Anda di halaman 1dari 75

Karya Tulis

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN


SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA
PELAJARAN SAINS KELAS V DI SD NEGERI SUKAMUKTI I
KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Administrasi dalam memperoleh Angka


Kredit Pengembangan Profesi dan Jabatan Fungsional Guru

Oleh :

1. TITI, S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI I


2. ELI KOSLAELAWATI,S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI II
3. DEDE HIDAYAH,S.Pd GURU SDN SUKAMUKTI III
4. H.SOBARUDIN,S.Pd GURU SDN KASTURI I
5. LAELA KURNIAWATI,S.sos GURU SDN KASTURI II
6. NANI SETIAWATI,S.Pd GURU SDN KASTURI III

PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA


DINAS PENDIDIKAN
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN CIKIJING
SD NEGERI SUKAMUKTI I
TAHUN 2010/2011
LEMBAR PENGESAHAN

Upaya Meningkatkan Motivasi Keaktifan dan Pemahaman Siswa Melalui


Pendekatan Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V di SD Negeri
Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka

Penyusun :
1. TITI, S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI I
2. ELI KOSLAELAWATI,S.Pd. GURU SDN SUKAMUKTI II
3. DEDE HIDAYAH,S.Pd GURU SDN SUKAMUKTI III
4. H.SOBARUDIN,S.Pd GURU SDN KASTURI I
5. LAELA KURNIAWATI,S.sos GURU SDN KASTURI II
6. NANI SETIAWATI,S.Pd GURU SDN KASTURI III

Mengetahui/Menyetujui :

Sukamukti, Oktober 2010

Pengawas Sd/Mi Ketua Kkg


Kecamatan Cikijing Kab. Majalengka Ki Hajar Dewaantara
Kec. Cikijing Kab. Majalengka

DENI SUTISNA, S.Pd . MUHAMAD YUSUP, S.Pd.


NIP. 196707031988031008 NIP.1963310081986101002
Upaya Meningkatkan Motivasi Keaktifan dan Pemahaman Siswa Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V di SD Negeri
Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas


penggunaan pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran Sains dalam
memotivasi keaktifan dan pemahaman pada siswa kelas V Semester 1 SD Negeri
Sukamukti I tahun pelajaran 2010/2011.
Objek penelitian adalah efektivitas penggunaan pendekatan keterampilan
proses pada mata pelajaran Sains dalam meotivasi keaktifan dan pemahaman
siswa, sedangkan subjek penelitian adalah siswa kelas V Semester 1 SD Negeri
Sukamukti I tahun pelajaran 2010/2011. Metode pengumpulan data dengan
metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan
teknik kualitatif dan kuantitatif dengan persentase. Cara pengambilan kesimpulan
dalam penelitian diambil dengan mendasarkan diri pada hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti dibantu oleh rekan sejawat dan kepala sekolah, dan
perhitungan secara kuantitatif (persentase).
Dari hasil pembelajaran pada pelajaran Sains siswa kelas V di SD Negeri
Sukamukti I yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1)
Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan siswa;
2) Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan pemahaman
dan nilai formatif siswa.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul "Upaya
Meningkatkan Motivasi Keaktifan dan Pemahaman Siswa Melalui Pendekatan
Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran Sains Kelas V di SD Negeri Sukamukti
I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka".
Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat usul PAK. Penulis menyadari
terselesaikannya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya kepada semua pihak yang telah turut membantu terselesaikannya
laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
saran dan kritik sangat kami harapkan demi kebaikan laporan ini. Akhirnya
penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi para pembaca dan teman-teman
guru.

Sukamukti, Oktober 2010


Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
i
ABSTRAK

ii
KATA PENGANTAR

iii
DAFTAR ISI

iv
DAFTAR TABEL
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
2
C. Pembatasan Masalah
2
D. Rumusan Masalah
2
E. Tujuan Penelitian
3
F. Manfaat Hasil Penelitian
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
5
1. Metode Mengajar
5
2. Alat Peraga dalam Pembelajaran
13
3. Mata Pelajaran Sains
15
B. Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan
17
BAB III METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
19
B. Tempat dan Waktu Penelitian
19
1. Tempat
19
2. Waktu
19
C. Metode Penentuan Subjek
19
D. Metode Pengumpulan Data
19
E. Prosedur Penelitian
20
F. Cara Pengambilan Kesimpulan
22
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Uraian Penelitian
23
1. Komponen Keaktifan dan Pemahaman Serta Skala
Penyekoran
............................................................................................
............................................................................................
23
2. Lembar Observasi
............................................................................................
............................................................................................
24
3. Hasil Ringkas Tindakan
............................................................................................
............................................................................................
24
B. Penjelasan Per Siklus
............................................................................................
............................................................................................
25
1. Awal Siklus Pertama
............................................................................................
............................................................................................
25
2. Akhir Siklus Pertama
............................................................................................
............................................................................................
28
3. Siklus Kedua
............................................................................................
............................................................................................
30
C. Pembahasan
............................................................................................
............................................................................................
32
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
35
B. Saran dan Tindak Lanjut
35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tingkat Keaktifan dan Pemahaman Siswa


..........................................................................................................
..........................................................................................................
25
Tabel 4.2 Data Awal Tingkat Keaktifan Siswa Sebelum Dikenai Tindakan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
26
Tabe1 4.3 Data Akhir Siklus 1 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai
Tindakan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
29
Tabe1 4.4 Data Siklus 2 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai Tindakan
..........................................................................................................
..........................................................................................................
31
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dasar 9 tahun termasuk di dalamnya Sekolah Dasar 6
tahun merupakan lembaga pendidikan formal pertama bagi peserta didik
untuk beiajar. Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari para siswa
Sekolah Dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
sekarang ini dikenal dengan nama mata pelajaran Sains.
Dalam proses belajar mengajar Sains yang materinya tidak lepas dari
alam lingkungan sekitar, maka perlu diupayakan suatu metode yang tepat.
Agar pembelajaran benar-benar bermakna bagi siswa dan materi dapat
dipahami dan dimengerti oleh siswa. Oleh karena itu dalam pembelajaran
Sains tidak cukup hanya dengan ceramah atau cerita dari guru tentang suatu
kejadian ataupun peristiwa, tetapi hendaklah siswa tunrt aktif melakukan,
melihat, dan mendengar apa yang mereka pelajari agar pembelajaran itu
bermakna. Pembentukan makna pada diri siswa merupakan suatu proses
belajar aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir
atas belajar mereka sendiri.
Hal penting yang tidak dapat terpisahkan dari pelajaran Sains adalah
metode penyelidikan (Cain, 1993). Dengan penyelidikan seluruh panca indera
dan seluruh kesanggupan anak didik perlu dirangsang, digunakan dan
dilibatkan sehingga tidak hanya mampu mengetahui tentang juga memahami,
mengingat, menganalisis, dan melakukan kembali setiap peragaan yang
dilakukan guru dengan baik dan benar serta kemampuan lainnya yang bersifat
kognisi, afeksi, maupun psikomotor (Denny Setiawan, dkk., 2004).
Dalam kenyataannya di Sekolah Dasar banyak guru Sains hanya
menggunakan metode ceramah saja, sehingga siswa kurang aktif dalam
pembelajaran yang berakibat siswa kurang memahami materi pembelajaran
dan memperoleh nilai formatif yang sangat rendah. Hal ini juga terjadi di
kelas V SD Negeri Sukamukti I, penulis menemukan rendahnya motivasi
siswa dengan ditandai kurangnya keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar, rendahnya tingkat penguasaan materi pelajaran serta rendahnya
nilai formatif siswa dengan nilai rendah pada mata pelajaran Sains.
Untuk itu sebagai guru yang menuju profesionalisme mengambil
tindakan untuk memperbaiki kinerjanya dengan melaksanakan perbaikan
pembelajaran. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkat
keaktifan dan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran keterampilan proses. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik
untuk mengadakan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui sejauh mana
metode pembelajaran keterampilan proses dapat meningkatkan keaktifan dan
motivasi belajar siswa.

B. Identifikasi Masalah
Dari hasil diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat terungkap
beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu :
l. Bagaimana pengembangan strategi/metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan keaktifan belajar.
2. Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut :
l. Penggunaan metode pembelajaran keterampilan proses guna meningkatkan
keaktifan siswa.
2. Penggunaan alat peraga Sains secara efektif untuk meningkatkan
pemahaman siswa.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka penulis menyusun
rumusan masalah sebagai berikut :
l. Apakah metode pembelajaran keterampilan proses dapat meningkatkan
keaktifan siswa?
2. Apakah penggunaan alat peraga Sains secara efektif, dapat meningkatkan
pemahaman siswa?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana metode pembelajaran keterampilan proses
dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan untuk mengetahui seberapa efektif
penggunaan alat peraga Sains dapat meningkatkan pemahaman siswa.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Seperti penelitian-penelitian lain pada umumnya, dalam penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh siswa guna
meningkatkan pemahaman terhadap materi pelajaran, keaktifan dalam
mengikuti proses belajar mengajar, dan dapat meningkatkan motivasi
siswa dalam belajar sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang
optimal.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk memotivasi para
guru guna mengeksplorasi, mengembangkan, dan selalu mencoba metode-
metode pembelajaran yang lain agar dapat meningkatkan kinerjanya serta
dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara optimal. Dengan
mengeksplorasi dan mengembangkan metode-metode pembelajaran,
diharapkan pula guru dapat menemukan metode yang tepat untuk
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar dapat diterima dan
dipahami dengan mudah oleh siswa sehingga tujuan belajar dapat tercapai.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah
untuk selalu mendukung dan memotivasi para guru untuk melakukan
eksperimen dalam pembelajaran guna peningkatan prestasi, baik prestasi
guru maupun prestasi siswa. Selain itu, dengan adanya penelitian ini
diharapkan pihak sekolah dapat memfasilitasi usaha-usaha guru dalam
meningkatkan kinerjanya, baik dengan memberikan dana maupun
menyediakan sarana prasarana yang diperlukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Metode Mengajar
a. Arti dan maksud metode mengajar
Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada
anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari
sekolah, di samping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan
dan pengetahuan kepada murid merupakan proses belajar mengajar, itu
dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau
metode-metode tertentu. Cara-cara demikianlah yang dimaksudkan
sebagai metode pengajaran di sekolah. sehubungan dengan hal ini,
Winarno Surakhmad (1961) menegaskan bahwa metode pengajaran
adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal
bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-
murid di sekolah.
Kenyataan telah menunjukkan bahwa manusia dalam segala hal
selalu berusaha mencari efisiensi-efisiensi kerja dengan jalan memilih
dan menggunakan suatu metode yang dianggap terbaik untuk mencapai
tujuannya. Demikian pula halnya dalam lapangan pengajaran di
sekolah. para pendidik (guru) selalu berusaha memilih metode
pengajaran yang setepat-tepatnya, yang dipandang lebih efektif
daripada metode-metode lainnya sehingga kecakapan dan pengetahuan
yang diberikan oleh guru itu benar-benar menjadi milik murid.
Jadi jelaslah bahwa metode adalah cara, yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Makin tepat metodenya,
diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan tersebut. Tetapi
khususnya dalam bidang pengajaran di sekolah, ada beberapa faktor
penting ikut berperan dalam menentukan efektifnya metode mengajar,
antara lain faktor guru itu sendiri, faktor anak, dan faktor situasi
(lingkungan belajar).
Pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran atau masalah
metodologi pengajaran ini sangat penting bagi para guru atau calon
guru. Metodologi pengajaran pada hakikatnya merupakan penerapan
prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi
perkembangan anak didik. Metodologi yang bersifat interaksi edukatif
selalu bermaksud mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan
pengajaran di sekolah.
b. Metode ceramah dalam proses belajar mengajar
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surakhmad
(1961), yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah
penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya.
Selama berlangsungnya ceramah, guru bisa menggunakan alat-alat
pembantu seperti gambar-gambar bagan, agar uraiannya menjadi lebih
jelas. Tetapi metode utama dalam perhubungan guru dengan murid
adalah berbicara, sedangkan peranan murid dalam metode ceramah
yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta mencatat yang
pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru.
Sebagai metode, menurut B. Suryosubroto (1997), pemberian
pelajaran cara berceramah memberi keuntungan dan keburukan dalam
hal sebagai berikut :
1) Keuntungan :
a) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas, sebab guru semata-
mata berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu
dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan dibicarakan.
b) Organisasi kelas sederhana. Dengan berceramah, persiapan satu-
satunya yang diperlukan guru ialah buku catatan/ bahan pelajaran,
pembicaraan ada kemungkinan sambil duduk atau berdiri, murid
diharapkan mendengarkan secara diam.
2) Keburukan :
a) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid telah mengerti
pembicaraannya.
b) Murid seringkali memberi pengertian lain dari hal yang
dimaksudkan guru.
Beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai usaha untuk
menghindari keburukan metode ceramah antara lain:
1) Menambah keterangan-keterangan kata-kata untuk mendapatkan
gambaran yang jelas dan sejenis pada murid.
2) Menggunakan alat-alat peraga seperti gambar-gambar dan
sebagainya (B. Suryosubroto, 1997).
c. Metode diskusi dalam proses belajar mengajar
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok-
kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau penyusunan
berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah (B. Suryosubroto,
1997). Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan
diperlukan apabila guru hendak :
1) Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para
siswa.
2) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan
kemampuannya masing-masing.
3) Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan
yang telah dirumuskan telah dicapai.
4) Membantu para siswa belajar berpikir teoretis Diponegoro praktis
lewat berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5) Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri maupun teman-temannya.
6) Membantu para siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai
masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupup dari
pelajaran sekolah.
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Dalam metode diskusi, guru dapat berperan sebagai berikut :
1) Guru sebagai ahli. Dalam diskusi yang hendak memecahkan masalah
misalnya, maka guru dapat berperan sebagai seorang ahli yang
mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hal daripada siswanya.
2) Guru sebagai pengawas. Agar diskusi dalam masing-masing
kelompok kecil berjalan lancar dan benar dan mencapai tujuannya,
di samping sebagai sumber informasi, maka guru pun harus
bertindak sebagai pengawas dan penilai di dalam proses belajar
mengajar lewat informasi diskusi ini.
3) Guru sebagai penghubung kemasyarakatan. Tujuan yang telah
ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa, meski
bagaimanapun dicoba dikhususnya, masih juga mempunyai sangkut
paut yang luas dengan hal-hal lain dalam kehidupan masyarakat.
Dalam hal ini guru dapat memperjelasnya dan menunjukkan jalan
pemecahannya sesuai dengan kriteria yang ada dan hidup dalam
masyarakat.
4) Guru sebagai pendorong, terutama bagi siswa yang belum cukup
mampu untuk mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain
maupun merumuskan serta mengeluarkan pendapatnya sendiri, maka
agar formasi diskusi dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih
perlu membantu dan mendorong setiap anggota kelompok untuk
menciptakan dan mengembangkan kreativitas setiap siswa seoptimal
mungkin.
Sebagaimana metode-metode yang lain, metode diskusi sebagai
salah satu teknik pengajaran memiliki keuntungan dan kelemahan,
dimana menurut B. Suryosubroto (1997) adalah :
1) Keuntungan :
a) Metode diskusi melibatkan semua siswa secara langsung dalam
proses belajar.
b) Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan
bahan pelajarannya masing-masing.
c) Metode diskusi dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berfikir dan bersikap ilmiah.
d) Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam
diskusi, diharapkan siswa dapat memperoleh kepercayaan akan
kemampuan diri sendiri.
e) Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokratis para siswa.
2) Keburukan :
a) Hasilnya tidak dapat diramalkan karena tergantung pada
kepemimpinan dan partisipasi siswa.
b) Memerlukan keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari
sebelumnya.
c) Jalannya diskusi dapat dikuasai/didominasi oleh siswa yang
menonjol.
d) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi.
e) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak,
perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi
sehingga hasilnya tidak bermanfaat.
f) Siswa sulit untuk membatasi pokok masalah.
g) Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya.
h) Jumlah siswa yang besar akan mempengaruhi kesempatan untuk
mengemukakan pendapatnya.
Untuk mengatasi beberapa keburukan/kelemahan tersebut, Yusuf
Djajadisastra (1982) mengemukakan saran mengenai usaha-usaha yang
dapat dilakukan antara lain:
1) Murid dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok kecil antara 3 -
5 orang tiap kelompok yang terdiri dari murid-murid yang pandai
dan kurang pandai, pandai bicara dan kurang pandai bicara, laki-laki
dan perempuan.
2) Agar tidak menimbulkan rasa "kelompok-isme", ada baiknya bila
setiap diskusi dengan topik baru selalu dibentuk lagi kelompok-
kelompok yang baru.
3) Topik atau problema yang akan dijadikan pokok diskusi dapat
diambil dari buku pelajaran, surat kabar, atau kejadian seharihari.
4) Mengusahakan penyesuaian waktu dengan berat topik.
5) Menyiapkan dan melengkapi semua sumber data yang diperlukan.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan kelemahan metode
diskusi dapat dikurangi.
d. Metode pendekatan keterampilan proses dalam proses belajar
mengajar
Dalam proses belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersama-
sama dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar
mengajar mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-
mata merupakan pemberian informasi seraya tanpa mengembangkan
kemampuan mental, fisik, dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses
belajar mengajar di kelas harus dapat mengembangkan cara belajar
siswa untuk mendapatkan, mengelola, menggunakan dan
mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam proses belajar
tersebut.
Guru dalam menyajikan bahan pelajaran (terutama berupa
konsep-konsep atau pengertian-pengertian yang esensial) harus
mengikutsertakan para siswanya secara aktif, baik individual maupun
kelompok. Keaktifan siswa ini antara lain tampak dalam kegiatan :
1) berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh
keyakinan.
2) mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana
memperoleh situasi pengetahuan.
3) merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru
kepadanya.
4) belajar dalam kelompok.
5) mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu.
6) mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan
nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
Sistem belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses
ini secara resmi dicetuskan dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan dan
Pengelolaan Kurikulum. Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang
berorientasi pada tujuan pengajaran, maka kurikulum sekarang ialah
berupa langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pemanasan
Tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok
permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional, maupun
fisik. Kegiatan ini antara lain dapat berupa :
a) Pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa
ataupun guru.
b) Pengulasan bahan pengajaran yang pernah dipelajari pada waktu
sebelumnya.
c) Kegiatan-kegiatan yang menggugah dan mengarahkan perhatian
siswa antara lain meminta pendapat/saran siswa, menunjukkan
gambar, slide, film, atau benda lain.
2) Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar hendaknya selalu mengikutkan siswa
secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa
antara lain :
a) Pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang
terarah tentang gejala/fenomena sehingga mampu membedakan yang
sesuai dan tidak sesuai dengan pokok permasalahan. Yang dimaksud
pengamatan di sini adalah penggunaan indera secara optimal dalam
rangka memperoleh informasi yang memadai. Untuk itu perlu
ditingkatkan peragaab melalui gambaran ataupun bagan dan
membatasi peragaan dengan kata-kata.
b) Interpretasi hasil pengamatan
Tujuan kegiatan ini untuk menyimpulkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan berdasarkan pada pola hubungan antara hasil
pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan tersebut
merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan/digunakan.
c) Peramalan
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan
untuk meramalkan atau memperkirakan kejadian yang belum
diamati/akan datang. Ada perbedaan antara ramalan dan terkaan.
Ramalan didasarkan atas hubungan logis dari hasil pengamatan yang
telah diketahui, sedangkan terkaan kurang didasarkan pada hasil
pengamatan.
d) Aplikasi konsep
Yang dimaksud dengan aplikasi konsep adalah menggunakan
konsep yang telah diketahui/dipelajari dalarn situasi baru atau dalam
menyelesaikan masalah, umpamanya yang memberikan tugas
mengarang tentang sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata
pelajaran yang lain.
e) Perencanaan penelitian
Penelitian bertitik tolak dari seperangkat pertanyaan antara
lain untuk menguji kebenaran hipotesis tertentu perlu perencanaan
penelitian-penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan lainnya.
f) Pelaksanaan penelitian
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa lebih memahami
pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara belajar
yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatih.
g) Komunikasi
Kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil
penelitian kepada berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam
bentuk kata-kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau
tertulis.
Pengembangan keterampilan proses itu memerlukan kemampuan
guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan siswa serta mengorganisasi
kelas. Untuk itu setiap guru secara mandiri diminta untuk mengembangkan
kemampuannya agar proses belajar mengajar yang mengembangkan
keterampilan proses itu dapat berhasil.
Pendekatan keterampilan proses ini akan lebih berhasil jika
pelaksanaannya dikombinasikan dengan metode demonstrasi dan metode
eksperimen. Menurut Sri Anitah (1981) : "Metode demonstrasi adalah
suatu metode mengajar dimana seseorang guru atau orang luar yang
sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan suatu proses kepada
kelas. Sedangkan metode eksperimen adalah suatu metode mengajar
dimana guru atau murid-murid mencoba mengerjakan sesuatu serta
mengamati proses dan hasil percobaan tersebut." Walaupun antara metode
yang pertama dengan metode yang kedua ada pembatasannya, akan tetapi
dalam praktek kadang-kadang saling melengkapi, sebuah eksperimen
dapat diadakan sebagai demonstrasi, atau eksperimen dapat dirangkaikan
dengan demontrasi.

2. Alat Peraga dalam Pembelajaran


Setelah diuraikan tentang metode mengajar dimana guru harus
memilih metode yang sesuai dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu, maka selanjutnya guru perlu memikirkan alat-alat yang dipakai
sebagai pembantu pelaksanaan penggunaan metode tersebut. Adakalanya
di dalam proses pengajaran, seorang guru tidak merasa perlu menggunakan
alat-alat riil, akan tetapi yang selalu digunakan oleh guru di dalam
pengajaran ialah kata-kata. Kata-kata atau kalimat ini penting, sebab
ucapan-ucapan guru seringkali ditangkap oleh anak dengan pengertian
yang lain daripada apa yang dimaksud guru. Maka di sinilah perlunya alat-
alat pembantu yang lain, baik yang berwujud benda yang sebenarnya
maupun tiruan atau gambar, sehingga diharapkan dapat memperjelas
pengertian dan menambah pengalaman murid.
Sri Anitah (1981) mengemukakan dua klasifikasi alat pembantu
pengajaran sebagai berikut :
a. Alat-alat pembantu yang langsung
Merupakan alat-alat pembantu yang diperoleh dari pengalaman
langsung, dimana seseorang mendapat pengalaman belajar dengan cara
menghayati secara langsung, turut serta melakukan sesuatu, melihat
langsung, berbuat, mengalami, mencoba sesuatu, dan lain-lain.
b. Alat-alat pembantu yang tidak langsung
Merupakan alat-alat pembantu dimana guru dan murid
memperoleh pengalaman secara tidak langsung (melalui pengalaman
tiruan), diantaranya :
1) Melalui bentuk-bentuk gambar : melihat film tentang suatu kejadian,
proses, foto, gambar mati, lukisan, dan sebagainya.
2) Melalui bentuk-bentuk garis : peta, diagram, grafik, poster, bagan,
dan lain-lain.
3) Melalui bentuk-bentuk verbal : membaca uraian tentang manusia,
peristiwa atau tempat-tempat benda-benda, mendengarkan uraian
tentang manusia, peristiwa, tempat-tempat dan benda-benda.
4) Melalui lambang-lambang : menggunakan istilah-istilah, lambang
rumus-rumus, dan lain-lain.
Kedua klasifikasi tersebut di atas perlu diperhatikan guru dalam
rangka penggunaan suatu metode untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirin dan penerima
pesan itu dapat berbentuk orang atau lembaga, sedangkan media dapat
berupa alat-alat elektronik, gambar, buku, dan lain-lain. Dengan demikian
media pembelajaran merupakan alat yang digunakan oleh seseorang
pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa (Tim
Dosen TP UNY, 2001). Media digunakan dalam kegiatan pembelajaran
karena berbagai kemampuannya, seperti :
a. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata
menjadi lebih besar, seperti penggunaan gambar atau film tentang
perkembangan suatu sel.
b. Menyajikan benda atau peristiwa yang berada jauh dari hadapan siswa,
seperti penggunaan program video tentang bulan, perut bumi, dan air
terjun.
c. Menyajikan peristiwa yang kompleks, berlangsung dengan sangat cepat
menjadi lebih sistematik dan sederhana, seperti penggunaan film
mengenai bekerjanya suatu mesin, dan lain-lain.
Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sangat
beraneka ragam, maka pengajar dapat memilih salah satu atau beberapa di
antaranya untuk digunakan dalam menyusun strategi pembelajaran.
Pemilihan media berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan instruksional
merupakan kriteria utama. Setelah mengidentifikasi beberapa media yang
sesuai untuk tujuan instruksional tertentu, maka langkah selanjutnya
memilih salah satu atau dua media atas dasar berbagai pertimbangan
sebagai berikut :
a. Biaya yang lebih murah, baik pada saat pembelian maupun
pemeliharaan.
b. Kesesuaiannya dengan metoda pembelajaran.
c. Kesesuaian dengan karakteristik siswa.
d. Pertimbangan praktis, meliputi :
1) Kemudahannya dipindahkan atau ditempatkan
2) Kesesuaiannya dengan fasilitas yang ada di kelas
3) Keamanan penggunaannya
4) Daya tahannya
5) Kemudahan perbaikannya
e. Ketersediaan media beserta suku cadangnya di pasaran serta
ketersediaannya bagi siswa.
Jenis media yang digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria
utama yaitu kesesuaiannya dengan tujuan instruksional dengan lima
kriteria tambahan seperti telah diuraikan sebelumnya.

3. Mata Pelajaran Sains


a. Pengertian Sains
Menurut Depdiknas (2003) : "Sains merupakan cara mencari
tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan,
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan
memiliki sikap ilmiah." Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.
Pendidikan Sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar
siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan Sains diarahkan untuk "mencari tahu" dan "berbuat"
sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam tentang alam sekitar.
b. Fungsi dan tujuan Sains
Mata pelajaran Sains di Sekolah Dasar berfungsi untuk
menguasai konsep dan manfaat sains dalam kehidupan sehari-hari serta
untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama, serta
bertujuan :
1) Menanamkan pengetahuan dan konsep-konsep sains yang
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
2) Menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains dan
teknologi.
3) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
4) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan
alam.
5) Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
6) Menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan (Depdiknas, 2003).
c. Ruang lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Sains meliputi dua aspek :
1) Kerja ilmiah yang mencakup : penyelidikan/penelitian,
berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas dan pemecahan
masalah, sikap dan nilai ilmiah.
2) Pemahaman konsep dan penerapannya, yang mencakup :
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi :
c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya, dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta meliputi : tanah, bum, tata surya, dan
benda-benda langit lainnya.
e) Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (saling temas)
merupakan penerapan konsep sains dan saling keterkaitannya
dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat melalui pembuatan
suatu karya teknologi sederhana termasuk merancang dan
membuat.

B. Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan


Dalam sistem belajar mengajar yang sifatnya klasikal (bersama-sama
dalam suatu kelas), guru harus berusaha agar proses belajar mengajar
mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata
merupakan pemberian informasi saja tanpa mengembangkan kemampuan
mental, fisik, dan penampilan diri. Oleh karena itu, proses belajar mengajar di
kelas harus dapat mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan,
mengelola, menggunakan dan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh
dalam proses belajar tersebut.
Guru dalam menyajikan bahan pelajaran (terutama berupa konsep-
konsep atau pengertian-pengertian yang esensial) harus mengikutsertakan
para siswanya secara aktif, baik individual maupun kelompok. Sistem belajar
mengajar dengan pendekatan keterampilan proses ini secara resmi dicetuskan
dalam buku Petunjuk Pelaksanaan dan Pengelolaan Kurikulum (Buku III
Kurikulum SD tahun 2006). Berbeda dengan kurikulum sebelumnya
(kurikulum tahun 2004) yang berorientasi pada tujuan pengajaran (output
oriented), maka kurikulum tahun 2006 ini meliputi langkah-langkah pertama,
pemanasan yang bertujuan untuk mengarahkan siswa pada pokok
permasalahan agar siswa siap, baik secara mental, emosional, maupun fisik.
Kedua, proses belajar mengajar yang meliputi pengamatan, interpretasi hasil
pengamatan, peramalan, aplikasi konsep, perencanaan penelitian, pelaksanaan
penelitian, dan komunikasi. Dalam proses belajar mengajar selalu
mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-
kemampuan siswa, antara lain kemampuan mengamati, menginterpretasikan,
meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan
penelitian, serta mengkomunikasikan hasil penemuannya.
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka diajukan hipotesis tindakan
sebagai berikut : Bila dalam pembelajaran Sains menggunakan metode
pembelajaran pendekatan keterampilan proses dan alat peraga Sains yang
efektif, maka dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Objek Tindakan
Objek penelitian ini adalah efektivitas penggunaan metode
pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan keaktifan siswa untuk
meningkatkan pemahaman siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil lokasi di SD Negeri
Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka.
2. Waktu
Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran
2010 / 2011, yaitu bulan Agustus tahun 2010.

C. Metode Penentuan Subjek


Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa SD
Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka kelas V.

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data diperlukan data yang dapat dipertanggung-
jawabkan akan kebenarannya sesuai dengan yang akan diteliti, maka penulis
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Metode Interview (Wawancara)
Interview yang sering juga disebut dengan wawancara atau
kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari wawancara (interview).
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
masalah-masalah yang sering dihadapi siswa dalam proses pembelajaran
sehingga data atau informasi yang diperoleh tersebut digunakan sebagai
dasar untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan
mengamati dan mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang ada
dalam objek penelitian (Sutrisno Hadi, 1987).
Metode ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
di SD Negeri Sukamukti I Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka.

3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, buku-buku, majalah, dokumentasi,
legger, surat kabar, prasasti, catatan harian, dan sebagainya (Sutrisno Hadi,
1987).
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui data pengajar, data
siswa, letak geografis, sarana dan prasarana SD Negeri Sukamukti I
Kabupaten Majalengka, data hasil evaluasi pembelajaran sains.

E. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dipersiapkan surat ijin penelitian dari kepala sekolah
untuk kepentingan jalannya penelitain.

2. Tahap Perencanaan Tindakan


Dalam tahap ini dilakukan identifikasi masalah, menganalisisnya,
menentukan pemecahan serta merancang pelaksanaan pemecahan masalah
dengan merencanakan tindakan mengatasi masalah tersebut, atau dengan
kata lain merencanakan kegiatan tindakan kelas.

3. Tahap Pelaksanaan Tindakan


Dalam tahap ini penelitian memfokuskan diri pada pelaksanaan
kegiatan yang ditujukan untuk menguji keefektifan tindakan yang telah
dirancang, sementara guru lain yang dimintai bantuan dalam penelitian
tindakan kelas ini bertindak sebagai pengamat (kolaborator).
4. Tahap Observasi dan Tindakan
Dalam tahap ini pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan
dilakukan oleh kolaborator, akan diamati dan dicatat serta
didokumentasikan setiap perubahan perilaku anak selama pengenaan
tindakan.

5. Tahap Analisis dan Hasil


Data yang terkumpul dikelompokkan, dianalisis dan
diinterpretasikan. Hasil interpretasi ini inilah yang akan menjadi pedoman
dalam merencanakan tindakan berikutnya.

6. Analisis, Interpretasi, dan Penyajian Informasi


Analisis data adalah suatu usaha untuk memberikan interpretasi
terhadap data yang telah diklarifikasikan dan diseleksi sehingga diperoleh
hasil yang lengkap, tepat, dan benar. Interpretasi di sini berbentuk menarik
kesimpulan terhadap data yang telah disusun, dan yang dipentingkan
adalah pembuktian adanya perubahan ke arah perbaikan. Dalam
menganalisis data yang telah terkumpul maka digunakan dua cara, yaitu :
a. Analisis data kualitatif
Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang berupa
keterangan-keterangan, seperti hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi dengan menggunakan dua cara berpikir, yaitu :
1) Berpikir deduktif
Berpikir deduktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari
pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada
pengetahuan yang sifatnya umum ia hendak menilai suatu kegiatan
khusus (Sutrisno Hadi, 1987).
2) Berpikir induktif
Berpikir induktif yaitu cara berpikir yang berangkat dari fakta-fakta
yang khusus, peristiwa yang konkret, kemudian dari fakta-fakta yang
konkret itu ditarik generalisasi yang bersifat umum (Sutrisno Hadi,
1987).
Analisis data kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan cara
berpikir induktif ke deduktif.
b. Analisis data kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang
berupa perubahan jumlah atau frekuensi siswa dari hasil pekerjaan
setelah dinilai diperbaiki oleh siswa. Data yang berwujud angka
tersebut dianalisis dengan statistik sederhana atau rumus persentase
sebagai berikut :
F
P x100%
N
Keterangan :
F : Frekuensi yang dicari persentasenya
N : Jumlah frekuensinya/banyaknya individu
P : Angka persentase

F. Cara Pengambilan Kesimpulan


Kesimpulan dalam penelitian diambil dengan mendasarkan diri pada
hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dibantu oleh rekan sejawat dan
kepala sekolah, dan perhitungan secara kuantitatif (persentase).
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Uraian Penelitian
Pada awal penelitian terlebih dahulu diadakan observasi atau
pengamatan terhadap perilaku anak. Data hasil observasi yang kurang
lengkap akan disempurnakan dengan data yang diperoleh dari hasil
wawancara, baik dengan siswa sendiri maupun guru kelas (bidang studi) dan
kepala sekolah.
1. Komponen Keaktifan dan Pemahaman Serta Skala Penyekoran
Komponen pemahaman yang merepresentasikan kemampuan
kognitif siswa meliputi :
a. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang cara tumbuhan hijau
membuat makanan, dengan indikator keberhasilan :
1) Siswa dapat menemutunjukkan tempat tumbuhan menyimpan
cadangan makanan.
2) Siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan sesuai letak cadangan
makanannya.
3) Siswa dapat menyebutkan 2 contoh tumbuhan sesuai dengan letak
cadangan makanannya.
4) Siswa dapat menyebutkan letak cadangan makanan pada tumbuhan.
b. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan
(karbohidrat) yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau dengan indikator
keberhasilan :
1) Siswa dapat menunjukkan makanan yang mengandung karbohidrat.
2) Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung
karbohidrat.
3) Siswa dapat menjelaskan kegunaan karbohidrat bagi tubuh.
c. Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan (le-
mak) yang dihasilkan oleh tumbuhan hijau dengan indikator
keberhasilan :
1) Siswa dapat menunjukkan adanya lemak dalam makanan.
2) Siswa dapat menyebutkan 3 contoh rnakanan yang mengandung
lemak.
3) Siswa dapat menjelaskan kegunaan lemak bagi tubuh.
Untuk penyekorannya, tiap jawaban betul nilainya 1 (satu) dan
jawaban salah nilainya 0 (nol), jadi kemungkinan perolehan nilai tertinggi
adalah 10 (sepuluh) dan kemungkinan nilai terendah adalah 0 (nol).

2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui tingkat keaktifan
perubahan perilaku siswa yang merepresentasikan keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran, meliputi :
a. Tidak aktif
b. Aktif :
1) Mengamati
2) Berdiskusi
3) Bertanya
4) Berpendapat
Untuk mencari persentasenya menggunakan rumus jumlah siswa
aktif dibagi keseluruhan siswa.

3. Hasil Ringkas Tindakan


Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada awal siklus pertama
terlihat bahwa keaktifan siswa berada pada kisaran 63,64%, sedang rata-
rata nilai formatif mencapai 7,00. Hal ini disebabkan karena siswa belum
memahami materi pembelajaran.
Pada akhir siklus pertama, proses pembelajaran lebih aktif dan
bersemangat sehingga persentase menjadi 81,82%. Hal ini berpengaruh
terhadap hasil formatif yang rata-rata 7,94. Pada akhir siklus pertama ini
guru telah memotivasi siswa dengan metode eksperimen dan bimbingan
baik secara individu maupun kelompok.
Pada siklus kedua, tingkat keaktifan siswa sangat terlihat dengan
persentase menjadi 84,85% yang diikuti oleh tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran yang ditunjukkan oleh hasil nilai tes
formatif 9,45. Hasil rekapan tingkat keaktifan dan pemahaman siswa
terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Tingkat Keaktifan dan Pemahaman Siswa

Siklus Keaktifan Siswa Pemahaman Siswa


Awal Siklus 1 63,64% 7,00
Akhir Siklus 1 81,82% 7,94
Siklus 2 84,85% 9,45

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dideskripsikan sebagai


berikut : Tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran Sains :
Awal Siklus 1 : 63,64%
Akhir Siklus 1 : 81,82% kenaikan sebesar 18,75%
Siklus 2 : 84,85% kenaikan sebesar 6,25%
Keaktifan siswa disebabkan oleh penerapan pendekatan
ketrampilan proses yang sangat tepat dan bimbingan guru, baik perorangan
maupun kelompok. Hasil nilai formatif siswa dalam pembelajaran Sains :
Awal Siklus 1 : 7,00
Akhir Siklus 1 : 7,94 kenaikan sebesar 0,94 poin
Siklus 2 : 9,45 kenaikan sebesar 1,52 poin
Dengan keaktifan siswa dapat meningkat pemahamannya, dan
dengan pemahaman siswa sangat meningkatkan hasil nilai formatif siswa.

B. Penjelasan Per Siklus


1. Awal Siklus Pertama
a. Perencanaan kegiatan
Pada awal siklus pertama, guru mengawali pembelajaran dengan
memberikan lembar kerja yang akan didiskusikan secara kelompok. Hal
ini dimaksudkan agar siswa aktif dalam pembelajaran. Dari hasil
diskusi kelompok, dilaporkan dalam diskusi kelas di bawah bimbingan
guru sekaligus menarik kesimpulan secara bersama-sama. Guru juga
akan mengadakan tes formatif tertulis untuk akhir pembelajaran
sebelum dilakukan tindakan. Hal ini untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
b. Pelaksanaan kegiatan
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru menerapkan metode
observasi dan diskusi belajar sendiri. Tanpa menerangkan materi, guru
langsung memberikan lembar kerja untuk didiskusikan secara
kelompok berdasarkan hasil observasi siswa mengeluarkan pendapat
dan belajar menyimpulkan dari lembar kerja yang merupakan kunci
materi pembelajaran.
Sebelum melakukan tindakan, guru mengukur sejauh mana
tingkat pemahaman siswa terhadap materi dalam pembelajaran dengan
menggunakan tes formatif secara tertulis.
c. Hasil tes dan observasi
Sebelum dilakukan pengenaan tindakan, dilakukan observasi
dan tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi materi pelajaran pada
awal penelitian. Hasil observasi dan tes awal kemudian dimasukkan ke
dalam tabel dan ditampilkan dalam bentuk rekapan hasil olahan data
seperti tercantum pada tabel berikut :

Tabel 4.2
Data Awal Tingkat Keaktifan Siswa Sebelum Dikenai Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 8
2. 060701002 Ai Tina 8
3. 060701003 Anisa 8
4. 060701004 Andika Saputra 6
5. 060701005 Anika Wulan 6
6. 060701006 Bagya 8
7. 060701007 Barokah 6
8. 060701008 Ema Agustina 8
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 7
10. 060701010 Elya Nurianti 8
11. 060701011 Iman Muhidin 7
12. 060701012 Ika 6
13. 060701013 Ina Mardiana 8
14. 060701014 Iwan Setiawan 8
15. 060701015 Iyan Supriyantini 6
16. 060701016 Kiki Mulyana 8
17. 060701017 Lestari Nuraini 7
18. 060701018 Muhammad Iqbal 6
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 6
20. 060701020 Nana 6
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 6
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 8
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 6
24. 060701024 Penti Erlianti 6
25. 060701025 Ramlan Amnullah 7
26. 060701026 Raden Surya H 7
27. 060701027 Resmiyanti 7
28. 060701028 Rendi Suherdianto 7
29. 060701029 Rini Riyanti 6
30. 060701030 Syahrul Maulana 7
31. 060701031 Siti Nurhasanah 7
32. 060701032 Wildan Nashiba 8
33. 091004028 Nanang 8
Jumlah 21 12 231
Rat-rata 7,00

Persentase tingkat keaktifan :


Jumlah siswa tidak aktif = 12
Jumlah siswa aktif = 21
Persentase = 21 : 33 = 63,64%
Dilihat dari hasil tes pengamatan dalam proses pembelajaran,
tingkat keaktifan siswa berkisar pada 63,64%, keaktifan siswa
ditunjukkan dalam mengobservasi dan diskusi mengerjakan lembar
kerja. Jika dilihat dari hasil formatif menunjukkan siswa belum
memahami materi pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai
formatif masih 7,00.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka guru melakukan
refleksi diri, pada waktu menyelesaikan lembar kerja siswa kurang
memahami soal secara seksama dan keaktifan siswa dalam kelompok
juga belum optimal. Hal ini diperkirakan siswa belum menapatkan
penjelasan dari guru tentang materi yang didiskusikan. Rencana
tindakan kelas untuk siklus pertama adalah :
1) Guru akan menyusun lembar kerja secara cermat dan memberi
motivasi kepada siswa, dengan menginformasikan kepada siswa
bahwa tugas pada lembar kerja merupakan tugas kelompok.
2) Guru akan memberikan informasi tentang meteri pelajaran, yang
kurang dikuasai oleh siswa dengan menggunakan metode
eksperimen dengan alat di sekitar siswa/anak.

2. Akhir Siklus Pertama


a. Perencanaan kegiatan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran merupakan hasil refleksi
guru, dimana pada saat awal siklus pertama keaktifan siswa dalam
pembelajaran kurang optimal, dan siswa belum cermat memahami
lembar kerja, serta hasil formatif yang masih rendah. Pada siklus
pertama ini, guru berencana memotivasi siswa dengan metode
eksperimen, metode diskusi, dan penjelasan dari guru, diharapkan
pemahaman siswa akan meningkat.
b. Pelaksanaan kegiatan
Sebelum siswa mengerjakan lembar kerja dalam diskusi
kelompok, guru mengingatkan agar memahami soal dan
memberitahukan bahwa tiap kelompok akan dinilai keaktifannya. Siswa
melaksanakan eksperimen dalam kelompok, guru membantu kesulitan
siswa dengan memberikan bimbingan baik secara individu maupun
kelompok sambil mengamati keaktifan siswa. Setelah diskusi kelas,
siswa menyimpulkan secara bersama-sama dengan bimbingan dari
guru. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa akan materi
dalam proses pembelajaran, guru mengadakan tes formatif.
c. Observasi kegiatan
Dalam perbaikan yang pertama berdasarkan pengamatan guru,
dengan metode eksperimen siswa mengalami peningkatan keaktifannya
dalam pembelajaran yaitu 81,82%. Dalam pemahaman serta
penguasaan materi siswa belum optimal. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil nilai tes formatif rata-rata 7,94. Hasil observasi dan tes pada akhir
siklus pertama disajikan dalam tabel berikut :

Tabe1 4.3
Data Akhir Siklus 1 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai
Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 9
2. 060701002 Ai Tina 9
3. 060701003 Anisa 8
4. 060701004 Andika Saputra 7
5. 060701005 Anika Wulan 7
6. 060701006 Bagya 9
7. 060701007 Barokah 7
8. 060701008 Ema Agustina 9
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 8
10. 060701010 Elya Nurianti 9
11. 060701011 Iman Muhidin 8
12. 060701012 Ika 7
13. 060701013 Ina Mardiana 9
14. 060701014 Iwan Setiawan 8
15. 060701015 Iyan Supriyantini 7
16. 060701016 Kiki Mulyana 9
17. 060701017 Lestari Nuraini 8
18. 060701018 Muhammad Iqbal 7
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 7
20. 060701020 Nana 7
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 7
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 9
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 7
24. 060701024 Penti Erlianti 7
25. 060701025 Ramlan Amnullah 8
26. 060701026 Raden Surya H 8
27. 060701027 Resmiyanti 8
28. 060701028 Rendi Suherdianto 8
29. 060701029 Rini Riyanti 7
30. 060701030 Syahrul Maulana 8
31. 060701031 Siti Nurhasanah 8
32. 060701032 Wildan Nashiba 9
33. 091004028 Nanang 9
Jumlah 27 6 262
Rat-rata 7,94
Persentase tingkat keaktifan :
Jumlah siswa tidak aktif =6
Jumlah siswa aktif = 27
Persentase = 27 : 33 = 81,82%
Dilihat dari hasil tes pengamatan dalam proses pembelajaran,
tingkat keaktifan siswa meningkat menjadi 81,82%. Keaktifan siswa
ditunjukkan dalam mengobservasi dan diskusi mengerjakan lembar
kerja. Jika dilihat dari hasil formatif menunjukkan siswa sudah mulai
memahami materi pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai
formatif menjadi 7,94 yang berarti ada peningkatan sebesar 0,94 poin.
d. Refleksi
Setelah proses pembelajaran selesai, guru melakukan refleksi
diri bahwa dengan eksperimen keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan. Pada waktu diberikan penjelasan
mengenai materi yang belum dikuasai, juga akan menambah
pemahaman siswa.
Dari hasil tes formatif sudah mengalami peningkatan, namun
nilai formatif belum optimal. Oleh karena itu, guru perlu memberikan
penjelasan mengenai materi yang esensial. Rencana perbaikan
selanjutnya yaitu :
1) Guru terus memberikan bimbingan kepada siswa agar aktif dalam
pembelajaran, baik perorangan maupun secara kelompok.
2) Guru memberikan penjelasan dengan peraga yang lebih jelas.
3) Guru memberikan tanya jawab mengenai materi-materi yang
esensial.

3. Siklus Kedua
a. Perencanaan kegiatan
Perencanaan pembelajaran yang kedua merupakan refleksi guru,
dimana pada siklus yang pertama hasil formatif kurang maksimal. Pada
siklus kedua ini guru berencana memberikan tanya jawab tentang
materi esensial untuk mempertajam pemahaman siswa dengan tetap
memotivasi keaktifan siswa dan memperjelas tentang materi yang
belum dipahami siswa. Guru tetap berencana mengadakan pengamatan
keaktifan siswa dan melakukan tes formatif untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanan kegiatan
Pada proses perbaikan pembelajaran kedua ini, guru tetap
memotivasi siswa metode observasi dan diskusi. Siswa mengamati
objek yang disediakan guru sambil mengisi LKS. Hasil pengamatan
didiskusikan siswa dalam kelompok dengan bimbingan guru. Setelah
selesai mengerjakan LKS wakil kelompok mempresentasikan di depan
kelas dan ditanggapi masing-masing kelompok. Untuk menambah
pemahaman materi, guru memberikan penjelasan mengenai materi
esensial. Keaktifan siswa dalam pembelajaran ini meningkat menjadi
84,85%, sedang hasil nilai formatif mencapai rata-rata 9,45.
c. Observasi kegiatan
Keaktifan siswa selalu meningkat karena selalu termotivasi oleh
guru dengan lembar kerja yang diberikan dan observasi atau percobaan
yang diadakan. Pemahaman siswa mengenai materi kian mantap dengan
penjelasan guru tentang materi esensial. Dengan demikian hasil tes
formatif sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran
mengalami peningkatan yang pesat. Hasil rekapan tingkat keaktifan dan
tingkat pemahaman siswa pada siklus kedua dapat dilihat tabel berikut :

Tabe1 4.4
Data Siklus 2 Tingkat Keaktifan Siswa Setelah Dikenai Tindakan
Siswa
No. No. Induk Nama Tidak Nilai
Aktif
Aktif
1. 060701001 Agus Hidayatullah 10
2. 060701002 Ai Tina 10
3. 060701003 Anisa 9
4. 060701004 Andika Saputra 9
5. 060701005 Anika Wulan 9
6. 060701006 Bagya 10
7. 060701007 Barokah 9
8. 060701008 Ema Agustina 10
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 9
10. 060701010 Elya Nurianti 10
11. 060701011 Iman Muhidin 10
12. 060701012 Ika 9
13. 060701013 Ina Mardiana 10
14. 060701014 Iwan Setiawan 9
15. 060701015 Iyan Supriyantini 9
16. 060701016 Kiki Mulyana 10
17. 060701017 Lestari Nuraini 10
18. 060701018 Muhammad Iqbal 9
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 9
20. 060701020 Nana 9
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 9
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 10
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 9
24. 060701024 Penti Erlianti 9
25. 060701025 Ramlan Amnullah 9
26. 060701026 Raden Surya H 10
27. 060701027 Resmiyanti 10
28. 060701028 Rendi Suherdianto 9
29. 060701029 Rini Riyanti 9
30. 060701030 Syahrul Maulana 10
31. 060701031 Siti Nurhasanah 9
32. 060701032 Wildan Nashiba 10
33. 091004028 Nanang 10
Jumlah 28 5 312
Rat-rata 9,45

Persentase tingkat keaktifan :


Jumlah siswa tidak aktif =5
Jumlah siswa aktif = 28
Persentase = 28 : 33 = 84,85%
Dilihat dari hasil tes pengamatan dalam proses pembelajaran,
tingkat keaktifan siswa meningkat menjadi 84,85%. Keaktifan siswa
ditunjukkan dalam mengobservasi dan diskusi mengerjakan lembar
kerja. Jika dilihat dari hasil formatif menunjukkan siswa benar-benar
memahami materi pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil rata-rata nilai
formatif menjadi 9,45 yang berarti ada peningkatan sebesar 1,52 poin.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pembelajaran guru melakukan refleksi
bahwa proses pembelajaran yang berjalan pada perbaikan yang kedua
sudah cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam
observasi diskusi dan dalam mengisi lembar kerja. Siswa aktif bertukar
pendapat, bertanya dan belajar memecahkan persoalan. Pemahaman
siswa meningkat setelah guru menjelaskan mengenai materi-materi
yang esensial.

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran Sains di kelas
V SD Negeri Sukamukti I, dengan kondisi siswa yang kurang motivasi
belajarnya yang ditunjukkan oleh ketidakaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Demikian juga tingkat pemahaman terhadap materi
pembelajaran yang rendah dengan bukti hasil tes formatif yang rendah.
Melihat kondisi itulah, maka penulis sebagai guru kelas kemudian
melakukan observasi terhadap pembelajarannya, kemudian dilanjutkan
dengan diskusi bersama dengan kepala sekolah dan teman sejawat serta
siswa. Dari hasil diskusi dan arahan itulah akhirnya penulis mengambil
langkah perbaikan pembelajaran dengan melalui dua tahap (siklus).
Pada perbaikan siklus pertama, guru memperbaiki proses
pembelajarannya dengan metode observasi, diskusi kelompok dan dengan
menggunakan lembarjerha sehingga anak terlibat langsung dalam
pembelajaran. Dalam pelaksanaannya, guru membagi enam kelompok (setiap
kelompok 3 siswa) dan langsung memberikan tugas observasi. Setelah
observasi selesai, siswa diminta mengisi lembar kerja dengan terlebih dahulu
mendiskusikan dalam kelompok. Observasi dan diskusi serta keterampilan
berkomunikasi merupakan bagian dari ketrampilan proses. Menurut Whynne
Harler dalam Noehi Nasution, dkk. (1998), bahwa pengembangan
pemahaman dalam IPA tergantung kepada kemampuan melakukan
ketrampilan proses, maka dengan kemampuan melakukan observasi dan
diskusi yang terlatih akan meningkatkan pemahaman Sains. Hasil diskusi
kelompok dilanjutkan diskusi kelas untuk mengambii kesimpulan dengan
bimbingan guru.
Pada siklus pertama ini, banyak siswa yang aktif dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan terselesaikannya lembar kerja
yang dikerjakan secara berkelompok. Kemudian pada pemahaman materi,
siswa juga mengalami kenaikandg dibuktikan adanya peningkatan hasil tes
formatif dengan nilai rata-rata 7,00.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus pertama yang
menunjukkan adanya peningkatan, namun banyak juga kekurangannya, baik
dari guru maupun dari siswa sehingga hasilnya kurang memuaskan, penulis
kemudian memperbaiki kembali pembelajarannya pada siklus kedua dengan
metode eksperimen. Guru juga melakukan perbaikan pada lembar kerja, serta
memberikan bimbingan kepada siswa secara individual maupun secara
kelompok. Guru juga melakukan perbaikan tambahan dengan memberikan
penjelasan atau keterangan pada siswa tentang materi yang kurang dipahami
oleh siswa dengan menggunakan alat peraga yang sesungguhnya (tumbuhan
di sekitar anak).
Pada perbaikan siklus kedua ini, siswa lebih termotivasi dalam
percobaan, sehingga dalam mengerjakan tugas pada lembar kerja terlihat
hasilnya sangat baik. Demikian juga pada pemahaman materi pembelajaran
ada peningkatan, dilihat dari hasil tes formatif meningkat dengan nilai rata-
rata 7,94. Selanjutnya berdasarkan hasil perbaikan siklus kedua, penulis
kemudian melakukan evaluasi kembali karena peningkatan keaktifan siswa
dan hasil belajar pada siklus kedua belum optimal.
Dalam pembelajaran siklus ketiga ini guru menambah perbaikan
secara intens dan selalu membimbing siswa, baik secara individu maupun
kelompok untuk ikut aktif dalam berdiskusi, mengerjakan lembar kerja siswa
maupun dalam diskusi kelompoknya. Guru juga memberikan penjelasan
tambahan kepada siswa tentang materi atau esensial dengan menggunakan
alat peraga. Pada perbaikan siklus ketiga ini sangat memuaskan karena siswa
betul-betul aktif terlibat dalam berdiskusi dengan menggunakan alat peraga
sehingga mencapai keaktifan 84,85% dan tingkat pemahaman mencapai 9,45.
Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan dalam Noehi Nasution, dkk. (1998)
bahwa anak-anak akan lebih mudah memahami konsep-konsep rumit jika
disertai contoh konkret yang melalui kegiatan fisik dan mental.
Jadi secara keseluruhan, dengan membandingkan rekap olah data awal
sampai pada siklus kedua (lihat tabel 4.1), dapat dikatakan adanya
peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Sains.
Dalam pelaksanaan dirasakan dengan jelas bahwa pengenaan tindakan dalam
penelitian ini dapat membantu meningkatkan keaktifan dan pemahaman
siswa. Angka rata-rata keseluruhan perkembangan keaktifan siswa bergerak
dari 63,64% pada awal atau sebelum dikenakannya tindakan meningkat
menjadi 84,85% pada akhir penelitian. Sedangkan angka rata-rata
keseluruhan perkembangan pemahaman siswa bergerak dari 7,00 pada awal
atau sebelum dikenakannya tindakan meningkat menjadi 9,45 pada akhir
penelitian. ini berarti bahwa penelitian tindakan kelas ini boleh dikatakan
berhasil.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pembelajaran pada pelajaran Sains siswa kelas V di SD
Negeri Sukamukti I yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
keaktifan siswa.
2. Penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan
pemahaman dan nilai formatif siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut


1. Bagi guru agar meningkatkan keaktifan siswa dan pemahaman materi
pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses.
2. Bagi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Bagi sekolah agar meningkatkan fasilitas yang menunjang kegiatan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Carin Arthur. 1993. Teaching Science Through Discovery. New York : Macmilan
Publishing Company.
Denny Setiawan, dkk. 2004. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka dan Depdiknas.
Depdiknas. 2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Hadiat. 2000. Alam Sekitar Kita 3 Kelas V. Jakarta: Depdikbud.
Haryanto. 2004. Sains untuk SD Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Nasution. 2000. Dikdaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Noehi Nasution, dkk. 1998. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Depdikbud.
Sri Anitah. 1981. Metode Pengajaran. Solo: UNS.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutrisno Hadi. 1987. Metodologi Researh. Yogyakarta : Yasbit Fakultas Psikologi
UGM.
Tim Dosen TP UNY. Modul Teknologi Pengajaran. Yogyakarta : UNY..
Wardani, dkk. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yusuf Djajadisastra. 1982. Metode-metode Mengajar. Bandung : Penerbit
Angkasa.
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Nilai Selama Proses Perbaikan Pembelajaran


2. Lembar Hasil Observasi Keaktifan Siswa Awal Siklus 1, Akhir Siklus 1, dan
siklus 2
3. Rencana Pembelajaran Data Awal beserta Lampirannya
4. Rencana Pembelajaran Siktus 1 beserta Lampirannya
5. Rencana Pembelajaran Siklus 2 beserta Lampirannya
Lembar Foto Kegiatan Siswa
DAFTAR NILAI FORMATIF SELAMA PROSES PERBAIKAN PEMBELAJARAN SAINS

No. No. Induk Nama Data Awal Siklus 1 Siklus 2


1. 060701001 Agus Hidayatullah 8 9 10
2. 060701002 Ai Tina 8 9 10
3. 060701003 Anisa 8 8 9
4. 060701004 Andika Saputra 6 7 9
5. 060701005 Anika Wulan 6 7 9
6. 060701006 Bagya 8 9 10
7. 060701007 Barokah 6 7 9
8. 060701008 Ema Agustina 8 9 10
9 060701009 Eneng Reni Nuraeni 7 8 9
10. 060701010 Elya Nurianti 8 9 10
11. 060701011 Iman Muhidin 7 8 10
12. 060701012 Ika 6 7 9
13. 060701013 Ina Mardiana 8 9 10
14. 060701014 Iwan Setiawan 8 8 9
15. 060701015 Iyan Supriyantini 6 7 9
16. 060701016 Kiki Mulyana 8 9 10
17. 060701017 Lestari Nuraini 7 8 10
18. 060701018 Muhammad Iqbal 6 7 9
19. 060701019 Muhammad Mulyadi 6 7 9
20. 060701020 Nana 6 7 9
21. 060701021 Neng Lastri Ningsih 6 7 9
22. 060701022 Neng Rina Herliawati 8 9 10
23. 060701023 Neng Sri Wahyuni 6 7 9
24. 060701024 Penti Erlianti 6 7 9
25. 060701025 Ramlan Amnullah 7 8 9
26. 060701026 Raden Surya H 7 8 10
27. 060701027 Resmiyanti 7 8 10
28. 060701028 Rendi Suherdianto 7 8 9
29. 060701029 Rini Riyanti 6 7 9
30. 060701030 Syahrul Maulana 7 8 10
31. 060701031 Siti Nurhasanah 7 8 9
32. 060701032 Wildan Nashiba 8 9 10
33. 091004028 Nanang 8 9 10
Jumlah 231 262 312
Rat-rata 7,00 7,94 9,45
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
MATA PELAJARAN SAINS
Data Awal

Tidak Aktif
No. Nama
Aktif
Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
MATA PELAJARAN SAINS
Siklus 1
Tidak Aktif
No. Nama
Aktif Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
LEMBAR HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA
MATA PELAJARAN SAINS
Siklus 2
Tidak Aktif
No. Nama
Aktif Mengamati Berdiskusi Bertanya Berpendapat
1. Agus Hidayatullah
2. Ai Tina
3. Anisa
4. Andika Saputra
5. Anika Wulan
6. Bagya
7. Barokah
8. Ema Agustina
9 Eneng Reni Nuraeni
10. Elya Nurianti
11. Iman Muhidin
12. Ika
13. Ina Mardiana
14. Iwan Setiawan
15. Iyan Supriyantini
16. Kiki Mulyana
17. Lestari Nuraini
18. Muhammad Iqbal
19. Muhammad Mulyadi
20. Nana
21. Neng Lastri Ningsih
22. Neng Rina Herliawati
23. Neng Sri Wahyuni
24. Penti Erlianti
25. Ramlan Amnullah
26. Raden Surya H
27. Resmiyanti
28. Rendi Suherdianto
29. Rini Riyanti
30. Syahrul Maulana
31. Siti Nurhasanah
32. Wildan Nashiba
33. Nanang
RENCANA PEMBELAJARAN
DATA AWAL

Mata Pelajaran : Sains


Kelas/Semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis / 5 Agustus 2010
Waktu : I x 35 Menit (lx pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.

B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang cara tumbuhan hijau membuat
makanan.

C. Indikator
l. Setelah siswa mengamati berjenis-jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan tempat tumbuhan menyimpan cadangan makanan.
2. Dengan observasi siswa dapat mengklasifikasikan tumbuhan sesuai letak
cadangan makanannya.
3. Dengan berdiskusi siswa dapat menyebutkan 2 contoh tumbuhan sesuai
dengan letak cadangan makanannya.
4. Setelah berdiskusi siswa dapat menyebutkan letak cadangan makanan pada
tumbuhan.

D. Tujuan Perbaikan
l. Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.

E. Materi Pokok
l. Makanan hasil fotosintesis sebagian disimpan oleh tumbuhan untuk
cadangan makanan.
2. Tumbuhan menyimpan cadangan makanan di dalam biji, buah, umbi, dan
batang.
3. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di biji, contohnya padi,
jagung, kacang tanah.
4. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di buah, contohnya jeruk
dan jambu.
5. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di umbi, contohnyaketela
pohon dan kentang.
6. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di batang, contohnya tebu
dan sagu.
7. Hasil fotositensis pada tumbuhan selain sebagai cadangan makanan juga
untuk tumbuh dan memperbanyak diri.
F. Media dan Sarana Bahan
Media : Singkong, ubi jalar, bua.h jambu, buah jeruk, kacang merah,
kacang tanah, tebu, cocor bebek, LKS
Sumber bahan :
l. Hadiat, Alam Sekitar Kita 3 Kelas 5, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 2000 halaman 15 -18.
2. Haryanto, Sains untuk SD Kelas V penerbit Erlangga tahun 2004, halaman
40-42.

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metoda :
a. Observasi
b. Diskusi
c. Tanya jawab
2. Langkah-langkah kegiatan
a. Pra kegiatan
1) Guru menyiapkan bahan dan alat yang akan diguanakan.
2) Guru mengkondisikan kelas.
b. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru mengajukan pertanyaan untuk menarik dan memotivasi siswa.
a) Apakah yang diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis?
b) Apa yang dihasilkan tumbuhan dari fotosintesis?
c) Untuk apa hasil fotosintesis?
d) Dimanakah tumbuhan menyimpan cadangan makanan?
2) Guru mengajukan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan inti (25 menit)
1) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (setiap kelompok 3
orang)dan menjelaskan tugas yang harus dikerjakan.
2) Guru membagi sejumlah tumbuhan.
3) Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS)
4) Secara berkelompok siswa mengamati dan mendiskusikan letak
cadangan makanan pada tumbuhan.
5) Siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja (terlampir).
6) Setiap kelompok menkomunikasikan hasil diskusi di depan kelas.
7) Siswa menyimpulkan hasil pengamatan.
8) Guru memberikan penguatan pada keberhasilan siswa dengan pujian.
d. Kegiatan akhir (5 menit)
1) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
2) Guru memberikan pemantapan kepada siswa berupa tugas di rumah
untuk menanam singkong dan kacang tanah.

H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir

Sukamukti, 5 Agustus 2010


Mengetahui,
KETUA KKG Peneliti
KI HAJAR DEWANTARA

1. TITI, S.Pd.
2. ELI KOSLAELAWATI,S.Pd.
MUHAMAD YUSUP, S.Pd. 3. DEDE HIDAYAH,S.Pd
NIP. 196310081986101002
4. H.SOBARUDIN,S.Pd
5. LAELA KURNIAWATI,S.sos
6. NANI SETIAWATI,S.Pd
LEMBAR KERJA SISWA
AWAL

Mata Pelajaran : Sain


Pokok Bahasan : Tempat cadangan makanan pada tumbuhan

Kegiatan : Tempat cadangan makanan pada tumbuhan


Alat dan bahan:
l. Berbagai jenis tumbuhan, dengan cadangan makanannya
2. Lengkapi tabel di bawah ini berdasarkan hasil pengamatanmu dengan memberi
tanda cek ()
Hasil pengamatan jenis tumbuhan dan letak cadangan makanannya

Letak cadangan makanan I


No. Nama Tumbuhan
Umbi Buah Daun Biji Batang
l. Singkong
2. Kacang tanah
3. Buah jambu
4. Ubi jalar
5. Cocor bebek
6. Kacang merah
7. Buah jeruk
8. Tebu

3. Tulislah kesimpulanmu
a. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di buah ialah.......
b. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di biji ialah ........
c. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di batang ialah ...
d. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di umbi ialah ......
e. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di daun ialah ......

B. Soal Tes Akhir


Silanglah huruf a, b, c, atau d yang paling tepat!
1. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di buah adalah ....
a. kacang, pepaya
b. pepaya, jagung
c. pepaya, mangga
d. apel, padi
2. Tumbuhan yang menyimpan. cadangan makanan di biji adalah ... .
a. padi, jagung
b. pepaya, jagung
c. durian, padi
d. jagung, apel
3. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di umbi adalah ... .
a. wortel, pepaya
b. kentang, wortel
c. kentang, jagung
d. durian, wortel
4. Tumbuhan yang menyimpan cadangan maka.nan di batang adalah ... .
a. tebu, padi
b. sagu, singkong
c. jagung, tebu
d. tebu, sagu
5. Tumbuhan yang menyimpan cadangan makanan di daun adalah ... .
a. sawi, kangkung
b. padi, sawi
c. jagung, padi
d. sagu, kangkung
6. Untuk melaksanakan fotosintesis, dari dalam tanah tumbuhan mengambil
a. oksigen
b. air
c. clorofil
d. karbohidrat
7. Zat hijau daun pada tumbuhan disebut ... .
a. stomata
b. daun hijau
c. klorofil
d. lentisel
8. Fotosintesis pada tumbuhan menghasilkan ... .
a. karbohidrat dan oksigen
b. karbohidrat dan karbondioksida
c. oksigen dan uap air
d. O2 dan CO2
9. Di tempat yang kurang cahaya matahari pada umumnya warna daun pada
tumbuhan terlihat ... .
a. sangat hijau
b. lebih pucat
c. warnanya bagus
d. lebih hijau
10. CO2 dari udara masuk ke tumbuhan melalui ... .
a. stomata
b. lentisel
c. stomata dan lentisel
d. pernbuluh kayu
C. Kunci Jawaban
l. Hasil pengamatan jenis tumbuhan dan letak cadangan makanan

Letak cadangan makanan I


No. Nama Tumbuhan
Umbi Buah Daun Biji Batang
l. Singkong
2. Kacang tanah
3. Buah jambu
4. Ubi jalar
5. Cocor bebek
6. Kacang merah
7. Buah jeruk
8. Tebu

2. Kesimpulan hasil pengamatan jenis tumbuhan dan letak cadangan makanan:


a. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di buah ialah Buah
jeruk, buah jambu
b. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di biji ialah Kacang
merah, kacang tanah
c. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di batang ialah
Tebu, sagu
d. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di umbi ialah
Singkong, ubi jalar
e. Contoh tumbuhan yang mempunyai cadangan makanan di daun ialah Cocor
bebek

3. Kunci Jawaban
l. c
2. a
3. b
4. d
5. a
6. b
7. c
8. a
9. b
10. c

D. Standar Penilaian
Setiap soal nilainya : 1 (jika betul) dan 0 (jika salah)
Nilai yang diperoleh : betul x l
Nilai maksimum : 10 x 1 = 10
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Sains


Kelas/Semester : V/1
Hari/Tanggal : Sabtu / 7 Agustus 2010
Waktu : 1 x 40 Menit (l x pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.

B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan informasi tentang kandungan makanan yang
dihasilkan oleh tumbuhan hijau.

C. Indikator
1. Setelah siswa mengamati berjenis jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan makanan yang mengandung karbohidrat.
2. Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung
karbohidrat.
3. Siswa dapat menjelaskan kegunaan karbohidrat bagi tubuh.

D. Tujuan Perbaikan
l . Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.

E. Materi Pokok
Uji Zat Karbohidrat

Zat karbohidrat sangat diperlukan oleh tubuh sebagai sumber tenaga.


Zat karbohidrat sangat diperlukan agar kita dapat bergerak, bernafas, berjalan,
dan macam-macam gerakan gerak tubuh lainnya. Zat karbohidrat banyak
terdapat di dalam makanan pokok seperti nasi, roti, sagu, dan umbi-umbian.
Bila kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk lemak di
daerah perut, di sekeliling ginjal, jantung atau di bawah kulit yang
menyebabkan tubuh kita menjadi gemuk.

F. Media dan Sarana Bahan


Media : Nasi, jagung, singkong, mangga, jeruk, LKS
Sumber bahan :
l. Hadiat, Alam Sekitar Kita 3 Kelas 5, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 1995 halaman 19 - 20.
2. Haryanto, Sains untuk SD Kelas V penerbit Erlangga tahun 2004, halaman
42-44.

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metoda : Observasi, diskusi, tanya jawab
2. Langkah-langkah kegiatan
a. Pra kegiatan
1) Guru menyiapkan media yang akan digunakan.
2) Guru mengkondisikan kelas.
b. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru mengajukan pertanyaan untuk menarik dan memotivasi siswa :
a) Apa yang dihasilkan turnbuhan dari fotosintesis?
b) Di mana tumbuhan menyimpan cadangan makanan?
c) Makanan apa yang banyak mengandung zat karbohidrat?
2) Guru mengajukan tujuan pernbelajaran.
c. Kegiatan inti (30 menit)
1) Guru memberikan infonnasi secara singkat tentang materi
pembelajaran.
2) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (setiap kelompok 3
orang) dan menjelaskan tugas yang harus dikerjakan.
3) Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa dalam
kelompoknya.
4) Guru membagi sejumlah makanan yang telah dipersiapkan.
5) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa.
6) Secara berkelompok siswa mengadakan percobaan.
7) Secara berkelompok siswa mencatat hasil mengamati percobaannya
dan mendiskusikannya dalam kelompok.
8) Guru membimbing siswa secara perorangan maupun kelompok
dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
9) Siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja (terlampir).
10) Setiap kelompok mengkomunikasikan hasil diskusi di depan kelas.
11) Siswa menyimpulkan hasil pengamatan.
12) Guru memberikan penguatan pada keberhasilan siswa dengan
pujian.
d. Kegiatan akhir (5 menit)
1) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
2) Guru memberikan pemantapan kepada siswa berupa tugas di rumah,
untuk mencatat makanan di rumah yang mengandung karbohidrat.

H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir

Sukamukti, 7 Agustus 2010


Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

J U M E N A, S.Pd. MUHAMAD YUSUF, S.Pd.


NIP. 19630403 198305 1 005 NIP. 19631008 198610 1 002
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Sains


Pokok Bahasan : Uji karbohidrat dalam makanan

Kegiatan I. Uji karbohidrat dalarn makanan


Alat dan Bahan :
1. Nasi, jagung, singkong, mangga, jeruk, larutan lugol (Betadin).
2. Teteskan larutan lugol pada setiap makanan yang tersedia!
3. Amatilah yang terjadi, kemudian lengkapi tabel di bawah ini sesuai dengan
hasil pengamatanmu!
Hasil Pengujian Karbohidrat

Warna sebelum Warna setelah


No. Jenis Makanan
ditetesi lugol ditetesi lugol
1. Nasi ........................ ........................
2. Jagung ........................ ........................
3. Singkong ........................ ........................
4. Mangga ........................ ........................
5. Jeruk ........................ ........................

4. Tulislah kesimpulanmu!
a. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah ....
b. Contoh makanan yang tidak mengandung karbohidrat adalah ... .

B. Soal Tes Akhir


Pilihlah jawaban yang paling kamu benar!
1. Fotosintesis pada tumbuhan hijau menghasilkan ....
a. oksigen dan karbohidrat c. mineral dan karbohidrat
b. oksigen dan mineral d. oksigen dan vitamin
2. Kelebihan hasil fotosintesis pada tumbuhan hijau disimpan sebagai ... .
a. karbohidrat c. cadangan makanan
b. mineral d. daun muda
3. Makanan yang mengandung karbohidrat bila ditetesi dengan lugol akan
berubah warna menjadi ....
a. merah c. abu-abu
b. coklat d. hitam
4. Untuk mendeteksi kandungan karbohidrat pada makanan digunakan larutan ..
a. lemak c. glukol
b. lugol d. metanol
5. Zat karbohidrat merupakan sumber ... .
a. vitamin c. energi
b. oksigen d. mineral
6. Nasi dan roti banyak mengandung zat ....
a. karbohidrat c. mineral
b. protein d. vitamin
7. Zat karbohidrat disebut juga zat ....
a. lemak c. tepung
b. kolesterol d. kalsium
8. Kelebihan zat karbohidrat dalam tubuh disimpan dalam bentuk ...
a. lemak c. vitamin
b. enzim d. mineral
9. Orang yang banyak menyimpan karbohidrat dalam tubuh akan menjadi ... .
a. sehat c. kurus
b. gemuk d. kuat
10. Bila tidak ada lugol untuk mendeteksi karbohidrat dalam makanan
menggunakan... .
a. yodium c. cuka
b. garam d. minyak goreng
C. Kunci Jawaban
Hasil Pengujian Karbohidrat

Warna sebelum Warna setelah


No. Jenis Makanan
ditetesi lugol ditetesi lugol
1. Nasi Putih Hitam
2. Jagung Kuning Hitam
3. Singkong Putih Hitam
4. Mangga Kuning Kuning
5. Jeruk Kuning Kuning

Kesimpulan hasil pengujian karbohidrat dengan larutan lugol :


1. Contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi, jagung, dan
singkong.
2. Contoh makanan yang tidak mengandung karbohidrat adalah mangga dan
jeruk.

Kunci jawaban tes akhir :


1. a
2. c
3. d
4. b
5. c
6. a
7. c
8. a
9. b
10. a

D. Standar Penilaian
Setiap soal nilainya 5 (jika betul) dan 1 (jika salah)
Nilai yang diperoleh : Betul x 1
Nilai maksimum : 1 x 10 = 10
RENCANA PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Sains
Kelas/Semester : V/1
Hari/Tanggal : Kamis/ 12 Agustus 2010
Waktu : 1 x 40 Menit (1 x pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
Memahami bahwa energi cahaya digunakan oleh tumbuhan hijau untuk
membuat makanan.

B. Hasil Belajar
Siswa dapat mengumpulkan infonmasi tentang cara tumbuhan hijau membuat
makanan.

C. Indikator
l. Setelah siswa mengamati berjenis jenis tumbuhan siswa dapat
menunjukkan adanya lemak dalam makanan.
2. Siswa dapat menyebutkan 3 contoh makanan yang mengandung lemak.
3. Siswa dapat rnenjelaskan kegunaan lemak bagi tubuh.

D. Tujuan Perbaikan
1. Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
2. Untuk meningkatkan pemahaman materi dan nilai formatif siswa.

E. Materi Pokok
Uji Zat Lemak pada Makanan

Lemak dapat kita peroleh dari tumbuhan dan hewan. Zat lemak sangat
diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi. Zat lemak berfungsi sebagai :
1. Pelindung alat tubuh yang halus seperti mata, jantung, hati, ginjal
2. Pel arut vitamin A, D, E, K
3. Lemak j uga sebagai pemberi rasa kenyang
Contoh bahan makanan yang mengandung lemak adalah kacang tanah,
kemiri, minyak kelapa.

F. Media dan Sarana Bahan


Media : Kacang tanah, buah kemiri, beras, singkong, rninyak kelapa,
kertas HVS, LKS
Sumber bahan :
l. Hadiat, Alam Sekitar Kita 3 Kelas 5, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan tahun 1995 halaman 20 - 21.
2. Haryanto, Sains untuk SD Kelas V penerbit Erlangga tahun 1995, halaman
44-45.

G. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Metoda : Observasi, diskusi, tanya jawab
2. Langkah-langkah kegiatan
a. Pra kegiatan
1) Guru menyiapkan media yang akan digunakan
2) Guru mengkondisikan kelas
b. Kegiatan awal (5 menit)
1) Guru mengajukan pertanyaan untuk menarik dan memotivasi siswa :
a) Senangkah anak-anak gemuk?
b) Apakah yang menyebabkan orang gemuk?
c) Bagaimana cara mengetahui suatu makanan mengandung lemak?
2) Guru mengajukan tujuan pembelajaran.
c. Kegiatan inti (30 menit)
1) Guru memberikan informasi secara singkat tentang match
pembelajaran.
2) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (setiap kelompok 3
orang) dan menjelaskan tugas yang harus dikerjakan.
3) Guru menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa dalam
kelompoknya.
4) Guru membagi sejumlah makanan yang telah dipersiapkan.
5) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa.
6) Secara berkelompok siswa mengadakan percobaan.
7) Secara berkelompok siswa mencatat hasil pengamatannya dan
mendiskusikannya dalam kelompok.
8) Guru membimbing siswa secara perorangan rnaupun kelompok
dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
9) Siswa menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja (terlampir).
10) Setiap kelompok mengkomunikasikan hasil diskusi di depan kelas.
11) Siswa menyimpulkan hasil pengamatan.
12) Guru memberikan penguatan pada keberhasilan siswa dengan
pujian.
d. Kegiatan akhir (5 menit)
1) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
2) Guru memberikan pemantapan kepada siswa berupa tugas di rumah,
untuk mencatata makanan di rumah yang mengandung lemak.

H. Evaluasi
l. Prosedur
Tes awal: Ada
Tes dalam proses : Ada
Tes akhir : Ada
2. Jenis tes
Tes awal: Lisan
Tes dalam proses : Lembar pengamatan
Tes akhir : Tertulis
3. Bentuk tes
Tes awal: objektif
Tes dalam proses : objektif
Tes akhir : objektif
4. Alat evaluasi : terlampir
5. Kunci jawaban : terlampir
6. Standar penilaian : terlampir

Sukamukti, 12 Agustus 2010


Mengetahui,
Kepala Sekolah Peneliti

J U M E N A, S.Pd. MUHAMAD YUSUF, S.Pd.


NIP. 19630403 198305 1 005 NIP. 19631008 198610 1 002
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Sains


Pokok Bahasan : Uji lemak dalam makanan

Kegiatan I. Uji lemak dalam makanan


Alat dan Bahan :
l. Kacang tanah, buah kemiri, beras, singkong, minyak kelapa, kertas HVS.
2. Gosokkan bahan makanan yang telah tersedia pada kertas HVS stu persatu
secara bergantiang selama 2 sampai 3 menit!
3. Tulislah basil pengamatanmu pada tabel dengan memberikan tanda cek ()
Hasil Pengujian Zat Lemak

Perubahan kertas HVS setelah


No. Jenis Makanan digosok bahan
Transparan Tidak transparan
1. Kacang tanah . .................... . ....................
2. Buah kemiri . .................... . ....................
3. Beras . .................... . ....................
4. Singkong . .................... . ....................
5. Minyak kelapa . .................... . ....................

4. Tulislah kesimpulanmu!
a. Contoh makanan yang mengandung lemak adalah ...
b. Contoh makanan yang tidak mengandung lemak adalah ....

B. Soal Tes Akhir


Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Lemak dapat diperoleh dari ...
a. makanan c. hewan dan tumbuhan
b. minuman d. obat-obatan
2. Lemak dari tumbuhan disebut ... .
a. nabati c. minyak goreng
b. hewani d. nabati dan hewani
3. Lemak dari binatang disebut ....
a. nabati c. minyak goreng
b. hewani d. nabati dan hewani
4. Kertas HVS yang digosok dengan makanan berlemak akan kelihatan ....
a. berminyak c. transparan
b. keruh d. kuning
5. Lemak dapat melarutkan vitamin ....
a. A, B c. A, B, C, D
b.A,B,C d. A,D,E,K
6. Kacang tanah, minyak kelapa, buah kemiri banyak mengandung zat . .. .
a. mineral c. protein
b. lemak d. kalsium
7. Istilah lain dari lemak adalah ....
a. kolesterol c. kalsium
b. protein d. vitamin
8. Lemak berhubungan erat dengan enzim ....
a. trigliserida c. progresteron
b. ptituari d. testosteron
9. Berikut ini adalah makanan yang banyak mengandung lemak :
a. roti tawar c. gorengan
b. buah semangka d. kulit ayam
10. Penyakit yang dapat ditimbulkan karena terlalu banyak mengonsumsi
makanan berlemak antara lain ... .
a. jantung c. stroke
b. tekanan darah tinggi d. kanker
C. Kunci Jawaban
Hasil Pengujian Zat Lemak

Perubahan kertas HVS setelah


No. Jenis Makanan digosok bahan
Transparan Tidak transparan
1. Kacang tanah -
2. Buah kemiri -
3. Beras -
4. Singkong -
5. Minyak kelapa -

Kunci jawaban tes akhir :


1. c 2. a 3. b 4. c 5. d 6. b 7. a 8. a 9. c/d 10. a
D. Standar Penilaian
Setiap soal nilainya 5 (jika betul) dan 1 (jika salah)
Nilai yang diperoleh : Betul x 1
Nilai maksimum : 1 x 10 = 10
LEMBAR KERJA SISWA
AWAL

Mata Pelajaran : Sain


Pokok Bahasan : Tempat cadangan makanan pada tumbuhan

No. Abs :
Nama :
Kelas :
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Sains


Pokok Bahasan : Uji karbohidrat dalam makanan

No. Abs :
Nama :
Kelas :
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Sains


Pokok Bahasan : Uji lemak dalam makanan

No. Abs :
Nama :
Kelas :

Anda mungkin juga menyukai