses intelektual (seperti keterampilan
belajar IPA. Kedua, praktikum mengembangkan observasi, berhipotesis, menerapkan konsep,
keterampilan-keterampilan dasar melaksanakan merencanakan serta melakukan penelitian, dan lain-lain).
eksperimen. Ketiga, praktikum menjadi wahana belajar Penilaian kinerja sangat tepat apabila digunakan
pendekatan ilmiah. Keempat, praktikum menunjang dalam kegiatan praktikum. Penilaian kinerja tidak
pemahaman materi pelajaran. menggunakan kunci jawaban dalam menentukan skor,
Menurut Hodson (1996: 115; 1992: 65 dalam Hilmi: melainkan menggunakan pedoman penskoran berupa
2009), di dalam belajar sains, terdapat tiga aspek yang rubrik. Untuk menjamin reliabilitas, keadilan dan
harus tercakup dalam pendidikan sains, yaitu: kebenaran penilaian maka perlu dikembangkan
1. Belajar sains (learning science), menyangkut kriteria atau rubrik untuk pedoman menilai hasil kerja.
pemerolehan konsep-konsep ilmiah sehingga Penilaian kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini,
menjadi akrab dengan teori ilmiah. merupakan proses penilaian yang menilai siswa dalam
2. Belajar tentang sains (learning about science), kegiatan praktikum. (Ardli:2012)
pemahaman tentang hakekat sains dan praktik ilmiah Oleh karena itu, dalam kegiatan penilaian kinerja ini
dengan apresiasi terhadap hubungan yang kompleks siswa harus berupaya untuk menunjukkan
antara sains, teknologi, dan masyarakat. keterampilan yang siswa kuasai dalam kompetensi
3. Mengerjakan sains (doing science), meliputi yang menjadi standar penilaian. Penilaian kinerja juga
pemerolehan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi guru diantaranya untuk menilai hasil
diperlukan agar terpatri inkuiri ilmiah serta mampu belajar siswa, membangun atau membentuk kriteria-
menggunakan keahlian tersebut untuk melakukan kriteria untuk memastikan evaluasi yang dibuat tidak
inkuiri yang sebenarnya, baik melalui arahan secara menimbulkan kesalahan dan menentukan berbagai
langsung dibawah bimbingan guru. keterampilan yang dapat membentuk karakteristik siswa.
Berdasarkan hal yang dikemukakan Hodson jelas Adapun keterampilan pengukuran suhu yaitu:
bahwa belajar sains bukan hanya belajar konsep tetapi mengetahui nama, fungsi, dan cara memegang alat
mencakup hakekat sains, praktik ilmiah, inkuiri ilmiah pengukur suhu dengan baik dan benar, pengukuran suhu
dan hubungan sains, teknologi, dan masyarakat. Praktik awal tidak perlu diatur terlebih dahulu. Cara menentukan
dan inkuiri ilmiah mencakup didalamnya keterampilan skala hasil pengukuran adalah ujung bawah termometer
proses sains yang akan menjadi modal dasar untuk berada ditengah-tengah cairan dan tidak menyentuh dasar
mampu melakukan penelitian sebenarnya di laboratorium atau dinding bejana. Pembacaan skala termometer
dan di lapangan kelak di kemudian hari. Oleh karena itu dilakukan ketika termometer masih berada di dalam
selama proses pembelajaran, keterampilan proses sains cairan atau bejana dengan posisi mata berada pada garis
perlu dilatihkan bahkan juga keterampilan dasar tegak lurus terhadap posisi skala termometer. Sedangkan
laboratorium lainnya. posisi tangan terhadap termometer tidak boleh
bersentuhan langsung dengan termometer (menggunakan
Keterampilan Kinerja dalam Kegiatan Pengukuran Suhu

tali/statif). Dalam proses pengukuran suhu termometer Skor


Kategori Penilaian
tidak digunakan untuk mengaduk cairan yang akan 1 2 3
diukur suhunya. (USAID: 2013) (dilakukan ketika termometer masih
Berdasarkan uraian di atas, pentingnya dilakukan berada di dalam cairan)
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan Pembacaan skala termometer (posisi
dalam melakukan praktikum pengukuran suhu berbagai mata berada pada garis tegak lurus
cairan. Selain itu juga menekankan pada pemberian terhadap posisi skala termometer)
pengalaman langsung dalam hal keterampilan kinerja
siswa untuk mengembangkan kompetensi agar Posisi tangan terhadap termometer
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. (tangan tidak boleh bersentuhan
Sehingga peneliti melakukan pra penelitian tentang langsung dengan termometer)
keterampilan kinerja siswa pada praktikum pengukuran Termometer tidak digunakan untuk
suhu berbagai cairan. Permasalahan yang ingin dijawab mengaduk cairan
dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah Menyelesaikan praktikum tepat waktu
keterampilan kinerja dalam kegiatan pengukuran suhu
berbagai cairan pada siswa kelas VII-A SMP Tidak melakukan kegiatan lain diluar
Laboratorium Unesa? praktikum
Menggunakan waktu praktikum secara
METODE efisien
Kegiatan penelitian ini merupakan studi pendahuluan Membereskan kembali alat dan bahan
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data awal, praktikum
mengadakan penjajagan, dan memenuhi persyaratan Mengembalikan kembali peralatan
penelitian. Jenis penelitian ini merupakan penelitian praktikum
deskriptif yaitu jenis penelitian yang mendeskripsikan
subjek penelitian yang dihubungkan dengan kenyataan di Penilaian keterampilan kinerja ini juga dibantu dengan
lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMP pedoman penilaian atau rubrik penilaian kinerja yang
Laboratorium Unesa Surabaya. Waktu studi pendahuluan bertujuan untuk mempermudah dalam pemberian skor.
dilaksanakan pada tanggal 9 mei 2014 dan dilakukan Lembar pengamatan yang disusun berisi item-item
dalam satu kali pertemuan (1 x 40 menit). Adapun tentang kejadian yang akan terjadi. Pengamat terdiri dari
subjek dalam kegiatan studi pendahuluan ini adalah siswa dua orang masing-masing adalah mahasiswa. Untuk
kelas VII A SMP Laboratorium Unesa Surabaya tahun pengamat I bertugas untuk mengamati kelompok 1, 2 dan
ajaran 2013/2014 dengan jumlah 20 siswa. 3 sedangkan pengamat II bertugas untuk mengamati
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti kelompok 4 dan 5. Pengamat (observer) hanya
dalam mengumpulkan data berupa lembar pengamatan memberikan tanda () pada kolom yang tersedia pada
kinerja. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui lembar pengamatan sesuai dengana skala penilaian.
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar. Skor yang digunakan adalah skala 3 yang artinya
Penilaian aktivitas siswa berupa penilaian kinerja pada nilai terbanyak adalah 3, pemberian skor dibantu dengan
saat melakukan praktikum pengukuran suhu yang ada pedoman penilaian atau rubrik penilaian yang sudah
pada Tabel 1. disusun sehingga dapat mempermudah dalam pemberian
Tabel 1. Instrumen Penelitian skor.
Skor Penskoran kinerja siswa setiap kemampuan yang diamati
Kategori Penilaian
1 2 3 dinilai dengan skala skor 1 3. Lembar pengamatan siswa
Mengetahui nama alat dianalisis dan dikonversikan dengan bentuk nilai sebagai
Mengetahui fungsi termometer berikut:
Cara memegang termometer
Pengaturan suhu (suhu awal tidak
perlu diatur terlebih dahulu)
Mengukur suhu suatu zat (ujung
bawah termometer berada ditengah-
tengah cairan tidak menyentuh dasar
atau dinding bejana)
Pembacaan skala termometer

3
Selanjutnya skor siswa dikonversi dengan kriteria sebagai Kelompok
Kategori Penilaian
berikut: 1 2 3 4 5
Tabel 3. Kriteria Intepretasi Skor Kinerja Siswa Pengaturan suhu (suhu awal
Skor rata-rata % Kriteria tidak perlu diatur terlebih 1 1 1 1 1
25% 30% Sangat kurang dahulu)
40% 54% Kurang Mengukur suhu suatu zat
55% 69% Cukup (ujung bawah termometer
70% 84% Baik berada ditengah-tengah 1 1 1 1 1
85% 100% Sangat Baik cairan tidak menyentuh
dasar atau dinding bejana)
(Adaptasi dari Purwanto, 2008 dalam Mardiyanti 2013)
Pembacaan skala
HASIL DAN PEMBAHASAN termometer (dilakukan
Hasil dari kegiatan studi pendahuluan ini berupa 1 1 1 1 1
ketika termometer masih
deskripsi keterampilan siswa dalam melakukan berada di dalam cairan)
praktikum pengukuran suhu berbagai cairan. Pembacaan skala
Keterampilan peserta didik yang dapat dinilai termometer (posisi mata
meliputi keterampilan proses intelektual (seperti berada pada garis tegak 1 1 1 1 1
keterampilan observasi, berhipotesis, menerapkan lurus terhadap posisi skala
konsep, merencanakan serta melakukan penelitian, dan termometer)
lain-lain). Penilaian kinerja sangat tepat apabila Posisi tangan terhadap
digunakan dalam kegiatan praktikum. Kegiatan termometer (tangan tidak
praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan 2 2 2 2 2
boleh bersentuhan langsung
keterampilan proses. Bagi peserta didik SMP dengan termometer)
diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana Termometer tidak
penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu digunakan untuk mengaduk 1 1 1 3 3
pemahaman mereka terhadap materi kimia yang cairan
diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang Menyelesaikan praktikum
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka melalui tepat waktu
praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa Tidak melakukan kegiatan
ingin tahunya secara nyata. (Salirawati: 2011) 2 2 2 2 3
lain diluar praktikum
Penilaian keterampilan kinerja ini berisikan kategori Menggunakan waktu
penilaian yang diambil dari materi pengukuran suhu. praktikum secara efisien
Penilaian ini dilakukan secara berkelompok, masing- Membereskan kembali alat
masing kelompok terdiri dari 4 siswa. Aspek penilaian dan bahan praktikum
kinerja yang digunakan mengacu pada alur kegiatan 3 2 2 2 3
Mengembalikan kembali
praktikum mulai pelaksanaan hingga kegiatan akhir peralatan praktikum
praktikum.
Jumlah skor yang diperoleh 14 13 13 15 17
Kategori penilaian keterampilan kinerja siswa dapat
Skor Rata-rata 51 48 48 55 63
dilihat pada Tabel 1. di atas. Penilaian kinerja dilakukan
Keterangan:
secara berkelompok pada saat proses praktikum sedang
KKM IPA = 75
berlangsung oleh pengamat dari mahasiswa. Untuk
Dari data pada Tabel 4, di atas menerangkan bahwa
kelompok 1, 2 dan 3 yang melakukan penilaian adalah
siswa kurang mengerti dalam melakukan pengukuran
pengamat I, sedangkan kelompok 4 dan 5 adalah
suhu terutama saat pengaturan suhu awal, posisi
pengamat ke-dua. Berikut ini data Hasil penilaian
termometer dan pembacaan skala termometer.
keterampilan siswa kelas VII-A.
Penyalahgunaan termometer yang digunakan untuk
Tabel 4. Hasil Penilaian Keterampilan Kinerja Siswa
mengaduk cairan juga masih ditemukan. Memang terlihat
Kelompok
Kategori Penilaian sederhana, namun ternyata masih banyak dari siswa yang
1 2 3 4 5
kurang tepat dalam menggunakan termometer.
Mengetahui nama alat Penggunaan waktu praktikum yang efisien belum
Mengetahui fungsi
2 2 2 2 2 nampak, masing-masing kelompok tidak menyelesaikan
termometer praktikum tepat waktu. Sedangkan kegiatan akhir
Cara memegang termometer praktikum kategori membereskan dan mengembalikan
Keterampilan Kinerja dalam Kegiatan Pengukuran Suhu

kembali alat dan bahan praktikum ada beberapa Secara keseluruhan pengetahuan yang sudah
kelompok yang tidak bertanggungjawab. Penilaian diperoleh siswa belum dapat diaplikasikan dalam
keterampilan siswa tiap kategori dapat diringkas pada kegiatan praktikum. Kemampuan kinerja siswa belum
tabel berikut. memenuhi KKM <75, hal ini dikarenakan siswa hanya
Tabel 5. Kriteria Skor Kelompok memperoleh teorinya saja tanpa praktik secara langsung.
Kategori Skor rata- Selain itu didukung dengan hasil wawancara Guru IPA,
Kel Kriteria
Penilaian rata % hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
- pelaksanaan menerangkan bahwa guru dalam melaksanakan penilaian
praktikum atas kinerja siswa masih menggunakan pedoman
- kegiatan 1 51 % Kurang yang bersifat konvensional. Artinya penilaian hanya
akhir melihat produk akhir hasil kerja siswa tanpa
praktikum mempertimbangkan proses. Ketiadaan instrumen
- pelaksanaan penilaian kinerja dan ketidakberdayaan guru merancang
praktikum penilaian kinerja membuat proses penilaian praktikum
- kegiatan 2 48% Kurang kurang otentik. Hal ini berdampak kepada
akhir menurunnya motivasi siswa dikarenakan indikator
praktikum capaian kinerja dalam kegiatan praktikum tidak jelas
- pelaksanaan dan guru tidak memberikan penjelasan tentang kriteria
praktikum penilaiannya. Selain itu, guru menyajikan pembelajaran
- kegiatan 3 48% Kurang hanya dengan Transfer of Knowladge atau mentransfer
akhir ilmu saja tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar
praktikum apalagi yang mengembangkan keterampilan kinerja siswa
- pelaksanaan dalam melakukan suatu praktikum.
praktikum Menurut standar mengajar IPA dan standar untuk
- kegiatan 4 55% Cukup pengembangan profesional guru IPA, guru harus
akhir menyajikan belajar IPA melalui proses penelitian dan
praktikum inkuiri. (Kamalia: 2010) Sehingga diperlukan
- pelaksanaan keterampilan siswa dalam melakukan praktikum karena
praktikum dapat memberikan pengalaman belajar secara nyata
- kegiatan 5 63% Cukup kepada siswa, serta memberikan kesempatan untuk
akhir berpartisipasi aktif untuk memperoleh informasi dan
praktikum kecakapan sains dengan cara observasi.

Berdasarkan Tabel 5. di atas dapat diketahui bahwa PENUTUP


semua kelompok memiliki kategori penilaian yang sama Simpulan
mulai dari pelaksanaan praktikum hingga kegiatan akhir Keterampilan siswa kelas VII-A SMP Laboratorium
praktikum. Skor rata-rata nilai keterampilan siswa dari 5 Unesa dalam melakukan praktikum pengukuran suhu
kelompok siswa yang dinilai masih memiliki skor rendah. berbagai cairan diperoleh skor rata-rata nilai keterampilan
Kelompok 1, 2 dan 3 memperoleh skor rata-rata 51, 48
siswa dari 5 kelompok siswa yang dinilai masih memiliki
dan 48 dengan kriteria masing-masing kelompok adalah
kurang sedangkan kelompok 4 dan 5 dengan skor 55 dan skor rendah. Kelompok 1, 2 dan 3 memperoleh skor rata-
63 serta kriteria masing-masing kelompok adalah cukup. rata 51, 48 dan 48 dengan kriteria masing-masing
Kelompok 1, 2 dan 3 memiliki skor yang hampir sama kelompok adalah kurang sedangkan kelompok 4 dan 5
ketika melakukan pelaksanaan praktikum, hal ini dapat dengan skor 55 dan 63 serta kriteria masing-masing
dinyatakan dari skor yang diperoleh dari kelompok kelompok adalah cukup. Hasil penilaian tersebut,
tersebut. sedangkan kelompok 4 dan 5 sudah cukup baik menunjukkan bahwa siswa kurang berpartisipasi dalam
dalam melakukan kinerja baik pada saat pelaksanaan
kegiatan praktikum yang dilakukan dalam kelompok
praktikum maupun kegiatan akhir. Dari ke-lima
kelompok cenderung kurang memahami pengaturan suhu masing-masing. Secara keseluruhan pengetahuan yang
awal, posisi termometer dan pembacaan skala pada sudah diperoleh siswa belum dapat diaplikasikan dalam
termometer sehingga hanya memperoleh skor 1. Hasil kegiatan praktikum. Kemampuan kinerja siswa belum
penilaian tersebut, menunjukkan bahwa siswa kurang memenuhi KKM <75, hal ini dikarenakan siswa hanya
berpartisipasi dalam kegiatan praktikum yang dilakukan memperoleh teorinya saja tanpa praktik secara langsung.
dalam kelompok masing-masing. Sehingga diperlukan penilaian kinerja dan rubrik untuk
menilai keterampilan siswa dalam hal melakukan

5
praktikum karena dapat memberikan pengalaman belajar pembelajaran IPA terpadu tema pencemaran air untuk
secara nyata kepada siswa, serta memberikan kesempatan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII MTsN
untuk berpartisipasi aktif untuk memperoleh informasi Pateker Pamekasan. Skripsi tidak diterbitkan.
Surabaya: Pend.Sains FMIPA.
dan kecakapan sains dengan cara observasi.
Saran Nuryani, Rustaman. Tanpa tahun. Peranan Praktikum
Pada pelaksanaan studi pendahuluan ini, terjadi dalam Pembelajaran Biologi. Dalam
kendala pada saat observasi untuk mengamati kinerja http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKA
N_IPA/195012311979032-
siswa saat melaksanakan kegiatan praktikum. Sehingga
NURYANI_RUSTAMAN/PERANAN_PRAKTIKU
dibutuhkan pengamat yang cukup, agar pengamat bisa M_DALAM_PEMBELAJARAN_BIOLOGI.pdf.
mengamati aktivitas siswa secara teliti. diakses pada tanggal 1 Juni 2014.
Selain itu data yang diambil masih dalam bentuk
Ratna, Ana. 2010. Skenario Baru Bagi Implementasi
kelompok untuk mendapatkan data yang benar-benar Asesmen Kinerja Pda Pembelajaran Sains di
bagus maka sebaiknya penilaian keterampilan kinerja ini Indonesia. FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
di lakukan secara individu.
Rustaman, N.Y. 2006. Penilaian Otentik (Authentic
Asesment) dan Penerapannya dalam Pendidikan Sains.
Ucapan Terima Kasih Makalah
Terimakasih kepada Kepala Sekolah SMP Laboratorium
Salirawati, Das. 2011. Materi Pelatihan Kepala
Unesa Surabaya yang telah memberikan ijin untuk
Laboratorium Kimia Bagi Guru-Guru Kimia
mengadakan pra penelitian proposal skripsi. Terimakasih Kabupaten Kulon Progo. Makalah tidak diterbitkan.
juga kepada Ibu Ani selaku Guru IPA di SMP Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas
Laboratorium Unesa yang telah menyediakan waktu Negeri Yogyakarta.
dalam pengambilan data pra penelitian ini. Dan
Tim USAID. 2013. Pembelajaran IPA SMP di LPTK.
terimakasih pada semua pihak yang terlibat. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Ardli, Imam. 2012. Perangkat Penilaian Kinerja Untuk


Pembelajaran Teknik Pemeliharaan Ikan. Jurnal
INVOTEC. Volume VIII, No.2 hal: 147-166
Hilmi. Yusuf. 2009. Peranan Praktikum Dalam
Mengembangkan Keterampilan Proses dan Kerja
Laboratorium. Dalam
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._B
IOLOGI/195512191980021-
YUSUF_HILMI_ADISENDJAJA/PERANAN_PRA
KTIKUM_DALAM_MENGEMBANGKAN_KETE
RAMPILAN_KERJA_LABORATORIUM.pdf
diakses pada tanggal 1 Juni 2014.
Januar, Henry. 2012. Pembelajaran IPA Terpadu Melalui
Keterampilan Kerja Ilmiah Untuk Mengembangkan
Nilai Karakter. Dalam
http://prosiding.ikippgrismg.ac.id/index.php/semnas_i
no/SEM_INO2012/paper/viewFile/259/204. Diakses
pada tanggal 1 juni 2014.
Kamalia, Poppy. 2010. Keterampilan Proses dalam
Pembelajaran IPA. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Modul
Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMP/Mts
IPA.Jakarta: BPSDM Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud.
Mardiyanti, Rina. 2013. Implementasi Model
Pembelajaran Siklus Belajar (learning cycle) pada
Keterampilan Kinerja dalam Kegiatan Pengukuran Suhu

Anda mungkin juga menyukai