Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS HASIL PEREKAMAN EKG DENGAN

MENGGUNAKAN KONDUKTOR JELLY DAN AIR


DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2017
LATAR BELAKANG
Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit
yang paling mematikan bagi manusia.
Penyakit jantung dapat dideteksi secara dini
melalui alat medis yang disebut
Elektrokardiografi (EKG).
Konduktor yang seringdigunakan adalah jeli,
Selain itu konduktor yang dapat digunakan untuk
perekaman EKG yaitu air biasa. Sehingga dalam
presentasi jurnal kali ini kami ingin
membandingkan efektifitas penggunaan
konduktor jeli dengan air dalam perekaman EKG.
TUJUAN
Mengetahui efektifitas hasil
perekaman EKG menggunakan
konduktor jeli.
Mengetahui efektifitas hasil
perekaman EKG menggunakan
konduktor air.
Mengetahui perbandingan efektifitas
hasil perekaman EKG dengan
menggunakan konduktor jeli dan air.
RESUME JURNAL
Latar Belakang: Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian nomor satu di
dunia. Penyakit ini bukan hanya menjadi masalah di negara maju, tetapi juga di negara
berkembang seperti di Indonesia. Pada kegiatan perekaman EKG, konduktor yang sering
digunakan adalah jeli khusus yang diletakkan diantara permukaan kulit dan elektrode. Fungsi
jeli sebagai konduktor untuk meningkatkan konduksi listrik antara kulit dan elektrode.
Pemberian jeli juga dapat menurunkan resistensi antara elektrode dan kulit sehingga diperoleh
gambaran EKG yang jelas. Air murni dalam keadaan normal merupakan konduktor yang
buruk. Akan tetapi bila air ditambahkan elektrolit, maka akan menjadi konduktor yang baik.
Dengan demikian penggunaan air ledeng sebagai konduktor yang lebih murah dan praktis
dibandingkan jeli dapat dicoba untuk digunakan, namun efektifitas penggunaan air ledeng
menggantikan jeli sebagai konduktor masih memerlukan suatu penelitian.
Tujuan: Mengetahui efektifitas hasil perekaman EKG dengan menggunakan konduktor jeli
dan air pada pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di ruang Intensive Cardio Vascular Care
Unit (ICVCU) RSUD dr. Moewardi.
Metode: Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan pra eksperimen (pra-experiment design)
dengan pendekatan perbandingan kelompok statis (static group comparison). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua pasien penyakit jantung koroner yang menjalani perawatan di Ruang ICVCU RSUD
dr.Moewardi selama rentang waktu penelitian pada bulan Maret Mei 2013. Penetapan jumlah sample
pada penelitian ini diambil secara Quota Sampling dengan jumlah sampel yang ditetapkan sebanyak 60
orang, dimana 30 orang mendapat perlakuan dengan menggunakan konduktor air, dan 30 orang yang lain
mendapatkan perlakuan dengan konduktor jeli. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil: Dari
30 responden dengan penyadapan EKG menggunakan konduktor jeli, sejumlah 6 orang responden (20%)
terdapat artifak pada hasil sadapannya, dimana dapat diartikan bahwa hanya sebagian kecil responden yang
terdapat artifak (rentang 1 25%). Dari 30 responden dengan penyadapan EKG menggunakan air,
sejumlah 7 orang responden (23,3%) terdapat artifak pada hasil sadapannya, dimana dapat diartikan bahwa
hanya sebagian kecil responden yang terdapat artifak (rentang 1 25%). Dari total 60 responden, dapat
diketahui bahwa output nilai Chi Square hitung kedua variabel adalah sebesar 0,098 lebih kecil dari nilai
Chi Square tabel sebesar 79,08 (0,098 < 79,08 dengan df = 60), dimana P hitung sebesar 0,754 lebih besar
dari signifikansi sebesar 0,05 (0,754 > 0,05). Dengan demikian Ha ditolak. Simpulan: hasil perekaman
EKG dengan menggunakan konduktor jeli cenderung tidak lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan
konduktor air dilihat dari ada dan tidak adanya artifak pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di
ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) RSUD dr. Moewardi.
PEMBAHASAN
Elektrokardiogram (EKG) adalah alat untuk merekam aktivitas listrik sel di atrium dan
ventrikel serta membentuk gelombang dan kompleks yang spesifik.
Pada penelitian Basuki, Ida & Siti (2014) yang berjudul Efektifitas Hasil Perekaman
EKG dengan Menggunakan Konduktor Jeli dan Air pada Pasien Penyakit Jantung
Koroner (PJK) di Ruang Intensivitas Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) RSUD DR.
Moewardi mendapatkan hasil perekaman EKG dengan menggunakan konduktor jeli
cenderung tidak lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan konduktor air dilihat
dari ada dan tidak adanya artefak pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di
ruang Intensive Cardio Vascular Care Unit (ICVCU) RSUD dr. Moewardi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lesmana, Dewi &
Rika (2015) yaang berjudul Perbandingan Penggunaan Jelly dan Air Ledeng Terhadap
Potensial Aksi Elektrokardiogram. bahwa penggunaan air ledeng sebagai media
perekam EKG dapat meningkatkan potensial aksi (voltase) dan berpengaruh
terhadap kualitas hasil perekaman dimana kejadian artefak lebih tinggi bila
dibandingkan dengan penggunaan jelly sebagai media perekaman EKG.
Dari hasil percobaan yang dilakukan pada 8 orang pasien si IGD RSMS dapat
disimpulkan hasil perekaman EKG dengan menggunakan konduktor jeli cenderung
tidak lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan konduktor air dilihat dari ada
dan tidak adanya artefak pada pasien di IGD RSUD Margono.
beberapa kelemahan penyadapan menggunakan konduktor jeli, yaitu
penggunaan jeli pada kulit akan memberikan efek lengket sehingga
menimbulkan ketidaknyamanan pada pasien ketika perekaman. Selain itu,
setelah menggunakan penyadapan EKG menggunakan jeli, hal yang harus
diperhatikan ialah membersihkan kembali elektrode yang telah terkena jeli.
Karena apabila tidak dibersihkan maka jeli akan mengering dan mengendap
pada elektroda dan dapat menghambat hambatan impuls listrik sehingga
terjadi gangguan pada hasil sadapan (James, 2008).
beberapa hal yang menyebabkan gambaran EKG terdapat artefak dan
teknik perekaman yang jelek diantaranya adalah posisi pasien harus
berbaring di tempat tidur yang nyaman atau meja lebar yang menyokong
seluruh tubuh pasien dan keadaan pasien harus tenang atau tidak merasa
ansietas saat diperiksa kareana gerakan atau kedutan otot pasien yang
gelisah dapat merubah rekaman EKG. Selain itu, kontak yang jelek antara
kulit dan elektroda seperti adanya penumpukan jeli yang tidak dibersihkan
pada elektroda dapat menyebabkan timbulnya artefak pada gambaran EKG
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Intervensi penggunaan EKG dapat menggunakan air ledeng sebagai
media perekam EKG dapat meningkatkan potensial aksi (voltase)
dan berpengaruh terhadap kualitas hasil perekaman dimana
kejadian artefak lebih tinggi bila dibandingkan dengan penggunaan
jelly sebagai media perekaman EKG. Dimana Sifat-sifat air
diantaranya adalah air memiliki konduktivitas listrik spesifik (25C)
1x10 /ohm/cm dan konduktivitas listrik pada air paling sedikit
1000x lebih besar daripada cairan non metalik pada suhu ruangan.
Air dapat terurai oleh pengaruh arus listrik dengan reaksi : H20 t;
H OH (Gabriel, 2002).
Penggunaan air pada EKG juga lebih efektif dibandingkan dengan
penggunaan jeli dikarenakan air ledeng tidak memberikan efek
lengket sehingga memberikan rasa nyaman pada pasien ketika
perekaman EKG. Selain itu, pertimbangan untuk menggunakan air
sebagai alternatif pengganti jelly, hal tersebut dapat menekan
anggaran rumah sakit yang tidak memerlukan biaya yang besar.
KESIMPULAN
EKG dapat digunakan dengan katroda berupa jelly ataupun air.
Pada jurnal didapatkan bahwapenggunaan air ledeng sebagai
media perekam EKG dapat meningkatkan potensial aksi
(voltase) dan berpengaruh terhadap kualitas hasil perekaman
dimana kejadian artefak lebih tinggi bila dibandingkan dengan
penggunaan jelly sebagai media perekaman EKG. Sementara,
hasil yang dilakukan di IGD RSMS pada 8 orang pasien
menunjukkan perekaman EKG dengan menggunakan
konduktor jeli cenderung tidak lebih efektif dibandingkan
dengan penggunaan konduktor air dilihat dari ada dan tidak
adanya artefak pada pasien. Selain itu, penggunaan jelly juga
memiliki beberapa kekurangan yaitu dapat menimbulkan rasa
tidak nyaman akibat jelly yang lengket dan jelly yang tidak
segera dibersihkan dapat mempengaruhi hasil EKG.
SARAN
Bagi rumah sakit diharapkan dapat
mempertimbangan untuk
menggunakan air sebagai alternatif
pengganti jelly. Hal tersebut juga
dapat menekan anggaran rumah
sakit.

Anda mungkin juga menyukai