Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan post date harus selalu dianggap sebagai kelainan yang
berbahaya, sehingga perlu mendapatkan pengawasan yang ketat, apalagi
setelah usia kehamilan 40 42 minggu. Penyebab pasti belum diketahui,
namun disebutkan kelainan anatomi dan biokimia merupakan faktor predis
posisi. Selain itu faktor hormonal merupakan salah satu penyebab yaitu kadar
progesteron tidak dapat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan.
Sehingga kepekaan uterus terhadap oxitosin berkurang. Masalah ibu yaitu
serviks yang belum matang (10%) dan persalinan traumatis akibat janin besar
(20%).
Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat waktu yaitu
kematian dan kesakitan perinatal kejadian kematian akibat kehamilan lebih
bulan pada janin 30% sebelum persalinan, 55% dalam persalinan 15% post
natal. Dimana penyebab utama kematian perinatal yaitu karena hipoksia dan
aspirasi mekonium. (Sarwono, 1999).
Sebagai mahasiswa Akademi Kebidanan maka kami harus ikut serta
memberikan asuhan kebidanan dan pelayanan kebidanan pada ibu hamil
dengan post date. Dan kemudian menyajikan asuhan kebidanan tersebut yang
telah penulis laksanakan.

1.2 TUJUAN PENULISAN


1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dan
ibu bersalin, sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan
dan ketrampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan
kegawatdaruratan.
1.2.2 Tujuan khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa dapat :
1. Mengumpulkan data sampai dengan mengkaji data
2. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial.
4. Mengidentifikasi kebutuhan segera
5. Merencanakan asuhan kebidanan
6. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan.
7. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada
masalah post date.

1.4 METODE PENULISAN


Metode penulisan data yang digunakan penulis pada asuhan
kebidanan menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan deskriptif
dengan melakukan tinjauan kasus melalui :
a. Wawancara / anamnesa
Komunikasi langsung yang bertujuan untuk mencari informasi guna
melengkapi data pasien maupun keluarga pasien untuk memperoleh data
yang adekuat.
b. Observasi
Dengan cara mengatasi perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang kesehatan pasien.
c. Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan atau status
pasien
d. Studi pustaka
Dari buku-buku penunjang

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang :
Latar belakang
Tujuan penulisan
Ruang lingkup
Metode penulisan
Sistematika penulisan
Metode penulisan
Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang :
Konsep dasar persalinan,
Konsep dasar post date,
Konsep dasar asuhan kebidanan dengan post date
BAB III : TINJAUAN TEORI
Menguraikan tentang :
Pengkajian data
Identifikasi diagnosa dan masalah
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Identifikasi kebutuhan segera
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
BAB IV : PENUTUP
Menguraikan tentang :
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP PERSALINAN


2.1.1 Pengertian
1. Persalinan adalah : pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanda bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba,
1998).
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain. (Mochtar, 1998)

2.1.2 Bentuk Persalinan


1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalur rangsangan

2.1.3 Sebab-sebab Mulainya Persalinan


1. Teori penurunan
1 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar estrogen
dan progesteron. Progesteron berfungsi untuk menenangkan otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Berhubungan dengan fungsi plasenta untuk menghasilkan kedua
hormon di atas (estrogen dan progesteron). Dengan tuanya plasenta
maka kemampuan untuk menjalankan fungsinya juga berkurang
3. Teori distensi rahim
Rahim yang membesar menyebabkan iskemik otot-otot rahim yang
akan merangsang timbulnya his
4. Teori iritasi mekanik
Adanya flexus freankerhauser yang tertekan oleh kepala janin akan
menimbulkan kontraksi
5. Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin yang dapat melunakkan serviks dan merangsang
his mulai diproduksi sejak kehamilan 15 minggu dan akan semakin
bertambah, lebih-lebih mendekati partus.

2.1.4 Tanda Persalinan


1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi
yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
- Pengeluaran lendir
- Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks
- Perlunakan serviks
- Pendataran serviks
- Terjadi pembukaan serviks

2.1.5 Faktor-faktor Dalam Persalinan


1. Power
- His
- Kontraksi otot dinding perut
- Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan
- Ketegangan dan kontraksi ligamentum retrundum
2. Pasanger
Janin dan plasenta
3. Pasanger
Jalan lahir lunak
4. Psikologis Ibu
5. Penolong persalinan

2.1.6 Tahapan Persalinan


1. Kala I (stadium dilatasi)
- Dimulai saat pembukaan serviks sampai dengan lengkap (10cm)
- Lama kala I untuk primigravida 12 jam, pembukaan 1cm/jam
- Lama kala II untuk multigravida 8 jam, pembukaan 2cm/jam
- Dibagi 2 fase :
a. Fase laten (0 3cm) berlangsung kurang lebih 8 jam
b. Fase aktif (3 10cm)
- Akselerasi (3 4cm) berlangsung kurang lebih 2 jam
- Dilatasi maksimum (4 9cm) berlangsung kurang lebih 2
jam.
- Deselerasi (9 10cm) berlangsung kurang lebih 2 jam
2. Kala II (stadium ekspulsi)
Dimulai setelah pembukaan lengkap, waktu uterus dengan kekuatan
his dan kekuatan mengejan, mendorong janin keluar hingga lahir.
3. Kala III (kala uri)
Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri setelah bayi lahir
4. Kala IV ( 2 jam PP)
Mulai dari lahirnya uri sampai 2 jam post partum

2.2 KONSEP POST DATE


2.2.1 Pengertian
Post date adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42
minggu. (Syaifuddin, 2001).
Post date adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu
partus yang diperkirakan. (Sarwono, 1999)
Kehamilan yang lamanya melebihi 42 minggu (294 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir atau 14 hari setelah perkirakan
tanggal persalinan yang dihitung menurut rumus Neagele dan
asumsi siklus haidnya 28 hari (RSUD Dokter Soetomo, Surabaya,
1994 : 63).

2.2.2 Etiologi
1. Penyebab pasti belum jelas
2. Masalah ibu :
- Serviks yang belum matang
- Kecemasan ibu
- Persalinan traumatis akibat janin besar (20%)
- Angka kejadian seksio sesarea meningkat karena gawat janin
distosia, dan disproporsi sephalo pelvik
- Meningkatnya perdarahan pasca persalinan ketika penggunaan
oksitosin untuk induksi
3. Masalah janin :
- Kelainan pertumbuhan janin
Janin besar dapat menyebabkan distosia bahu, fraktur
klavikula,
Pertumbuhan janin terhambat
- Oligohidramnion
Kelainan cairan amnion ini mengakibatkan
Gawat janin
Keluarnya mekoneum
Tali pusatnya tertekan sehingga menyebabkan kematian
janin mendadak
Kehamilan lewat waktu berhubungan dengan meningkatnya
komplikasi pada ibu maupun janin. (Saifudin, Abdul Bari, 2000)
4. Faktor hormonal
Terutama hormon progesteron yang tidak cepat turun walaupun
kehamilan sudah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitoxin kurang. Dan yang paling menentukan adalah produksi
prostaglandin kurang yang menyebabkan his tidak kuat / tidak ada.
5. Faktor herediter
Kehamilan post matur sering dijumpai pada keluarga tertentu
6. Faktor psikologis
Pada kehamilan post matur otot rahim tidak sensitif terhadap
rangsangan oksitosin karena ketegangan psikologis.
7. Kelainan anatomi alat kandungan

2.2.3 Diagnosis dan Pemeriksaan


1. Membuat diagnosis kehamilan post date diperlukan kecermatan
dalam menentukan usia kehamilan yang tepat.
2. Menentukan usia kehamilan secara tepat, terutama bila hari pertama
mentruasi terakhir (HPHT) tidak jelas
3. Riwayat penggunaan obat-obat induksi ovulasi, pemakaian
hormonal kontrasepsi dan saat mulai dirasakannya gerakan janin
oleh si ibu (quikening). Pengukuran tinggi fundus uteri setinggi
umbilikus pada kehamilan 20mgg dapat dipakai sebagai indikator
dalam menentukan umur kehamilan.
4. Pemeriksaan USG menjadi gold standar untuk mengkonfirmasi
anamnesa dan pemeriksaan fisik.
(RSUD Dr. Soetomo, 1994 : 63).

2.2.4 Pemeriksaan Penilaian Kesejahteraan Janin


Mulai dikerjakan pada usia kehamilan 41 minggu
Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban
(shake test atau L/S (Lesitin/ Spingomielin Ratio) harus
dikerjakan bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35
minggu
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan skor pelvik
menurut cara bishop
Amnioskopi untuk menentukan warna air ketuban (bilamana perlu
dilakukan amniotomi). (RSUD Dr. Soetomo, 1994).
Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan biofisik untuk menilai pernafasan, gerakan janin,
cairan ketuban dan kematangan plasenta. Pemeriksaan derajat
kematangan plasenta dan keadaan cairan amnion. Kantung amnion
< 2cm atau indeks cairan amnion < 5cm merupakan indikasi untuk
mengakhiri kehamilan. Perlu dilakukan penilaian adanya gangguan
pertumbuhan janin intra uterine.
Pemeriksaan penampilan jantung janin
1. Tes tanpa kontraksi / non stress test (NST)
Hasil NSt tidak reaktif memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,
seperti test dengan kontraksi atau profil biofisik. NST
hendaknya dilakukan seminggu 2 kali.
2. Menilai kematangan serviks biasanya mempergunakan skor
bishop yang telah dimodifikasi. Serviks belum matang bila skor
bishop < 5 (Syaifudin, 2000 : 307).

2.2.5 Komplikasi
1. Terhadap janin
a. Anak besar, dapat menyebabkan disproporsi sefalopelvik
b. Oligohidramnion, dapat menyebabkan kompresi tali pusat gawat
janin sampai bayi meninggal
c. Keluarnya mekoneum yang dapat menyebabkan aspirasi
mekoneum (Syaifudin, 2000).

2.2.6 Pencegahan
Konseling antenatal yang baik
Evaluasi ulang umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan
tidak naik, oligohidramnion, gerak anak menurun. Bila ragu periksa
untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi.
(Syaifudin, 2000).

2.2.7 Penatalaksanaan
Pada dasarnya penatalaksanaan post date adalah merencanakan,
pengakhiran kehamilan. Cara mengakhiri kehamilan berdasarkan hasil
penilaian kesejahteraan janin :
1. Bila skor pelvik : matang (>5)
a. Amniotomi : jernih> drip oxytosin
keruh.> seksio sesarea
b. Bila skor pelvik belum matang (< 5).> seksio sesar
2. Penilaian kesehatan janin ragu-ragu
a. Bila skor pelvik belum matang (D5 > 5)
Amniotomi : jernih> drip oxytosin
keruh.> seksio sesarea
b. Bila skor pelvik belum matang (< 5)
Tirah baring 1 hari kemudian penilaian kesejahteraan di ulang
hari berikutnya :
Bila hasilnya jelek> seksio sesarea
ragu-ragu.. > seksio sesar
baik.> penilaian kesejahteraan secara
Scr.i.> sampai induksi
persalinan memungkinkan (D5 >
5)
3. Penilaian kesejahteraan janin baik
Bila skor pelvik : matang (>5) drip oksitosin tanpa amniotomi
Bila skor pelvik belum matang (D5 < 5)
Tunggu dengan melakukan penilaian janin secara seri, dilakukan
NST sekurang-kurangnya 1x seminggu s/d D5 > 5 untuk
dilakukan drip oksitosin. (RSUD Dr Soetomo Surabaya, 1994 :
64 65).
Pengelolaan intra partum
Pasien tidur miring sebelah kiri
Pergunakan pemantauan elektronik jantung janin
Bila oksitosin bila ditemukan keadaan jantung yang abnormal
Perhatikan jalannya persalinan
Segera setelah lahir, bayi harus segera diperiksa terhadap
kemungkinan hipoglikemi, hipovolemi, hipotermi dan
polistemi
Bayi yang mengalami post term dapat dibagi 2 stadium
Stadium I
Kulit menunjukkan kehilangan verniks kaseosa dan maserasi
berupa kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas
Stadium II
Gejala di atas disertai pewarnaan mekoneum (kehijauan) pada
kulit
Stadium III
Terdapat pewarnaan pada kuku, kulit dan tali pusat
(Syaifuddin, 2000).

2.3 Konsep Induksi Persalinan


2.3.1 Definisi
Tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya kontraksi
(Kapita Selekta Kedokteran, 1998 : 300)

2.3.2 Indikasi
Janin : Post partum, ketuban pecah dini, incompabiliti rhesus, IUFD
(intra uterine fetal death)
Ibu & Janin : Pre Eklamsia Berat

2.3.3 Kontra indikasi


Disproporsi sefalopelfik Mal presentasi janin
Riwayat sectio caesarea Insufisiensi plasenta
Mal posisi Grande multi
Gemeli Plasenta previa
Distensi rahim yang
berlebihan (pada
hidramnion)
(Kapiya Selekta Kedokteran , 1998 : 300)

2.3.4 Metode
Pembedahan yaitu dengan cara stripping (melepaskan / memisahkan
kantung ketuban dengan segmen bawah rahim uterus
Amniotomi (pemecahan kantung ketuban)
Rangsangan listrik
Rangsangan pada puting susu
Medikamentosa yaitu dengan menggunakan oksitoksin , spartein sulfat,
prostaglandin, cairan hipertonik intrauterin
Stipping dapat dilakukan dengan menggunakan ibu jari untuk
memisahkan kantung ketuban dari segmen bawah uterus / dengan
memasang kateter folley no 24 melalui kanalis servikalis di segmen
bawah uterus dan balon kateter di isi cairan 10 ml
Amniotomi adalah keberhasilan tergantung pematangan servik
(perlunakan, pembukaan) komplikasi yang dapat terjadi berupa prolaps
tali pusat, solusio placenta, dan infeksi
Induksi persalinan bersifat farmakologi adalah kontraksi yang bersifat
ritmik, sedikit bersifat diuretik, waktu paruh sangat singkat (3 menit) dan
awal kerja 5 menit. Syarat pemberian Oksitoksin adalah :
Kehamilan aterm
Ada kemunduran His
Ukuran panggul normal
Tidak ada disproporsi sefalopelvik
Janin presentasi kepala
Servik sudah matang Induksi persalinan kemungkinan besar akan
berhasil bila skor bishop > 8
Cara pemberian Oksitoksin
Tambahkan dan campurkan 5 IU oksitoksin sintetik ke dalam 500 ml
cairan dektrosa 5% berikan cairan melalui infus, dosis 0.5 1.0 MU /
menit sampai didapat respon berupa kontraksi dan relaksasi uterus yang
cukup baik. Kontraksi terlalu kuat dengan relaksasi yang kurang dapat
berakibat buruk terhadap janin karena adanya gangguan sirkulasi
uteroplacenter
Skor pelvik menurut Bishop
SKOR 0 1 2 3
Pembukaan servik (cm) 0 12 34 56
Pendataran servik 0 30% 40 50% 60 70% 80%
Penurunan kepala diukur - 3 -2 -1,0 +1 , +2
dari hodge III (cm)
Konsistensi serviks Keras sedang Lunak

Posisi serviks Ke Searah sumbu Ke arah


belakang jalan lahir depan

2.3 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN POST


DATE
2.3.1 PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur : terjadi pada wanita yang mampu hamil (20 35
tahun)
2. Riwayat mentruasi
HPHT penting untuk mengetahui umur kehamilan dan taksiran
persalinan
3. Keluhan utama
hamil ke ..UK lebih dari 9 bulan (>42mgg) baru merasakan
kenceng-kenceng dan mengeluarkan tanda tanda inpartu
seperti lendir, darah dan cairan ketuban dari kemaluannya.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Kelainan anatomi alat kandungan
Angka kejadian seksio sesarea dapat meningkatkan kejadian post
date karena gawat janin distosia, dan disproporsi sephalo pelvik
5. Riwayat kesehatan keluarga
Kehamilan post matur sering dijumpai pada keluarga tertentu
6. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamil Persalinan Anak Nifas K
an B
Ke UK Jeni Penolon Tmp Penyul BBL Se Usi ASI Nifa .
s g it x a s
1. . . . .. ...
. . . .
Faktor hormonal Terutama hormon progesteron yang tidak cepat
turun walaupun kehamilan sudah cukup bulan, sehingga
kepekaan uterus terhadap oksitoxin kurang. Dan yang paling
menentukan adalah produksi prostaglandin kurang yang
menyebabkan his tidak kuat / tidak ada.
Faktor herediter Kehamilan post matur sering dijumpai pada
keluarga tertentu
Faktor psikologis Pada kehamilan post matur otot rahim tidak
sensitif terhadap rangsangan oksitosin karena ketegangan
psikologis.
Kelainan anatomi alat kandungan
Kehamilan : Disproporsi sephalopelvik
Persalinan : Traumatis akibat janin besar (20%)
Angka kejadian seksio sesarea meningkat karena
gawat janin distosia, dan disproporsi sephalo
pelvik
Nifas : Meningkatnya perdarahan pasca persalinan ketika
penggunaan oksitosin untuk induksi
7. Riwayat kehamilan sekarang
bayi besar, insufiseinsi plasenta, bumil dengan diabetas melitus
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
-
b. Pola eliminasi
pada trimester III ibu sering miksi normalnya (5 6 kali/hari)
c. Personal hygiene :
-
d. Pola istirahat/tidur
Istirahat berkurang karena gangguan psikologis Pada
kehamilan post matur otot rahim tidak sensitif terhadap
rangsangan oksitosin karena ketegangan psikologis
e. Pola aktivitas
-
f. Pola seksual
Terutama hormon progesteron yang tidak cepat turun
walaupun UK cukup, sehingga kepekaan uterus terhadap
oksitoxin kurang. Dan yang paling menentukan adalah
produksi prostaglandin kurang yang menyebabkan his tidak
kuat / tidak ada.
g. Pola kebiasaan lain
-
10. Riwayat psikologi
faktor psikologis Pada kehamilan post matur otot rahim tidak
sensitif terhadap rangsangan oksitosin karena ketegangan
psikologis
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Kesadaran umum : baik sampai lemah
Kesadaran : composmentis sampai somnolen
TD : normal 110/70mmHg 120/80mmHg
N : normal 70 90x/menit
S : normal 36-37,5oC
RR : normal 16 24x/menit
LILA : normal 23,5 cm (minimal)
BB : normal selama hamil 9 13,5 Kg
TB : normal < 145 cm
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi :
Payudara : payudara simetris, terdapat hiperpigmentasi
papilla dan areola mammae.
Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai dengan
UK, tidak ada strie, tidak terdapat linea
nigra .
Genetalia : keluar lendir, darah, dam cairan ketuban
tidak ada oedema, tidak varices
b. Palpasi
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, puting susu
menonjol, tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Leopold I : TFU > 34 cm, teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung pada perut ibu sebelah kanan
/ kiri
Leopold III : Bagian terbawah adalah kepala, sudah masuk
PAP
Leopold IV : Seberapa jauh masuknya bagian terbawah
janin ke PAP
c. Auskultasi : DJJ (normal 120 160x/menit)
3. Pemeriksaan penunjang
Mulai dikerjakan pada usia kehamilan 42 minggu
Penentuan maturasi janin dengan pemeriksaan cairan ketuban
(shake test atau L/S (Lesitin/ Spingomielin Ratio) harus
dikerjakan bila pemeriksaan USG menunjukkan usia kehamilan 35
minggu
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan skor pelvik
menurut cara bishop
Amnioskopi untuk menentukan warna air ketuban (bilamana perlu
dilakukan amniotomi). (RSUD Dr. Soetomo, 1994).
Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan biofisik untuk menilai pernafasan, gerakan janin,
cairan ketuban dan kematangan plasenta. Pemeriksaan derajat
kematangan plasenta dan keadaan cairan amnion. Kantung amnion
< 2cm atau indeks cairan amnion < 5cm merupakan indikasi untuk
mengakhiri kehamilan. Perlu dilakukan penilaian adanya gangguan
pertumbuhan janin intra uterine.
Pemeriksaan penampilan jantung janin
1. Tes tanpa kontraksi / non stress test (NST)
Hasil NSt tidak reaktif memerlukan pemeriksaan lebih lanjut,
seperti test dengan kontraksi atau profil biofisik. NST
hendaknya dilakukan seminggu 2 kali.
2. Menilai kematangan serviks biasanya mempergunakan skor
bishop yang telah dimodifikasi. Serviks belum matang bila skor
bishop < 5 (Syaifudin, 2000 : 307).
3. Pemeriksaan dalam
VT V/V ..cm,Eff.%,ketuban +/-, bagian terhahulu kepala,
bagian terendah UUK, bagian kecil disamping bagian
terdahulu -, hodge I/II/III/IV

2.3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH


Dx : Ny .. usia G.P .Uk > 42 minggu Inpartu dengan post date
Ds : Hamil> 42 mgg, mengeluarkan tanda tanda inpartu seperti
lendir, darah dan cairan ketuban
Do : HPHT.. TP.
- UK : > 42 mgg
- TFU :
- TTV :
TD : normal 110/70 120/80mmHg
N : normal 70 90x/menit
S : normal 36-37oC
RR : normal 16 24x/menit
BB : selama hamil 9 13,5 kg
TB : normal . 145 cm
LILI : normal 23,5 cm
Abdomen :
Leopold I : TFU > 34 cm, teraba bokong
Leopold II : Teraba punggung pada perut ibu sebelah kanan / kiri
Leopold III : Bagian terbawah adalah kepala, sudah masuk PAP
Leopold IV : Seberapa jauh masuknya bagian terbawah janin ke
PAP

2.3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Pada ibu :
Angka kejadian Sc meningkat karena gawat janin, distosia dan
disproporsi sefalopelvik
Meningkatnya perdarahan pasca persalinan ketika penggunaan
oksitosin untuk induksi.
Pada janin
Kelainan pertumbuhan janin
Janin besar menyebabkan distosia bahu, fraktur klavikula, polsierio,
duchene
Pertumbuhan janin terhambat
Oligohidramnion yang mengakibatkan (gawat janin, keluar
mekoneum, tali pusat tertekan sehingga menyebabkan kematian
janin mendadak)

2.3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Melakukan induksi persalinan dengan drip oksitoksin RL

2.4.5 INTERVENSI
Dx : Ny .. G.P . Ab Uk > 42 minggu Inpartu dengan post
date
Tujuan : Ibu dapat bersalin secara normal dan bayi selamat
Kriteria hasil :
TTV dan KU ibu baik
Tidak ada komplikasi / penyulit persalinan
Observasi partograf tidak melewati garis waspada
DJJ normal (120 160x/menit)
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif
2. Observasi TTV dan KU
R/ deteksi dini adamnya komplikasi
3. Observasi DJJ dan His
R/ kemajuan persalinan dapat diketahui
4. Lakukan induksi persalinan dengan drip oksitoksin dalam cairan RL
dan observasi pertetes dan permenit
R/ persalinan berjalan lancar
5. Anjurkan ibu untuk posisi miring ke kiri
R/ supaya tidak menekan vena cava inferior
6. Anjurkan ibu untuk sering BAK
R/ kadung kemih yang penuh menghambat penurun kepala
7. Anjurkan ibu untuk banyak makan dan minum
R/ menambah tenaga ibu pada waktu persalinan dan mengganti
cairan tubuh yang hilang
8. Anjurkan ibu untuk bed rest total di tempat tidur
R/ memberikan kenyamanan pada ibu
9. Siapkan partus set dan heating set
R/ persalinan berjalan lancar
10. Berikan dukungan moral pada klien dan motivasi pasien dalam
menghadapi persalinan
R/ dengan adanya dukungan moral dan motivasi, pasien akan
merasa agak tenang
11. Kolaborasi dengan dokter SpOG
R/ penunjang terapi

2.4.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : jam : WIB
Dx : Ny .. usia G.P . Ab Uk > 42 minggu Inpartu dengan
post date
Implementasi disesuaikan dengan intervensi

2.4.7 EVALUASI
Tgl : . Jam : WIB
S : ada tanda tanda inpartu, ibu ingin meneran
O : VT V/V ..cm,Eff.%,ketuban +/-, bagian terhahulu kepala,
bagian terendah UUK, bagian kecil disamping bagian terdahulu -,
hodge I/II/III/IV
A : Ny .. usia G.P .Ab Uk > 42 minggu Inpartu kala II
dengan post date
P : persiapan persalinan,persipan alat , penolong dan keluarga
Lakukan persalinan dengan APN
Pimpin ibu untuk meneran
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN
Tanggal : 3 Juli 2011 Jam: 02.10 WIB
Tempat : BPS Hj. Ismachil M

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny. L Nama Suami : Tn. M
Umur : 23 tahun Umur : 24 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gunung gangsir Alamat : Gunung gangsir

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan hamil 10 bulan anak pertama, merasa kenceng-
kenceng, keluar lendir dan darah sejak Tanggal 3 Juli 2011 jam 02.00
WIB dan cairan ketuban sudah pecah.
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun Dismonorhea : kadang-kadang
Siklus : 28 hari (teratur) HPHT : 15-09-2011
Lama : + 7 hari TP : 22 - 06 2011
Flour albus: ada
4. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular, menahun yang
dapat mempengaruhi kehamilan, persalinannya seperti DM, Hipertensi,
dan Asma.
5. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menahun, maupun
menular seperti DM, HT, TBC, Asma, Sifilis, Gonorhoe, dll
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suami tidak ada yang
menderita penyakit menular, menahun maupun menurun, seperti HT,
DM, Asma, TBC, dll
7. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan KB yang lalu
Kehamil Persalinan Anak Nifas
an
K UK Jeni Penolo Tm Penyul BB Sex Usi AS Nifa
e s ng p it L a I s
1. Ham
il ini

8. Riwayat kehamilan sekarang


Trimester I : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke
bidan sebanyak 1 kali karena mempunyai keluhan
mual dan muntah. Ibu mendapat obat SF, B6 dan
Vitamin C.
Trimester II : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke
bidan sebanyak 2 kali untuk melihat kondisi diri dan
janin yang dikandungnya. Ibu tidak mempunyai
keluhan, mendapat SF, B6, vitamin C serta suntik TT.
Trimester III : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya ke
bidan dua kali, tidak ada keluhan, mendapat obat
panambah darah dan vitamin.
9. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : ibu makan 3 x sehari, nasi, sayur, dan lauk pauk.
Minum 8 gelas perhari dan buah - buahan
Selama hamil : ibu makan 1 piring dengan tempe, ayam, serta
sayuran dan 1 potong buah, minum air putih 8
gelas dan 1 gelas susu

b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x/hari, tidak ada gangguan, lembek
BAK 3 - 4x sehari, kuning jernih, tidak ada
gangguan
Selama hamil : BAB 1x/hari, tidak ada gangguan, lembek
BAK 5 - 6x sehari, kuning jernih, tidak ada
gangguan
c. Personal hygiene
Sebelum hamil : ibu mandi 2x sehari, cuci rambut 2x seminggu,
ganti celana dalam setiap kali mandi atau basah
Selama hamil : ibu mandi 2x sehari, cuci rambut 2x seminggu,
ganti celana dalam setiap kali mandi atau basah
d. Pola istirahat/tidur
Sebelum hamil : siang tidur + 1 jam, tidur malam + 7 8 jam
Selama hamil : siang tidur + 1 jam, tidur malam + 5 - 7 jam, ada
sedikit gangguan tidur malam
e. Pola aktivitas sehari-hari
Sebelum hamil : sehari-hari ibu bekerja rumah tangga dan
melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga
Selama hamil : ibu tidak banyak beraktivitas melakukan
pekerjaan rumah tangga yang ringan ringan saja
f. Pola aktivitas seksual
Ibu dan suami melakukan hubungan seksual pada waktu hamil + 1
kali seminggu
g. Pola kebiasaan lain
Ibu tidak pernah merokok atau minum-minuman beralkohol, minum
jamu-jamuan, obat-obatan, maupun narkoba
11. Pola psikologi
Ibu bisa menerima keadaannya sekarang dan mengatakan senang akan
kelahiran bayinya karena kehadiran bayinya ini sangat dinanti-
nantikan.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
- Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
2. Pemeriksaan fisik
- TD : 110/80mmHg
- Nadi : 84x/ menit
- Suhu : 37 oC
- RR : 24x/menit
- TB : 165cm
- BB sebelum hamil : 56kg
- BB selama hamil : 69kg
a. Inspeksi :
Rambut : lurus, panjang dna tidak rontok
Kepala : tidak ada benjolan abnormal, simetris
Muka : oval, tidak ada oedema, tidak pucat, sklera tidak
ikterus, konjungtiva tidak pucat
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Telinga : simetris, tidak ada ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe / vena
jugularis
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, payudara simetris,
terdapat hypepigmentasi pada papilla dan areola
mammae.
Abdomen : terdapat pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan, tidak terdapat luka bekas Sc
Genetalia : terdapat lendir dan adarah, tidak ada penyakit
kelamin, tidak oedema
+ +
Ekstremitas: simetris kanan dan kiri + + oedema , varises
b. Palpasi :
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jogularis
Payudara : tidak ada benjolan abnormal, puting susu menonjol,
tidak ada nyeri tekan, colostrum .
Abdomen :
Leopold I : TFU 2 jari bawah procesus ximpoideus (37cm)
Leopold II : teraba punggung janin dibagian kanan ibu
(PUKA)
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala, sudah
masuk PAP.
Leopold IV : Sudah masuk PAP 4/5 bagian.
Ekstremitas : oedem , varices
TBJ : (37 11) x 155 =4030 gram
c. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi atau wheezing
Abdomen : DJJ 144x/menit : 12 12 12
3. Pemeriksaan dalam
Tanggal 14 desember 2006 Jam 07.30WIB, Oleh Bidan anik,V/V
membuka 1cm, eff 25%, ketuban +,bagian terdahulu kepala, bagian
terendah UUK, Hodge I,tidak teraba bagian terkecil di samping bag
terendah
3.2. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Ny H usia 23 tahun G1 POOOO AbOOO Inpartu 44 minggu Tunggal,
Hidup, Intrauterin, kala 1 fase laten dengan post date.
Ds : Ibu mengatakan hamil 10 bulan ,anak pertama merasa kenceng-
kenceng, keluar lendir dan darah sejak dan cairan ketuban belum keluar
Do : - Kesadaran umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- TD : 100/80mmHg
- Nadi : 84x/ menit
- Suhu : 37 oC
- RR : 24x/menit
- BB sebelum hamil : 56kg
- BB selama hamil : 69kg
- TB : 153 cm
Abdomen :
Leopold I : TFU 2 jari bawah procesus ximpoideus (37cm)
Leopold II : teraba punggung janin dibagian kanan ibu
(PUKA)
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala, sudah
masuk PAP.
Leopold IV : Sudah masuk PAP 3/5 bagian.
TBJ : (37 11) x 155 =4030 gram
His : 2x20 detik dalam 10 menit
DJJ : 12 12 12 (144x/menit)
HPHT : 12 2 2006
TP : 19 11 - 2006
Tanggal 14 desember 2006 Jam 07.30WIB, Oleh Bidan anik,V/V
membuka 1cm, eff 25%, ketuban +,bagian terdahulu kepala,
bagian terendah UUK, Hodge I,tidak teraba bagian terkecil di
samping bag terendah

3.3. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL


Pada ibu :
Partus lama dan infeksi
Infeksi nifas
Perdarahan post partum
Robekan jalan lahir
Pada anak :
Asfiksia
Gawat janin dalam rahim sampai meninggal (fetal distres sampai IUFD)
Trauma persendian : patah tulang dada, lengan, kaki karena pertolongan
persalinan dengan tindakan.

3.4. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- induksi persalinan oksitoksin drip dalam cairan D5%
- Kolaborasi dengan dokter SpOG

3.5. INTERVENSI
Dx : Ny H usia 23 tahun G1 POOOO AbOOO Inpartu 44 minggu Tunggal,
Hidup, Intrauterin, kala 1 fase laten dengan post date.
Tujuan : ibu dapat bersalin dengan normal dan bayi lahir dengan selamat
Kriteria hasil :
Tidak ada penyulit dalam persalinan
TTV normal, KU baik
Djj normal
His teratur dan adekuat
Ada kemajuan persalinan
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ ibu dan keluarga kooperatif
2. Motivasi ibu agar tenang dalam menghadapi persalinan
R/ ibu tenang dan percaya diri sehingga dapat membantu psikologis dan
proses persalinan dapat lancar
3. Observasi TTV dan DJJ
R/ Antisipasi adanya komplikasi dini
4. Observasi CHPB Setiap 30 menit.
R/ Deteksi dini adanya kelainan pada janin
5. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
R/ Ibu akan mengetahui keadaannya dan lebih kooperatif.
6. lakukan infomed consent
R/ adanya legalitas hukum dalam tindakan klinik
7. lakukan induksi persalinan ampl oksi dalam cairan D5%
R/ persalinan dapat segera dilakukan
8. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu
R/ Kebutuhan nutrisi yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan dehidrasi
dan ketasis yang menurunkan daya kontraksi otot.
9. Anjurkan ibu untuk miring kiri.
R/ Dengan miring kiri mengurangi penekanan vena kava inferior dan
aliran darah dari ibu ke plasenta lancar.
10. persiapkan partus set dan heating set
R/ persalinan dapat berjalan lancar
11. kolaborasi dengan dokter SPOG dalam pemberian terapi.
R/ Fungsi dependen.

3.6. IMPLEMENTASI
Tgl : 14 12 2006 Jam 10.00 Wib
Dx : Ny h Usia 23 tahun G0 POOOO AbOOO Inpartu 42 minggu Tunggal,
Hidup, Intrauterin kala 1 fase laten dengan post date
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga untuk menciptakan
kepercayaan dan keterbukaan antara pasien dan petugas
2. melakukan observasi TTV dan KU Menjelaskan pada ibu tentang hasil
pemeriksaan
Kesadaran umum : baik
Kesadaran : composmentis
TD : 100/80mmHg
N : 84x/menit
S : 36oC
RR : 20x/menit
DJJ : 12 12 12 : 144x/menit
Tanggal 14 desember 2006 Jam 07.30WIB, Oleh Bidan anik,V/V membuka
1cm, eff 25%, ketuban +,bagian terdahulu kepala, bagian terendah UUK,
Hodge I,tidak teraba bagian terkecil di samping bag terendah
3. melakukan informed consent karena adanya legalitas hukum dalam
melakukan tindakan
4. melakukan observasi DJJ, His, drip oksitoksin ampl dalam cairan D5%
Tanggal HIS DJJ Ket
23 Nop
09.05 3 x 30 132 x / mnt 1cm, eff 25%, ket +,bag
terdahulu kepala,bag terendah
10.00 UUK, H I
Drip ampl oksitoksin dlm D5% 4
10.15 3 x 30 134 x / mnt tetes
10.30 8 tetes
10.45 3 x 30 136 x / mnt 12 tetes
11.00 3 x 30 16 tetes
11.15 3 x 45 132 x / mnt 20 tetes
11.30 3 x 45 20 tetes ketuban pecah spontan
11.45 3 x 45 134 x / mnt 20 tetes
12.00 4 x 45 20 tetes
12.15 4 x 45 134 x / mnt
2cm, eff 25%, ket -,bag terdahulu
12.30 4 x 45 136 x / mnt kepala,bag terendah UUK, H I
12.45 4 x 45 20 tetes
13.00 4 x 45 134 x / mnt 20 tetes
14.00 4 x 45 20 tetes
15.00 5 x 45 20 tetes
9cm, eff 80%, ket -,bag terdahulu
16.00 5 x 45 136 x / mnt kepala, bag terendah UUK, H III
10cm, eff 100%, ket -,bag
terdahulu kepala, bag terendah
UUK, H III

5. Menganjurkan ibu untuk miring kekiri sehingga mengurangi penekanan


vena cava inferior dan aliran darah dari ibu ke plasenta lancar.
6. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu sebagai tenaga ibu pada waktu persalinan
7. menganjurkan ibu agar tetap istirahat di tempat tidur
8. menganjurkan ibu untuk sering BAK untuk mempercepat penurunan kepala
9. menyiapkan partu set dan heating set
1. Partus set
2 klem kocher
Gunting tali pusat
Benang tali pusat
Kateter nelaton
Gunting episiotomi
Klem kocker
2 pasang sarung tangan steril
Gulungan kapas basah
Spuit 2,5 ml
Penghisap lendir
2 kain bersih
2 handuk kain untuk mengeringkan bayi
Heating set
I buah alat suntik
20 ml larutan lidokain
Naldfooder
Pinset
Jarum jahit
Benang catgut 3.0

3.7. EVALUASI
Tanggal : 10- 02 - 2006
Jam : 15.50 Wib
Dx : Ny H G1 POOOO AbOOO Inpartu 44 minggu Tunggal, Hidup,
Intrauterin, kala 1 fase laten dengan post date.
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng mulai sering dan ingin meneran
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
VT : Tanggal 14 desember 2006 Jam 16.00WIB, Oleh Bidan anik,V/V
membuka 10cm, eff 100%, ketuban -,bagian terdahulu kepala,
bagian terendah UUK, Hodge III,tidak teraba bagian terkecil di
samping bag terendah
Bayi lahir tanggal 14 12 2006 jam 16.05 WIB spt B, BB 3500
gram, PB 48 cm, ibu merasa tenang dan lega
A : Ny H G1 POOOO AbOOO Inpartu 44 minggu Tunggal, Hidup,
Intrauterin, kala II dengan post date.
P : - Observasi TTV, CHPB, tanda-tanda inpartu
- Siapkan partus set
- Beritahu ibu cara meneran yang baik
- Pimpin persalinan secara APN.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian studi kasus yang membahas kesenjangan


yang ditemukan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Untuk memudahkan
dalam penyusunan bab pembahasan maka penyusun mengelompokkan sesuai
dengan 7 langkah manajemen kebidanan yang meliputi:
Adapun kesenjangan yang ditemukan oleh penyusun selama malaksanakan
asuhan kebidanan pada G1P0000Ab000 usia kehamilan 44 minggu, janin tunggal /
hidup / letak kepala / intrauterine, inpartu kala I fase laten, dengan post date yaitu:
Ibu sudah di berikan konseling agar menjaga kesehatan ibu dan bayi,
dengan Kie Nutrisi supaya adanya peningkatan BB dan gizi janin dapat terpenuhi
dan dalam pola seksual supaya di kurangi sedikit

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang lahir cukup
bulan melalui vagina atau jalan lahir yang dapat hidup di luar kandungan.
Persalinan merupakan peristiwa yang fisiologis tetapi bukan berarti tidak ada
bahaya. Oleh karena itu, tahap-tahap persalinan harus kita kenali untuk dapat
melakukan pengawasan dan tindakan.
B. Saran
Petugas kesehatan
1. Dalam memberikan pelayanan seorang petugas kesehatan harus
memperhatikan secara teliti keadaan fisik sehingga setelah diberikan
tindakan tidak timbul komplikasi
2. Dalam melakukan tindakan harus memperhatikan prinsip sterilitas
3. Diharapkan petugas kesehatan dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan kompetensi dan ketrampilan
Masyarakat
Mengharapkan pada masyarakat untuk memberikan dukungan pada setiap
bumil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingga
komplikasi pada ibu hamil dapat dideteksi secara dini dan selain itu
tercipta hubungan harmonis dan kerjasama antara petugas kesehatan dan
masyarakat
Mahasiswa
Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu
pengetahuan khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu memberikan
asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil , ibu bersalin , ibu nifas bayi dan
anak dalam praktek kebidanan klinik
DAFTAR PUSTAKA

Marjono, Anthonius Budi FKUI, Jakarta, 1992.

Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial,


Edisi 2 Jilid 2, Jakarta : EGC

Saifudin, Abdul BariB, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal, Edisi ke I, Jakarta : YBPSP

RSU Soetomo, 1994, Pedoman dan Terapi, Cab / UPF Ikatan Kebidanan dan
Pelayanan Kandungan, Surabaya.

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan KB, Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai