Anda di halaman 1dari 3

Hargai Hidupmu

Ini Adalah Kisah Yang Dialami Opleh Xiao Zheng, Remaja 17 Tahun Asal Tiongkok Yang Nekat Menjual
Ginjalnya Hanya Untuk Membeli Ipad.

Pengguna IPad Di Sekitarku Semakin Banyak. Hal Itu Melahirkan Keinginan Yang Kuat Dalam Diriku Untuk
Memiliki Benda Tersebut. Aku Mulai Sering Berpikir Apa Yang Bisa Kulakukan Supaya Aku Bisa Memiliki
Sebuah IPad Sedangkan Aku Tidak Punya Uang Dan Orang Tuaku Pun Miskin
Ketika Keinginan Itu Begitu Kuat Menguasaiku, Aku Melihat Sebuah Iklan Yang Menarik Di Internet. Iklan
Itu Menawarkan Sejumlah Uang Untuk Orang Yang Mau Mendonorkan Ginjalnya. Mengetahu Hal Tersebut,
Bak Menemukan Air Di Tengah Keringnya Padang Gurun. Ya, Aku Akan Menjual Satu Ginjalku !
Lalu Aku Mengikuti Instruksi Yang Diberikan Oleh Agensi. Tanpa Sepengetahuan Ibuku, Aku Pun Pergi Ke
Rumah Sakit Untuk Operasi Pengangkatan Satu Ginjal Yang Dilakukan Di Rumah Sakit Tersebut, Aku
Diperbolehkan Pulang Dan Mendapat Bayaran. Dengan Uang Itulah Aku Bisa Membeli IPad Yang Sangat Ku
Idamkan.
Namun Di Luar Pemikiranku, IPad Yang Kumiliki Ternyata Menimbulkan Pertanyaan Besar Bagi Ibuku. Ia
Bertanya Darimana Aku Memperoleh Barang Itu. Aku Tidak Memiliki Jawaban Lain Selain Harus Mengaku
Ke Ibuku Apa Yang Sebenarnya Terjadi. Pengakuan Itu Membuat Ibuku Sangat Terkejut. Ibu Mana Yang
Tidak Hancur Hatinya Jika Diperhadapkan Dengan Situasi Seperti Itu. Ibuku Tidak Berdiam Diri, Ia
Kemudian Membawaku Kembali Ke Kota Di Mana Aku Dioperasi Dan Melaporkan Kejadian Tersebut Ke
Pihak Kepolisian.
Namun, Saat Handphone Agen Yang Bertanggung Jawab Dalam Operasi Tersebut Dihubungi, Handphone
Mereka Sudah Tidak Aktif Lagi. Singkat Cerita, Keadaanku Tidak Seindah Yang Kurencanakan. Aku
Menderita Gagal Ginjal Karena Ginjalku Yang Satu Ternyata Tidak Bisa Berfungsi Dengan Baik.
Mungkin Kita Beripkir, Mengapa Ia Bisa Senekat Itu ? Mengapa Ia Rela Menukarkan Sesuatu Yang Berharga
Dalam Tubuhnya Dengan Sesuatu Yang Nilainya Jauh Lebih Rendah Dari Organ Tubuhnya Itu ? Itulah Salah
Satu Akibat Jika Seseorang Tak Memiliki Pemahaman Yang Yang Benar Akan Hakikat Penciptaan Dirinya.
Ketidakpahaman Itu Membuat Dia Dengan Mudah Bertindak Bodoh. Dia Lebih Mengikuti Tawaran Dunia
Dariapda Menghargai Tubuhnya. Ia Telah Menyia Nyiakan Apa Yang Sudah Tuhan Anugerahkan
Alkitab Dengan Jelas Mengatakan Bahwa Tubuh Kita Ini Adalah Bait Roh Kudus (1 Korintus 6 : 19-20).
Sehingga Kita Harus Menghargai Tubuh Kita Sedemikian Rupa, Untuk Kemudian Memelihara Dan
Memperlakukannya Dengan Baik Dan Benar.

Read More : Hargai Hidupmu | Renungan Hidup


Follow us: @rhrenunganhidup on Twitter | rhrenunganhidup on Facebook

Renungan Saat 10 menit terakhir

Setiap Orang Pernah Putus Asa. Putus Asa Itu Wajar, Selama Kita Masih Bisa Survive, Dan Jangan Sampai
Diri Kita Dikuasai Oleh Keputusasaan Yang Berkepanjangan Dan Membuat Kita Menyerah, Seperti Cerita
Dibawah Ini.
Ayah, Aku Tidak Mau Lagi Bermain Di Sekolah Sepak Bola Itu Sahut Andi Yang Terlihat Kesal Setibanya Di
Rumah, Setelah Berlatih Sepak Bola.
Mengapa Demikian ? Sahut Ayahnya
Aku Tidak Pernah Bermain Secara Full Time ! Aku Selalu Bermain Di 10 Menit Terakhir, Bahkan Tak Jarang
Pula Pelatih Itu Mengkritik Permainanku. Sepertinya Dia Membenciku
Sepertinya Tidak Jawab Ayahnya, Justru Pelatih Itu Menyukaimu Sahut Ayah.
Maksud Ayah ? Tanya Andi Yang Kebingungan
Seseorang Hanya Mampu Memberi Kritik Apabila Ia Memperhatikan Segala Hal Yang Dia Kritik. Sebagai
Contoh, Kamu Yang Mengkritik Pelatih Itu, Karena Kamu Memperhatikan Dia, Yang Selalu Menyuruhmu
Bermain Di 10 Menit Terakhir, Dan Selalu Mengkritik Permainanmu
Terus Kenapa Yah ? Jawab Andi
Itu Berarti, Ia Senantiasa Memperhatikanmu, Ia Tak Melepaskan Pandangannya Darimu, Bahkan Ia Tau Persis
Dimana Kelemahanmu. Ia Mengkritik, Agar Kamu Tahu Letak Kelemahan Dan Kesalahanmu Sehingga Kamu
Mampu Memperbaikinya Jawab Ayah Dengan Bijak
Terus Bagaimana Jika Ia Hanya Mengijinkanku Bermain 10 Menit Terakhir ? Tanya Andi.
Apa Kau Bermain Dengan Semangat ? Sepenuh Hati ? Tanya Ayah
Untuk Apa, Hanya 10 Menit, Itupun Belum Tentu Dapat Bola
Kalau Begitu Itu Cukup Adil Kok Jawab Ayah Pelatih Percaya Padamu, Untuk Dapat Membawa Perubahan Di
10 Menit Terakhir, Dan Kau Bermain Dengan Tidak Semangat Dan Setengah Hati ? Pelatih Itu
Mengandalkanmu, Dan Kamu Menyia-Nyiakan Kesempatan Yang Dia Beri ! Sahut Ayah
Kalau Begitu, Kenapa Dia Tak Memainkanku Dari Awal ? Tanya Andi
Ini Seperti Kehidupan, Yang Terkadang Diatas ,Terkadang Dibawah, Siapa Yang Tahu Kalo Kamu Adalah
Senjata Rahasia Pelatih ? Yang Mengirimkan Temanmu Untuk Menghabiskan Stamina Lawan, Dan
Mengerahkanmu Yang Segar Bugar Untuk Mencetak Gol
Oh Begitu Yah, Kini Aku Mengerti Ujar Andi.
Jangan Menyerah, Karena Ia Belum Menyerah Padamu, Seperti Tuhan Kita, Yang Senantiasa Memiliki
Rencana Bahkan Di 10 Menit Terakhir Setiap Saat Yang Kita Lakukan. Semangat Untuk Kita Semua. God
Bless Us !

Read More : Renungan saat 10 menit terakhir | Renungan Hidup


Follow us: @rhrenunganhidup on Twitter | rhrenunganhidup on Facebook

Anda mungkin juga menyukai