Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar
(milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu interior yang berupa
darah dan cairan tubuh lainnya. Dalam cairan tubuh terlarut zat-zat makanan dan
ion-ion yang diperlukan oleh sel untuk hidup, berkembang dan menjalankan
tugasnya. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi
oleh lingkungan di sekitarnya.
Di alam ini juga ada banyak sekali mahluk hidup yang tumbuh dan
berkembang di habitatnya masing masing. Setiap mahluk hidup mempunyai
sifat dan kebiasaan masing masing. Salah satu ciri dari mahluk hidup ialah
melakukan proses di dalam tubuhnya. Proses tersebut ialah proses penguraian
makanan yang dikonsumsi oleh semua mahluk hidup.
Setiap mahluk hidup pasti memerlukan makanan untuk kelangsungan
hidupnya.Selain itu makanan juga menjadi sumber tenaga dan energi yang
dibutuhkan oleh tubuh mahluk hidup.Makanan tersebut masuk ke dalam tubuh
melalui organ pencernaan.Setelah masuk ke dalam tubuh,makanan tersebut akan
mengalami proses perombakan. Zat zat yang terkandung dalam makanan
diuraikan menjadi sumber energi.
Hasil dari penguraian zat zat makanan tersebut yang menjadi sumber
tenaga untuk melakukan aktivitas kehidupan.Bisa kita bayangkan,jika zat zat
yang ada dalam makanan tidak diuraikan pasti tidak ada tenaga yang dihasilkan
dalam tubuh.Maka mahluk hidup tidak akan mempunyai kemampuan untuk
menjalani aktivitas kehidupan.Sebagai contoh kita dapat melihat seekor harimau
yang memangsa makanannya. Makanan yang di cerna oleh tubuh harimau

1
diubah/di konversi menjadi energi dan tenaga yang dapat di gunakan oleh
harimau untuk berlari dan mencari mangsa yang lain.
Mungkin akan berbeda halnya jika makanan yang si makan oleh harimau
tidak mengalami proses penguraian, pasti harimau tersebut tidak akan
mempunyai kemampuan untuk berlari bahkan mencari mangsanya. Oleh karena
itu, harimau memerlukan energi yang diperoleh dari proses penguraian zat zat
makanan.Proses inilah yang kita kenal dengan proses Metabolisme.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan cairan tubuh?
2. Apa yang dimaksud dengan cairan elektrolit?
3. Bagaimana proses metabolisme karbohidrat?
4. Bagaimana proses metabolisme protein?
5. Bagaimana proses metabolisme lemak?
6. Bagaimana proses metabolisme vitamin?
7. Bagaimana proses metabolisme mineral?
8. Bagaimana proses metabolisme air?

1.3 Tujuan penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian cairan tubuh.
2. Untuk mengetahui pengertian cairan elektrolit.
2. Untuk mengetahui proses metabolisme karabohidrat.
3. Untuk mengetahui proses metabolisme protein.
4. Untuk mengetahui proses metabolisme lemak.
5. Untuk mengetahui proses metabolisme vitamin.
6. Untuk mengetahui proses metabolisme mineral.
7. Untuk mengetahui proses metabolisme air.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cairan Tubuh


Cairan tubuh merupakan cairan yang terdapat di dalam tubuh manusia atau
hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Contoh cairan tubuh diantaranya
yaitu darah dan plasma darah, sitosol, cairan serebrospinal, korpus vitreum
maupun humor vitreous, serumen, humor aqueous, cairan limfa, cairan pleura,
cairan amnion.
2.2 Distribusi Cairan Tubuh
Didalam tubuh manusia, cairan akan terdistribusi kedalam 2
kompartemen utama yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular
(ECF).
a.Cairan intraselular
Cairan intraselular adalan cairan yang terdapat di dalam sel, sekitar 40-50
% dari berat tubuh letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit, serta kalium
dan fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Pada orang
dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular
(sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70
kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan
cairan intraselular.
b.Cairan ekstraselular
Cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar sel. Cairan ini
membentuk 30 persen dari cairan dalam tubuh (kira-kira 12 liter). Air ini
merupakan medium, di tengah-tengah dimana sel hidup. Sel menerima garam,
makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil buangannya ke dalam cairan
itu juga. Jumlah relatif cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada
bayi baru lahir, sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselluler.

3
Setelah usia satu tahun, jumlah cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar
sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa
muda dengan berat rata-rata 70 kg.
Cairan ekstraselular dibagi menjadi :
Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar
11-12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume
interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah sekitar 2 kali
lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
Cairan Intravaskular Plasma
Cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume
plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6 liter dimana 3
liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah
putih dan platelet. Dan juga merupakan sistem transport yang melayani semua
sel melalui medium cairan ekstraselluler.
Cairan transeluler
Cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti
serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi
saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume cairan transeluler adalah
sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak dapat masuk dan keluar dari
ruang transeluler.
2.2.1 Perpindahan Substansi Antar Kompartmen.
Kedua kompartemen utama (antara cairan intraselluler dan cairan
ekstraselluler) ini dipisahkan oleh sel membran yang memiliki permeabilitas
tertentu. Pendistribuan air di dalam 2 kompartemen utama ini sangat bergantung
pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat dalam kedua
kompartemen tersebut.
Perpindahan substansi melalui membran ada yang secara aktif atau pasif.
Transport aktif membutuhkan energi, sedangkan transport pasif tidak
4
membutuhkan energi. Berikut ini adalah perpindahan substansi melalui
membran:
a. Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu
bergerak dan cenderung menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke
konsentrasi yang lebih rendah sehingga konsentrasi substansi partikel
tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi.
b. Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan
tersebut lebih rendah dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni
dengan volume yang sama. Hal ini karena tempat molekul air telah ditempati
oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang terlarut
meningkatkan, konsentrasi air akan menurun.
c. Filtrasi
Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang
dibatasi oleh membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan
besar perbedaan tekanan, luas permukaan membran dan permeabilitas
membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik.
d. Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah
berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang
konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini membutuhkan energi
(ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa Na-K.
e. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter
penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan

5
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan.
2.3 Mekanisme Homeostasis Cairan Tubuh
Homeostasis adalah usaha dari tubuh sendiri agar lingkungan sel tubuh
dalam keadaan stabil. Keseimbangan cairan tubuh dicapai dengan masukan
dan keluaran air yang seimbang. Air mengalami proses kehilangan yang tidak
terelakan setiap saat melalui ginjal, kulit, dan paru-paru.
Tabel 2.1.1 Hilangnya air setiap hari (dalam mililiter)
Hilang tak tersisa Suhu normal Cuaca panas Gerak badan
Kulit 350 350 350
Saluran 350 250 650
Pernapasan 1400 1200 500
Urina 100 1400 5000
Keringat 100 100 100
Feses
Total 2300 3300 6600
Kehilangan air terbesar melalui ginjal yang merupakan bagian yang
tidak dapat di hindarkan, bagian yang dikendalikan oleh antidiuretik hormon
(ADH). ADH dihasilkan di dalam hipotalamus dan ditransportasikan ke
kelenjar pituitari, darimana dilepaskan sesuai dengan kebutuhan. Hal tersebut
mengatur reabsorbsi air dari tubulus distal ginjal dan juga mengatur jumlah
urine yang dieksresikan.sel-sel syaraf hipotalamus mengirimkan pesan agar
ADH dilepaskan. Hormon ADH memastikan lebih banyak cairan akan diserap
kembali dari ginjal. Setelah darah terencerkan, pelepasan ADH berhenti.
2.4 Pengaturan Volume Cairan Ekstrasel
a. Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran air.
Untuk mempertahankan volume cairan tubuh kurang lebih tetap, maka
harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang masuk ke dalam

6
tubuh. Hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartemen dan
antara tubuh dengan lingkungan luarnya.
b. Internal fluid exchange
Pertukaran cairan antar berbagai kompartmen, seperti proses filtrasi
dan reabsorpsi di kapiler ginjal.

2.5 Cairan Elektrolit


Zat terlarut yang ada di dalam cairan tubuh terdiri dari non-elektrolit da
elektrolit.
a. Cairan Non-Elektrolit
Merupakan zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bemuatan
listrik. Cairan non-elektrolit terdiri dari:
Protein
Urea
Glukosa
Oksigen
Karbon dioksida
Dan asam organik lainnya.
b. Cairan Elektrolit
Garam yang terurai di dalam air menjadi satu atau lebih partikel bermuatan,
disebut ion atau elektrolit. Larutan elektrolit juga menghantarkan listrik, ion yang
bermuatan positif (+) disebut kation dan yang bermuatan negatif (-) disebut
anion.
Di dalam tubuh manusia, kesetimbangan antar air (H2O) dengan elektrolit
diatur secara ketat agar sel-sel dan organ tubuh dapat berfungsi dengan baik-
baik. Pada tubuh manusia, elektrolit-elektrolit ini akan memiliki fungsi antara
lain dalam menjaga tekanan osmotik tubuh, mengatur pendistribuan cairan ke
dalam kompartemen badan air (bodys fluid compartement), menjaga pH tubuh

7
dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi serta ikut berperan
dalam setiap proses metabolisme.
Tabel 2.2.1 Elektrolit plasma dan intraseluller
Muatan Plasma Intraseluler
Kation
Natrium 142 mEq 10 mEq
Kalium 4 mEq 160 mEq
Kalsium 5 mEq <1 mEq
Magnesium 3 mEq 35 mEq
Anion
Klorida 103 mEq 2 mEq
Bicarbonate 27 mEq 8 mEq
Fosfat 2 mEq 140 mEq
Sulfat 1 mEq
Asam organik 5 mEq
Protein 16 mEq 55 mEq

a. Natrium (Na)
Natrium biasanya dalam bentuk garam seperti natrium klorida
(NaCl).Garam natrium merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh
tubuh dengan minimum kebutuhan untuk orang dewasa berkisar antara 1,3-1,6
gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4,0 gr NaCl/hari). Setiap kelebihan natrium yang
terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui urin dan keringat.
Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi
untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf,
kontraksi otot dan juga akan berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada
keadaan normal, natrium (Na+) bersama dengan pasangan (terutama klorida)
akan memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif osmolalits di dalam
cairan ekstrasellular.
8
b. Kalium (K)
Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di
dalam cairan intrasellular (ICF) dengan konsentrasi 150 mmol/L. Sekitar 90%
dari total kalium tubuh akan berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0,4 % dari
total kalium tubuh akan terdistribusi ke dalam ruangan vascular yang terdapat
pada cairan ekstrasellular dengan konsentrasi antara 3,5-5,0 mmol/L.
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler
berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-
ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan
protein didalam sel.
c. Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk
pertumbuhan + 10 mg/hari. Dikeluarkan melalui urine dan feses.
d. Klorida
Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstrasellular (ECF) adalah
elektrolit bermuatan negatif yaitu klorida (Cl). Jumlah ion klorida (Cl) yang
terdapat di dalam jaringan tubuh diperkirakan sebanyak 1,1 g/kg berat badan
dengan konsentrasi antara 98-106 mmol/L.
e. Bicarbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu
hasil akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit
sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh
paru-paru dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.

9
2.5.1 Sistem Transportasi Cairan dan Elektrolit
Perpindahan Air Di Antara Bagian Tubuh
Perpindahan Cairan Tubuh dan Elektrolit
Perpindahan Air Di antara ECF dan ICF
Pertukaran Air dengan Lingkungan Eksternal

2.6 Pengertian Metabolisme


Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
semua makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu
organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu
metabole yang berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup
mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk
memperpertahankan hidupnya. Metabolisme terbag atas beberapa jenis
berdasarkan dua arah lintasan metabolic antara lain sebagai berikut.
Metabolisme memiliki dua arah lintasan metabolic, yaitu :
1. Katabolisme yang merupakan penguraian suatu zat menjadi partikel yang lebih
kecil untuk dijadikan energi.
2. Anabolisme yang merupakan reaksi untuk merangkai senyawa organic dari
molekul molekul tertentu agar dapat diserap oleh tubuh.

2.7 Proses Metabolisme


Didalam tubuh terjadi beberapa proses metabolisme yaitu:
2.7.1 Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme berlangsung dalam organisme secara mekanis dan kimiawi.
Metabolisme terdiri dari dua proses yaitu anabolisme sebagai pembentukan
molekul dan katabolisme sebagai penguraian molekul. Proses metabolisme
karbohidrat yaitu Makanan dicerna, kemudian karbohidrat mengalami proses

10
hidrolisis atau penguraian dengan menggunakan molekul air yang mengurai
polisakarida menjadi monosakarida. Disaat makanan dikunyah, makanan akan
bercampur air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu a amilase yang
disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati
(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil dengan terdiri
dari 3-9 molekul glukosa. Makanan dalam waku singkat berada dalam mulut
dengan terdapat tidak lebih 3-5% dari pati yang telah terhidrolisis sewaktu
makanan ditelan.
Ptialin dapat berlangsung terus menerus memecah makanan menjadi
maltosa selama 1 jam setelah makanan memasuki lambung disaat isi lambung
bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung. Pada akhirnya aktivitas
ptialin dihambat oleh zat asam yang diekskresikan oleh lambung. Hal tersebut
dapat terjadi karena ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif pada PH
medium turun dibawah 4,0. Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk
ke duodenum (usu dua belas jari), makanan kemudian akan bercampur dengan
getah pankreas. Pati yang belum dipecah akan dicerna oleh amilase yang
berfungsi sama dengan a-amilase pada air liur yaitu sebagai pemecah pati menajdi
maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Namun, pati umumnya hampir
sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil sebelum
melewati lambung. Hasil akhir proses pencernaan adalah glukosa, fruktosa,
galaktosa, manosa dan monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa kemudian
diabsorpsi melalui dinding usus dibawah ke hati oleh darah. Glukosa sebagai
salah satu hasil dari pemecahan pati akan mengalami dau proses di dalam
hati,yaitu:

Glukosa akan beredar bersama aliran darah untuk memenuhi kebutuhan energi
sel-sel tubuh
Jika di dalam hati terdapat kelebihan glukosa (gula darah),glukosa akan di ubah
menjadi glikogen(gula otot) dengan bantuan hormon insulin dan secara

11
otomatis akan menjaga keseimbangan gula darah.Glikogen di simpan di dalam
hati,jika sewaktu-waktu dibutuhkan,glikogen di ubah kembali menjadi glukosa
dengan bantuan hormon adrenaline.
Macam-macam Proses Metabolisme Karbohidrat
1. Glikogenesis
Glikogenesis adalah poses pembentukan glikogen dari glukosa. Proses
pembentukan glikogen adalah sebagai berikut.
Tahap pertama adalah pembentukan glukosa-6-fosfat dari glukosa, dengan
bantuan enzim glukokinase dan mendapat tambahan energi dari ATP dan
fosfat.
Glukosa-6-fosfat dengan enzim glukomutase menjadi glukosa-1-fosfat.
Glukosa-1-fosfat bereaksi dengan UTP (Uridin Tri Phospat) dikatalisis oleh
uridil transferase menghasilkan uridin difosfat glukosa (UDP-glukosa) dan
pirofosfat (PPi).
Tahap terakhir terjadi kondensasi antara UDP-glukosa dengan glukosa nomor
satu dalam rantai glikogen primer menghasilkan rantai glikogen baru dengan
tambahan satu unit glukosa.
Istilah yang berhubungan dengan metabolisme penguraian glukosa adalah
sebagai berikut:
Fermentasi atau peragian, yaitu proses penguraian senyawa kimia yang
menghasilkan gas. Dalam hal ini adalah penguraian karbohidrat, etanol, dan
CO
Glikolisis, yaitu proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
Glikolisis anaerob, yaitu proses penguraian karbohidratmenjadi laktat tanpa
melibatkan O2
Respirasi, yaitu proses reaksi kimia yang terjadi apabila sel menyerap O2,
menghasilkan CO2 dan H2O. Respirasi dalam arti yang lebih khusus adalah
proses - proses penguraian glukosa dengan menggunakan O2, menghasilkan

12
CO2, H2O, dan energi (dalam bentuk energi kimia, ATP) yang melibatkan
metabolisme glikosis, Daur Krebs, dan fosforilase bersifat oksidasi.
2. Glikolisis
Glikolisis adalah proses penguraian karbohidrat menjadi piruvat.
Karbohidrat di dalam usus yaitu glukosa setelah melalui dinding usus. Glukosa
dalam darah sebagian diubah menjadi glikogen. Peristiwa oksidasi glukosa di
dalam jaringan terjadi secara bertingkat dan pada tingkat tertinggi
dilepaskan energi melalui prosesproses kimiawi (glukosa, glikogen) diubah
menjadi piruvat. Piruvat ini merupakan zat antara yang sangat penting dalam
metabolisme karbohidrat.
Sifat-sifat peristiwa glikolisis, antara lain:
a. oksidasi glikogen/glukosa menjadi piruvat laktat;
b. dapat berlangsung secara aerob dan anaerob;
c. diperlukan adanya enzim dan energi;
d. menghasilkan senyawa karbohidrat beratom tiga;
e. terjadi sintesis ATP dari ADP + Pi.
Pada peristiwa glikolisis aerob dihasilkan piruvat, sedangkan pada
glikolisis anaerob dihasilkan laktat melalui piruvat. Glukoneogenesis adalah
pembentukan glukosa dari piruvat (kebalikan glikolisis).

2.7.2 Metabolisme Protein


Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai ikatan peptida
dan berasal dari monomer asam amino. Seluruh sel makhluk hidup mendapatkan
manfaat penting dari protein ini. Tentunya hal itu punya penyebab, yaitu karena
protein mengandung karbon, sulfur, nitrogen, hidrogen dan oksigen. Protein juga
mengandung fosfor. Dalam metabolisme protein terdapat beberapa proses, yaitu.
1. Dekarboksilasi oksidatif
Suatu tahapan proses katabolisme (reaksi pemecahan / pembongkaran
senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa

13
sederhana yang mengandung energi lebih rendah) yang merupakan lanjutan dari
proses glikolisis (proses pengubahan molekul sumber energi, yaitu glukosa yang
mempunyai 6 atom C manjadi senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat
yang mempunyai 3 atom C). Menurut Wapedia (2010) dekarboksilasi merujuk
pada reaksi kimia yang menyebabkan gugus karboksil (-COOH) terlepas dari
senyawa semula menjadi karbon dioksida (CO2).
2. Transaminasi
Proses katabolisme asam amino yang melibatkan pemindahan gugus amino dari
satu asam amino kepada asam amino lain. Dalam reaksi transaminasi ini gugus
amino dari suatu asam amino dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa
keto, yaitu asam piruvat, a ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto
ini diubah menjadi asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi
asam keto. Ada dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin
transaminase dan glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi
berikut:
Pada reaksi ini tidak ada gugus amino yang hilang, karena gugus amino
yang dilepaskan oleh asam amino diterima oleh asam keto. Alanin transaminase
merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap asam piruvat-alanin.
Glutamat transaminase merupakan enzim yang mempunyai kekhasan terhadap
glutamat-ketoglutarat sebagai satu pasang substrak.
Reaksi transaminasi terjadi didalam mitokondria maupun dalam cairan
sitoplasma. Semua enzim transaminase tersebut dibantu oleh piridoksalfosfat
sebagai koenzim. Telah diterangkan bahwa piridoksalfosfat tidak hanya
merupakan koenzim pada reaksi transaminasi, tetapi juga pada reaksi-reaksi
metabolisme yang lain.
3.DeaminasiOksidatif
Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi asam
glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat dapat

14
mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
dehidrogenase sebagai katalis.

Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+

Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk
NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan NADP+
sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan hasil akhir
proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan enzim yang
penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam oksidase.

2.7.3 Metabolisme lemak


Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat
tersebut tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah
lemak.Pencernaan lemak terjadi di dalam usus,karena usus mengandung lipase.
Lemak keluar daari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang
hormon kolesistokinin.Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu
berkontraksi sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum(usus
dua belaas jari).Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan
penting dalam mengemulsikan lemak.Emulsi Lemak merupakan pemecahan
lemak yang berukuran besar menjadai butiran lemak yang berukuran lebih
kecil.ukuran lemak yang lebih kecil (trigliserida) yang teremulsi akan
memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang dihasilkan dari penkreas.Lipase
pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam lemak
dan monoligserida (gliserida tunggal).Pengeluaran cairan penkreas dirancang
oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah elektrolit
(senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas,serta pankreoenzim yang
berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas.
Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus

15
halus.Pada waktu asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel
mukosa pada dinding usus,keduanya di ubah kembali menjadi lemak (trigliserida
dengan bentuk partikel-partikel kecil(jaringan lemak.Saar dibutuhkam,timbunan
lemak tersenit akan diangkut menuju hati.

2.7.4 Metabolisme Vitamin

Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan
oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air,
yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan
oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin
tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk
hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak
berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia.
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.
Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak
yang dikonsumsi.
Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda.
Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan
vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan
kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein)
yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran
darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung
diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan
mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada Tabel 1.

16
Tabel 2.4.1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus

Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan


Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif,
beta-karoten digabungkan dengan kilomikron, diserap
melalui saluran limfatik.
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan
Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam
lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+
(bila jumlahnya dalam lumen usus
banyak).
Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF)
dari lambung.

2.7.5 Metabolisme Mineral


Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh
secara keseluruhan. Selain itu, mineral berperan dalam berbagai tahap
metabolisme terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim. Keseimbangan
ion-ion mineral di dalam cairan tubuh diperlukan untuk pengaturan kegiatan
enzim. Mineral terbagi dua, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg
sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah

17
kurang dari 100 mg sehari. Mineral dalam jumlah yang berlebihan dapat
menyebabkan keracunan.
a. Mineral Makro
1. Natrium (Na)
Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi).
Natrium kemudian dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring. Setelahnya,
dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf
natrium dalam darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang
diatur oleh hormone aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar
natrium darah menurun.
2. Klor (Cl)
Klor merupakan anion utama cairan ekstraselular. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pancreas. Klor terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam
dapur. Klor diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan keringat.
Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.
3. Kalium (K)
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium dieksresi
melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah
dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi
kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron. Kalium
dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui
mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal.
4. Kalsium (Ca)
Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi
di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar
dapat berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara
aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalisum. Absorbsi pasif
terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila

18
terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsure makanan lain.
Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Kehilangan kalsium
dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan yang masuk saluran cerna serta keringat.
5. Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari
berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan
cairan ekstraseluler. Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA dan RNA.
Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding sel. Sebagai
fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan
atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat (ATP).
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus
setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam
mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif yang dibantu oleh bentuk aktif
vitamin D dan difusi pasif. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh hormone
paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan hormone
kalsitonin serta vitamin D, untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah
yang ditahan oleh ginjal, jumlah yang dibebaskan dan disimpan dalam tulang.
PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan eksresi
fosfat oleh ginjal.
6. Magnesium (Mg)
Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif dan
secara difusi pasif. Di dalam darah magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas.
Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi
magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya hormone
tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium . eksresi
magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap
resorpsi tubula ginjal.

19
7. Sulfur (S)
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai
koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar sulfur dieksresi
melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit
intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi rendah.
b. Mineral Mikro
1. Besi (Fe)
Tubuh sangat efisien dalam penggunaan besi. Sebelum diabsorpsi, didalam
lambung besi dibebaskan dari ikatan organik, seperti protein. Sebagian besar besi
dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk fero. Hal ini terjadi dalam suasana
asam di dalam lambung dengan adanya HCl dan vitamin C yang terdapat di dalam
makanan.
Absorpsi terutama terjadi dibagian atas usus halus (duodenum) dengan
bantuan alat angkut protein khusus, yaitu transferin dan feritin. Taraf absorpsi
besi diatur oleh mukosa saluran cerna yang ditentukan oleh kebutuhan tubuh.
Sebagian besar transferin darah membawa besi ke sumsum tulang dan bagian
tubuh lain. Di dalam sumsum tulang, besi digunakan untuk membuat hemoglobin
yang merupakan bagian dari sel darah merah. Sisanya dibawa ke jaringan tubuh
yang membutuhkan. Kelebihan besi yang dapat mencapai 200 hingga 1500 mg
disimpan sebagai protein feritin dan hemosiderin di dalam hati, sumsum tulang
belakang 30 % dan selebihnya didalam limpa dan otot.
2. Seng (Zn)
Seng di absorpsi di bagian atas usus halus (duodenum). Seng diangkut oleh
albumin dan transferin masuk kedalam aliran darah dan di bawa ke hati.
Kelebihan seng di simpan di dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya
dibawa ke pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreas seng digunakan
untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam
saluran cerna. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam

20
sel dinding saluran cerna. Distribusi seng antara cairan ekstraseluler, jaringan dan
organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati memegang
peranan dalam redistribusi sel ini. Seng dikeluarkan tubuh terutama melalui feses.
Di samping itu seng dikeluarkan melalui urin, dan jaringan tubuh yang dibuang
seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan haid dan mani.
3. Mangan (Mn)
Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah
diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan
melalui feses. Taraf mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui
empedu. Pada penyakit hati, mangan menumpuk dalam hati. Kelebihan mangan
dapat menyebabkan keracunan. Hal ini dapat terjadi bila lingkungan
terkontaminasi mangan. Dalam jangka waktu yang lama hal ini dapat
menyebabkan gejala kelainan otak disertai tingkah laku abnormal, yang
menyerupai penyakit parkinson. [9]
4. Tembaga (Cu)
Dalam saluran cerna, tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh
bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui empedu meningkat bila
terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin,
keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui
feses. Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai
kofaktor bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase. Kelebihan tembaga secara
kronis menyebabkan penumpukan tembaga dalam hati yang dapat menyebabkan
nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan ini dapat terjadi karena menggunakan
alat masak dari bahan tembaga, terutama apabila digunakan untuk memesak
cairan yang bersifat asam. Konsumsi dosis tinggi menyebabkan kematian. [10]
5. Iodium (I)
Iodium dengan mudah di absorpsi dalam bentuk iodida. Ekskresi
dikeluarkan melalui ginjal, jumlahnya berkaitan dengan konsumsi. Fungsi
yodium sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Konsumsi

21
yodium di atas 2000mg/hari dianggap berlebihan. Hal ini dapat menghambat
pelepasan yodium dan tiroid. [11]
6. Selenium (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan
selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif.
Selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila
tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. konsumsi tinggi menyebabkan
peningkatan ekskresi melalui urin.

2.7.6 Metabolisme Air.


Di dalam tubuh mahluk hidup, bahan organik dan inorganik polar bereaksi
di dalam cairan, yang sebagian besar adalah air (H2O). Air adalah suatu molekul
yang essensial untuk kehidupan, dapat melarutkan dan mengubah sifat-sifat
biomolekuler seperti asam nukleat, protein dan karbohidrat dengan membentuk
ikatan hidrogen dengan bagian yang polar dari biomolekuler tersebut.
Homeostasis adalah suatu mekanisme pengaturan yang dapat
mempertahankan komposisi suatu mahluk hidup yang esensial untuk
kelangsungan hidupnya, misalnya distribusi air, pH dan konsentrasi mineral.
Pengaturan keseimbangan air, tergantung pada pusat haus di hipotalanus, ADH
(anti diuretik hormon) dan ekskresi dan retensi air oleh ginjal. Kekurangan air
atau kelebihan air biasanya diikuti oleh mineral sodium. Kekurangan air misalnya
bisa terjadi karena muntah berak dan diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Kelebihan air dipihak lain misalnya dapat terjadi karena kelebihan pemberian
infus cairan dan kelainan ginjal khronik.
Apabila tekanan osmotik meningkat kira-kira 2% dapat meransang pusat
haus di hipotalamus untuk melepas ADH. Rangsangan pelepasan ADH dapat
terjadi juga apabila volume air berkurang 10%.

22
Di dalam sel hidup air merupakan bagian yang paling besar yaitu antara 45 70%
berat badan. Jumlah air dalam tubuh dapat berkurang dengan bertambahnya umur
dan pada orang yang gemuk, dimana lipidanya bertambah.
a. Keringat.
Apabila temperatur tubuh meningkat 1oC pengeluaran cairan berupa
keringat bisa mencapai 13%. Keseimbangan cairan dalam tubuh dikendalikan
oleh pusat haus di hipotalamus lihat di atas. Keringat dapat mengatur temperatur
tubuh. Apabila tempetratur tubuh naik karena infeksi misalnya tubuh kita
berkeringat. Penguapan membutuhkan energi yang diambil dari tubuh kita
akhirnya temperatur tubuh turun.
b. Keasaman tubuh (pH tubuh).
Air dapat berdissosiasi melepas H+ dan OH-. Keasaman dinyatakan
dengan istilah pH yaitu minus logarithma konsentrasi H+. pH rendah artinya
dalam keadaan asam sedangkan kalau pH tinggi dalam keadaan basa. Faktor-
faktor yang mempengaruhi distribusi air dalam tubuh.
Tekanan osmosis yang disebabkan karena adanya bahan-bahan padat dalam
cairan misalnya yang berukuran kecil seperti mineral Na+ dan K+ dan yang
berukuran besar seperti protein dapat mempengaruhi distribusi air. Protein dalam
plama dapat menarik air dari luar pembuluh darah (vena) masuk ke dalam.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

24
DAFTAR PUSTAKA

http://www.softilmu.com/2013/07/fungsi-metabolisme-karbohidrat.html

http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-metabolisme-proses-
metabolisme.html

http://www.biologi-sel.com/2012/06/katabolisme-karbohidrat-protein-
lemak.html

https://imamabror.wordpress.com/2010/04/03/ananbolisme-dan-katabolisme-
lemak-karbohidrat-dan-protein/

http://www.slideshare.net/edihardx/metabolisme-mineral

25

Anda mungkin juga menyukai