Daftar isi
[sembunyikan]
1Varietas
2Morfologi
3Pembudidayaan buah naga
4Konsumsi
5Manfaat buah naga
6Hama dan penyakit
7Referensi
8Bacaan lanjutan
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih.
Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah.
Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih.
Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri, bunga, dan buah. Akar buah naga
hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar
tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan
tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang
menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah avokad. Kulit
buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap
untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi
dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah
naga.
Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga sering
dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah
berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul
sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang
sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam,
karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga
menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.
Pembudidayaan buah naga[sunting | sunting sumber]
Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman akan
tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar
matahari dan bersuhu antara 38-40 C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah
pada umur 11-17 bulan. Buah naga sangat adaptif dibudidaya di berbagai daearah dengan
ketinggian di 01200 m dpl. Hal terpenting adalah mendapatkan sinar matahari yang cukup
merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah.
Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun
tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang
bagus, maka pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai
ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di
Indonesia. Sementara ini, daerah Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Ponorogo,
Wonogiri, Kalibawang, Kulon Progo, Batam dan Bandungmerupakan daerah yang telah
membudidayakan tanaman ini.