Anda di halaman 1dari 37

.

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA IBU NIFAS Ny.AN
DENGAN G2 P2A0 POST SC OLEH KARENA INDIKASI GAWAT JANIN
DI RUANG NIFAS KAMBOJA
RSUD KABUPATEN KARANGASEM

OLEH:

MADE ARIA SETIAWAN


NIM.:P07120016136

MAHASISWA DIII KEPERAWATAN


PROGRAM REGULER KELAS KARYAWAN
POLTEKKES DENPASAR
.

BAB I
PENDAHULUAN

A.Konsep Dasar Penyakit


A.1.Pengertian
Menurut pendapat Prawirodihardjo ( 2010 ), masa nifas dimulai setelah
keluarnya plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil.Masa nifas merupakan masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Menurut Nuruljannah ( 2011 ) masa nifas disebut juga masa post partum atau
puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan/reproduksi seperti sebelum
hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pasca persalinan.Masa nifas atau
puerperium adalah masa setelah persalinan dimana tubuh melakukan penyesuaian
diri baik fisik maupun psikososial terhadap proses melahirkan yang dimulai segera
setelah plasenta lahir sampai tubuh menyesuaikan diri secara sempurna dan/atau
berakhir ketika organ-organ kandungan kembali mendekati keadaan sebelum hamil
yang berlangsung selama 6 minggu.

A.2.Nifas SC ( Sectio Caesaria )


Sectio Caesarea adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janin dengan
sayatan pada dinding perut dan dinding rahim ( Manuaba, 2007 ).Ada beberapa
penyebab yang sering terjadi dan harus dilakukan caesar yaitu partus lama, partus
tak maju, panggul sempit, janin terlalu besar, pre eklampsia berat, dan KPD
sehingga jalan satu-satunya adalah caesar.Jika tidak dilakukan caesar akan
membahayakan nyawa ibu dan nyawa janin ( Wiknjosastro, 2007 ).
Beberapa kerugian dari persalinan yang dijalani melalui bedah caesar, yaitu
adanya komplikasi lain yang dapat terjadi saat tindakan bedah caesar dengan
frekuensi di atas 11%, antara lain cedera kandung kemih,cedera rahim,cedera pada
pembuluh darah, cedera pada usus, dan infeksi yaitu infeksi pada
rahim/endometritis, alat-alat berkemih, usus, serta infeksi akibat luka operasi.Pada
operasi caesar yang direncanakan angka komplikasinya kurang lebih 4,2% ,
.

sedangkan untuk operasi caesar darurat ( sectio caesaria emergency ) angka


komplikasinya kurang lebih 19%.Setiap tindakan operasi caesar memiliki tingkat
kesulitan berbeda-beda.Pada operasi kasus persalinan macet dengan kedudukan
kepala janin pada akhir jalan lahir misalnya ,sering terjadi cedera pada rahim bagian
bawah atau cedera pada kandung kemih ( robek ).Sedangkan pada kasus bekas
operasi sebelumnya dimana dapat ditemukan perlekatan organ dalam pangggul
sering menyulitkan saat mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan cedera
pada kandung kemih dan usus.
Pada masa nifas dengan post SC bila tidak dilakukan perawatan dengan baik
dapat mengalami berbagai komplikasi.Komplikasi pada masa nifas dapat berupa
trauma persalinan, infeksi masa nifas ( sepsis puerperalis ),infeksi traktus urinarius,
pembengkakan payudara, gangguan psikoliogis seperti post partum blues, bahkan
komplikasi pada masa nifas tidak jarang menyebabkan kematian.

A.3.Perubahan Perubahan Masa Nifas


1) Perubahan Fisiologi
a. Perubahan pada uterus
Menurut Pusdiknes-JHPIEGO ( 2003 ), Involusi atau pengerutan
uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke keadaan
sebelum hamil dengan bobot 60 gram. Involusi terjadi segera setelah
melahirkan dan berlangsung cepat.
Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras
dengan TFU 2 jari di bawah pusat, setelah 12 jam TFU 1 jari
bawah pusat, 2 hari berikutnya uterus tidak berkurang ,
setelah 2 hari berikutnya uterus mengecil 1 cm perhari
hingga hari ke 14 tidak teraba lagi.
Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang
terjadi di dalam otot uterus, dimana enzim proteolitik akan
memendekkan jaringan otot yang sempat mengendur hingga
10 kali panjangnya dari semua dalam 5 kali lebar dari semula
selama kehamilan.Proses proeolitik adalah proses
.

pemecahan protein yang hasil pemecahan akan diabsorbsi


dan sisanya dikeluarkan melalui urine.
Efek oksitosin adalah untuk menimbulkan kontraksi dan
retraksi otot uteri sehingga akan mengkompres pembuluh
darah yang menyebabkan kurangnya suplay darah ke
uterus.Proses ini untuk mengurangi tempat implantasi
plasenta serta mengurangi perdarahan.Dengan involusi
uterus ini maka lapisan luar dari desidua yang mengelilingi
desidua akan menjadi nekrotis(layu/mati).Desidua yang mati
akan keluar bersama sisa cairan yang disebut lochea yang
berakhir dalam waktu 3-6 minggu.Luka pada bekas
implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan
endometrium.
Berikut tabel perubahan yang normal di dalam uterus selama post partum.
Waktu Berat Uterus Diameter Palpasi Cervik
Uterus
Pada tahap persalinan 500 gram 12,5 cm Lembut/lunak
Pada tahap minggu I 450 gram 7,5 cm 1 cm
Pada tahap minggu II 200 gram 5,0 cm 1 cm
Pada akhir 6 minggu 60 gram 2,5 cm Menyempit

Menurut Rustam Mochtar ( 1998 ) penurunan tinggi fundus uteri pada masa nifas
adalah sebagai berikut :
Hari Penurunan

Segera setelah bayi lahir Setinggi pusat


Setelah uri lahir 2 jari di bawah pusat
1 minggu Pertengahan pusat simfisis
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis
6 minggu Bertambah kecil
8 minggu Sebesar normal
.

Lochea mengalami perubahan karena proses involusi ( Manuaba , 1998 ) :


1. Lochea Rubra ( cruenta ) : ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua ( desidua : selaput lendir rahim pada keadaan hamil
), vernik casiosa, lanugo, dan meconium selama 1-3 hari pasca persalinan.
2. Lochea Sanguinolenta : warnanya putih bercampur darah, ini terjadi pada
hari ke 3-7 pasca persalinan.
3. Lochea Serosa : berwarna kuning, dan cairan ini tidak berdarah lagi, terjadi
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lochea Alba : cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu.

b. Perubahan Serviks
Menurut Prawirohardjo ( 2010 ), serviks setelah melahirkan pada
bagian ektoserviks ( porsio ) akan terlihat memar, sedikit
koyak.Beberapa hari setelah persalinan, osteum eksternum dapat
dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak.
Akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari dan lingkaran
retraksi berhubungan dengan begian atas kanalis servikalis.Setelah
post partum, OUE lebih besar dan ada retak serta robekan pada
pinggirnya.

c. Perubahan pada Perineum, Vulva, dan Vagina.


Menurut Pusdiknakes JHPIEGO ( 2003 ) , berkurangnya sirkulasi
progesteron mempengaruhi otot-otot panggul, perineum, vagina,
dan vulva.Proses ini membantu pemulihan ke arah tinisitas /
elastisitas normal dari ligamentum otot rahim.Semua ini merupakan
proses bertahap yang akan berguna apabila ibu melakukan ambulasi
dini, senam nifas, dan mencegah timbulnya konstipasi.Sarwono
Prawiradihardjo ( 2010 ), mengemukakan bahwa luka-luka pada
jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah dijahit, luka pada
vagina dan serviks, bila tidak seberapa luas lukanya, umumnya akan
sembuh dengan baik, kecuali bila terdapat infeksi.Umumnya
.

dinding vagina akan kembali setelah 6 8 minggu dan rugae akan


timbul kembali kira-kira minggu ke- 4.

d. Perubahan pada sistem gastrointestinal.


Nafsu makan
Setelah pemulihan sempurna dari analgetik, anaestesi , dan
kelelahan, kebanyakan ibu nifas merasa cepat lapar.
Motilitas
Penurunan tonus otot dan motilitas traktus gastrointestinal
berlangsung hanya beberapa waktu setelah
persalinan.Penggunaan analgetik dan anaestesi yang
berlebih dapat memperlambat pemulihan motilitas usus.
Pengosongan usus
Pengosongan usus secara spontan terlambat 3-5 hari setelah
persalinan karena dehidrasi dan kurang makan serta
pembengkakan perineal yang disebabkan oleh episiotomi.

e. Perubahan sistem urinaria


Sensitivitas kandung kemih terhadap cairan kadang-kadang
menghilang.Hal ini disebabkan karena oedema yang
disebabkan oleh trauma kandung kencing.
Gangguan BAK dalam 6-8 jam.
Kadang-kandang terjadi hematuria.
40% pada ibu nifas mengalami protein uri non patologis
sampai hari kedua post partum.
Jumlah urine yang keluar dapat melebihi 3000 ml perharinya
sebagai suatu cara tubuh untuk mengurangi cairan
ekstraseluler.
f. Perubahan sistem muskuloskletal ( dilatasis recti abdominalis )
Dinding perut menjadi lembek dan kendor, karena peregangan
abdomen secara bertahap pada waktu hamil.Bila peregangan
berlebihan terkadang menimbulkan otot-otot dinding perut terpisah.
.

g. Perubahan sistem endokrin


Estrogen dan progesteron serta prolaktin menurun secara cepat,
kadar prolaktin pada ibu menyusui akan meningkat secara bertahap
karena rangsangan dari isapan bayi.

h. Perubahan sistem kardiovaskuler


Volume darah
Perubahan pada volume darah terjadi dalam 3-4 minggu
setelah persalinan.
Cardiac Output
Cardiac output terus meningkat selama kala I dan kala II
persalinan dan tetap tinggi sampai 48 jam post partum,
kemudian kembali pada keadaan sebelum hamil dalam 2-3
minggu.
Komponen darah
Hb, Ht, Eritrosit mendekati keadaan sebelum melahirkan dan
berangsur-angsur kembali ke keadaan sebelum hamil.

i. Perubahan tanda-tanda vital


Suhu
Suhu pada 24 jam pertama post partum meningkat sampai
38C akibat dari dehidrasi persalinan.Jika berturut-turut
selama dua hari suhu 38C harus dipikirkan kemungkinan
infeksi ( Manuaba, 1998 ).Infeksi dapat dikarenakan febris
puerperalis, infeksi traktus genetalis, mastitis, dan infeksi
sistemik.
Nadi
6-8 jam post partum biasanya terjadi bradikardi sebagai
suatu konsekuensi dari peningkatan cardiac output.Setelah 3
.

bulan post partum, nadi kembali seperti sebelum hamil.Nadi


dianggap normal yakni antara 50-70 kali / menit.Nadi yang
cepat mengindikasikan hipovolemia sekunder dan
perdarahan.
Respirasi
Rerpirasi segera menjadi normal seperti sebelum hamil.
Tekanan Darah
- Tensi ibu tetap stabil.Jika terjadi penurunan tekanan
sistolik 20 mmHg atau lebih pada saat ibu berubah
posisi dari tidur terlentang keposisi duduk mungkin
merupakan gangguan sementara pada komponen
kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler
panggul.
- Kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dengan diastolik
15 mmHg,terutama bila disertai sakit kepala atau
perubahan penglihatan, dapat dicurigai adanya
preeklamsia.
- Berkeringat dan menggigil mungkin disebabkan oleh
vasomotor instability, bila disertai panas berarti
untuk membantu pengeluaran jumlah sisa atau
kelebihan cairan tubuh.

2) Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada ibu disebabkan kesan pertama, penyesuaian
emosional, post partum blues menjadi orang tua merupakan hal kritis yang
disebut fase honeymoon yaitu fase kritis setelah anak lahir dimana terjadi
kontak yang lama antara ibu, ayah, dan anak.
Berikut ada 3 fase pada masa nifas:
1. Fase Taking In
Perhatian ibu terutama pada kebutuhan dirinya, mungkin pasif dan
ketergantungan ( berlangsung selama 2 hari ).Ibu tidak
.

menginginkan kontak dengan bayinya tetapi bukan tidak


memperhatikan.Dalam fase ini yang diperlukan ibu adalah informasi
tentang bayinya.Ibu mengenang pengalaman melahirkan yang baru
dialaminya untuk memulihkan tenaga memerlukan tidur dan asupan
nutrisi yang adekuat.
2. Fase Taking Hold
Fase ini berlangsung selama 10 hari dimana ibu berusaha mandiri
dan berinisiatif, perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi
tubuhnya, ingin belajar tentang perawatan dirinya dan bayinya, serta
timbul rasa kurang percaya diri sehingga perlu dibimbing.
3. Fase Leting Go
Ibu merasa bahwa bayinya merupakan bagian dari dirinya,
mendapat peran dan tanggung jawab baru.Terjadi peningkatan
kemandirian dalam perawatan diri sendiri dan bayinya serta
penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.

A.4. Tujuan Asuhan Keperawatan Masa Nifas


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati, merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,nutrisi,
KB, menyusui, pemberian ASI dan imunisasi pada bayi dan perawatan bayi
sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

A.5.Tahapan Masa Nifas


Masa nifas di bagi menjadi 3 tahapan yaitu :
1. Immediate Post Partum
Immediate post partum adalah keadaan yang terjadi setelah persalinan
sampai 24 jam sesudah persalinan ( 0 24 jam sesudah persalinan )
2. Early Post Partum
.

Early post partum adalah keadaan yang terjadi pada puerperium waktu 1
hari sesudah persalinan sampai dengan 7 hari ( 1 minggu pertama )
3. Late Post Partum
Late post partum adalah waktu 1 minggu sesudah persalinan sampai 6
minggu setelah persalinan.

A.6.Kunjungan Nifas menurut PWS KIA


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan yang sesuai standar pada ibu
mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan.Untuk deteksi
dini komoplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan pada ibu
nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan
ketentuan waktu :
a. Kunjungan nifas pertama pada masa 6 jam sampai 3 hari setelah persalinan.
b. Kunjungan nifas kedua pada masa 2 minggu setelah persalinan( 8-14 hari )
c. Kunjungan nifas ketiga yaitu pada masa 6 minggu setelah persalinan
( 36-42 hari )
Pelayanan yang diberikan adalah :
a. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu, respirasi.
b. Pemeriksaan tinggi fundus uteri ( involusi uteri )
c. Pemeriksaan lochea dan pengeluaran pervaginam.
d. Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan.
e. Pemberian kapsul Vit A 200.000 IU sebanyak 2 kali pertama segera setelah
melahirkan kedua diberikan setelah 24 jam pemberian kapsul vit A
pertama.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan ibu
nifas antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat.
A.7.Kebutuhan Ibu pada Masa Nifas
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan diri seluruh tubuh
b. Menganjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air, pastikan bahwa ibu mengerti untuk
membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan
.

kebelakang kemudian membersihkan daerah disekitar anus.Nasehati


ibu untuk membersihkan diri setiap kali BAK/BAB.
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut/kain pembalut setidaknya
2 kali sehari.
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum
dan sesudah membersihkan daerah kelamin.
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan
yang berlebihan.
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hari :
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan.
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.

3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul
kembali normal sehingga ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat.
b. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat
membantu seperti :
Dengan tidur terlentang dimana lengan disamping, menarik
otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas kedalam dan
angkat dagu kedada, 1-2 kali hitungan relax dan ulangi 10
kali.
.

Untuk memperkuat tonus otot vagina ( latihan kegel )


c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan
panggul ditahan sampai 5 hitungan, kendorkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk
setiap gerakan, setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih
banyak.Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan
setiap gerakan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 gram hari.
b. Makan dengan diet berimbang setiap untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari ( anjurkan ibu untuk minum
setiap kali ibu menyusui )
d. Suplemen zat besi harus diminum untuk menambah zat besi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
e. Minum kapsul vitamin A ( 200.000 IU )agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
5. Perawatan payudara
a. Menjaga payudara tetap kering dan bersih.
b. Menggunakan BH yang menyokong payudara.
c. Apabila puting susu lecet, oleskan kolostrom atau ASI yang keluar
pada sekitar puting setiap kali selesai menyusui.Menyusui tetap
dilakukan dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecetnya sangat berat dapat disitirahatkan selama 24
jam.ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan
sendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri dapat minum paracetamol 1 tablet
setiap 4-6 jam.
f. Apabila payudara bengkak, akibat bendungan ASI, lakukan :
Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah
dan hangat selama 5 menit.
.

Lakukan pemijatan pada daerah punggung ibu dari sekitar


vertebra torakalis ke 6 hingga ke vertebra servikalis ke 7.
Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara
sehingga puting susu menjadi lunak.
Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali, apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Payudara dikeringkan.
6. Hubungan perkawinan ( rumah tangga )
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri, begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1-2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri.Begitu darah merah berhenti dan tidak
merasakan ketidaknyamanan, maka aman untuk memulai hubungan
suami istri kapan saja ibu siap.
b. Banyak budaya yang memilih tradisi menunda hubungan suami istri
sampai masa waktu tertentu, misalnya 40 hari ( 6 mimggu ) setelah
persalinan, keputusan tergantung pada perasaan bersangkutan.
7. Keluarga Berencana
a. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil lagi.Setiap pasangan harus menentukan sendiri
kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan keluarganya.
b. Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan dahulu kepada ibu :
Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektifitasnya.
Kelebihan atau keuntungan.
Kekurangannya.
Efek samping.
Bagaimana menggunakan metode ini.
Kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita
pasca persalinan yang menyusui.
.

c. Jika seorang ibu atau pasangan telah memiliki metode KB tertentu


ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu atau
pasangan ibu dan melihat apakah metode tersebut bekerja dengan
baik.
A.8.Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Masa Nifas dan Penanganannya.
1. Nyeri setalah melahirkan ( after pain )
a) Nyeri mencekram dibawah perut oleh karena kontraksi dan relaksasi
terus menerus.
b) Nyeri terjadi pada hari ke 3-4 dan biasanya berkurang intensitasnya
pada hari ke-8 setelah persalinan.
Tindakan :
o Jelaskan fisiologi normal afterpain pada ibu
o Minta ibu untuk mengosongkan kandung kencing
o Beri analgesic
o Berikan dorongan untuk melakukan tekhnik relaksasi dini
o Berikan kompres dingin pada perineum
2. Tromboflebitis femoralis
Suhu badan sub febris selama 7-10 hari, kemudian suhu naik pada hari ke
10-20 disertai menggigil dan nyeri.

Tanda pada bagian kaki yang terkena :


- Sukar bergerak dan lebih panas
- Vena bagian kaki yang terkena terasa tegang dan keras pada bagian
paha atas
- Nyeri hebat pada lipatan paha dan daerah paha
- Kaki bengkak, tegang, putih, nyeri, dingin dan pulsasi menurun
- Oedema kadang terjadi setelah nyeri, terjadi pada bagian paha atas
yang dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki kemudian
meluas kebagian atas
- Nyeri pada betis yang terjadi spontan atau dengan memijit betis atau
dengan mengangkat tendon aktiles ( tanda human )
.

Tindakan :
o Kaki ditinggikan untuk mengurangi oedema, lakukan
kompres pada kaki
o Lakukan balutan dengan elastis atau memakai kaos kaki
panjang yang elastis dan selama mungkin
o Jangan menyusui
o Berikan antibiotic dan analgetic
3. Mastitis
Peradangan pada payudara, dimana payudara menjadi merah, bengkak,
kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat, payudara
terasa padat dan kulit tampak kemerahan.
Biasanya terjadi 1-3 minggu pasca persalinan, terjadi karena payudara
jarang dihisap, tekanan baju/BH yang terlalu ketat.
Tindakan :
o Kompres hangat/panas dan pemijatan
o Rangsangan oxytocin, dimulai dari payudara yang tidak sakit
o Pemberian antibiotic selama 7-10 hari
o Bila perlu istirahatkan payudara
4. Puting susu lecet
Pada bagian ini sering kali seorang ibu menghentikan menyusui karena
putingnya sakit.Terjadi karena tehnik menyusui yang salah.
Tindakan :
o Tetap memberikan ASI pada keadaan luka yang tidak begitu sakit
o Olesi puting susu dengan ASI akhir, jangan memberi obat seperti
krim atau salep
o Puting yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara 1x24 jam
dan akan sembuh sendiri dalam waktu 2x24 jam
o Selama puting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena akan
terasa nyeri
o Cuci payudara sekali saja dan tidak menggunakan sabun
.

5. Depresi ringan /post partum blues


Ibu mengalami kesedihan, anxietas dan kegelisahan bervariasi seperti pada
post partum blues atau naternity blues.
Disebabkan oleh :
- Kecelakaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang
dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan
- Rasa sakit masa nifas awal
- Kelelahan
- Kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah
pulang ke rumah
- Rasa takut karena tidak menarik lagi bagi suami
- Tidak ada/kurangnya dukungan dari keluarga
Tindakan :
o Berikan dukungan pada ibu dan keluarga
o Bimbingan terhadap orang tua bayi karena permasalahannya yang
sering dihadapi orang tua terhadap kejadian atau perubahan pada
bayi
A.9.Tanda bahaya nifas
1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak lebih
dari darah haid,sampai 2 kali ganti pembalut dalam jam
2. Pengeluaran cairan vagina yang baunya busuk
3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
4. Rasa sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah
penglihatan
5. Pembengkakan dimuka dan tangan
6. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK
7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan nyeri
8. Kehilangan nafsu makan yang lama
9. Rasa sakit, merah, lunak, pembengkakan di kaki
10. Merasa sangat sedih dan tidak mampu mengasuh sendiri bayinya/diri sendiri
11. Merasa sangat letih atau terengah-engah
.

B.Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


B.1. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
A. Anamnesa ( Data Subyektif ):
1. Identitas pasien
Berisi nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
alamat rumah, nomor telepon dari ibu maupun suami.
2. Alasan datang/dirawat
Berisi alasan ibu datang ke pelayanan kesehatan atau alasan
mengapa ibu masih dirawat di pelayanan kesehatan
3. Keluhan utama
Berisi keluhan yang dirasakan saat ini dan keluhan utama yang
sedang dirasakan ibu setelah bersalin
4. Riwayat menstruasi
Berisi menarche, siklus lama, konsistensi, volume, dan keluhan
yang dirasakan oleh ibu pada saat menstruasi
5. Riwayat perkawinan
Berisi status perkawinan, umur saat menikah ( ibu dan suami ),
lama menikah, jumlah anak
6. Riwayat kesehatan keluarga
Berisi riwayat kesehatan keluarga. riwayat penyakit keturunan
yang ada di keluarga tersebut
7. Riwayat kesehatan ibu
Berisi penyakit yang pernah ibu alami, dan penyakit reproduksi
yang pernah ibu alami
8. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Berisi tentang bagaimana riwayat kehamilan, persalinan, nifas
ibu sebelumnya.
.

9. Riwayat kehamilan sekarang


Berisi HPHT, TP, dan kunjungan ANC ibu ke fasilitas
kesehatan, serta adakah tanda-tanda bahaya selama hamil yang
pernah ibu alami dan apa saja suplemen yang diberikan selama
kehamialnnya.
10. Riwayat persalinan sekarang
Berisikan bagaimana riwayat Kala I, Kala II, Kala III, dan Kala
IV ibu, apakah ada komplikasi pada ibu dan bayi saat persalinan
ini, dan bagaimana kondisi ibu tersebut selama bersalin
11. Riwayat nifas sekarang
Berisi bagaimana kondisi ibu dan bayi selama nifas, bagaimana
rencana ibu dalam laktasi dan bagaimana kondisi bayi saat lahir
12. Riwayat laktasi sekarang
Berisikan apakah ibu melaksanakan IMD atau tidak, dan apakah
selama menyusui ibu memiliki keluhan atau tidak
13. Riwayat Bio-Psiko-Sosial dan keluarga
a. Biologi
Bernafas
Menggambarkan kemampuan ibu dalam pemenuhan
kebutuhan O2 dan keluhan yang dirasakan
Pola nutrisi
Menggambarkan frekuensi makan dalam sehari,
porsi makan, keluhan saat makan, ada tidaknya
pantangan/alergi pada makanan tertentu.
Menggambarkan frekuensi, jenis minuman yang
sering diminum, jumlah cairan yang diminum, ada
tidaknya keluhan.
Eliminasi
Menggambarkan frekuensi BAB dan BAK,
konsistensi, jumlah, warna dan ada tidaknya keluhan
.

saat BAB dan BAK, apakah ada kesulitan dalam


BAB dan BAK.
Istirahat dan tidur
Menggamabarkan kebiasaan istirahat, lama
istirahat/tidur, ada tidaknya keluhan/penyulit saat
istirahat.
Aktivitas sehari-hari
Menggambarkan aktivitas ibu sehari-hari,
kemampuan melaksanakan aktivitas setelah
merasakan keluhan dan ada tidaknya aktivitas (
mobilisasi) yang mengganggu berhubungan dengan
masa nifas ibu saat ini.
Personal Hygiene
Menggambarkan kebiasaan mengganti pakaian
dalam selama sehari, kebiasaan mandi, kebiasaan dan
cara mencebok serta kesulitan melakukan personal
hygiene serta keluhan saat melakukan personal
hygiene.
Hubungan seksual
Menggambarkan apakah ibu sudah dapat melakukan
hubungan seksual atau apakah ada keluhan saat
melakukan hubungan seksual.
Psikologis
Menggambarkan psikologis ibu sehubungan dengan
masa nifasnya ( setelah melahirkan ), ada tidaknya
perubahan emosi setelah melahirkan, respon dan
dukkungan suami mengenai kelahiran ibu saat ini.
Sosial
Berisi informasi tentang budaya, adat istiadat, dan
kebiasaan atau mitos-mitos yang dipercaya
sehubungan dengan masa nifas yang merugikan
kesehatan.
.

Spiritual
Berisi informasi tentang ada tidaknya kepercayaan
tentang proses setelah melahirkan yang merugikan
kesehatan.
14. Pengetahuan Ibu
Menggambarkan pengetahuan tentang masa nifas ( setelah
melahirkan ), komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas
dan cara mengatasinya.
15. Riwayat Keluarga Berencana
Pada point ini perlu dikaji mengenai pernah tidaknya
menggunakan kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama penggunaan, keluhan, lama keluhan,
komplikasi yang dialami.Bagi akseptor yang akan menghentikan
pemakaian perlu ditanyakan mengenai jenis kontrasepsi yang
terakhir digunakan dan alasan penghentian KB.
B. Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )
1. Pemeriksaan Umum
Dikaji untuk mengetahui status kesehatan ibu secara umum
meliputi :
a. Keadaan umum
b. BB dan TB
c. Vital sign ( TD, Nadi, Respirasi, Suhu )

2. Pemeriksaan Sitematis dan Ginekologis


a. Kepala dan leher
Muka : untuk mengetahui ada tidaknya oedema
diwajah, pucat atau tidak.
Mata : untuk mengamati konjungtiva dan sclera
mata.
Mulut : untuk mengamati kelembaban mukosa dan
warna bibir.
b. Dada dan axilla
.

Untuk mengetahui ada tidaknya massa atau benjolan dan


nyeri tekan pada payudara, kebersihan payudara, bentuk,
kesimetrisan, sekresi air susu, kelainan-kelaninan putting
susu serta pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan
pelebaran vena jugularis.
c. Abdomen
Untuk mengamati TFU, ada tidaknya massa/benjolan dan
nyeri tekan CVAT, distensi kandung kemih, kontraksi ( jika
ada )
d. Anogenital
Untuk mengamati pengeluaran per vaginam ( warna,
konsistensi, bau, tanda-tanda infeksi pada daerah genital ).
Ada tidaknya varises dan oedema pada genetalia
Untuk mengamati ada tidaknya haemmroid pada anus.
e. Ekstremitas
Untuk mengamati ada tidaknya oedema pada ekstremitas
atas maupun bawah, ada tidaknya nyeri tekan pada betis dan
lipatan paha, keadaan kuku ( sianosis atau tidak ), ada
tidaknya varises.
3. Pemeriksaan Penunjang.
Apakah dilakukan atau tidak pemeriksaan penunjang, jika
dilakukan catat semua hasil pemeriksaannya.

B.2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul :


1) Nyeri berhubungan dengan episiotomi, trauma jalan lahir, after pain,
ketidaknyamanan payudara.
2) Menyusui tak efektif berhubungan dengan isapan bayi kurang, tingkat
pengetahuan dan pengalaman.
3) Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan dan
atau kerusakan kulit, penurunan HB, posedur invasive dan atau peningkatan
pemajanan lingkungan.
.

4) Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan efek-efek hormonal


(perpindahan cairan/peningkatan aliran plasma ginjal), trauma mekanis,
oedema jaringan, efek-efek anaestesi.
5) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan
masukan/pergantian tidak adekuat, kehilangan cairan berlebihan
(diaforesia,hemoragi, peningkatan keluaran urin, muntah )
6) Resiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan perpindahan
cairan setelah kelahiran plasenta, ketidakadekuatan pergantian cairan, efek-
efek infus oksitosin.
7) Konstiipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek-efek
progesterone, dehidrasi, kelebihan analgetik atau anaestesia, diare pra
persalinan, kurang masukan, nyeri perineal.
8) Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan
kurang dukungan dari orang terdekat, kurang pengetahuan, streeeor.
9) Resiko tinggi terhadap koping individual tak efektif berhubungan dengan
krisis maturasional dari kehamilan / mengasuh anak dan melakukan peran
ibu dan menjadi orang tua, kecemasan personal, ketidakadekuatan sistem
pendukung, persepsi tidak realistis.
10) Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang mengingat, kesalahan interprestasi, tidak
mengenal sumber-sumber informasi.
.

DAFTAR PUSTAKA

Varney, Hellen. 1997. Varneys Midwifery Textbook, Third Edition. New York :
Jones and Bartlett
Mochtar, Rustam. 1998, Sinopsis Obstetri Jilid Satu, Jakarta : EGC
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Saifuddin, Abdul Bar, dkk.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP
Prawirodihardjo, Sarwono. 2008.Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media
.

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA IBU NIFAS Ny.AN


DENGAN P2A0 POST SC OLEH KARENA INDIKASI GAWAT JANIN
DI RUANG NIFAS KAMBOJA
RSUD KABUPATEN KARANGASEM
TANGGAL :
.

OLEH:

MADE ARIA SETIAWAN


NIM.:P07120016136

MAHASISWA DIII KEPERAWATAN


PROGRAM REGULER KELAS KARYAWAN
POLTEKKES DENPASAR
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.AN
Umur : 32 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Status Perkawinan : Kawin Sah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Jalan Serma Gejer, Belong, Amlapura
No. CM : 083040
Tanggal MRS : 13 Juni 2017
Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2017
Sumber Informasi : Pasien dan Suami

PENANGGUNG JAWAB
Nama : PS
Umur : 34 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Serma Gejer, Belong, Amlapura
.

B. ALASAN DIRAWAT
1.Alasan Dirawat
Ibu menjalani SC tanggal 14 Juni 2017 pukul 15.30 wita , dan masih memerlukan
perawatan.

2.Keluhan saat ini


Ibu mengeluh nyeri pada luka operasi serta mengeluh bibirnya terasa pahit karena
pengaruh anaestesi dan puasa.

C. RIWAYAT MASUK RUMAH SAKIT.


Keluhan Utama :
Nyeri pada luka operasi.

Riwayat persalinan sekarang ( kala I IV ) :


Ibu dilakukan opersi SC tanggal 14 Juni 2017 pukul 15.30 wita di Ruang
OK RSUD Kabupaten Karangasem, oleh karena gawat janin dan riwayat
keluar air ketuban pada kala I.Jenis anaestesi yang digunakan yaitu blok
anaestesi, dimana ibu masih dalam keadaan sadar selama proses operasi
berjalan, bentuk luka operasi melintang, dan perdarahan 200cc.Bayi lahir
pukul 15.35 wita segera menangis, gerak aktif, warna kulit kemerahan dan
plasenta lahir lengkap.BB : 3200 gram, PB : 50cm, LK/LD :
33cm/32cm.Jenis kelamin : laki-laki, anus (+), dan tidak ada kelainan, AS :
8 9 .Pukul 16.15 wita SC selesai.Operasi berlangsung selama 50 menit dan
pukul 18.20 wita, ibu segera dipindahkan ke ruang nifas untuk dilakukan
perawatan.Tidak terjadi kompklikasi dan penyulit setelah persalinan sampai
saat ini.
Keadaan bayi sekarang :
BB : 3200 gram
PB : 50 cm
LK/LD : 33cm / 32 cm
.

D. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


a.Riwayat Menstruasi :
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada umur 12 tahun, siklus haid
teratur setiap bulan ( 28 hari ). Lama haid 5-6 hari, ganti pembalut 2-3 kali
sehari dan tidak ada keluhan saat haid.
b.Riwayat Pernikahan :
Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, status pernikahan sah, lama
menikah 4 tahun, ibu dan suami berencana memiliki 3 orang anak.

c.Riwayat kelahiran, persalinan, nifas yang lalu :

Anak Kehami Persalinan Komplikasi nifas Anak


ke lan
N Th U Pe Jen Peno Pe Lase In Perd J BB PB
o K nyuli is long nyuli rasi Fe a K
t t k raha
si n
1 3th. at tdk. nor RS/ tdk. tdk. tdk. tdk. lk 2500 49
e ada mal Dr. ada ada ada ada gram cm
r
m
2 Hamil ini

d. Riwayat Keluarga Berencana :


Ibu mengatakan setelah kelahiran anak ibu yang pertama, ibu menggunakan
KB suntik 3 bulan selama 2 tahun, IUD selama 5 bulan dan saat ini ibu sudah
menggunakan KB IUD post plasenta.
.

E. POLA KEBUTUHAN SEHARI-HARI


1. Bernafas :
Ibu mengatakan tidak ada keluhan dalam bernafas, baik saat menarik dan
mengeluarkan nafas.
2. Nutrisi ( makan minum ) :
Ibu masih dalam tahap puasa 6 jam dan kini nutrisi hanya dengan pemberian
infus RL 28 tetes/menit dan Dextrose 5% 20 tetes/menit.6 jam setelah
operasi ibu sudah diijinkan untuk minum 1 gelas teh hangat dan makan
bubur.Ibu tidak ada keluhan saat makan dan minum.

3. Eliminasi :
Ibu belum dapat BAB setelah melahirkan pada tanggal 14 Juni 2017,
sekarang masih terpasang chateter, jumlah urine 300cc, warna kuning
tidak ada darah.
4. Aktifitas / gerak badan :
Ibu mengatakan sudah bisa menggerakkan kakinya, dan sudah mampu
miring kanan dan miring kiri.Namun ibu belum bisa melakukan aktifitas
seperti duduk dan berjalan ke kamar mandi.
5.Istirahat/tidur :
Ibu mengatakan belum dapat beristirahat dengan baik.
6.Berpakaian :
Ibu masih dibantu suami dalam hal berpakaian.
7.Rasa nyaman :
Ibu masih merasakan sakit pada daerah operasi.Selain itu ibu merasa tidak
nyaman dengan keluarnya lokhea.
8.Kebersihan diri / personal hygiene:
Ibu mengatakan belum bisa melakukan personal hygiene dan kini masih
dibantu oleh suaminya dan petugas kesehatan.
9.Rasa aman :
Ibu merasa aman karena perawatan yang baik.
10.Pola komunikasi / hubungan dengan orang lain :
.

Hubungan ibu baik dengan suami maupun keluarga dalam keadaan baik-
baik saja dan harmonis. Ibu mengatakan mendapat dukungan baik dari
suami maupun keluarga yaitu dimana suami dan keluarga setia menunggu
dan mendampingi ibu bersalin.
11. Ibadah :
Ibu belum bisa melakukan ibadah., ibu mengatakan tidak memiliki
kepercayaan dan keyakinan yang dapat membahayakan kesehatan ibu dan
bayinya.
12. Produktivitas :
Ibu belum bisa melaksanakan kegiatan produktif.
13. Rekreasi : -
14.Kebutuhan belajar :
Ibu mengatakan ini merupakan persalinan SC yang pertama, jadi ibu belum
mengetahui mengenai efek samping dari obat bius, dan ingin belajar lebih
banyak tentang perawatan bayi.

F. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
GCS : baik
Tingkat kesadaran : baik
Keadaan emosi : stabil
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,9 C
Antropometri :
BB : 65 kg
TB : 155 cm
LILA : 22 cm
Head toe toe :
Kepala :
.

Wajah : opal, tidak pucat, tidak ada kloasma.


Konjungtiva: normal
Pembesaran limphe node : tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada.
Dada :
Tidak ada retraksi dada
Payudara : bersih,puting susu menonjol, areola mama hiperpigmentasi,
tidak ada pembengkakan kelenjar limfe pada axila, sudah
ada pengeluaran kolostrum dan tidak ada nyeri tekan.

Abdomen :
Dinding abdomen bersih, terdapat luka bekas operasi, arah jahitan
melintang, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, tidak ada
perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi, dan kandung
kencing tidak penuh.
Anogenital :
Vulva dan vagina : tidak ada tanda-tanda infeksi, terdapat pengeluaran
lokhea rubra, terpasang dower kateter tertampung urine 300 cc
Perineum : tidak ada luka atau robekan jalan lahir.
Anus : tidak ada haemoroid.
Ekstremitas :
Atas : tidak ada oedema, warna kuku kemerahan dan
bersih, pada tangan kiri terpasang infus RL.
Bawah : tidak ada oedema, warna kuku kemerahan dan
bersih, tidak ada varises pada kaki, namun ibu
tampak susah menggerakkan kakinya yang masih
terasa berat dan kesemutan.

G. DATA PENUNJANG :
Pemeriksaan Laboratorium :
WBC : 12,2 10e3 uL
.

RBC : 4,07 10e3 uL


HGB : 12,2 G/Dl
HCT : 33,4 %
PLT : 155 K/Ul
Golda :A
PPIA : NR
HbSAg : Negatif ( - )

H. DIAGNOSA MEDIS :
G2 P2A0 Post SC oleh karena Gawat Janin Nifas 2 jam + Akseptor IUD Pasca
Plasenta.
I.PENGOBATAN :
Puasa 6 jam post op
Cek DL 6 jam post op
DC 1 X 24 jam
Cefoperazone 2 x 1 gram IV
Asam Mefenamat 3 x 500 gram
SF 1 x 200 mg
.
.

panggul sering menyulitkan saat mengeluarkan bayi dan dapat pula menyebabkan
cedera pada kandung kemih dan usus.
Pada masa nifas dengan post SC bila tidak dilakukan perawatan dengan baik dapat
mengalami berbagai komplikasi.Komplikasi pada masa nifas dapat berupa trauma
persalinan,infeksi masa nifas ( sepsis puerperalis ), infeksi traktus urinarius,
pembengkakan payudara, gangguan psikologis seperti post partum blues bahkan
komplikasi pada masa nifas tidak jarang menimbulkan kematian ( Saleha, 2009 )
.
.

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium,untuk dapat
mengembalikan alat genetalia interna dalam keadaan normal,dengan tenggang
waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari ( Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.Manuaba, hal 195).
Masa nifas atau puerperium di mulai setelah kelahiran plasentaa dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas
berlangsung kira-kira selama 6 minggu .
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lochea
3. Laktasi/pengeluaran ASI
4. Perubahan psikis
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.Perubahan-
perubahan alat-alat genetalia ini keseluruhannya disebut involusi ( Ilmu Kebidanan,
Sarwono,hal 237 ). Perawatan post pastum dimulai sejak kala uri dengan
menghindarkan adanya kemungkinan-kemungkinan perubahan post partum,dan
infeksi ( Ilmu Kebidanan, Sarwono, hal 238 ).
Section Caesaria ( SC ) merupakan salah satu tindakan kebidanan yang
sering dikerjakan untuk menangani persalinan yang patologis guna menyelamatkan
.

nyawa ibu dan bayi.Disamping kegunaannya tersebut, tindakan SC juga


menimbulkan beberapa kerugian pada ibu seperti meningkatkan rasa nyeri post
partum,menimbulkan kecemasan serta meningkatkan resiko terjadinya infeksi pada
ibu.Hal ini dapat dimengerti karena SC merupakan tindakan pembedahan yang
tentu saja ,mengakibatkan timbulnya diskontinuitas jaringan khususnya daerah
abdomen sehingga mengakibatkan terputusnya beberapaa serabut saraf yang
menimbulkan sensasi nyeri.
Sering kali pada masa nifas ini diberikan perhatian yang tidak begitu besar
baik oleh petugas kesehatan maupun ibu nifas sendiri karena dianggap sudah bebas
dari ancaman kesehatan.Padahal masa nifas ini adalah masa yang paling kritis dan
bila tidak ditangani dengan serius dapat berakibat fatal.Masa nifas ini dapat menjadi
penyumbang dalam kematian maternitas.Sehingga untuk mencegah meningkatnya
kematian maternitas ini dan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat
mengancam kesehatan dan keselamatan ibu maka asuhan pada masa nifas ini sangat
diperlukan.
Oleh karena itu, asuhan pada masa nifas akan kami angkat sebagai kasus
dalam laporan ini.

I.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut : Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Ibu Nifas Post SC di
Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten Karangasem?

I.3. Tujuan Pemberian Asuhan


I.3.1.Tujuan Umum
Untuk memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas post SC dengan tepat dan
benar sehingga tidak terjadi komplikasi yang dapat mengakibatkan kematian pada
ibu.Asuhan ini diberikan di Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten
Karangasem.
I.3.2.Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data subyektif pada ibu nifas post SC di
Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten Karangasem.
2) Mampu melakukan pengkajian data obyektif pada ibu nifas post SC di
Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten Karangasem.
3) Mampu merumuskan analisa data berdasarkan hasil pengkajian data pada
ibu nifas post SC di Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten
Karangasem.
4) Mampu melakukan penatalaksanaan asuhan pada ibu nifas post SC di
Ruang Nifas Kamboja RSUD Kabupaten Karangasem.
I.4. Manfaat Asuhan.
.

Anda mungkin juga menyukai