Anda di halaman 1dari 4

ePerkenalkan Wahyu sang Pencinta yang Pemalu

Day Hita
Kamu tau gakitu siapa disana?
Hmmm gak tau, emang siapa?
itu teman SMA aku. Yudi menunjuk kearah wanita yang berparas cantik di depan
pintu Masjid kampus UNASMAN.

Dalam setiap hari-hariku ini, aku bagaikan mayat hidup, iyah mayat hidup. Karna 20
tahun sudah aku men-jomblo,bahkan selama Kuliah, yang sekarang ini telah menginjak
semester 3, tak ada yang menemani dalam setiap keseharian gunda gulananya hatiku, tak
ada yang memberi semangat tat kala mentari menampakkan diri, dan tak ada yang
memberitahukan makan bahkan untuk sholat sekalipun tak ada. Keadaan ini sebenarnya
bisa ku tolerir, tapi perlakuan teman-temanku yang tidak bisa ku tolerir, sebab mereka
seakan bahagia jika aku selalu ada dikerumunannya, dengan maksud jadi bahan BULLY-an
mereka, karna cuman aku yang Jomblo. SIAL
Perkenalkan Wahyu sang pencinta yang pemalu
Aku memang gak jelek-jelek amat, dengan tinggi 170 dan berat badan 58 Kg yang
termasuk dalam postur tubuh yang proporsional, berpenampilan sopan, dan selalu
berpakaian rapih yang kadang ada saja wanita yang melirik ingin berkenalan tak
membuatku mudah saja dalam mendapatkan pacar. Ini adalah masalah Urgen bagiku, karna
dengan Komposisi sedemikian itu, aku kalah dengan Yudi teman SMA ku yang sekarang
menjadi teman Kuliah beda Fakutas di UNASMAN salah satu Universitas daerah di Polewali
Mandar. yang jika dalam kaca mataku ia berada jauh dibawahku. Masalah utamanya
sebenarnya ialah Pemalu. Saya begitu pemalu jika berhadapan dengan seorang Wanita
sedangkan Yudi, ia santai aja bahkan Lece-leceang jika bertemu dengan lawan jenis yang
membuatnya tertarik bahkan dengan kelihaiian-nya itu, ia kadang mempunyai pacar lebih
dari 1 dalam 1 bulan dan di bulan lain ia ganti dengan alasan bosan. SIAL.
Perkenalkan Wahyu sang pencinta yang pemalu

Hari itu, ketika matahari lagi terang-terangnya dan sengatannya menusuk ke dalam
kulit sedalam-dalamnya, aku bersama Yudi duduk di pelataran Masjid kampus berteduh.
Aku yang merebahkan diri dan menutup muka dengan jaket sontak dibangunkan Yudi.
BroKau tahu siapa wanita itu? dia seakan memberikan sebuah quis berhadiah
Mana aku tahu? jawabku judes, sambil meneliti wanita cantik yang berada di depan
pintu Masjid Kampus itu
Itu temanku sewaktu SMP bromau aku kenalin? jawab yudi melirik ku seakan
mengajak untuk menguji kejantananku.
ahh gak usahlah
Tanpa meminta izin, yudi yang pada saat itu duduk disampingku, lantas bangun dan
menghampiri wanita yang bernama Hanum.
HaiKamu masih ingat dengan saya?
Hmmmkamu Yudi kan? Yang selalu gangguin Mita di SMP dulu?
Stttt jangan keras-kerasmalu tau, hmm kamu Kuliah disini?
Iyah aku Kuliah disini. Jawab hanum. Aku yang berada di sisi lain hanya bisa
menatap mereka berdua saling bercengkrama dengan asyiknya, yang membuat rasa
Cemburu tiba-tiba saja hadir, padahal aneh untuk apa aku harus cemburu???
Kulihat Yudi mengeluarkan Handphone-nya dari saku celananya, dan memberikan
kepada wanita itu. Pikirku wanita itu memberikan nomer hape-nya kepada Yudi temanku
yang terkenal Playboy itu. SIAL.
Setelah memberikan handphone yudi kembali, wanita itu yang masih berhadapan
dengan yudi, lantas menunjuk ke arah ku. Ke arahku. Sontak saja membuatku salah
tingkah dan lekas merebahkan badan lagi dengan sesekali melirik ke mereka. Tingkah ku ini
membuat wanita itu tersenyum tipis yang membuatnya semakin manis. Membuatku
semakin tertarik akan dirinya. SIAL. Lantas mereka saling berjabat tangan dan pergilah
mereka dari pertemuan singkat itu.
Yudi yang berjalan menghampiriku, dengan senyum pahitnya ia lalu menepuk
bahuku.
Itu namanya Hanum
Owhhh hanum jawabku seakan tak peduli
Yakin gak tertarik sama dia? gombalnya dan tak ingin ku jawab. Dengan wajah yang
pura-pura gak peduli, kutanyakan 1 hal yang membuatku penasaran kepada si-Playboy cap
kadal ini.
Kenapa dia nunjuk kearah aku tadi? Selidik ku
Gak apa-apa kokdia cuman heran Aja jawab yudi singkat
Haah? Heran? Kok bisa? Tanyaku
Iyah dia heran, kok ada Kodok kuliah tertawa yudi setelah ia mengatakan Joke yang
kampungan itu. SIAL.
Aku lalu membereskan barang-barang dan lekas mengajaknya ke ruang kuliah. Dalam
perjalanan ke ruang kuliah itu, aku masih berpikir dalam diam, mengapa ia menunjukku
tadi? Kok bisa? Dan Hal ini tak akan keberi tahu kepada Yudi.

Seminggu sudah berlalu, setelah hari itu tak pernah lagi ketemukan Hanum wanita
cantik itu, Sebenarnya ini adalah sebuah kemajuan dalam hatiku, sebab karena dia aku
merasakan yang namanya Rindu. Iyah Rindu, aku Rindu wajah cantiknya, senyumnya dan
juga caranya melirik. Namun Aku tak tahu ingin mencari tahu kemana ia, sebab Yudi yang
tahu banyak dengan dia, juga akhir-akhir ini tak menampakkan wajah Jeleknya lagi di
kampus. Hahh? pertanyaan timbul dalam hati ini JANGAN-JANGAN! khawatirku.
Lantas ku ambil Smartphone ku yang berada di dalam Ransel buatan Rusiaku, setelah
kuambil lekas saja kubuka Media Sosial Facebook, sebenarnya aku begitu malas dengan
Media Sosial apalagi FACEBOOK, yang kebanyakan hanya berita HOAX didalamnya,
apalagi mengenai HTI yang masuk ke Grup Kampus. Aku malas melihat Kemunafikannya,
namun hal ini kulakukan gara-gara YUDI, Lalu lantas kubuka kronologi Yudi. Dan aku
hanya bisa terpaku membatu melihat status dari seorang wanita yang akun facebooknya
bernama Hanum NeverDead menandai Yudi.
Tanpa berpikir panjang, langsung saja kumatikan HP ku tanpa mencari tahu
kebenaran yang sebenarnya. Namun sakit didada ini seakan tiba-tiba menjalar disetiap sendi
tubuhku, membuatku lesu dan menaruh amarah kepada temanku yudi. SIAL

Esoknya, tepat pukul 09.00 WITA, sampai ku di Kampus yang berjuluk Kampus biru
UNASMAN, Menjalani hari-hari monoton ku kembali, dan menghapus riwayat tentang
Kelakuan Yudi, Hanum, HTI, dan Menghapus Aplikasi FB di HP ku yang merupakan asal
muasal kesakitan yang lalu. lalu Terdengar suara lelaki dibelakangku, suara yang familiar
bagiku dan ternyata benar, ia Yudi.
Woy bro Teriaknya, yang tak ku gubris sedikitpun. Ketika mendekat dan
menghampiriku, ia lalu memukul bahu ini yang seakan itu adalah budaya-nya ketika
berhadapan denganku.
Apa kabar bro? sambungnya
Baik jawabku singkat.
Bagaiamana kampus? tanyanya lagi
Baik-baik jietidak lari kemana-mana ji Jawabku dengan tersenyum palsu
kearahnya. Ia yang pada saat itu masih berada di sampingku, lalu mengeluarkan HP-nya
dan memperlihatkan sesuatu kepadaku.
BroLiat dulu eee
ASUUUUU Teriakku dalam hati, ketika terpampang di Layar HP-nya Berpacaran
dengan Hanum NeverDead. SIAL
Mu-BULLY ka iniaa jawabku sambil tersenyum seakan tak ada apa-apa namun
memendam Amarah.
Hahaha tidak lah bro jawabnya
Perkenalkan Wahyu sang Pencinta yang pemalu

Perkuliahan telah Usai, namun aku yang berada di pojok tak ingin beranjak, pusat
perhatianku ialah Yudi yang sibuk dengan HPnya seakan bermain dengan dunianya sendiri.
Lalu pergi ku menghampirinya.
BroBisa ka Tanya sedikit? tanyaku yang membuat fokusnya terganggu
Iyah broTanya maki
Soal Hanum bromasih terpikir ka itu kemarin, kenapa na tunjukka? Tanyaku,
yang tanpa ia sadar, membuat ekspresi wajahnya berubah seketika.
Aihh jangan mi bahas dulu di bromau ka dulu kekantin jawabnya seakan
menghindar.
Keadaan ini sebenarnya membuatku semakin curiga kepada yudi, lalu terbersit niatan
untuk menanyakan langsung kepada Hanum tentang tindakannya itu. Dan bagaikan Jokowi
mengidamkan Presiden. Hanum tiba-tiba hadir di pandanganku, ia berjalan ke arahku entah
apa maksudnya.
Kamu namanya Wahyu kan? Tanya-nya, wanita cantik yang berlesung pipit ini.
iyah, dan kamu Hanum kan? jawabku mengimbangi
Hehe iyahyu aku mau nanya? Dimana yah ruangan Dekan FAI?
ohhh sebelah sana jawabku sambil menunjuk ke arah ruangan yang berada paling
ujung.
Setelah mengetahui-nya ia lekas mengangkat kedua kakinya untuk menuju kearah
yang kuarahkan. walaupun dalam hati ini ingin sekali menghentikan langkahnya, dengan
menanyakan sebuah hal kepadanya, tapi lidah memaksa tuk menahan, seakan lidah ini
mempunyai Visi sendiri. Namun, bagai Ahok menginginkan Bebas. Datang Yudi yang berada
dibelakangku memanggil Hanum. Dan seakan Dipanas-panasin yudi memanggil Hanum
dengan kata Sayang, sebenarnya aku tak begitu kesal ketika ia mengatakan hal itu, namun
yang membuatku kesal kepada dia, ialah ia memanggil nama sayang kepada hanum namun
matanya memandangiku. SIAL. Kali ini dia menjadi Batman dan aku Superman-nya. SIAL

Butuh waktu untuk bersabar dan mengobati luka yang diberikan yudi teman SMA ku,
dan juga mengenai misteri Hanum. Seminggu sudah aku menyibukkan diri dengan
mengaktifkan kembali Blog yang telah kubuat diwaktu rehat kuliah, Merutinkan Sholat 5
waktu tatkala waktunya, bermain bola diwaktu sore harinya, dan dimalamnya membaca
buku. Itu yang kulakukan untuk membunuh Dendam yang ada didada dan ternyata Bisa.
Aku tak peduli lagi mengenai sikap buruk yudi yang tidak mau memberi tahu
kebenaran, dan juga aku tak peduli lagi mengenai misteri Hanum. Yang kupeduli ialah
diriku, yang terluka ditempat yang tak seharusnya ia terluka.
Kringggg Berdering HP-ku pertanda ada seorang menelepon. Kulihat dan ternyata
Nomer baru yang terpampang yang membuatku Curiga, lalu lekas kumatikan dan ternyata
berdering lagi dan kumatikan lagi. Begitu yang kulakukan selama 4 kali. Dan kali yang ke-5
kuputuskan untuk mengangkatnya. Dan kagetku. Suara Hanum menelepon dengan terisak-
isak.
Halo yukamu lagi ngapain?
a..aku lagi tidur-tiduran aja, ada apa, kenapa kamu menangis num?
Aku ganggu gak?
Nggak kok
Aku boleh curhat ma kamu yu? jawabnya. Dan ku iyakan permintaannya itu. Sekitar
1 jam lebih ia mencurahkan keluh kesahnya kepadaku tanpa menghiraukan waktu yang
sebenarnya telah masuk jam 1 Subuh. permasalan puncak gunung es-nya ialah Yudi
Kampret yang membuatnya terluka, banyak yang bisa ku dapat dari percakapan ini, mulai
dari kenapa ia bisa tahu nomer hape ku, kenapa ia bersedih dan yang paling membuatku
tercerahkan ialah kenapa ia menunjukku pada waktu itu. Dan ternyata ia menunjukku
karena ia suka denganku. WOW
Aku Wahyu sang Pencinta yang pemalu
Dalam akhir percakapannya, ia mengatakan bahwa Yudi telah ia putuskan, dan ia pun
ingin Move on darinya. Dari sebab itu aku ingin sekali mengatakan kepadanya, bahwa
bolehkah aku yang mengisinya. Namun apa daya Aku hanyalah Wahyu sang Pencinta yang
Pemalu. Dan kembali lagi Kupendam aja.

Dikamarku yang begitu Sepi


13 Juni 2017, 00.30

Anda mungkin juga menyukai