OLEH:
IRA DESTIA
I4B016012
A. Data Umum
1. Nama KK : Tn. A
2. Umur : 35 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Alamat : RT 01/RW 01 Desa Kemutug Kidul, Kec. Baturraden,
Banyumas
5. Pekerjaan : Sopir
6. Pendidikan : SMP
7. Agama : Islam
8. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
9. Komposisi keluarga :
Kondisi
Hub. dgn.
No. Nama JK Umur Pendidikan Pekerjaan kesehatan
KK
saat ini
1 Ny. T P Istri 31 SMK IRT Sehat
tahun
2 An. R P Anak pertama 12 SD Tidak Sehat
tahun bekerja
3 An. T P Anak kedua 14 Belum Tidak Sehat
bulan sekolah bekerja
Genogram
Tn. A
Ny. T
Kondisi
Kondisi
sehat
sehat
Tn. R An. T
Kondisi Kondisi
sehat sehat
Keterangan:
= Meninggal = Tinggal dalam 1 rumah
= Laki-laki = Klien
= Garis keturunan
Terdapat jendela kaca di ruang tamu, ruang tengah dan ventilasi udara yang cukup.
Jendela sering dibuka, sehingga pencahayaan terang. Di dalam kamar juga terdapat
jendela kaca, pencahayaan terang karena sering dibuka. Pada dapur dan kamar mandi
terdapat ventilasi sehingga tidak lembab.
b) Penempatan Perabot Rumah Tangga
Penempatan perabot rumah tangga sesuai dengan tempat dan fungsi ruangan.
c) Jenis WC
Keluarga Tn. A sudah mempunyai kamar mandi disertai dengan WC sendiri dengan
sumber air dari mata air. Namun, belum memiliki jamban sehingga masih dibuang
ke kolam.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Karakteristik fisik lingkungan yaitu tipe komunitas adalah desa, dengan tipe tempat
tinggal hunian. Mayoritas masyarakat ramah dan keluarga Tn.A mengatakan sering
berkumpul dengan tetangga sekitar rumahnya untuk mengobrol dan sering mengikuti
kegiatan/perkumpulan rutin yang diadakan di tempatnya sebulan sekali. Jarak terdekat
dengan tetangganya sekitar 1 m. Pelayanan kesehatan yang terdekat dan mudah
dijangkau adalah bidan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Transportasi yang digunakan oleh keluarga Tn. A adalah motor, terkadang
menggunakan mobil pribadi atau angkutan umum.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Di lingkungan tempat tinggal Tn. A yaitu di RT 01 RW 01 terdapat perkumpulan atau
arisan RT rutin setiap bulannya. Ny. A biasanya rutin mengikuti arisan dan Tn. A juga
rutin mengikuti perkumpulan RT. Menurut keluarga acara arisan ini baik untuk
silaturahmi. Interaksi dengan keluarga biasanya dilakukan pada pukul 17.00 WIB.
Tidak terdapat masalah serta konflik dalam berinteraksi.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga mengatakan para tetangga saling membantu jika ada yang sakitdan jika ada
masalah. Keluarga memiliki transportasi untuk pergi ke pelayanan kesehatan terdekat.
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah menggunakan bahasa jawa namun terkadang
menggunakan bahasa indonesia. Keluarga menggunakan pola komunikasi demokrasi
atau musyawarah jika ada masalah dan cenderung untuk dibicarakan baik-baik jika ada
masalah.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan yang dimiliki keluarga yaitu Tn. A sebagai kepala keluarga dan pengambil
keputusan. Namun, apabila terdapat masalah tetap selalu membahas terlebih dahulu
dengan sang istri.
3. Struktur peran
Tn. A : Suami
Ny. T : Istri
An. R : Anak pertama
An. T : Anak kedua
4. Nilai dan norma budaya
Budaya yang dimiliki oleh keluarga Tn. A adalah budaya Jawa. Terdapat beberapa
budaya yang dipercaya dan dianut oleh keluarga Tn. A yaitu saat menjelang maghrib
anak kecil tidak boleh keluar rumah karena kalau maghrib banyak makhluk halus yang
keluar dan saat hamil tidak boleh makan labu.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
a. Pola kebutuhan keluarga
Ny. T mengatakan bahwa suaminya sedapat mungkin memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Saling memperhatikan dan keakraban keluarga
Tn. A mengatakan tetap memperhatikan keluarganya khususnya adalah anak dan
istrinya saat ia bekerja dan tidak bekerja. Jika bekerja, Tn. A sering menelepon
untuk menanyakan kabar dan mengobrol dengan anaknya.
c. Keterpisahan dan ketertarikan
Keluarga jarang terpisah, hanya pada saat Tn. A bekerja di luar kota saja.
2. Fungsi sosialisasi
Ny. A mengatakan hubungan dengan keluarganya baik, norma budaya dan perilaku
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan di masyarakat. Hubungan
komunikasi, perhatian, dan dukungan dalam keluarga baik. Pola pengasuhan anak
sebagian besar dilakukan oleh Ny. T, karena Tn. A sering pergi ke luar kota untuk
bekerja dalam beberapa hari. Anak-anak dari Tn. A dapat bersosialisasi dengan baik
terhadap tetangga disekitar rumah mereka. Hubungan keluarga dengan tetangga juga
baik.
3. Fungsi kesehatan keluarga
a. Mengenal masalah
- Ny. T belum mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
tahapan usia pada balita.
- Ny. T mengatakan bahwa An. T tidak merangkak, namun langsung duduk dan
ngesot kemudian berdiri dan lansung titah (stimulasi berjalan).
- Ny. T mengatakan bahwa anak pertamanya belum mengalami menstruasi.
- An. R mengatakan sudah mengetahui mengenai menstruasi namun belum
mengetahui penyebab dan gejala menstruasi serta penanganannya.
b. Mengambil keputusan
Ny. T mengatakan bahwa saat anak pertamanya sakit demam, batuk atau pilek
membeli obat di warung, namun apabila bertambah parah maka pergi ke pelayanan
kesehatan. Jika anak keduanya sakit maka memeriksakan diri ke dokter spesialis
anak. Namun, keluarga akan mencoba untuk melakukan perawatan di rumah terlebih
dahulu apabila ada anggota keluarga yang sakit dan apabila keluarga yang sakit tidak
menunjukkan perbaikan, maka keluarga yang sakit langsung dibawa ke
puskesmas/bidan
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. T mengatakan apabila anak pertamanya demam maka ia akan mengompres
anaknya dengan air hangat di kening. Jika anak keduanya demam, maka ia akan
mengompresnya dengan menggunakan bye bye fever. Ny. T mengatakan belum
dapat merawat anaknya jika hidung anaknya tersumbat.
d. Memelihara lingkungan rumah yang mendukung kesehatan
Sebagian besar rumah terawat dengan cukup baik dan terlihat bersih. Ny. T biasanya
membersihkan rumah dan halaman secara rutin setiap pagi.
e. Memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga menggunakan fasilitas kesehatan seperti tempat praktik dokter, puskesmas,
dan bidan desa setempat jika terdapat keluarga yang sakit.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka pendek
Tn. A saat ini keluarganya tidak mengalami masalah baik dalam keluarga ataupun
dengan lingkungan sekitar.
2. Stressor jangka panjang
Tn. A mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga yang membutuhkan waktu yang
lama untuk penyelesaiannya dan berlarut-larut.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga akan berusaha untuk menyelesaikan masalah apabila di dalam keluarga atau
ada anggota keluarga yang mengalami masalah.
4. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan di dalam keluarga adalah strategi koping adaptif yaitu
dengan bermusyawarah.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada tindakan kekerasan, perilaku kejam atau mengancam pada anak atau anggota
keluarga lainnya selama ada masalah.
G. Harapan Keluarga
Keluarga berharap dapat terus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga dan
kebutuhan anak-anak, terutama dalam hal pendidikan. Keluarga berharap anak-anaknya
dapat melanjutkan sekolah sampai setinggi-tingginya dan meraih cita-citanya. Keluarga
juga berharap bisa selalu diberikan kesehatan dan dapat mempunyai rumah sendiri.
H. Pemeriksaan Fisik
Keluhan Utama Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
TTV 110/70, 86, 20, 110/80, 88, 20, 120/80, 82, 22, 84, 22, 36,4
36,4 36,8 36,5
I. Analisa Data
Data Masalah
DS: Kurangnya pengetahuan
- Tn. T mengatakan kurang memahami mengenai bahaya rokok
mengenai bahaya merokok dari segi
kesehatan
- Tn. T mengatakan kurang memahami
mengenai manfaat beraktivitas dan
berolahraga
- Tn. T mengatakan jarang berolahraga
DO:
- Tn. T tampak ragu dalam menjawab
pertanyaan mengenai bahaya rokok dan
manfaat berolahraga
Berdasakan skoring yang telah dilakukan maka didapatkan prioritas diagnosa sebagai
berikut:
1. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya NAPZA
2. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya rokok
K. Nursing Care Planning
2 Data Subyektif Domaian 5 : Tujuan Umum : 1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu mengenal
mengenal - 5510 Pendidikan kesehatan
1. Tn. T mengatakan persepsi/kognisi Pengetahuan Tn. T
- 1804knowledge health a. Tentukan pengetahuan
kurang memahami Kelas 4 : tentang bahaya behaviour : kesehatan sekarang dan
mengenai bahaya a. Mengetahui dampak perilaku gaya hidup dari
Kognisi merokok dapat
merokok dari segi bahaya merokok (Awal individu dan keluarga
kesehatan Kurangnya meningkat : 3, Akhir : 5) b. Beri informasi kepada klien
2. Tn. T mengatakan b. Mengenal keuntungan mengenai akibat dari
pengetahuan Tujuan Khusus :
kurang memahami dari berolahraga dan merokok
mengenai manfaat (00126) 1. Tn. T dapat beraktivitas (Awal : 2, c. Beri informasi kepada klien
beraktivitas dan mengetahui Akhir 5) mnegenai manfaat dari
berolahraga dampak negatif beraktivitas (berolahraga)
3. Tn. T mengatakan dari merokok 2. Keluarga mampu d. Gunakan komputer dan
jarang berolahraga 2. Tn. T dapat merawat video interaktif untuk
mengetahui - 1813knowledge : menyampaikan materi
manfaat dari treatment regimen
Data Objektif berolahraga a. Melakukan olahraga 2. Keluarga mampu merawat
3. Tn. T dapat yang dianjurkan (Awal - 5510 Pendidikan kesehatan
1. Tn. T tampak ragu dalam
melakukan : 2, Akhir : 4) a. Motivasi individu untuk
menjawab pertanyaan
olahraga yang
mengenai bahaya rokok merubah gaya hidup dan
dianjurkan
dan manfaat berolahraga
kesehatan
L. ImplementasiKeperawatan
Tanggal Dx. Kep Implementasi Evaluasi Paraf
Kurangnya 1. Mengkaji pengetahuan klien mengenai S: Krisna
bahaya NAPZA dan cara - Klien mengatakan belum mengetahui mengenai
pengetahuan
mencegahnya bahaya NAPZA dan cara mencegahnya
mengenai O:
- Klien terlihat sedikit bingung saat ditanya mengenai
bahaya
bahaya NAPZA dan cara pencegahannya
NAPZA
13-11-2015
Kurangnya 1. Mengkaji pengetahuan klien bahaya S: Krisna
rokok - Klien mengatakan belum mengetahui secara penuh
pengetahuan
mengenai bahaya rokok
mengenai
O:
bahaya rokok
- Klien dapat menjawab dampak merokok namun masih
terlihat sedikit bingung
Kurangnya 1. Melakukan penyuluhan mengenai S: Krisna
bahay penyalahgunaan NAPZA dan - Klien mengatakan memahami penjelasan yang
pengetahuan
cara untuk mencegah penyalahgunaan diberikan.
mengenai NAPZA
O:
bahaya
- Klien tampak memahami penjelasan
NAPZA - Klien dapat menjawab pertanyaan yang diberikan
- Klien dapat menyebutkan kembali bahaya
penyalahgunaan NAPZA dan cara untuk
menghindarinya
Kurangnya S: klien mengatakan telah mengetahui bahaya rokok, klien mengatakan akan mengurangi Krisna
pengetahuan konsumsi rokok jika mampu, klien mengatakan akan mencoba untuk berolahraga saat libur
mengenai O: klien tampak tidak terlalu bingung lagi saat ditanya mengenai bahaya rokok dan manfaat
bahaya rokok berolahraga.
A: masalah kurangnya pengetahuan mengenai bahaya rokokteratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi : anjurkan klien untuk mengurangi konsumsi rokok, anjurkan klien
untuk melakukan olahraga secara rutin dan menjaga pola hidup yang sehat.