Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GIZI DAN KESEHATAN

PROTEIN

DISUSUN OLEH:

1. DESI SAPRIANTI
2. SITI SRI ROSMINI
3. ESTI ERLINASARI

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena Rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PROTEIN. Makalah ini
diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Gizi dan Kesehatan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi,
namun dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan pertolongan
dari Allah SWT, sehingga semua kendala dapat teratasi.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami


tentang PROTEIN masih kurang untuk itu kami meminta masukan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun.

Akhir kata kami sampaikan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Fastabiqul Khaerat

Makassar, 04 Mei 2017

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................2
C. Tujuan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Pengertian Protein ..........................................................................................4


B. Sumber Protein ..........................................................................................4
C. Klasifikasi Protein ..........................................................................................4
D. Sifat-sifat Protein .................................................................................. 5
E. Dampak kekurangan dan kelebihan protein bagi tubuh ............................ 6
F. Cara Mengatasi Kekurangan dan kelebihan Protein ....................................9

BAB III PENUTUP ..................................................................................................12

A. Simpulan .......................................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakanng
Protein (akar kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang
paling utama") adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta
fosfor.
Protein ini merupakan konstituen utama penyusun tubuh mulai dari
jaringan kulit, jaringan syaraf, tendon, otot, rambut, dan darah. Protein adalah
sel penyusun tubuh yang eksis menyusun semua sel hidup. Oleh karena
protein itu merupakan konstituen utama enzimenzim dan banyak hormon
yang berfungsi untuk mengontrol fungsi tubuh.
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai
pembentuk strukur sel dari pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein
adalah polimer dari asamasam amino yang tersambung melalui ikatan
peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida. Hal ini yang
menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan (organisme)
mengandung hanya 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya
menghasilkan ragam makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya.
Dari makanan kita memperoleh Protein. Di sistem pencernaan protein
akan diuraikan menjadi peptid yang strukturnya lebih sederhana terdiri dari
asam amino. Hal ini dilakukan dengan bantuan enzim. Tubuh manusia
memerlukan 9 asam amino. Artinya kesembilan asam amino ini tidak dapat
disintesa sendiri oleh tubuh esensiil, sedangkan sebagian asam amino dapat
disintesa sendiri atau tidak esensiil oleh tubuh. Keseluruhan berjumlah 21
asam amino. Setelah penyerapan di usus maka akan diberikan ke darah.
Darah membawa asam amino itu ke setiap sel tubuh. Kode untuk asam amino
tidak esensiil dapat disintesa oleh DNA. Ini disebut dengan DNAtranskripsi.
Kemudian karena hasil transkripsi di proses lebih lanjut di ribosom atau
retikulum endoplasma, disebut sebagai translasi.
Studi dari Biokimiawan USA Thomas Osborne Lafayete Mendel,
Profesor untuk biokimia di Yale, 1914, mengujicobakan protein konsumsi
dari daging dan tumbuhan kepada kelinci. Satu grup kelinci-kelinci tersebut
diberikan makanan protein hewani, sedangkan grup yang lain diberikan
protein nabati. Dari eksperimennya didapati bahwa kelinci yang memperoleh
protein hewani lebih cepat bertambah beratnya dari kelinci yang memperoleh
protein nabati. Kemudian studi selanjutnya, oleh McCay dari Universitas
Berkeley menunjukkan bahwa kelinci yang memperoleh protein nabati, lebih
sehat dan hidup dua kali lebih lama.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian protein?
2. Sumbar makanan apa saja yang mengandung protein?
3. Apa saja Klasifikasi protein?
4. Sifat apa saja yang dimiliki oleh protein?
5. Apa dampak kekurangan dan kelebihan protein?
6. Bagaimana cara mengatasi kekurangan dan kelebihan Protein?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian protein
2. Untuk mengetahui sumber makanan apa saja yang mengandung protein
3. Untuk mengethui apa saja klasifikasi protein
4. Untuk mengetahui sifat apa saja yang dimiliki oleh protein
5. Untuk mengetahui apa saja dampak yang ditimbulkan kekurangan dan
kelebihan protein
6. Untuk mengetahui bagaimana cara engatasi Kekurangan dan kelebihan
Protein
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Istilah protein berasal dari bahasa Yunani yaitu Proteos, yang berarti
Yang Utama atau Yang Didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh Ahli
Kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802 1880).
Protein merupakan zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena
zat ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat pembangun dalam tubuh
dan juga berfungsi sebagai bahan bakar dan zat pengatur.
Protein sebagai zat pembangun karena protein merupakan bahan
pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terbentuk dalam tubuh,
terutama pada masa pertumbuhan, protein juga mempertahankan jaringan
yang telah ada.
Protein dikatakan berfungsi sebagai bahan bakar karena protein
mengandung karbon yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar. Protein akan
dibakar manakala keperluan tubuh akan energy tidak terpenuhi oleh
karbohidrat dan lemak. Apabila tubuh memerlukan energy tambahan, maka
pembakaran protein menjadi energy didalam tubuh akan didahulukan
sehingga pada saat itu sebagian protein tidak digunakan untuk pembentuk
jaringan.
Disamping itu protein dikatakan sebagai zat pengatur karena protein
mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. Protein
juga dapat membentuk enzim dan hormon yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
kelancaran metabolisme.
Pengertian protein dalam ilmu gizi adalah suatu kelompok
makronutrisi berupa senyawa asam amino yang berfungsi sebagai zat
pembangun dan pendorong metabolisme dalam tubuh. Zat ini tidak dapat
dihasilkan sendiri oleh manusia kecuali lewat makanan seperti halnya
makanan yang mengandung protein. Fungsi protein akan di jelaskan pada
bagian bawah artikel.
Protein merupakan salah satu dari biomolekul raksasa, selain
diantaranya polinukleotida, polisakarida, lipid, dan yang merupakan
penyusun utama dalam perkembangan makhluk hidup. Protein juga
merupakan salah satu molekul yang paling banyak diteliti dalam biokimia.
Protein ditemukan pertama kali oleh Jons Jakob Berzelius pada tahun 1838.
B. Sumber Protein
Berikut adalah sumber protein yang digolongkan menjadi 2 jenis,
yaitu :
1. Protein Hewani merupakan protein kelas satu karena semua asam
amino esensial terdapat pada protein hewani. Meski demikian, protein
hewani cenderung mengandung lemak yang tidak sehat karena
mengandung kolesterol jahat. Asam amino esensial yang yang
terdapa pada protein hewani adalah lysine, leucine, isoleucine,
threonine, methionie, valine, phenylalanine, dan tryptophane.
Contohnya seperti telur, ikan, daging, susu dll.
2. Protein nabati adalah protein yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan.
contohnya seperti kacang-kacangan (kedelai, almond, kacang mede,
kacang hijau , kacang hazel, kacang merah), jintan, biji bunga
matahari dan biji labu, dll.
C. Klasifikasi Protein
Protein diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan fungsi biologisnya
1. Protein struktural
Protein structural adalah sebagai pembentuk struktur sel jaringan dan
memberi kekuatan pada jaringan, yang termasuk golongan ini adalah
elastin, fibrin, dan keratin.
2. Protein hormon
Protein hormon adalah hormone yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin yang membantu aktivitas metabolisme didalam tubuh.
3. Protein pelindung
Protein ini pada umumnya terdapat dalam darah, melindungi tubuh
dengan cara melawan serangan zat asing yang masuk ke dalam tubuh.
4. Protein kontraktil
Protein ini berperan dalam proses gerak, memberi kemampuan pada
sel untuk berkontraksi atau mengubah bentuk, yang berperan pada
protein ini adalah myosin dan aktin.
5. Protein cadangan
Protein cadangan atau protein simpanan adalah protein yang disimpan
dan diedarkan untuk beberapa proses metabolisme.
b. Berdasarkan bentuk molekulnya
1. Protein serabut (fibrous)
Protein serabut adalah protein yang memiliki bentuk serabut. Protein
ini daya larutnya rendah, mempunyai kekuatan mekanisme yang
tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan. Protein ini terdapat
dalam unsur-unsur struktur tubuh (kolagen, elastik, keratin ,dan
myosin).
2. Protein Globular
Protein globulara adalah protein yang memiliki bentuk seperti bola,
terdapat dalam cairan jaringan tubuh. Protein ini larut dalam larutan
garam dan asam encer, mudah berubah dibawah pengaruh suhu. Yang
termasuk dalam protein globular adalah albumin, globulin histon, dan
protemin.
3. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang yang terikat dengan
bahan-bahan non asam amino. Yang termasuk dalam protein
konjugasi adalah kromoprotein, glikoprotein, pospoprotein,
nucleoprotein, lesitoprotein, dan lipoprotein.
D. Sifat-sifat Protein
1. Denaturasi
Denaturasi merupakan proses perubahan konfigurasi molekul protein
sehingga terjadi perubahan atau perusakan struktur sekunder, tersier dan
kuartenernya tanpa menyebabkan kerusakan ikatan peptide.
2. Ionisasi
Protein yang larut dalam air akan membentuk ion yang mempunyai
muatan positif dan negatif. Dalam suasana asam molekul protein akan
membentuk ion positif, sedangkan dalam suasana basa akan
membentuk ion negatif..
3. Kristalisasi
Banyak protein yang telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.
Meskipun demikian proses kristalisasi untuk berbagai jenis protein
tidak selalu sama, artinya ada yang dengan mudah dapat terkristalisasi,
tetapi ada pula yang sukar. Beberapa enzim antara pepsin, tripsin,
katalase, dan urease telah dapat diperoleh dalam bentuk Kristal.
Albumin pada serum atau telur sukar dikristalkan. Proses kristalisasi
protein sering dilakukan dengan jalan penambahan garam
ammoniumsulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan pH pada
titik isolistriknya. Kadang-kadang dilakukan pula penambahan aseton
atau alcohol dalam jumlah tertentu. Pada dasarnya semua usaha yang
dilakukan itu dimaksudkan untuk menurunkan kelarutan protein dan
ternyata pada titik isolistrik kelarutan protein paling kecil, sehingga
mudah dapat dikristalkan dengan baik.
E. Dampak kekurangan dan kelebihan protein bagi tubuh
a. Dampak Kekurangan Protein
Kurangnya jumlah protein yang ada di dalam tubuh membuat fungsi dari
zat tersebut menjadi tidak maksimal di dalam tubuh kita. Beberapa akibat
kekurangan protein yang dapat menimbulkan:
1. Marasmus
Marasmus ini merupakan suatu penyekit gizi buruk yang
biasanya menimpa bayi yang berusia dibawah 12 bulan. Penyebab
penyakit ini tentu saja kekurangan protein, namun juga terkadang
disertai dengan kekurangan karbohidrat. Penyakit seperti ini
mempunyai sifat yang sedikit berbahaya. Artinya, jika dibiarkan
maka penyakit ini mempunyai resiko yang fatal.
2. Kwashiorkor
Sama- sama penyakit yang timbul karena kekurangan
protein, namun bedanya adalah penyakit ini seringkali menjangkit
anak- anak usia 1 hingga 3 tahun. Namun, di dalam penyekit ini, si
penderita ini terlihat normal dan tidak kurus. Penyakit ini tetap
tidak boleh dibiarkan begitu saja karena kemungkinan terburuk
akan menjadikan anak memiliki cacat mental.
3. Chacexia
Penyekit ini terjadi karena seseorang kekurangan protein.
berdasarkan penelitian, penyakit ini mengakibatkan penurunan
berat badan, kanker, gagal ginjal, dan penyakit menular lainnya.
Dan kemungkinan terburuk apabila penyakit ini dibiarkan maka
akan terjadi kematian.
4. Gagal hati
Gagal hati ini terjadi karena kekurangan protein yang
menyebabkan kerusakan dan kehilangan fungsi hati karena sel
tidak mampu untuk bergenerasi. Penyakit ini jika dibiarkan maka
akan menjadikan sesuatu yang berbahaya, maka dari itu harus
segera dilakukan tindakan medis.
5. Apati
Apati ini merupakan suatu keadaan yang membuat emosi
kita menjadi tumpul. Penyakit kekurangan protein satu ini dapat
mempengaruhi tingkah laku dan juga fungsi kognitif. Apati ini
biasanya disertai dengan depresi.
6. Edema
Edema ini juga dapat dikatakan sebagai retensi air.
Penyakit ini merupakan penyakit kurangnya protein yang paling
sering diderita oleh manusia. Jika darah tidak mempunyai cukup
protein maka seseorang dapat terserang gejala penyebab darah
rendah. Akibatnya, darah yang tidak mengandung protein tersebut
dapat dengan mudah membentuk jaringan yang berada di sekitar
pembuluh darah dan mirip dengan gumpalan air. Inilah yang
disebut dengan edema.
7. Gangguan otak
Jumlah protein yang kurang akan menyebabkan kecepatan
berfikir seseorang menjadi rendah dan menganggu kesehatan
sistem saraf otak.
8. Penyakit jantung
Seseorang yang memiliki protein dalam jumlah kurang, maka
denyut jantung yang dihasilkan bisa sangat rendah, dibawah 60 kali
denyutan selama satu menit.
9. Rambut rontok
Kekurangan protein bagi seseorang juga dapat
menyebabkan rambut mengalami kerontokan. Kerontokan dalam
jumlah banyak akan menyebabkan kebotakan yang mungkin saja
akan sulit untuk tumbuh lagi.
10. Kelelahan
Protein yang jumlahnya tidak mencukupi akan membuat
jaringan otot yang mengalami kelelahan dapat menjadi rusak,
sehigga tidak dapat mengalami regenerasi.
b. Dampak kelebihan protein
Kita sudah mengetahui dampak yang timbul karena kekurangan
protein. Selanjutnya kita akan mengetahui apabila tubuh kita justru
kelebihan zat protein. Akibat kelebihan protein ini juga dapat
menimbulkan beberapa penyakit tertentu.
1. Gagal ginjal
Kelebihan protein dalam jumlah tertentu menyebabkan
seseorang beresiko terkena penyakit gagal ginjal. Sebab protein
yang berlebih akan membuat ginjal dipaksa bekerja lebih keras
untuk membuang semua kelebihan nitrogen pada tubuh, dan hal ini
akan membuat seseorang mengalami gagal ginjal.
2. Pengasaman pada darah
Pengasaman pada darah bisa terjadi karena kelebihan protein
dan disertai dengan hilangnya elektron. Penyakit seperti ini
menyebabkan sistem imun tubuh manusia menjadi lemah sehingga
dengan mudahnya tubuh terserang penyakit dan sulit untuk
disembuhkan.
3. Osteoporosis
Protein yang berlebihan akan membuat kalsium menjadi
berkurang. Akibatnya dapat terserang gejala osteoporosis.
F. Cara Mengatasi Kekurangan dan kelebihan Protein
a. Cara mengatasi kekurangan protein sebagai berikut :
1. Mengkonsumsi daging putih
Bagi beberapa kalangan belum terlalu familiar dengan
sebutan daging putih. Daging putih merupakan salah satu golongan
daging berwarna putih yang umumnya berasal dari beragam jenis
unggas, seperti ayam, bebek, kalkun, dan sebagainya. Jenis daging
putih ini memiliki kandungan protein yang dibutuhkan oleh tubuh,
terutama kandungan vitamin B3 atau biasa disebut niacin. Niacin
ini berperan dalam menjaga kesehatan kulit secara optimal
selayaknya fungsi dari protein itu sendiri bagi jaringan tubuh.
2. Mengkonsumsi daging merah
Daging merah menunjukkan daging yang memiliki
penampang berwarna merah. Umumnya daging merah ini
dihasilkan dari jenis hewan ternak yang memiliki ukuran lebih
besar, seperti sapi, kambing, kerbau, dan sebagainya. Dengan
mengonsumsi jenis daging yang satu ini kebutuhan tubuh akan
protein dapat tepenuhi dan perkembangan otot tubuh pun akan
terstimulasi lebih maksimal. Kandungan zat besi, fosfor,
dan selenium dari golongan jenis daging merah juga dapat menjadi
nilai tambah dalam rangka pemenuhan kebutuhan tubuh akan
ragam nutrisi berimbang.
3. Mengkonsumsi ikan laut
Sebagai alternatif lain, mengonsumsi makanan yang
berbahan dasar dari ikan laut sangat dianjurkan. Hal ini disebabkan
pada saat seseorang mengonsumsi ikan laut, selain mendapatkan
asupan protein, tubuh pun akan menerima asupan zat gizi lain
seperti lemak dan beragam mineral penting. Selain itu, keutamaan
dari mengonsumsi ikan laut adalah kandungan asam amino esensial
yang paling menyerupai dengan asam amino esensial yang terdapat
dalam tubuh. Oleh karena itu, konsumsi ikan laut ini sangat
disarankan di segala usia, bahkan pada anak balita maupun lanjut
usia (lansia) karena tekstur dagingnya yang lembut serta ragam zat
gizi yang terkandung di dalamnya akan senantiasa membuat sistem
pencernaan tetap merasa nyaman. Hal ini tidak diperoleh dari jenis
daging lain yang terkesan memiliki kandungan efek yang lebih
berat pada saluran pencernaan manusia.
4. Mengkonsumsi susu
Jika manusia kekurangan protein maka tulang mereka akan
bermasalah. Susu mengandung protein yang cukup banyak, kira-
kira terdapat 8 gram protein dalam tiap cangkir. Susu menjadi
favorit setiap orang karena dapat disajikan tanpa butuh waktu lama.
Susu akan sangat baik dikonsumsi oleh anak-anak dalam
membantu pertumbuhan tulang, sedangkan untuk orang dewasa
susu dapat menjadi salah satu cara mencegah tulang keropos atau
biasa disebut osteoporosis dikarenakan usia dan beberapa faktor
risiko lainnya.
5. Mengkonsumsi keju
Keju dapat menjadi alternatif asupan nutrisi protein bagi
seseorang yang tidak terlalu suka minum susu. Selain itu, keju juga
dapat menjadi alternatif lain dari cara mengkonsumsi susu karena
pada dasarnya keju adalah susu yang sudah difermentasi. Selain
memgandung protein, keju juga diketahui banyak mengandung
Vitamin B dan lemak.
6. Mengkonsumsi sayuran hijau
Dewasa ini menjadi vegetarian menjadi sangat populer Hal
ini tidak mengherankan karena informasi gaya hidup sehat telah
banyak diketahui oleh masyarakat. Bagi seorang vegetarian tidak
perlu kuatir akan kekurangan sumber makanan protein karena
dengan mengonsumsi sayuran, khusunya sayuran hijau seperti
sawi, bayam, dan brokoli maka asupan protein tetap terpenuhi.
Selain itu, kandungan kalsium dalam sayuran hijau juga sangat
baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi, seperti fungsi dari protein
itu sendiri. Rasa kenyang pun dapat diperoleh hanya dengan
mengonsumsi satu porsi sayuran hijau karena sudah memenuhi
kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
7. Mengkonsumsi kedelai
Kedelai merupakan salah satu sumber protein hebat yang
dapat diolah menjadi berbagai makanan yang lezat seperti tempe,
tahu, dan sari kedelai. Kedelai adalah sumber protein nabati yang
sangat baik. Seperti yang telah disinggung di atas, jika di dalam
tubuh terdapat cukup protein, maka metabolisme dalam tubuh akan
lancar. Dengan demikian, protein dalam kedelai dapat membantu
menjaga kesehatan sel dalm tubuh. Kedelai juga kaya akan kalsium
sehingga baik untuk dikonsumsi dalam mencapai pertumbuhan
tulang yang baik.
b. Cara mengatasi kelebihan protein
Cara mengatasinya yaitu dengan diimbangi antara makanan
yang sehat dengan kegiatan yang ekstra, seperti olahraga dan
memperbanyak aktivitas lainnya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Protein merupakan zat makanan yang amat penting bagi tubuh, karena
zat ini mempunyai fungsi utama yaitu sebagai zat pembangun dalam
tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan bakar dan zat pengatur.
2. Sumber Protein digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Protein Hewani merupakan protein yang berasal dari hewan, baik
dari apa yang dihasilkan oleh hewan tersebut (susu), maupun dari
dagingnya.
b. Protein nabati adalah protein yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan
baik secara langsung maupun hasil olahan dari tumbuh-tumbuhan
seperti, sereal, tepung dan lain-lain.

B. Saran
Diharapkan kepada teman-teman untuk bekrjasama dengan baik dalam materi
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Azmiwati Choiril, dkk. 2009. Ilmuh Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Iis Sopya, M.eng. Malcom P. Steven. 2001. Kimia Polimer. Jakarta. Plaatinum
Sulistiyanto Heri, Edy Wiyono. 2008. Ilmuh Pengetahuan Alam 5. Jakarta :
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tranggono.1994. Biokimia Pangan. Yogyakarta : Universitas Gadja Mada

Anda mungkin juga menyukai