Oleh :
Penyusun :
1. TITI, S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI I
2. ELI KOSLAELAWATI,S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI II
3. DEDE HIDAYAH,S.Pd GURU SDN SUKAMUKTI III
4. H.SOBARUDIN,S.Pd GURU SDN KASTURI I
5. LAELA KURNIAWATI,S.sos GURU SDN KASTURI II
6. NANI SETIAWATI,S.Pd GURU SDN KASTURI III
Mengetahui/Menyetujui :
ABSTRAK
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Upaya
Meningkatkan Motivasi Keaktifan dan Pemahaman Siswa Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V di SD Negeri Sukamukti
I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka".
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat usul PAK. Penulis menyadari
terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah turut membantu terselesaikannya
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik sangat kami harapkan demi kebaikan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan teman-teman
guru.
LEMBAR PENGESAHAN
i
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
2
C. Pembatasan Masalah
2
D. Rumusan Masalah
2
E. Tujuan Penelitian
3
F. Manfaat Hasil Penelitian
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
5
1. Metode Mengajar
5
2. Alat Peraga dalam Pembelajaran
13
3. Mata Pelajaran Sains
15
B. Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
19
B. Tempat dan Waktu Penelitian
19
1. Tempat
19
2. Waktu
19
C. Metode Penentuan Subjek
19
D. Metode Pengumpulan Data
19
E. Prosedur Penelitian
20
F. Cara Pengambilan Kesimpulan
22
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Uraian Penelitian
23
1. Komponen Keaktifan dan Pemahaman Serta Skala
Penyekoran
............................................................................................
............................................................................................
23
2. Lembar Observasi
............................................................................................
............................................................................................
24
3. Hasil Ringkas Tindakan
............................................................................................
............................................................................................
24
B. Penjelasan Per Siklus
............................................................................................
............................................................................................
25
1. Awal Siklus Pertama
............................................................................................
............................................................................................
25
2. Akhir Siklus Pertama
............................................................................................
............................................................................................
28
3. Siklus Kedua
............................................................................................
............................................................................................
30
C. Pembahasan
............................................................................................
............................................................................................
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
35
B. Saran dan Tindak Lanjut
35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat terungkap
beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
l. Bagaimana pengembangan strategi/metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan belajar.
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut :
l. Penggunaan metode pembelajaran keterampilan proses guna meningkatkan
keaktifan siswa.
2. Penggunaan alat peraga Sains secara efektif untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis menyusun
rumusan masalah sebagai berikut :
l. Apakah metode pembelajaran keterampilan proses dapat meningkatkan
keaktifan siswa?
2. Apakah penggunaan alat peraga Sains secara efektif, dapat meningkatkan
pemahaman siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran keterampilan proses
dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan alat peraga Sains dapat meningkatkan pemahaman siswa.
A. Kajian Teori
1. Metode Mengajar
a. Arti dan maksud metode mengajar
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada
anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari
sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan
dan pengetahuan kepada murid merupakan proses belajar mengajar, itu
dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau
metode-metode tertentu. Cara-cara demikianlah yang dimaksudkan
sebagai metode pengajaran di sekolah. sehubungan dengan hal ini,
Winarno Surakhmad (1961) menegaskan bahwa metode pengajaran
adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal
bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-
murid di sekolah.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal
selalu berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih
dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai
tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pengajaran di
sekolah. para pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode
pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif
daripada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan
yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara, yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi
khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor
penting ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar,
antara lain faktor guru itu sendiri, faktor anak, dan faktor situasi
(lingkungan belajar).
Pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran atau masalah
metodologi pengajaran ini sangat penting bagi para guru atau calon
guru. Metodologi pengajaran pada hakikatnya merupakan penerapan
prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi
perkembangan anak didik. Metodologi yang bersifat interaksi edukatif
selalu bermaksud mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
b. Metode ceramah dalam proses belajar mengajar
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad
(1961), yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah
penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.
Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat
pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi lebih
jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid
adalah berbicara, sedangkan peranan murid dalam metode ceramah
yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang
pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru.
Sebagai metode, menurut B. Suryosubroto (1997), pemberian
pelajaran cara berceramah memberi keuntungan dan keburukan dalam
hal sebagai berikut :
1) Keuntungan :
a) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas, sebab guru semata-
mata berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu
dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan.
b) Organisasi kelas sederhana. Dengan berceramah, persiapan satu-
satunya yang diperlukan guru ialah buku catatan/ bahan pelajaran,
pembicaraan ada kemungkinan sambil duduk atau berdiri, murid
diharapkan mendengarkan secara diam.
2) Keburukan :
a) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid telah mengerti
pembicaraannya.
b) Murid seringkali memberi pengertian lain dari hal yang
dimaksudkan guru.
Beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai usaha untuk
menghindari keburukan metode ceramah antara lain:
1) Menambah keterangan-keterangan kata-kata untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dan sejenis pada murid.
2) Menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan
sebagainya (B. Suryosubroto, 1997).
c. Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah (B. Suryosubroto,
1997). Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan
diperlukan apabila guru hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para
siswa.
2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing.
3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan
yang telah dirumuskan telah dicapai.
4) Membantu para siswa belajar berpikir teoretis Diponegoro praktis
lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri maupun teman-temannya.
6) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupup dari
pelajaran sekolah.
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Dalam metode diskusi, guru dapat berperan sebagai berikut :
1) Guru sebagai ahli. Dalam diskusi yang hendak memecahkan masalah
misalnya, maka guru dapat berperan sebagai seorang ahli yang
mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hal daripada siswanya.
2) Guru sebagai pengawas. Agar diskusi dalam masing-masing
kelompok kecil berjalan lancar dan benar dan mencapai tujuannya,
di samping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus
bertindak sebagai pengawas dan penilai di dalam proses belajar
mengajar lewat informasi diskusi ini.
3) Guru sebagai penghubung kemasyarakatan. Tujuan yang telah
ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski
bagaimanapun dicoba dikhususnya, masih juga mempunyai sangkut
paut yang luas dengan hal-hal lain dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukkan jalan
pemecahannya sesuai dengan kriteria yang ada dan hidup dalam
masyarakat.
4) Guru sebagai pendorong, terutama bagi siswa yang belum cukup
mampu untuk mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain
maupun merumuskan serta mengeluarkan pendapatnya sendiri, maka
agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih
perlu membantu dan mendorong setiap anggota kelompok untuk
menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal
mungkin.
Sebagaimana metode-metode yang lain, metode diskusi sebagai
salah satu teknik pengajaran memiliki keuntungan dan kelemahan,
dimana menurut B. Suryosubroto (1997) adalah :
1) Keuntungan :
a) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam
proses belajar.
b) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing.
c) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berfikir dan bersikap ilmiah.
d) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi, diharapkan siswa dapat memperoleh kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri.
e) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
2) Keburukan :
a) Hasilnya tidak dapat diramalkan karena tergantung pada
kepemimpinan dan partisipasi siswa.
b) Memerlukan keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari
sebelumnya.
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai/didominasi oleh siswa yang
menonjol.
d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak,
perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi
sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
f) Siswa sulit untuk membatasi pokok masalah.
g) Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya.
h) Jumlah siswa yang besar akan mempengaruhi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya.
Untuk mengatasi beberapa keburukan/kelemahan tersebut, Yusuf
Djajadisastra (1982) mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil antara 3 -
5 orang tiap kelompok yang terdiri dari murid-murid yang pandai
dan kurang pandai, pandai bicara dan kurang pandai bicara, laki-laki
dan perempuan.
2) Agar tidak menimbulkan rasa "kelompok-isme", ada baiknya bila
setiap diskusi dengan topik baru selalu dibentuk lagi kelompok-
kelompok yang baru.
3) Topik atau problema yang akan dijadikan pokok diskusi dapat
diambil dari buku pelajaran, surat kabar, atau kejadian seharihari.
4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik.
5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan kelemahan metode
diskusi dapat dikurangi.
d. Metode pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar
mengajar
Dalam proses belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersama-
sama dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar
mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-
mata merupakan pemberian informasi seraya tanpa mengembangkan
kemampuan mental, fisik, dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses
belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar
siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan
mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar
tersebut.
Guru dalam menyajikan bahan pelajaran (terutama berupa
konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang esensial) harus
mengikutsertakan para siswanya secara aktif, baik individual maupun
kelompok. Keaktifan siswa ini antara lain tampak dalam kegiatan :
1) berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh
keyakinan.
2) mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan.
3) merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru
kepadanya.
4) belajar dalam kelompok.
5) mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu.
6) mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan
nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
Sistem belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses
ini secara resmi dicetuskan dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan dan
Pengelolaan Kurikulum. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang
berorientasi pada tujuan pengajaran, maka kurikulum sekarang ialah
berupa langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pemanasan
Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok
permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional, maupun
fisik. Kegiatan ini antara lain dapat berupa :
a) Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa
ataupun guru.
b) Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu
sebelumnya.
c) Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian
siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan
gambar, slide, film, atau benda lain.
2) Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa
secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa
antara lain :
a) Pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang
terarah tentang gejala/fenomena sehingga mampu membedakan yang
sesuai dan tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Yang dimaksud
pengamatan di sini adalah penggunaan indera secara optimal dalam
rangka memperoleh informasi yang memadai. Untuk itu perlu
ditingkatkan peragaab melalui gambaran ataupun bagan dan
membatasi peragaan dengan kata-kata.
b) Interpretasi hasil pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk menyimpulkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan tersebut
merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan/digunakan.
c) Peramalan
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan
untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum
diamati/akan datang. Ada perbedaan antara ramalan dan terkaan.
Ramalan didasarkan atas hubungan logis dari hasil pengamatan yang
telah diketahui, sedangkan terkaan kurang didasarkan pada hasil
pengamatan.
d) Aplikasi konsep
Yang dimaksud dengan aplikasi konsep adalah menggunakan
konsep yang telah diketahui/dipelajari dalarn situasi baru atau dalam
menyelesaikan masalah, umpamanya yang memberikan tugas
mengarang tentang sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata
pelajaran yang lain.
e) Perencanaan penelitian
Penelitian bertitik tolak dari seperangkat pertanyaan antara
lain untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu perlu perencanaan
penelitian-penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan lainnya.
f) Pelaksanaan penelitian
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa lebih memahami
pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar
yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatih.
g) Komunikasi
Kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil
penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam
bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau
tertulis.
Pengembangan keterampilan proses itu memerlukan kemampuan
guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan siswa serta mengorganisasi
kelas. Untuk itu setiap guru secara mandiri diminta untuk mengembangkan
kemampuannya agar proses belajar mengajar yang mengembangkan
keterampilan proses itu dapat berhasil.
Pendekatan keterampilan proses ini akan lebih berhasil jika
pelaksanaannya dikombinasikan dengan metode demonstrasi dan metode
eksperimen. Menurut Sri Anitah (1981) : "Metode demonstrasi adalah
suatu metode mengajar dimana seseorang guru atau orang luar yang
sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan suatu proses kepada
kelas. Sedangkan metode eksperimen adalah suatu metode mengajar
dimana guru atau murid-murid mencoba mengerjakan sesuatu serta
mengamati proses dan hasil percobaan tersebut." Walaupun antara metode
yang pertama dengan metode yang kedua ada pembatasannya, akan tetapi
dalam praktek kadang-kadang saling melengkapi, sebuah eksperimen
dapat diadakan sebagai demonstrasi, atau eksperimen dapat dirangkaikan
dengan demontrasi.
A. Objek Tindakan
Objek penelitian ini adalah efektivitas penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan keaktifan siswa untuk
meningkatkan pemahaman siswa.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku-buku, majalah, dokumentasi,
legger, surat kabar, prasasti, catatan harian, dan sebagainya (Sutrisno Hadi,
1987).
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui data pengajar, data
siswa, letak geografis, sarana dan prasarana SD Negeri Sukamukti I
Kabupaten Majalengka, data hasil evaluasi pembelajaran sains.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dipersiapkan surat ijin penelitian dari kepala sekolah
untuk kepentingan jalannya penelitain.
A. Uraian Penelitian
Pada awal penelitian terlebih dahulu diadakan observasi atau
pengamatan terhadap perilaku anak. Data hasil observasi yang kurang
lengkap akan disempurnakan dengan data yang diperoleh dari hasil
wawancara, baik dengan siswa sendiri maupun guru kelas (bidang studi) dan
kepala sekolah.
1. Komponen Keaktifan dan Pemahaman Serta Skala Penyekoran
Komponen pemahaman yang merepresentasikan kemampuan
kognitif siswa meliputi :
a. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang cara tumbuhan hijau
membuat makanan, dengan indikator keberhasilan :
1) Siswa dapat menemutunjukkan tempat tumbuhan menyimpan
cadangan makanan.
2) Siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan sesuai letak cadangan
makanannya.
3) Siswa dapat menyebutkan 2 contoh tumbuhan sesuai dengan letak
cadangan makanannya.
4) Siswa dapat menyebutkan letak cadangan makanan pada tumbuhan.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan
(karbohidrat) yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau dengan indikator
keberhasilan :
1) Siswa dapat menunjukkan makanan yang mengandung karbohidrat.
2) Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung
karbohidrat.
3) Siswa dapat menjelaskan kegunaan karbohidrat bagi tubuh.
c. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan (le-
mak) yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau dengan indikator
keberhasilan :
1) Siswa dapat menunjukkan adanya lemak dalam makanan.
2) Siswa dapat menyebutkan 3 contoh rnakanan yang mengandung
lemak.
3) Siswa dapat menjelaskan kegunaan lemak bagi tubuh.
Untuk penyekorannya, tiap jawaban betul nilainya 1 (satu) dan
jawaban salah nilainya 0 (nol), jadi kemungkinan perolehan nilai tertinggi
adalah 10 (sepuluh) dan kemungkinan nilai terendah adalah 0 (nol).
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan
perubahan perilaku siswa yang merepresentasikan keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran, meliputi :
a. Tidak aktif
b. Aktif :
1) Mengamati
2) Berdiskusi
3) Bertanya
4) Berpendapat
Untuk mencari persentasenya menggunakan rumus jumlah siswa
aktif dibagi keseluruhan siswa.
Tabel 4.2
Data Awal Tingkat Keaktifan Siswa Sebelum Dikenai Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 8
2. 060701002 Ai Tina 8
3. 060701003 Anisa 8
4. 060701004 Andika Saputra 6
5. 060701005 Anika Wulan 6
6. 060701006 Bagya 8
7. 060701007 Barokah 6
8. 060701008 Ema Agustina 8
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 7
10. 060701010 Elya Nurianti 8
11. 060701011 Iman Muhidin 7
12. 060701012 Ika 6
13. 060701013 Ina Mardiana 8
14. 060701014 Iwan Setiawan 8
15. 060701015 Iyan Supriyantini 6
16. 060701016 Kiki Mulyana 8
17. 060701017 Lestari Nuraini 7
18. 060701018 Muhammad Iqbal 6
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 6
20. 060701020 Nana 6
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 6
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 8
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 6
24. 060701024 Penti Erlianti 6
25. 060701025 Ramlan Amnullah 7
26. 060701026 Raden Surya H 7
27. 060701027 Resmiyanti 7
28. 060701028 Rendi Suherdianto 7
29. 060701029 Rini Riyanti 6
30. 060701030 Syahrul Maulana 7
31. 060701031 Siti Nurhasanah 7
32. 060701032 Wildan Nashiba 8
33. 091004028 Nanang 8
Jumlah 21 12 231
Rat-rata 7,00
Tabe1 4.3
Data Akhir Siklus 1 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai
Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 9
2. 060701002 Ai Tina 9
3. 060701003 Anisa 8
4. 060701004 Andika Saputra 7
5. 060701005 Anika Wulan 7
6. 060701006 Bagya 9
7. 060701007 Barokah 7
8. 060701008 Ema Agustina 9
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 8
10. 060701010 Elya Nurianti 9
11. 060701011 Iman Muhidin 8
12. 060701012 Ika 7
13. 060701013 Ina Mardiana 9
14. 060701014 Iwan Setiawan 8
15. 060701015 Iyan Supriyantini 7
16. 060701016 Kiki Mulyana 9
17. 060701017 Lestari Nuraini 8
18. 060701018 Muhammad Iqbal 7
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 7
20. 060701020 Nana 7
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 7
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 9
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 7
24. 060701024 Penti Erlianti 7
25. 060701025 Ramlan Amnullah 8
26. 060701026 Raden Surya H 8
27. 060701027 Resmiyanti 8
28. 060701028 Rendi Suherdianto 8
29. 060701029 Rini Riyanti 7
30. 060701030 Syahrul Maulana 8
31. 060701031 Siti Nurhasanah 8
32. 060701032 Wildan Nashiba 9
33. 091004028 Nanang 9
Jumlah 27 6 262
Rat-rata 7,94
Persentase tingkat keaktifan :
Jumlah siswa tidak aktif =6
Jumlah siswa aktif = 27
Persentase = 27 : 33 = 81,82%
Dilihat dari hasil tes pengamatan dalam proses pembelajaran,
tingkat keaktifan siswa meningkat menjadi 81,82%. Keaktifan siswa
ditunjukkan dalam mengobservasi dan diskusi mengerjakan lembar
kerja. Jika dilihat dari hasil formatif menunjukkan siswa sudah mulai
memahami materi pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai
formatif menjadi 7,94 yang berarti ada peningkatan sebesar 0,94 poin.
d. Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai, guru melakukan refleksi
diri bahwa dengan eksperimen keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan. Pada waktu diberikan penjelasan
mengenai materi yang belum dikuasai, juga akan menambah
pemahaman siswa.
Dari hasil tes formatif sudah mengalami peningkatan, namun
nilai formatif belum optimal. Oleh karena itu, guru perlu memberikan
penjelasan mengenai materi yang esensial. Rencana perbaikan
selanjutnya yaitu :
1) Guru terus memberikan bimbingan kepada siswa agar aktif dalam
pembelajaran, baik perorangan maupun secara kelompok.
2) Guru memberikan penjelasan dengan peraga yang lebih jelas.
3) Guru memberikan tanya jawab mengenai materi-materi yang
esensial.
3. Siklus Kedua
a. Perencanaan kegiatan
Perencanaan pembelajaran yang kedua merupakan refleksi guru,
dimana pada siklus yang pertama hasil formatif kurang maksimal. Pada
siklus kedua ini guru berencana memberikan tanya jawab tentang
materi esensial untuk mempertajam pemahaman siswa dengan tetap
memotivasi keaktifan siswa dan memperjelas tentang materi yang
belum dipahami siswa. Guru tetap berencana mengadakan pengamatan
keaktifan siswa dan melakukan tes formatif untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanan kegiatan
Pada proses perbaikan pembelajaran kedua ini, guru tetap
memotivasi siswa metode observasi dan diskusi. Siswa mengamati
objek yang disediakan guru sambil mengisi LKS. Hasil pengamatan
didiskusikan siswa dalam kelompok dengan bimbingan guru. Setelah
selesai mengerjakan LKS wakil kelompok mempresentasikan di depan
kelas dan ditanggapi masing-masing kelompok. Untuk menambah
pemahaman materi, guru memberikan penjelasan mengenai materi
esensial. Keaktifan siswa dalam pembelajaran ini meningkat menjadi
84,85%, sedang hasil nilai formatif mencapai rata-rata 9,45.
c. Observasi kegiatan
Keaktifan siswa selalu meningkat karena selalu termotivasi oleh
guru dengan lembar kerja yang diberikan dan observasi atau percobaan
yang diadakan. Pemahaman siswa mengenai materi kian mantap dengan
penjelasan guru tentang materi esensial. Dengan demikian hasil tes
formatif sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran
mengalami peningkatan yang pesat. Hasil rekapan tingkat keaktifan dan
tingkat pemahaman siswa pada siklus kedua dapat dilihat tabel berikut :
Tabe1 4.4
Data Siklus 2 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 10
2. 060701002 Ai Tina 10
3. 060701003 Anisa 9
4. 060701004 Andika Saputra 9
5. 060701005 Anika Wulan 9
6. 060701006 Bagya 10
7. 060701007 Barokah 9
8. 060701008 Ema Agustina 10
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 9
10. 060701010 Elya Nurianti 10
11. 060701011 Iman Muhidin 10
12. 060701012 Ika 9
13. 060701013 Ina Mardiana 10
14. 060701014 Iwan Setiawan 9
15. 060701015 Iyan Supriyantini 9
16. 060701016 Kiki Mulyana 10
17. 060701017 Lestari Nuraini 10
18. 060701018 Muhammad Iqbal 9
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 9
20. 060701020 Nana 9
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 9
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 10
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 9
24. 060701024 Penti Erlianti 9
25. 060701025 Ramlan Amnullah 9
26. 060701026 Raden Surya H 10
27. 060701027 Resmiyanti 10
28. 060701028 Rendi Suherdianto 9
29. 060701029 Rini Riyanti 9
30. 060701030 Syahrul Maulana 10
31. 060701031 Siti Nurhasanah 9
32. 060701032 Wildan Nashiba 10
33. 091004028 Nanang 10
Jumlah 28 5 312
Rat-rata 9,45
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Sains di kelas
V SD Negeri Sukamukti I, dengan kondisi siswa yang kurang motivasi
belajarnya yang ditunjukkan oleh ketidakaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Demikian juga tingkat pemahaman terhadap materi
pembelajaran yang rendah dengan bukti hasil tes formatif yang rendah.
Melihat kondisi itulah, maka penulis sebagai guru kelas kemudian
melakukan observasi terhadap pembelajarannya, kemudian dilanjutkan
dengan diskusi bersama dengan kepala sekolah dan teman sejawat serta
siswa. Dari hasil diskusi dan arahan itulah akhirnya penulis mengambil
langkah perbaikan pembelajaran dengan melalui dua tahap (siklus).
Pada perbaikan siklus pertama, guru memperbaiki proses
pembelajarannya dengan metode observasi, diskusi kelompok dan dengan
menggunakan lembarjerha sehingga anak terlibat langsung dalam
pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, guru membagi enam kelompok (setiap
kelompok 3 siswa) dan langsung memberikan tugas observasi. Setelah
observasi selesai, siswa diminta mengisi lembar kerja dengan terlebih dahulu
mendiskusikan dalam kelompok. Observasi dan diskusi serta keterampilan
berkomunikasi merupakan bagian dari ketrampilan proses. Menurut Whynne
Harler dalam Noehi Nasution, dkk. (1998), bahwa pengembangan
pemahaman dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
ketrampilan proses, maka dengan kemampuan melakukan observasi dan
diskusi yang terlatih akan meningkatkan pemahaman Sains. Hasil diskusi
kelompok dilanjutkan diskusi kelas untuk mengambii kesimpulan dengan
bimbingan guru.
Pada siklus pertama ini, banyak siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan terselesaikannya lembar kerja
yang dikerjakan secara berkelompok. Kemudian pada pemahaman materi,
siswa juga mengalami kenaikandg dibuktikan adanya peningkatan hasil tes
formatif dengan nilai rata-rata 7,00.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus pertama yang
menunjukkan adanya peningkatan, namun banyak juga kekurangannya, baik
dari guru maupun dari siswa sehingga hasilnya kurang memuaskan, penulis
kemudian memperbaiki kembali pembelajarannya pada siklus kedua dengan
metode eksperimen. Guru juga melakukan perbaikan pada lembar kerja, serta
memberikan bimbingan kepada siswa secara individual maupun secara
kelompok. Guru juga melakukan perbaikan tambahan dengan memberikan
penjelasan atau keterangan pada siswa tentang materi yang kurang dipahami
oleh siswa dengan menggunakan alat peraga yang sesungguhnya (tumbuhan
di sekitar anak).
Pada perbaikan siklus kedua ini, siswa lebih termotivasi dalam
percobaan, sehingga dalam mengerjakan tugas pada lembar kerja terlihat
hasilnya sangat baik. Demikian juga pada pemahaman materi pembelajaran
ada peningkatan, dilihat dari hasil tes formatif meningkat dengan nilai rata-
rata 7,94. Selanjutnya berdasarkan hasil perbaikan siklus kedua, penulis
kemudian melakukan evaluasi kembali karena peningkatan keaktifan siswa
dan hasil belajar pada siklus kedua belum optimal.
Dalam pembelajaran siklus ketiga ini guru menambah perbaikan
secara intens dan selalu membimbing siswa, baik secara individu maupun
kelompok untuk ikut aktif dalam berdiskusi, mengerjakan lembar kerja siswa
maupun dalam diskusi kelompoknya. Guru juga memberikan penjelasan
tambahan kepada siswa tentang materi atau esensial dengan menggunakan
alat peraga. Pada perbaikan siklus ketiga ini sangat memuaskan karena siswa
betul-betul aktif terlibat dalam berdiskusi dengan menggunakan alat peraga
sehingga mencapai keaktifan 84,85% dan tingkat pemahaman mencapai 9,45.
Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan dalam Noehi Nasution, dkk. (1998)
bahwa anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep rumit jika
disertai contoh konkret yang melalui kegiatan fisik dan mental.
Jadi secara keseluruhan, dengan membandingkan rekap olah data awal
sampai pada siklus kedua (lihat tabel 4.1), dapat dikatakan adanya
peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Sains.
Dalam pelaksanaan dirasakan dengan jelas bahwa pengenaan tindakan dalam
penelitian ini dapat membantu meningkatkan keaktifan dan pemahaman
siswa. Angka rata-rata keseluruhan perkembangan keaktifan siswa bergerak
dari 63,64% pada awal atau sebelum dikenakannya tindakan meningkat
menjadi 84,85% pada akhir penelitian. Sedangkan angka rata-rata
keseluruhan perkembangan pemahaman siswa bergerak dari 7,00 pada awal
atau sebelum dikenakannya tindakan meningkat menjadi 9,45 pada akhir
penelitian. ini berarti bahwa penelitian tindakan kelas ini boleh dikatakan
berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran pada pelajaran Sains siswa kelas V di SD
Negeri Sukamukti I yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
keaktifan siswa.
2. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
pemahaman dan nilai formatif siswa.
Carin Arthur. 1993. Teaching Science Through Discovery. New York : Macmilan
Publishing Company.
Denny Setiawan, dkk. 2004. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka dan Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Hadiat. 2000. Alam Sekitar Kita 3 Kelas V. Jakarta: Depdikbud.
Haryanto. 2004. Sains untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Nasution. 2000. Dikdaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Noehi Nasution, dkk. 1998. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Depdikbud.
Sri Anitah. 1981. Metode Pengajaran. Solo: UNS.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Researh. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikologi
UGM.
Tim Dosen TP UNY. Modul Teknologi Pengajaran. Yogyakarta : UNY..
Wardani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusuf Djajadisastra. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung : Penerbit
Angkasa.
DAFTAR LAMPIRAN
Tidak Aktif
No. Nama
Aktif
Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
MATA PELAJARAN SAINS
Siklus 1
Tidak Aktif
No. Nama
Aktif Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
MATA PELAJARAN SAINS
Siklus 2
Tidak Aktif
No. Nama
Aktif Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
RENCANA PEMBELAJARAN
DATA AWAL
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.
B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang cara tumbuhan hijau membuat
makanan.
C. Indikator
l. Setelah siswa mengamati berjenis-jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanan.
2. Dengan observasi siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan sesuai letak
cadangan makanannya.
3. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan 2 contoh tumbuhan sesuai
dengan letak cadangan makanannya.
4. Setelah berdiskusi siswa dapat menyebutkan letak cadangan makanan pada
tumbuhan.
D. Tujuan Perbaikan
l. Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.
E. Materi Pokok
l. Makanan hasil fotosintesis sebagian disimpan oleh tumbuhan untuk
cadangan makanan.
2. Tumbuhan menyimpan cadangan makanan di dalam biji, buah, umbi, dan
batang.
3. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di biji, contohnya padi,
jagung, kacang tanah.
4. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di buah, contohnya jeruk
dan jambu.
5. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di umbi, contohnyaketela
pohon dan kentang.
6. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di batang, contohnya tebu
dan sagu.
7. Hasil fotositensis pada tumbuhan selain sebagai cadangan makanan juga
untuk tumbuh dan memperbanyak diri.
F. Media dan Sarana Bahan
Media : Singkong, ubi jalar, bua.h jambu, buah jeruk, kacang merah,
kacang tanah, tebu, cocor bebek, LKS
Sumber bahan :
l. Hadiat, Alam Sekitar Kita 3 Kelas 5, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2000 halaman 15 -18.
2. Haryanto, Sains untuk SD Kelas V penerbit Erlangga tahun 2004, halaman
40-42.
H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir
1. TITI, S.Pd.
2. ELI KOSLAELAWATI,S.Pd.
MUHAMAD YUSUP, S.Pd. 3. DEDE HIDAYAH,S.Pd
NIP. 196310081986101002
4. H.SOBARUDIN,S.Pd
5. LAELA KURNIAWATI,S.sos
6. NANI SETIAWATI,S.Pd
LEMBAR KERJA SISWA
AWAL
3. Tulislah kesimpulanmu
a. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di buah ialah.......
b. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di biji ialah ........
c. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di batang ialah ...
d. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di umbi ialah ......
e. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di daun ialah ......
3. Kunci Jawaban
l. c
2. a
3. b
4. d
5. a
6. b
7. c
8. a
9. b
10. c
D. Standar Penilaian
Setiap soal nilainya : 1 (jika betul) dan 0 (jika salah)
Nilai yang diperoleh : betul x l
Nilai maksimum : 10 x 1 = 10
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.
B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan yang
dihasilkan oleh tumbuhan hijau.
C. Indikator
1. Setelah siswa mengamati berjenis jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan makanan yang mengandung karbohidrat.
2. Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung
karbohidrat.
3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan karbohidrat bagi tubuh.
D. Tujuan Perbaikan
l . Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.
E. Materi Pokok
Uji Zat Karbohidrat
H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir
4. Tulislah kesimpulanmu!
a. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah ....
b. Contoh makanan yang tidak mengandung karbohidrat adalah ... .
D. Standar Penilaian
Setiap soal nilainya 5 (jika betul) dan 1 (jika salah)
Nilai yang diperoleh : Betul x 1
Nilai maksimum : 1 x 10 = 10
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis/ 12 Agustus 2010
Waktu : 1 x 40 Menit (1 x pertemuan)
A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.
B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan infonmasi tentang cara tumbuhan hijau membuat
makanan.
C. Indikator
l. Setelah siswa mengamati berjenis jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan adanya lemak dalam makanan.
2. Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung lemak.
3. Siswa dapat rnenjelaskan kegunaan lemak bagi tubuh.
D. Tujuan Perbaikan
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.
E. Materi Pokok
Uji Zat Lemak pada Makanan
Lemak dapat kita peroleh dari tumbuhan dan hewan. Zat lemak sangat
diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi. Zat lemak berfungsi sebagai :
1. Pelindung alat tubuh yang halus seperti mata, jantung, hati, ginjal
2. Pel arut vitamin A, D, E, K
3. Lemak j uga sebagai pemberi rasa kenyang
Contoh bahan makanan yang mengandung lemak adalah kacang tanah,
kemiri, minyak kelapa.
H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir
4. Tulislah kesimpulanmu!
a. Contoh makanan yang mengandung lemak adalah ...
b. Contoh makanan yang tidak mengandung lemak adalah ....
No. Abs :
Nama :
Kelas :
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 1
No. Abs :
Nama :
Kelas :
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 2
No. Abs :
Nama :
Kelas :