Anda di halaman 1dari 2

Dalam Draf RUU, Pemilu 2019 Bakal Gunakan Sistem Proporsional

Pasal 138
(2) Pemilu untuk memilih memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka terbatas.
(3) Sistem proporsional terbuka terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan sistem Pemilu yang menggunakan sistem proporsional dengan daftar calon
yang terbuka dan daftar nomor urut calon yang terikat berdasarkan penetapan partai
politik
Sementara terkait mekanismenya, diperjelas dalam lampiran penjelasan di RUU Pemilu
soal pasal 138:
Yang dimaksud dengan daftar calon terbuka adalah daftar calon anggota DPR, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dicantumkan dalam surat suara Pemilu Anggota
DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota secara berurutan yang ditetapkan
oleh partai politik.
Yang dimaksud dengan daftar nomor urut calon yang terikat adalah daftar nomor urut
calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota yang ditetapkan oleh
partai politik secara berurutan yang bersifat tetap.
Jika poin tersebut nantinya disetujui, maka Pemilu 2019 akan berbeda dengan Pemilu
sebelumnya. Pada Pemilu 2014, digunakan sistem proporsional terbuka, yaitu pemilih
bisa mencoblos nama calon anggota legislatif selain hanya mencoblos gambar partai.
Hal ini juga berbeda dengan sistem proporsional tertutup, dimana pemilih hanya
mencoblos gambar partai.
Sistem proporsional terbuka terbatas yang diajukan pemerintah diklaim sebagai
perpaduan keduanya. Pemilih bisa melihat daftar calon anggota legislatif di partai
tersebut, tetapi urutan para calon itu tetap merupakan kewenangan partai.
Berdasarkan jadwal, RUU Pemilu ini akan dibawa ke rapat paripurna DPR, pada Rabu
(26/10) mendatang. Selanjutnya, akan dibahas bersama oleh DPR dan Pemerintah di
masa sidang berikutnya.
Sebelumnya, melalui pesan yang berantai di media sosial, Minggu (23/10) Perkumpulan
Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) melalui Direktur Eksekutifnya, Titi Anggraeni,
telah memetakan poin-poin krusial dalam RUU Pemilu sebagai berikut:
1. Sistem pemilunya proporsional tertutup/PR closed list. Kalau bahasa RUU, sistem
pemilu terbuka terbatas.
2. Batas ambang parlemen tidak berubah yakni 3,5% hanya untuk DPR RI dan tidak
berlaku untuk DPRD.
3. Alokasi kursi 3-10. Total kursi DPR 560 kursi. Alokasi kursi DPRD 3-12.
4. Metode konversi suara menggunakan Sainte Lague Modifikasi. Perolehan suara
parpol dibagi pembilang 1,4; 3; 5; 7; dst.
5. Alokasi kursi 560 dibagi ke 78 dapil (dapil baru Kaltara dengan 3 kursi, Kaltim tinggal
5).
PT (parliamentary threshold) atau ambang batas perwakilan 3,5% hanya untuk DPR
RI. Tidak berlaku untuk DPRD.
6. Untuk mengusung calon presiden partai atau gabungan partai harus memilii kursi
20% atau suara 25% dari hasil pemilu sebelumnya. Bagi parpol baru bisa bergabung
dengan parpol yang memenuhi syarat di atas.
7. Mencoblos nomor urut partai atau gambar partai, tidak mencoblos caleg meski daftar
caleg ada di surat suara.
8. Penentuan calon terpilih berdasar nomor urut.
9. Anggota Bawaslu Provinsi 5 orang, Panwaslu Kabupaten/Kota jadi permanen
dengan anggota 5 orang.
10. Usia anggota KPU/Bawaslu RI minimal 45 tahun, maksimal 65 tahun. Masa jabatan
maksimal 2 periode.

http://jdih.kpu.go.id/peraturan-kpu

Anda mungkin juga menyukai