A. PENGERTIAN MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan
diterima secara universal.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer
bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan
secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Haiman, mendefinisikan manajemen yaitu untuk mencapai suatu tujuan ,elalui
kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu.
Georcy R.Terry, manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan
terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.
Stoner menjelaskan manajemen yaitu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha para angggota organisasi dengan
menggunakan sumber daya organisasi lainnya, agar mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
Harsey dan Bblanchard (1988:9): merupakan suatu proses bagaimana pencapaian
sasaran organisasi melalui kepemimpinan.
Sudjana (2000 : 77) : Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar
yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut
dilaksanakan oleh orang atau beberapa orang yang ada dalam organisasi dan diberi tugas
untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Jadi, manajemen adalah proses kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
1. Identifikasi Tujuan
a) Visi dan Misi
b) Sasaran jangka Panjang
c) Target jangka menengah
d) Prioritas Jangka pendek
2. Identifikasi kelompok Orang
a) Organisasi
b) Fungsi/tugas
c) Wewenang dan tanggung jawab
d) Jenjang
3. Identifikasi prose kegiatan
a) Penerapan fungsi manajemen
b) Pemanfaatana sumber daya
c) Terarah, terpadu
d) Berkesinambungan
e) Berkelanjutan
B. FUNGSI MANAJEMEN
Banyak pendapat mengenai fungsi manajemen, diantaranya sebagai berikut
1. Henry Fayol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, commanding,
coordinating, dan controlling.
2. George R. Terry, fungsi manajemen adalah planning, organizing, actuating, dan
controlling.
3. Luther Gulllich, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, dan controlling.
4. Ernest Dale, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,
innovating, representing, dan controlling.
5. Koonts & Odonnol, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, staffing, directing,
controlling.
6. Oey Liang Lee, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, directing,
coordinating,Controlling
7. James Staner, fungsi manajemen yaitu planning, organizing, leading, dan controlling.
Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi yang paling penting yaitu
planning, organizing, actuating, dan controlling.
1. Perencanaan ( Planning )
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi, dan penyusunan strategi, kebijaksanaan,
program, dan lain-lain.
2. Pengorganisasian ( Organizing )
penentuan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan, menyusun organisasi atau
kelompok kerja, penugasan wewenang dan tanggungjawab serta koordinasi.
3. Pengarahan ( Actuating )
Motivasi, komunikasi kepemimpinan untuk mengarahkan karyawan mengerjakan
sesuatu yang ditugaskan padanya.
4. Pengawasan ( Controlling )
Penetapan standar, pengukuran pelaksanaan, dan pengambilan tindakan korektif
C. PRINSIP MANAJEMEN
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah.
Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis,
prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
D. TINGKATAN MANAJEMEN
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi
3 tingkatan :
a. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah
dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional.
Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
b. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi
beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan
mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan
operasional.
c. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager
puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
PROSES MANAJEMEN
Proses manajemen keperawatan dapat juga dilihat dari pendekatan sistem, yaitu
sebagai sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi serta dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan
terdiri dari lima elemen utama yaitu input, process, output, control dan mekanisme umpan
balik (Feed back).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil, peralatan
dan fasilitas. Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer dari tingkat
pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. Output adalah kualitas dari asuhan pelayanan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari
bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur standar dan akreditasi.
Mekanisme umpan balik (Feed back) berupa laporan finansial, audit keperawatan, survey
kendali mutu dan penampilan kerja perawat.
Seperti juga pendekatan manajemen umumnya, peran dan fungsi manajemen keperawatan
terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan controlling.
1. Planning.
Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan
peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian membuat perkiraan
proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur
adanya perubahan berencana.
2. Organizing.
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur organisasi,
menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan keadaan klien dan ketenagaan,
mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai tujuan dari unit, bekerja dalam
struktur organisasi yang telah ditetapkan dan memahami serta menggunakan kekuasaan
dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing.
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya adalah
rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing.
Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik, pendelegasian, cara
berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..
5. Controlling.
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban keuangan, pengendalian
mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan
keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa di inisiasi oleh para manajer keperawatan
melalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan melibatkan perawat
pelaksana. Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan terdiri dari:
1) Manajemen operasional.
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang
terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:
a) Manajemen puncak.
b) Manajemen menengah.
c) Manajemen bawah.
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil dalam
kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-orang tersebut agar
pelaksanaannya berhasil, antara lain:
a) Kemampuan menerapkan pengetahuan.
b) Ketrampilan kepemimpinan.
c) Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin.
d) Kemampuan melaksakan fungsi manajemen.
2) Manajemen asuhan keperawatan.
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang
menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Proses keperawatan
merupakan proses pemecahan masaalah yang menekankan pada pengambilan
keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien.
Peran Manajer
Peran Manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi
faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya bagaimana
manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer dapat dinilai
dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan kepuasan staf. Kepuasan
kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik, psikis, dimana kebutuhan
psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya.
Hal ini dapat ditanamkan kepada manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan
memberikan kesempatan kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik
baiknya. Manajer mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tuga
professional sebagaimana dibahas sebelumnya (Nursalam, 2002). Menurut Rewland
& Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam kepuasan kerja yaitu: input,
hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja, lingkungan tempat kerja, istirahat dan
makanan yang cukup, diskriminasi, kepuasan kerja, penghargaan penampilan,
klarifikasi kebijaksanaan, prosedur, dan keuntungan, mendapatkan kesempatan,
pengambilan keputusan, dan gaya manajer.
Peran Kepala Ruangan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran
kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas
pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan
keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta
menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan
evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan kualitas
pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian asuhan
keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan
kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).
Tugas pokok:
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di ruang rawat
yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut:
1. Melakukan fungsi perencanaan, meliputi:
a) Melaksanakan jumlah dan kategori tenaga serta tenaga lain sesuai
kebutuhan
b) Merencanakan jumlah jenis perawatan yang diperlukan
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan asuhan keperawatan
yang diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi:
a) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawat dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku
(bulanan, mingguan, harian)
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau
tenaga lain yang bekerja diruang rawat
d) Member pengarahan dan motivasi kepada perawat untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar
e) Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat
f) Mengenal jenis dan barang peralatan serta mengusahakan pengadaan
sesuai kebutuhan pasien agar pelayanan optimal
g) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan
lain yang diperlukan diruang rawat.
h) Mengatur dan mengkoordinasi pemeliharaan keperawatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai
i) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventaris peralatan
j) Melaksakan program orientasi kepada pasien dan keluargannya
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada
dan cara penggunaannya
k) Mendamoingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa
pasien dan mencatat program pengobatan
l) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
untuk tingkat kegawatan, infeksi, dan non infeksi, untuk memudahkan
pemberian asuhan keperawatan
m) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang di rawat untuk
mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang sedang di alami pasien
n) Menjaga perasaan pasien agar merasa nyaman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung
o) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien atau keluarga dalam
batas wewenanggnya
p) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksannan pelayanan kesehatan
q) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatattan dan pelayanan
asuhan keperawatan dan kegiatan yang di lakukan secara tepat dan
benar mengadakan kerja sama yang baik dengan kepala ruang lain,
seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi di rumah sakit.
r) Menciptakan dan memelihara suasana kerja antara petugas kesehatan
lain, pasien dan keluarga pasien yang di rawat
s) Memberi motivasi tenaga non kepearawatan dalam memelihara
kebersihan ruangan dan lingkungan
t) Meneliti pengisian formulir, pengisian sensus harian pasien di
ruangan.
u) Memelihara dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien kemudian memeriksa
atau meneliti ulang saat pengkajiannya.
v) Memelihara buku register dan bekas catatan medic
w) Membuat laporan harian mengenai pelaksaan asuhan keperawatan
serta kegiatan lai di ruang rawat
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi:
a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah di
tentukan melaksanakan penilaian terhadap uapaya peningkatan
pengetahuan ketrampilan di bidang perawatan.
b) melaksanakan penilaian dan mencantumkan dalam daftar penilaian
kinerja. Bagi pelaksana keperawatan dan tenaga lain di ruang yang
berbeda di bawah tanggung jawabnya untuk berbagai kepentingan
(naik pangkat/golongan, melanjutkan studi)
c) mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efesien.
d) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
g. Perawat Pelaksana
Dalam asuhan keperawatan sebagai perawat yang profesional salah satu peran sebagai
perawat pelaksana. Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran
perawat sebagai perawat pelaksana perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver
yaitu perawat menggunakan metode pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi
masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung
atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006). Dalam melaksanakan peran sebagai perawat
pelaksana bertindak sebagai:
1) Comferter
Perawat mengupayakan kenyamanan dan rasa aman pasien (Praptianingsi,
2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai pemberi kenyamanan yaitu
memberikan pelayanan keperawatan secara utuh bukan sekedar fisik saja, maka
memberikan kenyamanan dan dukungan emosi sering kali memberikan kekuatan
kepada klien untuk mencapai kesembuhan. Dalam memberikan kenyamanan
kepada klien, perawat dapat mendemonstrasikan dengan klien.
2) Protector dan Advocat
Perawat berupaya melindungi pasien, mengupayakan terlaksananya hak
dan kewajiban pasien dalam pelayanan kesehatan.(Praptianingsi, 2006). Menurut
Potter & Perry (2005), sebagai pelindung perawat membantu mempertahankan
lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan dari suatu tindakan diagnostik atau pengobatan. Utnuk menjalankan
tugas sebagai advokat, perawat melindungi hak dan kewajiban klien sebagai
manusia secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hakhaknya bila
dibutuhkan. Perawat juga melindungi hak hak klien melalui caracara yang
umum dengan penolakan aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan
kesehatan klien atau menetang hak hak klien.
3) Communication
Perawat sebagai mediator antara pasien dan anggota tim kesehatan, hal ini
terkait dengan keberadaan perawatyang mendampingi pasien selama 24 jam untuk
memberikan asuhan keperawatan dalam rangka upaya pelayanan kesehatan di
rumah sakit (Praptianingsi, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), peran sebagai
komunikator merupakan pusat dari seluruh peran perawat pelaksana yang lain.
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien, keluarga, antara sesama
perawat san profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas.
Memberikan perawatan yang efektif, pembuatan keputusan dengan klien dan
keluarga, memberikan perlindungan pada klien dari ancaman terhadap
kesehatannya, mengokordinasi dan mengatur asuhan keperawatan dan lainlain
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas.
4) Rehabilitator
Perawat memberikan asuhan keparawatan adalah mengembalikan fungsi
organ atau bagian tubuh agar sembuh dan berfungsi normal. Rehabilitas
merupakan proses dimana individu kembali ketingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Rentang aktivitas rehabilitas dan restoratif mulai dari mangajar klien berjalan
dengan menggunakan alat pembantu berjalan sampai membantu klien mengatasi
perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan penyakit kronis (Potter & Perry,
2005).
HARI KE-2
KEPALA RUANGAN
MARISTHY V. STEFANUS
KEPALA RUANGAN
GILBERDT SOLISSA
ROSMITHA ATAMIMI
KEPALA RUANGAN
CLARA V. THENU
NO MANAJEMEN/ R. MELATI
KLP NAMA MAHASISWA
TANGGAL
17 18 19 20 21 22 23
YOHANA RATNA SARI PADA L P P M L L L
ROSMITA ATAMIMI L P P M L L L
MARISTI V. STEFANUS L S M L L M L
GILBERDT SOLISSA L S M L L M L
CLARA V. THENU L M L L M L L
DELVRISCA CORNELIS L M L L M L L