TUGAS KHUSUS
Gambar 10.A.1. Alat Absorber Stripper pada Industri Pupuk Bontang, Kaltim
Penggunaan:
a. Absorber
Pada proses menyerap CO2 dengan bantuan larutan benfield. Ketika CO2
sudah diserap dilanjutkan menuju proses methanator. ( Dengan kondisi operasi
temperatur rendah dan tekanan tinggi)
b. Stripper
Proses stripping CO2 dengan steam lalu membuang CO2 menuju CO2
product dan urea plant. ( Dengan kondisi operasi temperatur tinggi dan tekanan
rendah).
Kedua proses absorber dan stripper berfungsi untuk pemurnian gas sintesis
H2 dan N2 dari CO2.
125
126
Keterangan:
Bagian a : Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair.
Bagian b : out put gas keluar
Bagian c : in put pelarut masuk
Bagian d : out put pelarut dan gas terserap keluar
Bagian e : tempat pencampuran pelarut dan umpan
Bagian f : Packed tower untuk memperluas permukaan sentuh sehingga mudah untuk
diabsorbsi
% = 100%
128
Ada 4 konsep teknik kimia yang diperlukan dalam merancang alat tansfer
massa, yaitu:
1) Neraca massa dan neraca panas, yang mengikuti hukum konservasi.
2) Massa dan energi.
3) Keseimbangan di batas antar fase.
4) Kecepatan transfer massa dan kecepatan transfer momentum yang
digunakan untuk menentukan penurunan tekanan di dalam menara.
Berikut ini adalah ilustrasi absorber dengan arah aliran countercurrent.
Gambar 10.A.6. Skema Neraca Massa Solute (B) dalam Menara Plat
(Sumber: Distantina, 2009)
130
Keterangan:
Gas C : Campuran gas solute B
B : solute yang akan dipisahkan
S : pelarut liquid
Asumsi:
a. Gas C dan pelarut S tidak saling larut.
b. Pelarut S adalah komponen non volatil.
c. Operasi isothermal, isobaris, dan adiabatik.
d. Di setiap stage keadaan seimbang telah tercapai.
Berdasarkan asumsi di atas, maka:
a. Kecepatan gas C bebas solut ( G ) adalah tetap,dan
b. Kecepatan pelarut S bebas solut ( L ) adalah tetap.
Kadar solute dinyatakan dengan rasio antara mol solute dengan mol
senyawa selain solute. Banyaknya senyawa dapat dinyatakan dalam satuan massa
atau satuan mol. Contoh:
= =
= =
Jika data yang tersedia adalah fraksi mol atau fraksi massa, maka data itu
harus dirubah menjadi rasio mol atau rasio massa.
=
(1 )
=
(1 )
Keterangan:
X = fraksi mol (atau massa) fase cair, mol solute/(mol cairan total)
Y = fraksi mol (atau massa) fase gas, mol solute/( mol gas total)
131
10.A.4. Calculation
Dari Treybal (2005), pressure drop desain untuk absorber berkisar antara
200 - 400 N/m2 per meter packed depth.
Dari Treybal (2005) figure 6.34 flooding and pressure drop in random-
packed tower, untuk pressure drop = 400 N/m2, maka diperoleh :
0,1
G' 2 x C f x L x J
G x ( L G ) x g C
Berdasarkan Treybal (2005) dipilih :
Jenis packing
Nominal size
Wall Thickness
CD
Cf
132
ap
n
p
ds
0.5
0,018 x g ( L g ) g c
G'
C f x L x J
0 ,1
=
G
S CG
G x DG
d. Perhitungan Diameter Absorber
Cross Section Area Tower :
G
A
G'
Diameter Kolom Absorber :
0,5
4 x A
D
e. Menentukan SCL dan L untuk Liquid
L
L'
A
L'
L
BM AV
L
SCL
L x DL
f. Menentukan Hold Up
0,1737 0,262 log L'
0,13
975,7 x L' 0,57 x L
H x
x (2,024 x L' 1) 0,073
0,84
L 0,43
0,02
0,0486 x L x 0,99
Ls 1,21 0,37
ds x L
Lt = Lo + Ls
g. Interfacial Area
n
808 x G' P
Aw mx 0,5
L'
G
Lo
A Aw x
LoW
h. Menentukan Operating Void Space Dalam Packing :
Lo = Lt (Treybal, 2005)
0,36
FG x S CG
2/3
d s x G'
1,195 x (Treybal, 2005)
G G x (1 Lo )
i. Menentukan Koefisien Fase Liquid :
0,45
k Lx ds d x L'
25,1 x s 0,5
x S CL (Treybal, 2005)
DL L
L
C
BM AV
FL = k L x C
j. Menentukan Koefisien Volumetrik
Gas :
FGa = FG x A
Liquid :
FLa = FL x A
k. Menentukan Tinggi Transfer Unit Overall
LtW
A 0,85 x Aw x
LoW
G
H tG
FGa
L
H tL
FLa
134
P
m
Pt
Data:
G
CD (Treybal, 2005)
G
2
P G'
CD x
Z G
s. Tebal Dinding Kolom
PxD
t Cc (Peter, 1991)
2 x S x E j 0,2 x P
dimana :
P = Tekanan design
D = Diameter vessel
S = Working stress allowable = (Peter, 1991)
E = Joint effisiensi = (Peter, 1991)
C = Korosi maksimum = (Peter, 1991)