i
DAFTAR ISI
ii
4.2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 24
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 35
4.4 Kesimpulan dan Saran ................................................................................. 36
BAB V................................................................................................................... 38
PEMBAHASAN ................................................................................................... 38
BAB VI ................................................................................................................. 46
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
Pendahuluan
1
2
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Apotek
2.1.1 Definisi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apotek adalah sarana
(1)
pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker.
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakan
kepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan dan
menyerahkan perbekalan farmasi.
3
4
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA 43
3.1 Pendahuluan
PT Kimia Farma Apotek merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Kimia
Farma (Persero) Tbk, bergerak dalam bidang retail farmasi yang terdiri dari
beberapa jaringan apotek dengan status kepemilikan milik sendiri, sewa bangunan
maupun kerja sama operasi yang tersebar di seluruh Indonesia dan terkoordinasi
dalam 34 Bisnis Manajer. PT Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang direktur
utama yang membawahi dua direktur yaitu direktur operasional dan direktur
keuangan. Unit Business Manager (BM) Kimia Farma Apotek Bandung meliputi
wilayah Bandung, Cimahi, Garut, Tasikmalaya dan Sumedang. (5)
PT. Kimia Farma pada tahun 2002 membentuk 2 anak perusahaan yaitu PT.
Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading & Distribution. PT. Kimia
Farma Apotek sekarang memiliki 412 Apotek yang tersebar di seluruh Indonesia,
sedangkan PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki 3 wilayah pasar,
(6)
dan 41 cabang PBF. Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu Apotek
Administrator yang sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek
Pelayanan. BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu
wilayah. BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan
administrasi apotek pelayanan yang berada di bawahnya.
5
6
Apotek Kimia Farma 43 Bandung merupakan salah satu apotek pelayanan yang
berada di bawah naungan Unit Business Manager Kimia Farma Bandung. Lokasi
bangunan Apotek Kimia Farma 43 sangat strategis karena berada di pusat
keramaian Bandung yang merupakan daerah perkantoran, perhotelan, bank, dan
pertokoan, sehingga mudah diakses dan banyak pasien/pengunjung yang datang.
Fasilitas utama apotek terdiri atas area penerimaan resep, area peracikan, area
penyimpanan obat, kasir, area penyerahan dan pemberian informasi obat, area
swalayan farmasi, dan ruang tunggu bagi pasien. Adapun fasilitas pendukung
bagi perkembangan usaha Apotek Kimia Farma 43, antara lain ruang praktek
dokter, laboratorium klinik, gudang obat, mushola, toilet, dan tempat parkir.
Praktek dokter yang terdapat di Apotek Kimia Farma 43, yaitu Dokter Umum,
Dokter Gigi, Dokter Spesialis yang meliputi Spesialis Anak, spesialis Penyakit
Kandungan, Penyakit Dalam (Internist), spesialis Mata, spesialis kulit dan
Kelamin, spesialis Penyakit THT.
7
3.7.9 Pemusnahan
A. Pemusnahan perbekalan Farmasi
Perbekalan farmasi yang telah rusak atau kadaluarsa, harus dimusnahkan
dengan cara dibakar atau ditimbun dan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan oleh BPOM. Pemusnahan harus disaksikan oleh petugas dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota Madya atau petugas dari Balai POM, Apoteker
Pengelola Apotek dan petugas atau karyawan dari apotek. Setelah dilakukan
pemusnahan, dibuat berita acara pemusnahannya (rangkap 3), meliputi : hari,
tanggal, bulan dan tahun pemusnahan, jenis dan jumlah obat/resep yang
dimusnahkan, serta cara pemusnahannya. Setelah itu ditandatangani oleh
Apoteker Pengelola Apotek dan karyawan yang membantu.
B. Pemusnahan resep
Hal-hal yang dilakukan dalam pemusnahan arsip resep ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemusnahan resep dilakukan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku setiap arsip resep yang telah berumur 3 (tiga) tahun atau lebih.
2. Sebelum pemusnahan, dibuat surat pemberitahuan kepada Kepala Kantor
Dinas Kesehatan setempat bahwa akan dilakukan pemusnahan resep, serta
tembusan kepada Bisnis Manajer Apotek setempat.
3. Dibentuk panitia pemusnahan resep.
4. Pemusnahan dilakukan dengan cara membakar arsip resep.
5. Dibuat berita acara pemusnahan dengan data: periode tahun transaksi
resep, jumlah dus, tempat/lokasi pemusnahan. Dibuat laporan atas
13
Pelayanan di Apotek Kimia Farma 43 sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu
melayani resep psikotropika dari resep asli maupun salinan resep yang dibuat oleh
15
Apotek Kimia Farma 43 sendiri yang belum diambil sama sekali atau baru
diambil sebagian.
Pelayanan resep dokter adalah pelayanan obat berdasarkan resep dokter, baik
tunai maupun kredit, yaitu:
1. Pelayanan Resep Tunai
Penerimaan resep tunai adalah penerimaan resep yang pembayarannya
dilakukan secara tunai atau dengan kartu kredit. Tahapan dalam pelayanan
resep tunai adalah sebagai berikut:
a. Apoteker/Asisten apoteker menerima resep dan memeriksa kelengkapan
dan keaslian resep.
b. Apoteker/Asisten apoteker memeriksa ketersediaan obat, selanjutnya
menghitung total biaya untuk resep tersebut kemudian menginformasikan
pada pasien. Jika pasien setuju, maka segera dilakukan pembayaran dan
mencatat nama dan alamat pasien.
c. Asisten apoteker menyiapkan obat sesuai dengan resep, kemudian
memberi etiket dan dikemas dalam kantong plastik.
d. Apoteker/Asisten apoteker supervisor memeriksa kembali kesesuaian obat
dengan resep.
e. Obat diserahkan pada pasien oleh Apoteker/Asisten apoteker disertai
dengan pemberian informasi penggunaan obat (nama dan khasiat obat,
waktu pakai, cara pakai).
18
Jika obat yang dibutuhkan tidak tersedia maka dilakukan konfirmasi kepada
dokter atau pasien apakah bersedia diganti atau tidak dengan obat lain yang
mempunyai khasiat yang sama. Jika pasien tidak bersedia maka untuk resep tunai
biasanya dibuatkan salinan resep, sedangkan untuk resep kredit akan menjadi obat
yang dijanjikan dan dicatat pada buku utang. Obat yang dijanjikan dapat diantar
ke rumah pelanggan atau diambil sendiri oleh pelanggan.
19
Penjualan obat secara tunai maupun kredit dicatat pada laporan harian apotek oleh
petugas apotek. Pencatatan terhadap pelayanan obat dengan resep dokter secara
kredit dipisahkan dengan resep secara tunai, kemudian resep dan struk penjualan
secara kredir tersebut diserahkan ke BM Bandung untuk proses penagihan kepada
instasi/perusahaan terkait. Alur penjualan resep tunai dan kredit dapat dilihat pada
Lampiran 2, gambar III.2.
mempunyai khasiat yang sama. Jika pasien tidak bersedia maka untuk resep tunai
biasanya dibuatkan salinan resep, sedangkan untuk resep kredit akan menjadi obat
yang dijanjikan dan dicatat pada buku utang. Obat yang dijanjikan dapat diantar
ke rumah pelanggan atau diambil sendiri oleh pelanggan.
21
BAB IV
TUGAS KHUSUS
Studi Kelayakan Pendirian Apotek Kimia Farma Jl. Jurang
4.1 Pendahuluan
4.1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara
terpadu, terintegrasi, dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatana
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
dan/atau masyarakat.Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan disebut sarana kesehatan.Salah satu dari sarana kesehatan yang mulai
banyak dirintis adalah apotek.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, definisi apotek
adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh
apoteker.Apotek merupakan suatu jenis bisnis eceran (retail) yang komoditasnya
(barang yang diperdagangkan) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan
obat) dan perbekalan kesehatan (alat kesehatan barang habis pakai).Selain itu
apotek bisa menjadi perantara yang dapat mendistribusikan perbekalan farmasi
dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada konsumen, selain itu memiliki
beberapa fungsi kegiatan yaitu pembelian, gudang, pelayanan dan penjualan,
manajerial, keuangan, dan pembukuan.Agar dapat dikelola dengan baik oleh
seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA).
Apotek dengan fungsinya yang tidak hanya sebatas tempat penyediaan obat
melainkan tempat pelayanan kefarmasian yang komprehensif, memerlukan
pengelolaan yang professional yang dilakukan oleh apoteker yang memiliki
pengetahuan, kemampuan manajerial, keterampilan, komunikiasi dan perilaku
untuk dapat berinteraksi langsung dengan baik pada pasien, sehingga pelayanan
kefarmasian berorientasikan pada peningkatan kualitas hidup pasien.
21
22
dipertimbangkan pula potensi perolehan omset dari rumah sakit AMC yang ada di
dekat lokasi.
Penilaian dengan analisis Payback Periode (PP) menunjukkan
besarnya PP adalah 3 tahun 5 bulan. Penilaian dengan analasis Return on
Investment (ROI) adalah sebesar 28,47%. Penilaian dengan analisis Internal Rate
of Return (IRR) adalah sebesar 27,65 % dan dengan perhitungan NPV sebesar Rp.
491,005,061 Dari keseluruhan hasil analisis tersebut didapatkan kesimpulan
bahwa proyek pendirian apotek Kimia Farma di lokasi jl jurang kecamatan suka
jadi tersebut layak untuk dilaksanakan.
4.1.2 Rumusan Masalah
1. Apa manfaat disusunnya studi kelayakan terhadap pembangunan apotek
baru?
2. Bagaimana bayangan perkembangan apotek Kimia Farma yang akan
didirikan?
3. Apa saja langkah yang dapat dilakukan dalam mempercepat
pengembalian modal serta strategi mengimbangi pesaing?
4.1.3 Tujuan
Tujuan diadakan studi kelayakan adalah untuk menghindari penanaman modal
yang tidak efektif dan berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan
didirikan cukup layak atau dapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis,
sehingga apotek yang akan didirikan nanti tidak mengalami kerugian.
1. Menetukan gagasan/ide
Gagasan yang memenuhi beberapa kriteria diantaranya yaitu bahwa ide
harus:
a) Sesuai dengan visi organisasi
b) Dapat menguntungkan organisasi
c) Sesuai dengan kemampuan sumber dayanya yang dimiliki
organisasi
d) Tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
e) Aman untuk jangka panjang
2. Penelitian lapangan
Setelah gagasan didiskusikan dan dianalisis dapat memberikan gambaran
yang perspektif yang baik bagi perusahaan dimasa yang akan datang, maka
gagasan tersebut disetujui untuk ditindak lanjuti dengan penelitian dilapangan.
Data-data yang dibutuhkan antara lain :
a) Ilmiah : melalui analisa data-data bisnis mengenai kondisi lingkungan
eksternal yang ada di sekitar lokasi yang ditetapkan seperti nilai
strategi sebuah lokasi, data kelas konsumen, peraturan yang berlaku
di daerah tersebut, dan tingkat persaingan yang ada saat ini.
b) Non ilmiah yaitu : melalui intuisi (intuition) atau feeling yang
diperoleh setelah melihat lokasi dan kondisi lingkungan di sekitarnya.
3. Evaluasi data
26
a. Penentuan harga
Penentuan harga dilakukan dengan menghitung biaya operasional, biaya untuk
tenaga kerja, dan biaya peralatan usaha.Penghitungan ini dilakukan agar
pemilik apotek dapat memperhitungkan berapa pendapatan yang diinginkan
agar dapat mencapai break even point, yaitu suatu titik yang menggambarkan
bahwa keadaan kinerja apotek berada pada posisi yang tidak memperoleh
keuntungan ataupun kerugian.
27
b. Bentuk pasar
Bentuk pasar terdiri dari berbagai macam, antara lain dapat berupa:
- Persaingan sempurna Contoh : pasar industri, sembako, buah
- Persaingan monopolistisContoh : pasar industri, restaurant, salon
- Monopoli, Contoh : PLN, Telkom
- Oligopoli,Contoh : pasar industri otomotif, hand phone
Bentuk pasar yang dihadapi apotek adalah persaingan sempurna,
dimana jumlah penjual dan konsumen tidak terbatas, harga ditentukan oleh
jumlah penawaran (supply) dan jumlah permintaan (demand), dan tidak ada
hambatan masuk (entry barrier).
2. Aspek Teknis
Beberapa hal penting yang menjadi pertimbangan pada penilaian aspek teknis
antara lain yaitu :
1. Sumber Dana
Pertimbangan dalam memilih sumber dana adalah biaya yang paling
rendah (efisien) dengan masa tenggang pengembalian yang lebih lama
dibandingkan dengan payback periode proyeknya.
Rumus
Indikatornya adalah:
Nilai jumlah kas yang akan diterima (masuk), nilainya tidak di-
sekarangkan (Net Present Value (NPV)) sehingga nilainya tidak sama
dengan nilai uang investasi yang dikeluarkan pada saat sekarang.
Rumus:
Indikatornya ialah:
Kelemahan
Rumus
Indikatornya ialah:
Nilai IRR harus lebih besar dari tingkat suku bunga pasar (market rate)
karena investasi mempunyai banyak risiko seperti:
TR = P x Q
P = harga (price)
TC = VC + FC
34
Laba = TR TC
Keterangan:
4.3 Pembahasan
Studi kelayakan (Feasibility Study) bisnis adalah suatu penelitian tentang
layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya merupakan proyek
investasi. Tujuannya adalah untuk menghindari penanaman modal yang tidak
efektif dan berguna untuk mengetahui apakah apotek yang akan didirikan cukup
layak ataudapat bertahan dan memberi keuntungan secara bisnis. Dalam studi
kelayakan diperlukan perhitungan yang matang sehingga apotek yang akan
didirikan nanti tidak mengalami kerugian.
Studi kelayakan yang dilakukan kali ini adalah mengenai rencana
pendirian apotek Kimia Farma di kawasan Sukajadi.Studi kelayakan ini dimulai
dengan melakukan survey lokasi.Alamat dan tempat pendirian apotek baru adalah
di daerah Sukajadi, yaituJl. jurang kelurahan Pasteur kecamatan Sukajadi,
kotaBandung, Jawa Barat. Lokasi tersebut dipilih karena ramai dan strategis serta
dekat denganberbagai macam sarana umum sepertikantor pos, SPBU Pertamina,
Minimarket, pertokoan, perkantoran, wilayah kampus, dan memiliki jalur lalu
lintas 2 arah. Selain itu lokasi bangunan berpotensi untuk dijadikan sarana apotek
dengan melakukan sedikit renovasi untuk menyesuaikan dengan bentuk apotek
yang diharapkan.
Aspek demografi dari kawasan yang dipilih kemudian diamati. Dari hasil
penelusuran data diketahui bahwa total penduduk yang ada di radius 2 km dari
lokasi adalah sekitar 41.830 jiwa. Jumlah tersebut berpotensi untuk menjadi
sumber pelanggan bagi calon apotek yang akan didirikan. Data-data pesaing dan
peluang di sekitar lokasi kemudian diamati dan dicatat sebagai bahan
pertimbangan dan perhitungan potensi omset.
Setelah diketahui aspek lokasi dan demografi, dilakukan survey traffic
untuk mengetahui tingkat kepadatan lalu lintas di lokasi tersebut.Hasil rurvey
traffic ini kemudian dibandingkan dengan traffic di benchmark yang telah
ditentukan yaitu di lokasi apotek Kimia Farma 14 yang berlokasi di Jalan
Cihampelas .Survey ini dilakukan pada hari Minggu, Selasa, Rabu dan Kamis dari
pukul 07.00 hingga 22.00 WIB. Hasil survey traffic di kawasan Jl.
Jurangmenunjukkan bahwa di sekitar calon lokasi apotek rata-rata sebanyak 965
motor, 375 mobil dan 49 pejalan kaki melintas setiap jamnya.
36
Dari empat metode analisa studi kelayakan pendirian apotek, semua metode
menunjukkan proyek tersebut layak dilaksanakan.Jadi dapat disimpulkan bahwa
proyek Apotek Kimia Farma Jl. Jurang layak untuk dilaksanakan.
4.4.2 Saran
Dalam strategi pengembangan, apotek perlu mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkelanjutan, selain lokasi serta sistem distribusi dan informasi
mengenai :
1. Mencari lokasi strategis untuk di jadikan calon apotek selanjutnya
2. Melakukan study kelayakan dengan benchmark yang banyak memiliki
kemiripan dengan calon apotek.
3. Menentukan layak atau tidaknya calon apotek tersebut dengan studi
kelayakan berikutnya.
38
BAB V
PEMBAHASAN
Dari segi tata ruang, Apotek Kimia Farma 43 dinilai sudah cukup baik
untuk dapat menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan karena sudah sesuai
dengan KepMenKes RI No. 1332/MenKes/SK/X/2002. Hal ini dapat terlihat dari
adanya penataan ruang yang terpisah antara ruang tunggu pasien, penerimaan
resep dan penyerahan obat, ruang penyimpanan obat, ruang peracikan yang
dilengkapi dengan bak cuci, ruang administrasi, swalayan farmasi, mushola, optik,
laboratorium klinik, praktek dokter, dan toilet. Ruangan yang ada di apotek
dilengkapi dengan pendingin udara dan penerangan yang baik sehingga
memberikan kenyamanan baik bagi petugas apotek maupun pasien. Apotek Kimia
Farma 43 juga sudah dilengkapi dengan kamera CCTV untuk menghindari resiko
kecurian produk yang berada di swalayan farmasi. Selain itu, terdapat area parkir
yang memudahkan pengunjung yang memiliki kendaraan.
33
39
diberi tanda garis tinta merah di bawah nama obatnya, sedangkan golongan
psikotropika diberi tanda garis tinta biru di bawah nama obatnya. Semua data
dicatat terdiri dari nomor resep, tanggal penyerahan, nama dan alamat pasien,
nama dan alamat dokter serta jumlah obat yang di minta seperti dalam laporan
pemakaian narkotika.
berdasarkan khasiat secara alfabetis. Selain itu juga terdapat rak khusus untuk
penyimpanan alat-alat kesehatan. Penyimpanan narkotik berada di dalam lemari
khusus dan terkunci dengan baik. Untuk memudahkan dalam pengontrolan obat,
masing-masing obat memiliki kartu stok pada kotak penyimpanannnya.
Pencatatan kartu stok dilakukan secara langsung pada saat barang disimpan dan
pada saat pengambilan obat. Pemberian label harga untuk setiap obat-obat OTC di
swalayan farmasi perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan kenyamanan pasien
pada saat memilih produk.
5.4.4 Pengeluaran Perbekalan Farmasi
Pengeluaran barang di Apotek Kimia Farma 43 menggunakan sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out). Sistem FIFO yaitu
barang yang pertama kali diterima merupakan barang yang pertama dijual,
sedangkan sistem FEFO adalah barang dengan tanggal kadaluarsa yang lebih
cepat merupakan barang yang pertama dijual. Tujuannya ialah untuk mencegah
adanya barang kadaluarsa yang belum terjual. Penjualan barang dapat dilakukan
untuk obat-obat tanpa resep dokter (UPDS), penjualan obat dengan resep secara
tunai maupun kredit. Setiap barang keluar dicatat dalam kartu stok dan didata
dalam komputer.
Proses adminstrasi di Apotek Kimia Farma 43 dilakukan secara komputerisasi
untuk meningkatkan kelancaran dan efisiensi pelayanan apotek. Sistem komputer
kasir mengharuskan petugas memasukkan alamat dan nomor telepon pasien yang
dapat dihubungi sebelum melakukan pencetakan struk pembayaran. Hal ini
dilakukan untuk membantu apotek dalam mengatasi masalah yang mungkin baru
diketahui setelah obat diserahkan kepada pasien. Sampai saat ini urusan
administrasi dalam pengadaan barang di Apotek Kimia Farma 43 dilakukan oleh
asisten apoteker yang lebih senior.
stok habis. Selain defekta, juga dilakukan uji petik yaitu pengecekan stok barang
fisik dan stok pada komputer yang dilakukan oleh masing-masing karyawan
sesuai bagiannya.
5.5.2 Pelaporan setoran kas apotek
Pelaporan setoran kas apotek berisi jumlah penerimaan uang yang berasal dari
penjualan obat dengan resep dokter dan tanpa resep dokter, penjualan alat
kesehatan dan dari bagian swalayan. Juga jumlah uang yang dikeluarkan untuk
kepentingan operasional.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek Kimia Farma 43
Bandung dari tanggal 1 31 Maret 2017, dapat disimpulkan bahwa:
1. Peran, fungsi, dan tugas apoteker di apotek adalah sebagai retailer, manager,
dan professional dalam menentukan kebijakan pengelolaan apotek serta
melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian semua komponen yang
ada di apotek.
2. Seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA) harus mampu menerapkan
pengetahuan dan keahlian dalam bidang teknis kefarmasian maupun bidang
non teknis kefarmasian. Dimana pelaksanaanya memerlukan kerja sama antara
APA dengan semua personel apotek.
3. Apotek Kimia Farma 43 dalam mengelola perbekalan farmasi dan kesehatan
serta sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. Apotek Kimia Farma 43 menerapkan konsep One Stop Health Care Solution
yang ingin selalu memberi pelayanan prima bagi pelanggan dimana berusaha
menyajikan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
komprehensif bagi pelanggan.
5. Penyediaan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan di Apotek Kimia
Farma 43 sudah dapat memenuhi permintaan pasien. Penggunaan KIS dalam
pelayanan dapat mempercepat waktu layanan, dan untuk fungsinya sebagai
inventory control dapat terpenuhi dengan baik.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan yang kiranya dapat
bermanfaat bagi Apotek Kimia Farma 43 yaitu dibuatnya ruangan konseling untuk
memenuhi salah satu aspek Standar Pelayanan Kefarmasian sehingga kegiatan
konseling bisa dilakukan dan diterapkan sesuai dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian.
46
DAFTAR PUSTAKA
14. Umar. 2007. Manajemen Apotek Praktis. Jakarta : CV. Nyohoka Brothers
47
48