Penilaian secara tes dapat dilakukan melalui ujian tertulis dan lembar kerja.
Sedangkan tes perbuatan dapat dilakukan melalui observasi dan tes perbuatan.
Namun demikian, secara spesifik penilaian sangat ditentukan oleh tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan serta kreativitas dan kemampuan guru.
E. Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains
Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses pembelajaran. Penilaian
dalam pembelajaran sains dapat dimaknai sebagai membawa konten, proses sains
dan sikap ilmiah secara bersama-sama. Penilaian dilakukan terutama untuk
menilai kemajuan siswa dalam pencapaian keterampilan proses sains.
Menurut Smith dan Welliver, pelaksanaan penilaian keterampilan proses dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya:
1. Pretes dan postes. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
siswa pada awal tahun sekolah. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan
kekuatan dan kelemahan dari masing-masing siswa dalam keterampilan yang
telah diidentifikasi. Pada akhir tahun sekolah, guru melaksanakan tes kembali
untuk mengetahui perkembangan skor siswa setelah mengikuti pembelajaran
sains.
2. Diagnostik. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains siswa
pada awal tahun ajaran. Penilaian ini bertujuan untuk menentukan pada bagian
mana siswa memerlukan bantuan dengan keterampilan proses. Kemudian guru
merencanakan pelajaran dan kegiatan laboratorium yang dirancang untuk
mengatasi kekurangan siswa.
3. Penempatan kelas. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses sains
siswa sebagai salah satu kriteria dalam penempatan kelas. Misalnya, criteria
untuk memasuki kelas akselerasi, kelas sains atau kelas unggulan.
4. Pemilihan kompetisis siswa. Guru melaksanakan penilaian keterampilan proses
sains siswa sebagai kriteria utama dalam pemilihan siswa yang akan ikut dalam
lomba-lomba sains. Jika siswa memiliki skor tes tinggi, maka dia akan dapat
mengikuti lomba sains dengan baik.
5. Bimbingan karir. Biasanya para peneliti melakukan uji coba menggunakan
penilaian keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi siswa yang
memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dibina.
Penilaian keterampilan proses sains dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang disesuaikan dengan materi dan tingkat perkembangan siswa atau
tingkatan kelas (Rezba, 1999). Oleh karena itu, penyusunan instrumen penilaian
harus direncanakan secara cermat sebelum digunakan. Menurut Widodo (2009),
penyusunan instrumen untuk penilaian terhadap keterampilan proses siswa dapat
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan jenis keterampilan proses sains yang akan dinilai.
2. Merumuskan indikator untuk setiap jenis keterampilan proses sains.
3. Menentukan dengan cara bagaimana keterampilan proses sains tersebut diukur
(misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis, ataukah tes lisan).
4. Membuat kisi-kisi instrumen.
5. Mengembangkan instrumen pengukuran keterampilan proses sains berdasarkan
kisi-kisi yang dibuat. Pada saat ini perlu mempertimbangkan konteks dalam
item tes keterampilan proses sains dan tingkatan keterampilan proses sains
(objek tes)
6. Melakukan validasi instrumen.
7. Melakukan ujicoba terbatas untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas
empiris.
8. Perbaikan butir-butir yang belum valid.
9. Terapkan sebagai instrumen penilaian keterampilan proses sains dalam
pembelajaran sains.
Pertanyaan:
1. Tuliskan rumusan masalah pada percobaan di atas! (skor 2)
________________________________________________________
1. Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil percobaan di atas! (skor 2)
________________________________________________________
Pengukuran keterampilan proses yang dilakukan melakui tes yang dikontruksi
dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan
sudah disiapkan dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang
diperoleh dengan menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang
lebih obyektif, sebab jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan. Menurut
Arikunto (2009), penilaian dalam bentuk pilihan ganda, lebih representative
mewakili isi dan luas bahan atau materi. Selain itu, dalam proses pemeriksaan
dapat terhindar dari unsur-unsur subjektivitas. Namun demikian, penggunaan
penilaian model ini, cenderung mengungkapkan daya pengenalan kembali dan
banyak memberi peluang tebakan. Hasil yang diperoleh pun dapat berbeda dengan
kondisi siswa yang sesungguhnya.
Smith dan Welliver telah mengembangkan instrumen penilaian untuk
mengukur keterampilan proses sains bagi siswa sekolah dasar dan sekolah
menengah. Instrumen tes tertulis disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda.
Untuk menjawab soal ini, siswa terlibat dalam pemecahan masalah dan
mengharuskan menerapkan keterampilan proses yang tepat untuk setiap
pertanyaan.
Penilaian keterampilan proses melalui bukan tes
Penilaian melalui keterampilan proses sains melalui bukan tes dapat
dilakukan dalam bentuk observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian
ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses
kegiatan pembelajaran sains dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian
dengan mengamati perilaku siswa secara langsung dalam menunjukkan
kemampuan keterampilan proses sains yang dimiliki. Selain itu, hasil-hasil
pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar siswa juga dapat diamati untuk
menilai keterampilan proses siswa secara integrative.
Menurut Sumiati dan Asra (2008), Arikunto (2009) dan Widyatiningtyas
(2010), penilaian keterampilan proses dengan melalui bukan tes diperlukan
lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai perilaku yang diharapkan.
Lembar pengamatan ini dapat berupa rubrik, daftar chek atau skala bertingkat.
Menilai siswa dengan menggunakan rubrik, dapat mendeterminasikan
kemampuan siswa berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan. Rubrik penilaian
memuat kriteria esensial terhadap tugas atau standar keterampilan proses sains
serta level unjuk kerja yang tepat terhadap setiap kriteria.
Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan
laboratorium dapat disajikan, sebagai berikut:
Tabel 1. Rubrik Percobaan Laboratorium
Skor
Kriteria 4 3 2 1
(sangat baik) (baik) (cukup) (kurang)
Mengidentifikasi Salah
Tujuan Mengidentifikasi Mengidentifikasi
tujuan dan cirri mengidentifikasi
percobaan tujuan sebagian tujuan
khusus tujuan
Alat dan Melist semua alat Melist semua Melist beberapa Salah melist
Bahan dan bahan bahan bahan bahan
Memprediksi
dengan benar Memprediksi Memprediksi
Hypotesis fakta dan dengan benar dengan beberapa Menebak-nebak
membuat fakta fakta
hipotesis
Melist semua
Melist semua Melist beberapa Salah melist
Prosedur tahap dan detail-
tahap tahap tahap
detail khusus
Data direkam,
Data direkam, Hasil salah atau
Hasil diorganisir, dan Data direkam
diorganisir tidak betul
digrafiskan
Tampak
memahami
Tampak Tidak ada
konsep dan Tampak
memahami kesimpulan atau
Simpulan membuat memahami
konsep yang tampak
hipotesis baru beberapa konsep
telah dipelajari miskonsepsi
untuk aplikasi
pada situasi lain.
Anonim. https://kkgsatubojonegoro.wordpress/2012/09/08/memahami-keterampilan-
proses-dalam-pembelajaran-ipa/ Di akses pada tanggal 2 November 2017 pukul
16.02 WITA
Anonim. https://mahmuddin.wordpress.com/2010/04/10/komponen-penilaian-
keterampilan-proses-sains/ Di akses pada tanggal : 2 November 2017 pukul 15.37
WITA
Anonim: https://mahmuddin.wordpress.com/2009/11/05/pendekatan-keterampilan-
proses-dalam-pembelajaran-ipa/ Di akses pada tanggal : 2 November 2017 pukul
14.58
Nasution Noehi, dkk. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta. Universitas Terbuka.
Poppy Kamalia Devi. 2010. Ketrampilan Proses dalam Pembelajaran IPA. Jakarta.
PPPPTKIPA