Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Nutrisi


Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, motabolisme
dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
(Supariasa, 2012)
2.2 Definisi Ketidak seimbangan Nutrisi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
individu memiliki penurunan kemampuan mengonsumsi cairan dan/atau makanan padat
dari mulut ke lambung.(Kim, McFarland dan McLane, 1995 dalam Potter dan Perry,
Fundamental Keperawatan Volume 2).
Atau suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa mengalami atau berisiko
mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang tidak
adekuat atau metabolisme nutrient yang tidak adekuat untuk kebutuhan
metabolik.(Carpenito, Lynda Juall, 2007).
2.3 Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Nutrisi
2.3.1 Pengkajian Keperawatan (Supariasa dkk, 2002)
1) Pengukuran Antropometri
Antropometri digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai
ketidakseimbangan antara asupan protein dan gizi. Gangguan ini biasanya
terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan jaringan tubuh seperti lemak, otot,
dan jumlah air dalam tubuh.
Pengukuran Antropometri meliputi :
a. Umur
b. Berat Badan
c. Tinggi Badan
d. Lingkar Lengan Atas
e. Lingkar Kepala
f. Lingkar Dada
g. Jaringan Lemak
2) Biokomicel
Merupakan pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris, yang
dilakukan pada berbagai jaringan tubuh, seperti darah, urine, dll. Metode ini
digunakan karena banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka hal ini
dapat menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
a. Albumin (N : 4-5,5 mg/100 ml)
b. Tranferrin (N : 170-250 mg/100ml)
c. Hb (N : 12 mg/dl)
d. BUN (N : 10-20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki: 0,6-1,3 mg/100ml,
wanita: 0,5-1,0 mg/100mg)
3) Data Clinical
a. Keadaan fisik : apatis, lesu
b. Berat badan : obesitas, underweight
c. Otot : fleksi/lemah, tonus otot kurang, tidak mampu bekerja
d. Sistem saraf : bingung, paresthesia, refleks menurun
e. Fungsi Gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi.
f. Kardiovaskular : denyut nadi > 100 x/mt, irama abnormal, TD
rendah/tinggi
g. Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah, mudah patah
h. Kulit : kering, pucat iritasi, lemak di subkutan tidak ada
i. Bibir : kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membran mukosa
pucat
j. Gusi : peradangan, perdarahan
k. Lidah : edema, hiperemis
l. Gigi : karies, nyeri, kotor
m. Mata : konjungtiva pucat, kering, exoptalamus, tanda-tanda infeksi
n. Kuku : mudah patah
4) Diet Pasien
Data diet didapatkan dari pasien maupun dari keluarga, meliputi :
a. 24-hours Recall Methode
Data yang dikumpulkan adalah tentang porsi makan, pola makan dan
snack, waktu makan dan tempat makanan biasa diletakan
b. Food diaries
Pertanyaan tentang frekuensi makan, makanan apa saja yang dimakan
khususnya dalam 3-7 hari sebelum sakit menggambarkan intake nutrisi
pasien apakah adekuat atau tidak
c. Riwayat keperawatan dan diet :
 Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan
 Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus ?
 Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya ?
 Adakah status fisik pasien yang dapat meningkatkan diet seperti luka
bakar ?
 Adakah toleransi makan atau minum tertentu ?

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut NANDA (2000), Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah
kebutuhan nutrisi antara lain :
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Faktor yang berhubungan :
1) Faktor biologis
2) Faktor ekonomi
3) Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
4) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5) Ketidakmampuan untuk menelan makanan
b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Faktor yang berhubungan :
1) Asupan berlebihan dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolik
2) Asupan berlebihan dalam kaitannya degnan aktivitas fisik (konsumsi kalori)

2.3.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan meliputi ONEC (O, Nursing, Education, Colaboration)
Menurut NANDA (2013), intervensi keperawatan pada pasien dengan masalah
kebutuhan nutrisi meliputi :
Diagnosa : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
 Kriteria hasil :
1) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3) Tidak adanya tanda-tanda malnutrisi
4) Menunjukan peningkatan fungsi menelan
5) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
 Intervensi
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Monitor adanya penurunan berat badan
3) Monitor adanya mual, muntah dan diare
4) Monitor turgor kulit
5) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6) Monitor kadar albumin, Hb dan Ht
7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien
8) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
9) Berikan substansi gula
10) Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
11) Ajarkan pasien bagaimana caar membuat catatan makanan harian

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan pada pasien dengan gangguan nutrisi (Kim, McFarland
dan McLane, 1995 dalam Potter dan Perry):
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yanga di
lakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
sendiri dengan membantu memberikan makan /nutrisi melqlui oral
(mulut)bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
b. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung
Pemberian nutrisi melalui pia penduga/lambung merupakan tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi
makan melalui pipa lambung atau pipa penduga adalah untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.
c. Pemberian nutrisi melalui perentral
Merupakan pemberian nutrisi berupa cairan inpus yang dimasukkan kedalam
tubuh melalui darah vena,( untuk nutrisi perantral parsial).

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Menurut Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam (Supariasa, 2012) :
a. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila kurang dari kebutuhan
b. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditentukan dengan tidak adanya tanda kekurangan
atau berlebihan berat badan
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI

3.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Ny D
Umur : 35 th
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln Dr. Sitanala No. 42
Tanggal masuk : 17/10/2014, pukul 15:00 WIB
Tanggal pengkajian : 18/10/2014, pukul 16:00 WIB
No. Register : 13 241 21
Diagnosa Medis : Thypoid Fever

b. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny SM
Umur : 50 th
Hubungan dgn pasien : Ibu kandung
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln. Dr. Sitanala No. 42
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan sudah 4 hari badannya panas.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. D berumur 35thn datang ke poli klinik umum RSUD Kab. Tangerang.
Saat datang klien tampak lemas. Saat dikaji oleh perawat, klien mengeluh
badannya panas, mual dan muntah, tidaknafsu makan, mual dan muntah terjadi
setelah klien makan cukup banyak dan mual muntah berkurang saat makan
sedikit dan hangat.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Imunisasi : Klien mengatakan terakhir imunisasi saat masih kecil.
Alergi : Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Penyakit yang pernah diderita : Klien mengatakan pernah terkena gastritis.
Obat-obatan yang pernah di digunakan : -
Riwayat masuk RS : Klien mengatakan belum pernah masuk rumah sakit.
Riwayat kecelakan : -
Riwayat tindakan operasi : -
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai penyakit keturunan yang
berat atau menular.

3. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Keadaan Umum Sedang, Kesadaran Umum Compos Mentis
2. Tanda-Tanda Vital
• Tekanan Darah : 90/70 mmHg
• Nadi : 80x Permenit
• Suhu : 40ºC
• RR : 24x Permenit
3. Antropometri
• Tinggi Badan : 164cm
• BB : 44kg
4. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, distribusi rambut
merata, tidak rontok, tidak mudah dicabut, tidak ada benjolan, tidak ada
keluhan.
5. Mata
Letak bola mata simetris, gerakan bola mata simetris, kelopak mata tidak ada
oedema, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Tekanan Intra Okuler (TIO)
sama, pupil dan refleks cahaya normal, ketajaman mata normal OD = 2/5 OS
3/5, mata tampak sayu, terdapat kantong mata.
6. Telinga
Kebersihan telinga bersih, tidak ada oedema dan secret, letak telinga simetris,
fungsi pendengaran baik
7. Hidung
Kebersihan lubang hidung bersih, tidak ada oedema dan secret, letak hidung
simetris, tidak ada peradangan membran mukosa hidung, tidak terdapat polip,
funsi penciuman baik.
8. Mulut dan Faring
o Mulut tampak kotor, ada bau mulut, terdapat mukosa pada mulut
o Bibir : Warna pucat, ada stomatitis, tidak ada kelainan bentuk
o Gusi : Warna merah muda pucat, tidak ada gingivitis ada pembesaran
o Gigi : Jumlah gigi 33, ada caries gigi pada gigi molar, tidak ada
perdarahan, abses, dan benda asing (gigi palsu)
o Lidah : Warna putih pucat, kotor, dan pergerakan lidah normal
o Faring : Warna merah muda, tidak ada peradangan, tidak ada eksudat
9. Leher : Bentuk leher normal, tidak ada oedema dan jaringan parut, tidak ada
tekanan vena tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, tidak ada
kaku kuduk dan mobilitas leher normal.
10. Thorax dan Dada
• Bentuk dada normal, tidak ada kelainan tulang belakang, ada retraksi
intercostal, tidak ada oedema dan jaringan parut, vocal premitus normal
• Suara nafas normal, suara ucapan (vocal resonans) normal, tidak ada suara
tambahan
• Pada jantung ada ictus cordis, perkusi jantung normal, bunyi jantung
normal
• Pada payudara ukuran, bentuk, dan kesimetrisan payudara normal, warna
aerola coklat, puting susu tidak ada ulcus dan pembengkakan, tidak ada
secret.
11. Abdomen
Bentuk abdomen datar dan simetris, tidak ada jaringan parut dan lesi, tidak ada
oedema, bising usus 9x permenit, terdapat nyeri tekan.
12. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan
jaringan parut, kuku jari bersih, refleks biceps dan trisep +
13. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, kekuatan otot 3 dari 0-5, tidak terdapat oedema, lesi dan
jaringan parut, kuku jari bersih, tidak ada varices, dan refleks babinski +

4. DATA BIOLOGIS
1) Pola Nutrisi
 Makan
a. Frekuensi : 3x Sehari
b. Jenis : Nasi + Lauk + Sayur + Buah
c. Porsi/Jumlah : 1 Piring kecil
d. Keluhan : Tidak nafsu makan, mual, muntah
e. Makanan yang dipantang : Tidak Ada
f. Alergi terhadap makanan : Tidak Ada
g. Suplemen yang dikonsumsi : Vit. C
 Minum
a. Jenis : Air putih
b. Jumlah : ± 8 Gelas

2) Pola Eliminasi
 Buang Air Besar (BAB) : Klien mengatakan BAB tidak teratur
 Buang Air Kecil (BAK)
a. Input : 480cc
b. Output : 300cc
c. Balance : Input – Output = 180cc
d. Warna : Kuning Jernih
e. Keluhan : tidak ada
3) Pola Istirahat/Tidur
a. Tidur Siang : ± 2 jam
b. Tidur Malam : ± 7 Jam
c. Keluhan Tidur : Klien mengatakan terkadang terbangun saat malam hari
karena tidak nyaman tidur
4) Personal Hygiene
a. Mandi : 1x Sehari
b. Jenis Pakaian : Kaos dan daster
c. Perawatan Gigi : Tidak terlalu rutin
d. Vulva Hygiene : Dibersihkan 1x sehari

5) DATA PSIKOLOGIS
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Status Emosi : Terkadang sedikit Cemas
c. Pola Koping : Positif ( Klien selalu menceritakan masalah yang
dihadapinya
d. Pola Komunikatif : Klien Koperatif

6) DATA SOSIAL
Klien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan sekitar

7) DATA SPIRITUAL
Klien mengatakan selalu solat 5 waktu dan menjalankan kewajibannya sebagai
umat muslim.
8) THERAPHY
a. RL 20 tts/mnt mempunyai fungsi untuk mengatasi kehilangan cairan
ektraseluler abnormal yang akut
b. PCT 3x350 mg mempunyai fungsi sebagai anagesik dan antipeuretik
dengan sedikit efek anti inflamasi dan juga dapat menghilangkan rasa sakit
dan suhu tubuh yang tinggi
9) DATA PENUNJANG
a) Pemeriksaan darah rutin

b) Urinalisa

c) Kimia klinik

d) Tes tubex = +5

e) Uji widal = 1/320


3.2 Analisa Data
A. Data

DS:
· Klien mengatakan badannya panas selama 4 hari.
· Klien mengatakan mual, muntah
· Klien mengatakan tidak nafsu makan.
· Klien mengatakan lemas.
DO:
· Suhu tubuh: 40⁰C
· Klien tampak lemas
· Dilakukan tes widal dengan hasil 1/320
· Dilakukan tes tubex dengan hasil positif 5
· Klien tidak menghabiskan makanannya
· IMT 17,1
· BB sebelum sakit 55kg, BB saat sakit 46kg
· TD: 90/70mmHg
· Nadi: 80x/menit
· RR: 25x permenit

B. Masalah
· Hipertermi
· Ketidakseimbangan nutrisi

C. Diagnosa Keperawatan
· Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan badan teraba panas,
kondisi lemas, dan suhu tubuh menigkat.
· Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis, psikologi
ditandai dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan

3.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan


Dx. Kep Perencanaan
No.
Tujuan Intervensi Rasional
1. Dx 1 Setelah dilakukan1. Observasi 1. Sebagai informasi
intervensi selama perubahan suhu dasar
3x24 jam untuk perencanaan
diharapkan suhu awal dan validasi data
tubuh klien 2. Untuk menurunkan
kembali normal 2. Berikan kompres suhu tubuh klien
dengan kriteria hangat 3. Agar tidak
hasil : kekurangan cairan dan
a. Suhu tubuh 3. Anjurkan pasien eletrolit
37,5⁰c untuk banyak minum4. Agar keringat tidak
b. Klien tidak air putih mengendap dan
lemas 4. Anjurkan memakai penguapan lebih cepat
c. TTV dalam pakaian yang 5. Untuk menurunkan
rentang normal menyerap keringat panas serta
memperkuat
5. Delegatif pemberian pertahanan tubuh
antiperatik dan klien
antiseptik

2. Dx 2 Setelah dilakukan1. Kaji intake klien 1. Sebagai informasi


intervensi selama dasar
3x24 jam untuk perencanaan
diharapkan awal dan validasi data
pemenuhan 2. Cara khusus
nutrisi klien 2. Tingkatkan intake tingkatakan nafsu
terpenuhi dengan makan melalui : makan
kriteria hasil : · Kurangi gangguan · Meningkatkan
a. Pemenuhan dari luar intake makanan
nutrisi klien · Sajikan makanan · Memudahkan
terpenuhi dalam kondisi hangat makanan masuk
b. BB klien · Selingi makan · Mulut yang bersih
meningkat dengan minum meningkatkan nafsu
c. IMT 18,5 · Jaga kebersihan makan
d. Tidak terjadi mulut klien · Mencegah mual
mual dan muntah· Berikan makan
e. Nafsu makan sedikit tapi sering
klien meningkat 3. Kolaborasi dengan 3. Memberikan asupan
f. Porsi makan ahli giziikan diet dan deit yang tepat
klien habis makanan ringan
dengan tambahan
makanan yang disukai
bila ada

3.4 Catatan Perkembangan dan Evaluasi Sumatif


No Tanggal Dx SOAP TTD
1. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan badannya panas selama 4
07:00 hari, Klien mengatakan lemas
O: Suhu tubuh: 40⁰C, Klien tampak lemas, Saat di
raba badan klien terasa panas
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Observasi perubahan suhu
b. Berikan kompres hangat
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum air
putih
d. Anjurkan memakai pakaian yang menyerap
keringat
e. Delegatif pemberian antiperatik dan
antiseptik
2. 18-10-14 Dx 1 S: Klien mengatakan mual dan muntah, Klien
10:00 mengatakan tidak nafsu makan, Klien
mengatakan lemas
O: Klien tampak lemas, Klien tidak menghabiskan
makanannya, IMT 17,1, BB 46kg, TD:
90/70mmHg, Nadi: 80x/menit, RR: 25x
permenit
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjut Intervensi
a. Kaji intake klien
b. Kurangi gangguan dari luar
c. Sajikan makanan dalam kondisi hangat
d. Selingi makan dengan minum
e. Jaga kebersihan mulut klien
f. Berikan makan sedikit tapi sering
g. Kolaborasi dengan ahli gizi akan diet dan
makanan ringan dengan tambahan makanan
yang disukai bila ada
h. Timbang berat badan setiap hari
i. Berikan obat sesuai indikasi.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

5.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi seimbang dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk setiap
individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa makan setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA

NANDA International. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta.


EGC
NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA. Yogyakarta. Med Action
Supariasa, I Dewa Nyoman. Dkk. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta. EGC
Lismidar, dkk. 1990. Proses Keperawatan. Universitas Indonesia. Jakarta
Kim, McFarland dan McLane, 1995 dalam Potter dan Perry, Fundamental Keperawatan
Volume 2.

Anda mungkin juga menyukai