Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUAN KM


DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG MAWAR
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

OLEH:

MADE ARIA SETIAWAN


NIM.:P07120016136

MAHASISWA DIII KEPERAWATAN


PROGRAM REGULER KELAS KARYAWAN
POLTEKKES DENPASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN

A. PENGERTIAN

Oksigenasi merupakan proses penambahan O2 ke dalam system (kimia atau


fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Pemberian O2 Binasal merupakan
pemberian oksigen melalui hidung dengan kanula ganda.Oksigenasi adalah
memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi juga dapat
diartikan sebagai kegiatan memasukkan zat asam (O2) ke dalam paru dengan alat
khusus.

Tujuan pemberian oksigenasi:

1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan.


2. Untuk menurunkan kerja paru-paru.
3. Untuk menurunkan kerja jantung.

Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam mempertahankan


oksigenasi. Tujuan dari terapi oksigen adalah untuk memberikan transpor oksigen
yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya bernafas dan mengurangi
stress pada miokardium.

Beberapa metode pemberian oksigen:

1. Low flow oxygen system


Hanya menyediakan sebagian dari udara inspirasi total pasien. Pada
umumnya sistem ini lebih nyaman untuk pasien tetapi pemberiannya
bervariasi menurut pola pernafasan pasien.
2. High flow oxygen system
Menyediakan udara inspirasi total untuk pasien. Pemberian oksigen
dilakukan dengan konsisten, teratur, teliti dan tidak bervariasi dengan pola
pernafasan pasien.
NILAI-NILAI NORMAL:

PARAMETER NILAI NORMAL


Parameter Nilai normal Tidal Volume (TV) 500 cc
Volume Cadangan Inspirasi (VCI) 3000 ml
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE) 1100 ml
Volume Residu 1200 ml
Kapasitas Inspirasi (KI) 3500 ml
Kapasitas Residu Fungsional (KRF) 2300 ml
Kapasitas Vital 4600 ml
Kapasitas Total Paru 5800 ml

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN


OKSIGENASI

Faktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya
berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas
yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter
dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal.
Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi
perubahan pada bentuk thorak dan pola napas

2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi


daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup
individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut
jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan
tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan
oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada
sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke
sel-sel tubuh. Selain itu penyakitpenyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai
efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler
yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi
membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.

5. Narkotika

Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-
obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.

6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi


pernapasan yaitu :

a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar paru


b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru
c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel
jaringan.
Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas. Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen
di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Sianosis dapat ditandai dengan
warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh
kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat
penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya
selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut
biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

7. Perubahan pola nafas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya
dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak).
Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang
meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk
bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

8. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran
pernapasan di sebelah atas atau bawah. Mempertahankan jalan napas yang terbuka
merupakan intervensi keperawatan yang kadangkadang membutuhkan tindakan
yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara
mengorok selama inhalasi (inspirasi).

C. FISIOLOGI PERNAFASAN

1. Struktur Sistem Pernafasan

a. Saluran pernafasan atas

Fungsinya adalah menyaring, menghangatkan dan melembabkan udara yang


dihirup. Terdiri dari :hidung, faring, laring, epiglottis

b. Saluran Pernafasan bawah


Fungsi adalah menghangatkan udara, membersihkan mukuosa cilliary,
memproduksi surfactant. Terdiri dari : trachea, bronchus, paru.

Pernafasan eksternal mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2


antara lingkungan eksternal, dan sel tubuh.

Secara umum, proses ini berlangsung dalam 3 langkah, yaitu:

a. Ventilasi Pulmoner.

Udara bergantian masuk keluar paru-paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi
proses pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus.

b. Pertukaran gas alveolar.

Setelah oksigen masuk alveolus, proses pernafasan berikutnya adalah difusi


oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah proses
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area
berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi rendah. Proses ini
berlangsung di alveolus dan membrane kapiler.

c. Transpor oksigen dan karbondioksida.

Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbondioksida
diangkut dari jaringan kembali menuju paru-paru.

Transpor O2.

Normalnya, sebagian oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin


dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk Oksihemoglobin (HbO2),
sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh Ventilasi (jumlah
O2 yang masuk ke paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan).
Kapasitas dara yang dibawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam
plasma, jumlah Hemoglobin (Hb), dan ikatan O2 dengan Hb.

Transpor CO2.
Karbondioksida hasil metabolisme terus menerus diankut menuju paruparu
melalui 3 cara: sebagian besar karbondioksida (70%) diangkut dalam sel
darah merah dalam bentuk bikarbonat (HCO3-), sebanyak 23%
karbondioksida berikatan dengan hemoglobin membentuk
karbaminohemoglobin (HbCO2), Sebanyak 7% diangkut dalam bentuk
larutan di dalam plasma dalam bentuk asam karbonat.

Pernafasan internal atau pernafasan jaringan mengacu pada proses metabolisme


intrasel yang berlangsung dalam mitrokondria, yang menggunakan O2 dan
menhasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses
ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara
kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti dari kapiler paru, pertukaran ini juga
melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.

D. MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN FUNGSI RESPIRASI

1. Hypoxia
Merupakan kondisi ketidakcukupan oksigen dalam tubuh, dari gas yang
diinspirasi ke jaringan.
Penyebab terjadinya hipoksia :
a. gangguan pernafasan
b. gangguan peredaran darah
c. gangguan sistem metabolism
d. gangguan permeabilitas jaringan untuk mengikat oksigen (nekrose).
2. Hyperventilasi
Jumlah udara dalam paru berlebihan.
Sering disebut hyperventilasi elveoli, sebab jumlah udara dalam alveoli
melebihi kebutuhan tubuh, yang berarti bahwa CO2 yang dieliminasi lebih
dari yang diproduksi menyebabkan peningkatan rata rata dan
kedalaman pernafasan.
Tanda dan gejala :
Pusing
nyeri kepala
henti jantung
koma
Ketidakseimbangan elektrolit
3. Hypoventilasi
Ketidak cukupan ventilasi alveoli (ventilasi tidak mencukupi kebutuhan
tubuh), sehingga CO2 dipertahankan dalam aliran darah.
Hypoventilasi dapat terjadi sebagai akibat dari kollaps alveoli, obstruksi
jalan nafas, atau efek samping dari beberapa obat. Tanda dan gejala: a. napas
pendek b. nyeri dada c. sakit kepala ringan d. pusing dan penglihatan kabur
4. Cheyne Stokes
Bertambah dan berkurangnya ritme respirasi, dari perafasan yang sangat
dalam, lambat dan akhirnya diikuti periode apnea, gagal jantung kongestif,
dan overdosis obat.
Terjadi dalam keadaan dalam fisiologis maupun pathologis.
Fisiologis :
a. orang yang berada ketinggian 12000-15000 kaki
b. pada anak-anak yang sedang tidur
c. pada orang yang secara sadar melakukan hyperventilasi

Pathologis :

a. gagal jantung
b. pada pasien uraemi ( kadar ureum dalam darah lebih dari 40mg%)
5. Kussmauls ( hyperventilasi)
Peningkatan kecepatan dan kedalaman nafas biasanya lebih dari 20 x per
menit. Dijumpai pada asidosisi metabolik, dan gagal ginjal.
6. Apneu
Henti nafas , pada gangguan sistem saraf pusat
7. Biots
Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan klien dengan
gangguan sistem saraf pusat.
Normalnya bernafas hanya membutuhkan sedikit usaha. Kesulitan bernafas
disebut dyspnea.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN.

1. Metode Morfologis

a. Radiologi
Parenkim paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil terhadap
jalannya sinar X sehingga memberi bayangan yang sangat memancar.
Bagian padat udara akan memberikan udara bayangan yang lebih padat
karena sulit ditembus sinar X. benda yang padat member kesan warna lebih
putih dari bagian berbentuk udara.
b. Bronkoskopi
Merupakan teknik yang memungkinkan visualisasi langsung trachea dan
cabang utamanya. Biasanya digunakan untuk memastikan karsinoma
bronkogenik, atau untuk membuang benda asing. Setelah tindakan ini
pasien tidak bolelh makan atau minum selama 2 -3 jam sampai tikmbul
reflex muntah. Jika tidak, pasien mungki9n akan mengalami aspirasi ke
dalam cabanga trakeobronkeal.
c. Pemeriksaan Biopsi
Manfaat biopsy paru paru terutama berkaitan dengan penyakit paru yang
bersifat menyebar yang tidak dapat didiagnosis dengan cara lain.
d. Pemerikasaan Sputum
Bersifat mikroskopik dan penting untuk mendiagnosis etiologi berbagai
penyakit pernapasan. Dapat digunakan untuk menjelaskan organisme
penyebab penyakit berbagai pneumonia, bacterial, tuberkulosa, serta jamur.
Pemeriksaan sitologi eksploitatif pada sputum membantu proses diagnosis
karsinoma paru. Waktu yang baik untuk pengumpulan sputum adalah pagi
hari bangun tidur karena sekresi abnormal bronkus cenderung berkumpul
waktu tidur.

2. Metode Fisiologis

Tes fungsi paru menggunakan spirometer akan menghasilkan:


a. Volume Alun Napas (Tidal Volume TV)
yaitu volume udara yang keluar masuk paru pada keadaan istirahat
(500ml).
b. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiration Reserve Volume IRV)
yaitu volume udara yang masih dapat masuk paru pada inspirasi maksimal
setelah inspirasi secara biasa. L = 3300 ml, P = 1900 ml.
c. Volume Cadangan Ekspirasi (Ekspirasi Reserve Volume ERV)
yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan secara aktif dari paru melalui
kontraksi otot ekspirasi setelah ekspirasi biasa. L = 1000 ml, P = 700
ml.
d. Volume Residu (Residu Volume RV), yaitu udara yang masih tersisa dlam
paru setelah ekpsirasi maksimal. L = 1200 ml, P = 1100 ml. Kapasitas
pulmonal sebagai hasil penjumnlahan dua jenis volume atau lebih dalam
satu kesatuan.
e. Kapasitas Inspirasi (Inspiration Capacity IC)
yaitu jumlah udara yang dapat dimasukkan ke dalam paru setelah akhir
ekspirasi biasa (IC = IRV + TV)
f. Kapasitas Residu Fungsional (Fungtional Residual Capacity FRC)
yaitu jumlah udara paru pada akhir respirasi biasa (FRC = ERV + RV)
g. Kapasitas Vital (Vital Capacity VC)
yaitu volume udara maksimal yang dapat masuk dan keluar paru selama satu
siklus pernapasan yaitu setelah inspirasi dan ekspirasi maksimal (VC = IRV
+ TV + ERV)

Kapasitas Paru paru Total (Total Lung Capacity TLC), yaitu jumalh
udara maksimal yang masih ada di paru paru (TLC = VC + RV). L =
6000 ml, P = 4200 ml.

h. Ruang Rugi (Anatomical Dead Space)


yaitu area disepanjang saluran napas yangvtidak terlibat proses pertukaran
gas (150 ml). L = 500 ml.
i. Frekuensi napas (f)
yaitu jumalh pernapsan yang dilakukan permenit (15 x/menit). Secara
umum, volume dan kapasitas paru akan menurun bila seseorang berbaring
dan meningkat saat berdiri. Menurun karena isi perut menekan ke atas atau
ke diafragma, sedangkan volume udara paru menungkat sehingga ruangan
yang diisi udara berkurang.
j. Analisis Gas Darah (Analysis Blood Gasses ABGs).
Sampel darah yang digunakan adalah arteri radialis (mudah diambil).

F. MANIFESTASI KLINIS

1. Bunyi nafas tambahan ( misalnya ronki basah halus, ronki basah kasar )
2. Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan
3. Batuk tidak ada atau tidak efektif
4. Sianosis
5. Kesulitan untuk bersuara
6. Penurunan bunyi nafas
7. Ortopnea
8. Sputum

G. FOKUS PENGKAJIAN

1. Riwayat Keperawatan

a. Masalah pernafasan yang pernah dialami.


Pernah mengalami perubahan pola perrnafasan
Pernah mengalami batuk dengan sputum
Pernah mengalami nyeri dada
Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala2 diatas

b. Riwayat penyakit pernafasan


Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC
Bagaimana frekuensi setiap kejadian
c. Gaya Hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok

2. Pemeriksaan Fisik

a. Mata: konjungtiva pucat (karena anemis), konjungtiva sianosis (karena


hipoksia)
b. Kulit: sianosis perifer, penurunan turgor
c. Mulut dan bibir: membrane mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan
mulut
d. Dada
Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas
pernafasan, dispnea, atau obstruksi jalan pernafsan)
Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan
Traktil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara melewati
saluran/rongga pernafasan)
Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
Suara nafas tidak normal
Bunyi perkusi ( resonansi
e. Pola pernafasan
pernafasan normal
pernafasan cepat
pernafasan lambat

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan sekret/
banyaknya mukus, adanya benda asing dijalan nafas.
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,
Kelelahan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi
ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar.

I. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
ditandai dengan spasme jalan nafas, sekresi tertahan, penumpukan sekret,
adanya benda asing dijalan nafas.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi.
Kriteria hasil: mendemonstrasikan batuk efektif, dan suara nafas
bersih, tidak ada sianosis dan dispnea, menunjukan jalan nafas yang
paten.
Intervensi:
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal:
semifowler.
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
misal ronkhi
Berikan bronkodilator bila perlu
Kolaborasi dalam pemberian terapi 02.

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, hipoventilasi,


kelelahan.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien
menunjukan keefektifan pola nafas.
Kriteria hasil: Suara nafas bersih, tidak ada siaonsis, dispnea,
menunjukan jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas
abnormal) dan TTV dalam rentang normal
Intervensi:
Monitor vital sign
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
Pertahankan jalan nafas yang paten
Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
Berikan bronkodilator bila perlu
Kolaborasi dalam pemberian terapi 02
3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi,
perubahan membran kapiler alveolar.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah
keperawatan gangguan pertukaran gas teratasi.
Kriteria hasil: mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi
yang adekuat, suara nafas bersih, tidak ada sianosis dan dispneu, TTV
dalam rentang normal
Intervensi:
Beri posisi ventilasi maksimal.
Keluarkan sekret dengan batuk atau section
Auskultasi suara nafas, dan catat adanya suara nafas tambahan
Monotor pola nafas bradipnea, takipnea,
Monitor TTV, AGD
Observasi sianosis
Kolaborasi bronkodilator, nebulezer, dan terapi oksigenasi
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. 2007. Jakarta
: EGC

International, NANDA.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-


2014. 2013. Jakarta : EGC
Karangasem , 2017

Nama Pembimbing / C I Nama Mahasiswa

___________________________ MADE ARIA SETIAWAN


NIP.:............................................... NIM.: P07120016136

Nama Pembimbing / C T

_____________________________________
NIP. :................................................................

Anda mungkin juga menyukai