Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan olahraga nasional, sebagai mana yang di gariskan dalam UU no. 3 tahun
2005 tentang system keolahragaan nasional adalah meliputi olahraga pendidikan,olahraga
prestasi dan olahraga rekreasi yang dilakukan secara terencana berkelanjutan,terukur dan
komprehensif.
Hal ini sesuai dangan tujuan keolahragaan nasional yakni meningkatkan kesehatan dan
kebugaran, prestasi, kualitas manusia.menanamkan nilai moral dan akhlak yang mulia
,sportifitas,disiplin memperererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa.
Seiring dengan kemajuan teknologi,upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu
pendekatan ilmiah.kegiatan olahraga saat ini tidak hanya dipengaruhi oleh atlet atau
pelatihnya saja,tetapi juga dari ilmuan dari berbagai diiplin ilmu.
Latihan merupakan suatu factor yang sangat penting dalam meningkatkan kelentukan
otot,sedangkan kelentukan merupakan modal untuk mempermudah kita dalam mencapai
gerakan-gerakan yang menuntut kelentukan otot dan sendi.
Berpijak dari urain diatas,penulis berkesimpuulan bahwa pentingnya melakukan tes dan
pengukuran kelentukan otot sebagai suatu parameter kemampuan fisik dan parameter
kemampuan fisiologis.

B. Perumusan Masalah
Mengingat banyaknya masalah yang teridentifikasi dalam upaya peningkatan prestasi
olahraga,maka penelitian ini hanya membatasi masalah tentang kelentukan dengan prestasi.

C. Tujuan Penulis
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kelentukan
dengan prestasi olahraga.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelentukan

Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-


latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas (Jonath/Krempel, 1981). Flexibility
refers to the range of motion around a joint (Bompa, 2000: 31). Dapat dijelaskan bahwa
kelentukan merupakan kemampuan pergelangan/persendian untuk dapat melakukan gerakan
kesemua arah dengan amplitudo gerakan (range of motion) yang besar dan luas sesuai dengan
fungsi persendian yang digerakkan. Istilah lain dari kelentukan yang sering ditemukan adalah
keluwesan, kelenturan dan fleksibilitas.
Kelentukan adalah salah satu elemen kondisi fisik yang menentukan dalam mempelajari
keterampilan-keterampilan gerakan, mencegah cedera, mengembangkan kemampuan
kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan koordinasi. Kelentukan berbicara tentang
kemampuan fungsi persendian/pergelangan seperti sendi bahu, lutut, kaki, pinggul,
pergelangan tangan dan lain-lain. Kemampuan kelentukan ditandai oleh keluasan gerakan
yang dapat dilakukan pada persendian/pergelangan. Untuk mengetahui tingkat kelentukan
togok (tubuh) dapat diukur menggunakan sits and reach test. Sedangkan untuk mengukur
kelentukan sendi pinggul dapat menggunakan split test, dan lain sebagainya. Kelenturan
(flexibelitiy) adalah kemungkinan gerak maksimal yang dapat dilakukan oleh suatu sendi.
Seorang dikatakan lentur apabila ia mampu membungkuk dengan maksimal, mampu dudk
dengan kaki terbuka, mampu melentik dengan sempurna.
Kelenturan adalah keleluasaan bergerak persendian-persendian dan otot-otot kita karena
latihan yang dilakukan dengan baik. Kelentukan mempunyai fungsi yang sangat penting
terhadap otot-otot dan persendian kita. Karena dengan lentur menjadikan gerakan kita lebih
efektif dan yang terpenting otot kita tidak mudah cedera.

B. Macam-Macam Kelentukan

Pada dasarnya kelentukan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang. Jika dilihat dari
sudut kebutuhan suatu cabang olahraga maka kelentukan dapat dibedakan atas kelentukan
umum dan khusus. Apabila dilihat dari bentuk pelaksanaannya maka kelentukan dapat

2
dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta kelentukan statis dan
dinamis.

1. Kelentukan aktif

Kelentukan aktif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan sendiri


tanpa bantuan orang lain lebih baik dengan menggunakan alat bantu maupun tanpa alat bantu
seperti senam kalestenik atau gerakan-gerakan senam persendiam yang biasa dilakukan
secara berulang-ulang yang disebut repetisi gerakan.
2. Kelentukan pasif
Kelentukan pasif adalah kelentukan dimana gerakan-gerakannya dilakukan dengan
bantuan orang lain atau pasangan latihan seperti melakukan gerakan senam atau gerakan
peregangan (stretching). Pada kelentukan pasif tidak terjadi pengulangan/repetisi gerakan
secara terus menerus selama waktu yang ditentukan dan persendian mengalami peregangan
sesuai fungsinya.
3. Kelentukan dinamis
Kelentukan dinamis adalah kelentukan dengan mengerak-gerakkan persendian sesuai
fungsinya secara berulang kali. Jenis kelentukan ini relatif identik dengan kelentukan aktif,
karena terjadi pergerakan pada persendian tubuh yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
waktu yang ditentukan sesuai dengan tujuan latihan yang diinginkan.
4. Kelentukan statis
Kelentukan statis adalah latihan kelentukan dengan tidak melakukan pengulangan
gerakan dalam waktu dan hitungan tertentu, misalnya latihan peregangan (stretching) pada
waktu melakukan pemanasan. Jenis kelentukan ini lebih identik dengan kelentukan pasif,
karena persendian tidak mengalami pengulangan gerakan secara terus menerus.
Peregangan statis (static stretching) meliputi perengan sampai ke batas gerakan tanpa
menggunakan kekuatan dan mempertahankan posisi tersebut selama waktu yang ditentukan
(misalnya 10 detik). Sedangkan peregangan ballistik (ballistic stretching) merupakan
gerakan-gerakan aktif sampai batas gerakan tersebut. Sebagai contoh, membungkukkan
badan ke depan dalam posisi berdiri untuk mencapai raihan maksimum pada lutut, dan
dilakukan secara berulang-ulang. Bentuk peregangan yang kedua ini identik dengan latihan
kelentukan dinamis. Sementara metode PNF meliputi peregangan sampai ke batas gerakan,
lakukan kontraksi statis selama beberapa detik melawan beban yang diberikan pasangan
latihan.

3
C. Dampak Latihan Kelentukan

Harsono (1988:163) menerangkan Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa


kelentukan itu berdampak pada:
1. Berkurangnya kemungkinan terjadinya cedera-cedera pada otot atau sendi,
2. Membantu pengembangan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan,
3. Membantu perkembangan prestasi,
4. Penghematan pengeluaran tenaga (efisiensi) pada waktu melakukan gerakan-gerakan,
5. Perbaikan sikap tubuh.

Manfaat Melakukan Latihan Kelentukan :

1. Membantu meraih suatu prestasi dalam bidang olahraga.


2. Membantu mengembangkan kecepatan, koordinasi, dan kelincahan.
3. Mencegah kemungkinan terjadinya cedera pada otot dan sendi.
4. Menghemat pengeluaran tenaga saat melakukan gerakan.
5. Membantu memperbaiki sikap tubuh.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. Komposisi jaringan ikat
Semua jaringan ikat di dalam tubuh memiliki struktur elemen yang
sama. Fibrositmensintesis proteoglikan serta serabut-serabut ekstraselular yang
membentuk jaringan ikat.
2. Respon jaringan
Keleluasaan gerak sendi serta kelenturan otot dalam suatu gerakan, akan tetapi dapat
dipertahankan selama bagian tubuh bergerak secara normal. Dan jaringan ikat akan tetap
menjaga integritas serta kekuatannya, dan tetap mampu menahan secara tepat terhadap
tekanan yang diterima. (costill,1993:34)
3. Sifat mekanik dan Fisik Kolagen
Kolagen akan menunjukkan sifat-sifat mekanik maupun fisiknya apabila terjadi suatu
perubahan bentuk.sifat ini memberikan kesempatan kepada kolagen untuk menanggapi
beban yang diterima maupun perubahan bentuk secara tepat, serta akan memberikan

4
kemampuan kepada jaringan untuk bertahan terhadap regangan yang kuat. Sifat mekanik
tersebut adalah elastisitas, viskoelastisitas dan plastisitas.(Faraggiana, 1972:80).
Sedangkan yang bersifat fisik akan ditunjukkan dengan gaya relaksasi, rambatan, dan
hysteresis.(Noyes FR.1979:118).
4. Otot
Kapsul sendi, ligament, facia dan aponeorosis semuanya terdiri dari kalogen, yang
diperkirakan sebagai jenis hambatan terhadap keterbatasan keleluasaan gerak
sendi.Tendon sebagai bagian terpisah dari otot, diperhitungkan sebagai faktor
penghambat pasif.Hanya otot yang memiliki komponen aktif yang dapat membatasi
keleluasaan sendi untuk bergerak maupun kelentukan ototnya.Komponen0komponen ini
disebut sebagai elemen kontraktil yaitu myosin dan aktin.
5. Usia
Penuaan adalah merupakan suatu proses yang terjadi secara normal dan akan terus
berkelanjutan. Selama proses penuaan akan terjadi peningkatan isi secara keseluruhan
pada tendon, kapsul, dan otot sepanjang luas penampang serabut kalogen.

E. Metode Latihan

Untuk mengembangkan kemampuan kelentukan perlu diperhatikan prinsip-prinsip


latihan sebagai berikut :
1) Dimulai dengan latihan kelentukan umum yang melibatkan hampir semua
fungsi persendian tubuh secara menyeluruh.
2) Kelentukan-kelentukan khusus suatu cabang olahraga harus dilatih dan di capai
dengan amplitudo geralkan seoptimal mungkin karena diperlukan untuk pertandingan
dan peningkatan prestasi.
3) Lakukan ke semua arah secara optimal semua dengan fungsi dan kemampuan
persendian.
4) Latihan-latihan kelentukan harus diberikan sebelum dan sesudah latihan
kekuatan dan latihan kecepatan guna menghindari kekakuan otot dan membantu
pemulihan.
5) Program pengembangan kelentukan perlu juga di kombinasikan dengan latihan
kekuatan karena tanpa kekuatan amplitudo gerakan yang besar tidak dapat di capa

5
F. Program Latihan

Contoh, kelihatan perlu mengidentifikasi dua jenis test kelentukan:


1. Tes Kelentukan Relatif, dirancang menjadi relatif dengan panjangnya atau lebar dari suatu
tubuh yang spesifik memisahkan inci-inci menguji pengukuran anda tidak hanya gerakan,
namun juga panjang atau lebar dari bagian tubuh yang mempengaruhi.
2. Tes Kelentukan Absolut , di mana pengukuran anda hanya gerakan yang berhubungan
dengan sasaran/tujuan kinerja yang absolut. Sebagai contoh, pada pemisahan anda
menentukan jarak antara lantai (yang menjadi sasaran) dan duduk seseorang.
Lebih lanjut, skor kelentukan mungkin dilaporkan sebagai hasil pengukuran linier, di
mana skor-skor terjadi dalam ukuran inci-inci atau milimeter-milimeter seperti yang
ditentukan dari penggunaan ukuran pita, ukuran, atau flexomeasure,; dan pengukuran
berputar, di mana skor-skor terjadi di dalam tingkat perputaran seperti yang ditentukan oleh
pemakaian busur derajat, pengukur sudut, atau flexometer. Meski kelentukan
menghubungkan dengan beberapa kemampuan motor secara minimal, ia biasanya dianggap
sebagai satu faktor penting di dalam aktivitas tertentu, seperti diberikan contoh oleh
kelenturan penyelam dan membentang di udara; atau oleh perenang yang melaksanakan gaya
kupu-kupu dengan tendangan ekor ikan dolfin. Karena sulit untuk menentukan berapa banyak
perluasan pembelokan adalah baik atau jelek untuk perorangan, pelatih dan siswa harus
mengevaluasi tingkat yang diperlukan pada setiap sambungan spesifik di dalam bidang
merampas kinerja dan keselamatan di dalam aktivitas atau bagian dari tubuh yang terlibat.
Kelentukan biasanya juga disebutkan ketika seseorang sedang menggambarkan kebugaran
fisik. Kehilangan kelentukan sering kali dicatat sebagai salah satu tanda pertama
mengeluarkan bentuk.
Tentang 2 jenis tes kelentukan, yaitu sit and reach dan standing trunk flexion.
1. Sit and Reach
Prosedur pelaksanaan tes :
Peserta tidak memakai alas kaki
- Peserta duduk dengan kaki lurus menyentuh balok tes.
- Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
- Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan
menyentuh mistar skala/pengukur.

6
- Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.
- Dimulai dari angka -20 (karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-
beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu)
-Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.
Norma Sit and reach.
Kategori Pria Wanita
Bagus Sekali +21 +22
Bagus +17 +18
Sedang +11 +12
Cukup +5 +8
Kurang -2 +2
2. Standing Trunk Flexion
Prosedur pelaksanaan tes :
Peserta tidak memakai alas kaki
Peserta berdiri dengan kaki lurus diatas balok tes.
Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )
Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan
menyentuh mistar skala/pengukur.
Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.
Dimulai dari angka -20.
( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini
dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )
Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.

Penggunaan Tes Kelentukan


Beberapa cara di mana tes kelentukan digunakan dalam kelas-kelas pendidikan jasmani
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai suatu faktor di dalam tes kebugaran fisik.
2. Sebagai suatu alat untuk menentukan potensi di dalam aktivitas olahraga-olahraga tertentu.
3. Sebagai suatu alat untuk menentukan prestasi dan tingkat keahlian ketika kinerja
kelentukan adalah sasaran spesifik di dalam unit pengajaran.

7
4. Sebagai suatu alat untuk mendiagnosa tingkat suatu luka/cidera terdahulu atau penyebab
tubuh menjadi lemah. Alat yang digunakan untuk mengukur kelentukan : bangku dan mistar
sekitar 50 cm.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelentukan (flexibility) merupakan kemampuan tubuh untuk melakukan latihan-


latihan dengan amplitudo gerakan yang besar atau luas (Jonath/Krempel, 1981).

kelentukan dapat dikelompokkan menjadi kelentukan aktif dan kelentukan pasif serta
kelentukan statis dan dinamis.

Dampak melakukan latihan kelentukan memperbaiki sikap tubuh

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelentukan otot, usia, respon jaringan, sifat mekanik dan
fisik kolagen.

B. Saran

Apabila hendah melakukan suatu tes sebaiknya mengikuti aturan-aturan yang telah
ditentukan. Alat yang digunakan harus diketahui seberapa besar valid, reliabel, dan obyektif

9
Daftar Pustaka

Johnson, Bl dan Nelson, JK. 1979. Practical Measurement for Evaluation in Physical Education.
Minnesota : Burgess Publishing Company
Bompa, 1983. Theory and metodology Training. Tesis. Universitas Negeri Semarang.
Maksum, ali. 2007. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Universitas Negeri Semarang.
Herawati Herawati, dan Wahyuni. 2004. Latihan Peregangan untuk Meningkatkan Feksibilitas
Punggung. Skipsi. Universitas Muhammadiah Surakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai