Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK NUKLIR

Pengukuran Isoterm Adsorbsi Langmuir dan Freundlich pada


proses Phytoremediasi Cairan Radioaktif

DISUSUN OLEH :
NAMA : ARKADIUS ABAN
NIM : 011400371
REKAN KERJA : BILQIS LATIFAH
RIZKY DIAN FITRIANTO
SEMESTER : VI
KELOMPOK :8
ASISTEN : RIKO IMAN DECAMARTA, S.ST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
Pengukuran Isoterm Adsorbsi Langmuir dan Freundlich pada
proses Phytoremediasi Cairan Radioaktif

I. TUJUAN
1. Memahami tentang phytoremediasi dan metode isoterm adsorbsi
2. Mengetahui nilai isoterm adsorbsi pada persamaan Langmuir dan
Freundlich
3. Menentukan konstanta adsorbsi

II. DASAR TEORI


Phyto asal kata Yunani/ greek phyton yang berarti tumbuhan/tanaman
(plant), Remediation asal kata latin remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/
menyembuhkan atau membersihkan sesuatu.
Jadi Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana
tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media
(tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan)
menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna
secara ekonomi.
Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara biologi yang
memanfaatkan tumbuhan atau mikroorganisme yang dapat berasosiasi untuk
mengurangi polutan lingkungan baik pada air, tanah dan udara yang
diakibatkan oleh logam atau bahan organik.
Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam tahap proses
secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/ pencemar
yang berada disekitarnya

1. Phytoacumulation (phytoextraction)
Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga
berakumulasi disekitar akar tumbuhan, disebut juga Hyperacumulation.
Akar tanaman menyerap limbah logam dari tanah dan mentranslokasinya ke
bagian tanaman yang berada di atas tanah.
Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyerap
dan bertahan dalam berbagai limbah logam. Terutama di tempat-tempat
yang tercemar dengan lebih dari satu jenis logam. Ada spesies tertentu yang
disebut hiperakumulator tanaman yang menyerap jumlah jauh lebih tinggi
dari polutan dibandingkan spesies lainnya kebanyakan. Spesies ini
digunakan pada banyak situs karena kemampuan mereka untuk berkembang
di daerah-daerah yang sangat tercemar. Setelah tanaman tumbuh dan
menyerap logam mereka dipanen dan dibuang dengan aman. Proses ini
diulang beberapa kali untuk mengurangi kontaminasi ke tingkat yang dapat
diterima.
Dalam beberapa kasus memungkin untuk benar-benar mendaur
ulang logam melalui proses yang dikenal sebagai phytomining, meskipun
ini biasanya digunakan pada logam mulia. Senyawa logam yang telah
berhasil phytoextracted meliputi seng, tembaga, dan nikel. Logam
kontaminan dalam tanah: diserap oleh akar (penyerapan), pindah ke tunas
(translokasi), dan disimpan (akumulasi).
Tanaman yang mengandung kontaminan logam dapat dipanen atau
dibuang, memungkinkan untuk pemulihan logam.

2. Rhizofiltration
Merupakan proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh
akar untuk menempel pada akar. Rhizofiltration mirip dengan
Phytoextraction tapi digunakan untuk membersihkan air tanah
terkontaminasi daripada tanah tercemar. Kontaminan yang baik teradsorbsi
ke permukaan akar atau diserap oleh akar tanaman.
Tanaman yang digunakan untuk rhizoliltration tidak ditanam
langsung di situs tetapi harus terbiasa untuk polutan yang pertama. Tanaman
hidroponik di tanam pada media air, hingga sistem perakaran tanaman
berkembang. Setelah sistem akar yang besar pasokan air diganti untuk
pasokan air tercemar untuk menyesuaikan diri tanaman. Setelah tanaman
menjadi acclimatised kemudian ditanam di daerah tercemar di mana serapan
akar air tercemar dan kontaminannya sama. Setelah akar menjadi jenuh
kemudian tanaman dipanen dan dibuang. Perlakuan yang sama dilakukan
berulangkali pada daerah yang tercemar sehingga dapat mengurangi
polusi. Percobaan untuk proses ini dilakukan dengan menanan bunga
matahari pada kolam mengandung radio aktif untuk suatu test di Chernobyl,
Ukraina.

3. Phytostabilization
Merupakan penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut
menempel erat (stabil ) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran
air dalam media. Untuk mencegah kontaminasi dari penyebaran dan
bergerak di seluruh tanah dan air tanah, zat kontaminan diserap oleh akar
dan akumulasi, diabsorbsi akar, terjadi pada rhizosfer (ini adalah daerah di
sekitar akar yang bekerja seperti laboratorium kimia kecil dengan mikroba
dan bakteri dan organisme mikro yang disekresikan oleh tanaman) ini akan
mengurangi atau bahkan mencegah perpindahan ke tanah atau udara, dan
juga mengurangi bioavailibility dari kontaminan sehingga mencegah
penyebaran melalui rantai makanan. Teknik ini juga dapat digunakan untuk
membangun kembali komunitas tanaman pada daerah yang telah benar-
benar mematikan bagi tanaman karena tingginya tingkat kontaminasi
logam.
Kontaminan organik dalam tanah adalah: diserap oleh akar tanaman
dan dipecah menjadi bagian-bagian mereka dengan "eksudat" dalam sistem
akar tanaman
4. Rhyzodegradetion
Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere
biodegradation, or plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu
penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang berada disekitar
akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.

5. Phytodegradation
Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang
dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai
rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan
dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna bagi
pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada daun,
batang, akar atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzym yang
dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan
enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses proses degradasi.

6. Phytovolatization
Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat
kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai
bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir.
Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan 1000 liter
perhari untuk setiap batang.
Jenis Tanaman Fitoremediasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk media fitoremediasi antara lain:
1. Bunga matahari/ Heliantus anuus : mendegradasi Uranium
2. Populas trichocarpa, P.deltaritas Famili sacnaceae : mendegradasi TCE
(Trichloroethylene)
3. Najar graminae (tumbuhan air) : menyerap Co, Pb,Ni
4. Vetiver grass (Vetiveria zizonaides), akar wangi: mendegradasi Pb, Zn
5. Kangkung air, teratai, eceng gondok : menyerap/mengakumulasi logam
berat pada semua jaringan.

Kelebihan dan kekurangan Fitoremediasi


1. Kelebihan Fitoremediasi
a. Biaya murah karena memanfaatkan cahaya matahari
b. Mudah diterima oleh masyarakat
2. Kekurangan Fitoremediasi
a. Terbatas pada air dan tanah
b. Cara kerjanya lambat
c. Dapat meracuni tanaman dan berpotensi masuk ke makanan
d. Racun sulit diketahui jenisnya
Isoterm Adsorbsi
Isoterm adsorpsi adalah salah satu besaran yang paling karakteristik dalam
proses adsorpsi. Bentuk isoterm adsorpsi menyediakan banyak informasi
tentang sifat kimia dan fisik dari bahan dan bagaimana hasil proses adsorpsi.
Pada prinsipnya, berbagai jenis isoterm dapat dibedakan, tergantung pada sifat
bahan dan jenis interaksi.

Isoterm Adsorbsi Langmuir


Langmuir isoterm menggambarkan adsorpsi adsorbat ke permukaan
adsorben, membutuhkan beberapa asumsi:
1. Permukaan adsorben berada dalam kontak dengan larutan yang
mengandung adsorbat yang sangat tertarik ke permukaan.
2. Permukaan memiliki sejumlah situs tertentu di mana molekul zat terlarut
dapat terserap.
3. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen.
4. Tidak ada interaksi antara molekul-molekul yang terserap.
5. Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
6. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi

Model ini dapat dinyatakan dalam persamaan



=
1 +
Dengan :
qe : jumlah ion logam yang terserap persatuan berat adsorben, ...mg/g;
Ce : konsentrasi kesetimbangan ion logam dalam larutan, mg/l;
qma : kapasitas monolayer adsorben, mg/g; dan
b : konstanta kesetimbangan

Persamaan Langmuir di atas dapat disederhanakan menjadi persamaan linear.


Sehingga persamaannya menjadi seperti di bawah ini :
1 1 1 1
=[ ] +
.
Berdasarkan Persamaan tsb diketahui bahwa 1/ qe merupakan sumbu Y dan 1/Ce
merupakan sumbu X dari kurva isoterm Langmuir.

Isoterm Adsorbsi Freundlich


Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm
adsorpsi dapat digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan oleh
Freundlich. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan
yang berbeda-beda. Persamaan ini yang paling banyak digunakan saat ini.
qe = b.Ce 1/n
Dengan
qe : banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (g)
Ce : konsentrasi dari adsorbat yang tersisa dalam kesetimbangan (g/l)
b,n : konstanta adsorben

Persamaan Freundlich diatas dapat disederhanakan menjadi persamaan linear.


Sehingga persamaannya menjadi seperti di bawah ini :
1
log() = log() + log()

Berdasarkan persamaan tsb diketahui bahwa log (qe) merupakan sumbu Y dan
log (Ce) merupakan sumbu X dari kurva isoterm Freundlich. Kurva isotherm
Freundlich dapat di gambarkan seperti berikut :

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Pipet appendof
2. Pinset
3. Gunting
4. Neraca analitis
5. Penghalang Pb
6. Counter GM

Bahan
1. Tanaman enceng gondok ( masih dalam pot beserta air dan tanah)
2. Zat radioaktif I-131
IV. Langkah Kerja
1. Tanaman eceng gondok ditanam dalam pot plastik yang sudah diberi air
sebanyak 600 ml.
2. Tanaman eceng gondok yang telah ditanam masing-masing pot, ditetesi
radioisotop I-131 dengan variasi 1 ml; 1,5 ml; dan 2 ml.
3. Tanaman dibiarkan selama 24 jam, kemudian setelah didiamkan selama 24
jam dilakukan pencacahan menggunakan detektor Geiger muller.
4. Standar dibuat dnegan meneteskan radioisotop I-131 pada kertas saring
sebanyak 50 L, kemudian didiamkan selama 24 jam dan dicacah
menggunakan detektor Geiger muller pada HV 760 selama 100 detik.
Sebelumnya kertas saring telah ditimbang terlebih dahulu.
5. Massa sampel yang dicacah ditimbang menggunakan neraca analitik. Massa
planset yang digunakan juga ditimbang.

V. Data Pengamatan
HV GM = 760 V
Waktu = 100 detik
Jarak = 2 cm (pengukuran di slot 2)

Volume air = 500 ml


Volume NaI di pot 1 = 1 ml
Volume NaI di pot 2 = 2 ml
Volume NaI di pot 3 = 3 ml
NaI = 3,67 g/ml

CACAHAN latar standar


58 72001
59 72413
64 72296
Rata-rata 60,33 72236,67

POT 1 cacahan massa


cps gram
daun 116 0,1428
batang 80 0,6075
akar 354 0,3762

POT 2 cacahan massa


cps gram
daun 327 0,5413
batang 181 0,9783
akar 470 0,3292

POT 3 Cacahan massa


Cps gram
daun 433 0,5383
batang 265 0,6119
akar 541 0,241

VI. Perhitungan
1. Menghitung Harga qe
131
=

Harga qe pada sampel akar 1 (1 mL)
Banyaknya I-131 yang diserap oleh akar eceng gondok pada sampel 1 :
131
=
131
1 72236,67
=
354
= 0,0049
Massa NaI-131 yang terserap :
1000
0,0049 3,67 3 = 17,9850
1
Sehingga, qe :
= 0,3762
17,9850
= = 47,8072
0,3762
2. Menghitung konsentrasi kesetimbangan NaI-131 dalam larutan
131
=

Massa NaI-131 :
=
1000
= 13 3,67 3 = 3670
1
Massa NaI-131 dalam larutan = massa NaI-131 massa NaI-131 yang
terjerap
= 3670 mg 17,9850mg
= 3652,01 mg
Volume larutan = 500 ml = 0,5 L
3652,01mg
= = 7304,03
0,5
Dengan cara yang sama, maka didapatkan data sebagai berikut :
konsentrasi
POT 1 cacahan massa NaI terserap qe NaI
gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 116 0,1428 5,8934 41,2704 7328,213
batang 80 0,6075 4,0644 6,6904 7331,871
akar 354 0,3762 17,9850 47,8072 7304,03

konsentrasi
POT 2 cacahan massa NaI terserap qe NaI
cps gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 327 0,5413 33,2266 61,3830 14613,55
batang 181 0,9783 18,3915 18,7994 14643,22
akar 470 0,3292 47,7569 145,0696 14584,49

konsentrasi
POT 3 cacahan massa NaI terserap qe NaI
cps gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 433 0,5383 65,9960 122,6008 21888,01
batang 265 0,6119 40,3902 66,0078 21939,22
akar 541 0,241 82,4569 342,1447 21855,09
3. Grafik Standar Langmuir dan Freundlich
a. Persamaan adsorpsi menurut Langmuir
AKAR BATANG DAUN
POT
1/ce 1/qe 1/ce 1/qe 1/ce 1/qe
4 4
1 1,3691 .10 0,0209 1,3639 .10 0,1495 1,3646 .104 0,0242
2 6,8566 .105 0,0069 6,8291 .105 0,0532 6,84297 .105 0,0163
3 4,5756 .105 0,0029 4,55805 .105 0,0151 4,56871 .105 0,0082

Dari data diatas dibuat grafik hubungan 1/Ce vs 1/qe mengikuti


persamaan Langmuir.

Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe (akar)


0.0250
y = 199.2x - 0.0064
0.0200 R = 0.999

0.0150
1/qe

0.0100 Series1
Linear (Series1)
0.0050

0.0000
0.0000E+00 5.0000E-05 1.0000E-04 1.5000E-04
1/ce

Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe


(batang)
0.1600
0.1400
y = 1464x - 0.0495
0.1200
R = 0.9987
0.1000
1/qe

0.0800
0.0600 Series1
0.0400 Linear (Series1)
0.0200
0.0000
0.0000E+00 5.0000E-05 1.0000E-04 1.5000E-04
1/ce
Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe (daun)
0.0300

0.0250 y = 163.18x + 0.0026


R = 0.9196
1/qe 0.0200

0.0150
Series1
0.0100
Linear (Series1)
0.0050

0.0000
0.0000E+00 5.0000E-05 1.0000E-04 1.5000E-04
1/ce

Dari grafik hubungan hubungan 1/Ce vs 1/qe didapat persamaan


regresi :
y = 199,2x - 0,0064
Dari rumus sebagai berikut
1 1 1 1
=[ ] +
.
Maka,
Intersep = a = -0,0064
1
= 0,0064

= 156,25
Slope = b = 199,2
1
= 199,2
.
1
= 199,2
156,25
1
= = 3,213 105
156,25 199,2
Dengan cara yang sama, diketahui :
AKAR BATANG DAUN
a -0,0064 -0,0493 0,0027
b 199,2 1464 163,18
r2 0,999 0,9987 0,9196
q max -156,25 -20,284 370,37
k -3,213 .105 -3,4 .105 1,655 .105

b. Persamaan adsorpsi menurut Freundlich


AKAR BATANG DAUN
POT log ce log qe log ce log qe log ce log qe
1 3,8636 1,6795 3,8652 0,8255 3,8650 1,6156
2 4,1639 2,1616 4,1656 1,2741 4,1648 1,7880
3 4,3396 2,5342 4,3412 1,8196 4,3402 2,0885

Dari data diatas dibuat grafik hubungan Log Ce vs Log qe mengikuti


persamaan Freundlich.

Grafik hubungan log ce vs log qe


(akar)
3
y = 1.7751x - 5.1927
2.5 R = 0.9942
2
log qe

1.5
Series1
1
Linear (Series1)
0.5
0
3.8 4 4.2 4.4
log ce
Grafik hubungan log ce vs log qe
(batang)
2
y = 2.0243x - 7.042
1.5 R = 0.958
log qe

1
Series1
0.5 Linear (Series1)

0
3.8 4 4.2 4.4
log ce

Grafik hubungan log ce vs log qe


(daun)
2.5
y = 0.9499x - 2.086
2 R = 0.9098
1.5
log qe

1 Series1
Linear (Series1)
0.5

0
3.8 4 4.2 4.4
log ce

Dari grafik hubungan hubungan Log Ce vs Log qe pada akar didapat


persamaan regresi :
y = 1,7751x - 5,1927
Dari rumus sebagai berikut
= . 1/
1
log = log + log

Maka,
Slope = b -0,0345
1
= 1,775

= 0,563
Intersep = a = 0,4041
log = 5,1927
= 6,35. 106
AKAR BATANG DAUN
a -5,1972 -7,042 -2,086
b 1,7751 2,0243 0,9499
r2 0,9942 0,9581 0,9098
n 0,5633 0,4940 1,0527
-6 -8
k 6,35 .10 9,08 .10 0,0082

VII. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk memahami tentang fitoremediasi dan metode
adsorbsi, mengetahui nilai isotherm adsorbsi pada persamaan Langmuir dan
Freunlich, serta menegtahui nilai konstanta adsorbsi. Fitoremediasi secara
sederhana diartikan sebagai suatu metode pengurangan kontaminan pada
lingkungan dengan menggunakan bantuan tumbuhan. Tumbuhan dapat
membersihkan polutan dari tanah,air maupun udara, dengan berbagai
cara.Tumbuhan dapat merusak atau merombak polutan organik, maupun
menyerap dan menstabilisasi logam polutan. Tumbuhan mempunyai
kemampuan untuk menahan substansi toksik dengan cara biokimia dan
fisiologisnya serta menahan substansi non nutritif organik yang dilakukan pada
permukaan akar. Bahan pencemar tersebut akan dimetabolisme atau
diimobilisasi melalui sejumlah proses termasuk reaksi oksidasi, reduksi dan
hidrolisa enzimatis (Khan et al., 2000)

Dalam percobaan ini, tumbuhan yang digunakan sebagai penyerap


kontaminan adalah eceng gondok yang berdasarkan tempat hidupnya tumbuhan
ini hidup dengan menyerap makanan dari air dengan campuran lumpur sebagai
media tumbuh. Dengan demikian tumbuhan eceng gondok dapat diteliti
penyerapan oleh akar, batang maupun daunnya dalam hal menyerap
kontaminan radioaktif. Pada percobaan ini digunakan kontaminan radioaktif
larutan NaI131 yang telah diencerkan.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa setelah


dibiarkan selama satu hari lalu dicacah, kontaminan radioaktif pada ketiga
variasi lebih banyak terakumulasi di akar dan daun eceng gondok. Sedangkan
penyerapan oleh batang eceng gondok adalah yang paling kecil. Pada bagian
akar penyerapan lebih besar disebabkan oleh pada saat pencacahan akar masih
dalam keadaan basah oleh air yang mengandung kontaminan radioaktif,
sehingga cacahan pada akar yang terukur bukan hanya yang diserap ke dalam
akar tetapi juga air yang ada dipermukaan akar yang dicacah. Sedangkan
cacahan yang terakumulasi di daun merupakan akibat dari kebutuhan daun yang
besar dalam menyerap air sebagai bahan untuk proses fotosintesis.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan dari hasil perhitungan


dapat dicari nilai konstanta adsorpsi pada bagian batang tumbuhan dengan
metode Langmuir dan Freundlich sebagai berikut:
Langmuir Freundlich
1,732 2,536

VIII. Kesimpulan
1. Fitoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai
tanaman untuk menghilangkan atau mengurangi kontaminan logam dalam
tanah dan air bawah tanah.
2. Dari hasil perhitungan dapat dicari nilai konstanta adsorpsi pada bagian
batang tumbuhan dengan metode Langmuir dan Freundlich sebagai berikut:
Langmuir Freundlich
1,732 2,536

3. Dari perhitungan dapat diketahui bahwa tipe penyebaran zat radioaktif I-


131 dalam tanaman ecang gondok lebih cocok mengikuti pendekatan
Freundlich.

IX. Daftar Pustaka


Christina, Maria. 2016. Phytoremediation. Ppt
Decamarta, Riko Iman. 2017. Petunjuk Praktikum Aplkasi Teknik Nuklir :
Fitoremediasi. Yogyakarta : STTN-BATAN

Christina, Maria. 2016. Phytoremediation. Ppt

Jundiy, Anwar. 2015. Laporan Praktikum Aplikasi Teknik Nuklir :


Fitoremediasi.Yogyakarta : STTN-BATAN

http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/44/091/4409
1402.pdf

http://jurnaldampak.ft.unand.ac.id/index.php/Dampak/article/view/50

Yogyakarta, 07 Juli 2017


Asisten Praktikan,

Riko Iman Decamarta, S.ST Arkadius Aban

Anda mungkin juga menyukai