PENDAHULUAN
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberikan kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah tnuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk:
1. Menignkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan
kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama
3. Menignkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan
dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola pendekatan baru dalam
pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh
karena itu, KTSP perlu dterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan hal
sebagai berikut:
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan
dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah
karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yagn terbaik bagi sekolahnya
4. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan
transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat
setempat
5. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang
tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin
untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yagn sehat dengan sekolah lain untuk meningkatkan mutu
pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah
daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan yang berubah dengan cepat,
serta mengakomodasinya dalam KTSP.
E. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan
dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan
salama ini. Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan
dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme
tenaga kependidikan, serta system penilaian. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa
karakteristik KTSP sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat
tanggungjawab untuk mengembangakan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu sekolah
dan satuan pendidikan juga diberkan kewenangan untuk mengali dan engelola sumber dana sesuai
dengan prioritas kebutuhan.
Disamping beberapa karakteristik di atas, terdapat beberapa factor penting yang perlu diperhatikan dala
pengembangan KTSP, terutama berkaitan dengan system informasi serta system penghargaan dan
hukuman.
7. Kemandirian Guru
dalam KTSP guru juga harus mampu bekerja mandiri untuk memperbaiki diri dalam pembelajaran. Hal ini
penting agar ia benar-benar menjadi guru yang mampu digugu dan ditiru. Sehingga tidak saja mampu
mengembangkan KTSP tetapi juga melaksanakannya dalampembelajaran secara efektif dan
menyenangkan. Kemandirian guru terutama diperlukan dalam menghadapi dan memecahkan berbagai
roblema yang sering muncul dalam pembelajaran. Guru harus mampu mengambil tindakan terhadap
berbagai permasalahan secara tepat waktu dan tepat sasaran. Kemandirian guru juga akan menjadi figur
bagi peserta didik, sehingga mereka terbiasa untuk memecahkan masalah secara mandiri dan
professional. Dengan demikian implementasi KTSP yang ditunjang dengan kemandirian guru diharapkan
dapat menciptakan pemebelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), yang akan
bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didik dan prestasi sekolah secara keseluruah.
B. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum setiap mata pelajaran pada setiap
satuan pedidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban
belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi tersebut terdiri atas standar kompetensi
dan kopetensi lulusan.
4. MENGEMBANGKAN KTSP
A. Pengambangan kurikulum Tingkat Nasional
Dalam kaitannya dengan KTSP, pengembangan kurilulum tingkat nasional dilakukan dalam rangka
mengembangkan Standar Nasional Pendidikan, yang pada saat ini mencakup standar kompetnasi
lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) untu setiap satuan pendidikan pada masing-masing jenjang dan jenis
pendidikan terutama pada jalur pendidikan sekolah.
B. Pengembangan KTSP
Pada tingkat ini dibahas pengembangan kurikulum untuk setiap satuan pendidikan. Kegiatan yang
dilakukan pada tap ini antara lain:
a. Megnanalisis, mengambangkan standar kompetensi luusan dan standar isi
b. Merumuskan visi dan misi serta merumuskan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
c. Berdasarkan SKL,standar isi, visi, misi serta tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan di atas
selanjutnya dikembangkan bidang studi-bidang yang akan diberikan untuk merealisasikan tujuan
tersebut.
d. Mengambangkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga kepandidikan sesuai kualifikasi yang diperlukan.
e. Mengidentifikasi fasilita pembelajaran yang diperlukan untuk member kemudakah belajar sesuai dengan
standar sarana dan prasarana pendidikan yang ditetapkan BSNP
E. Pengembangan Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang
mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2. Prinsip Pengembangan Silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa
yang terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
4. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada
atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik
peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru
mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama. Di
SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung
dengan sekolah-sekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup
MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat dapat
memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,
sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
A. Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi dan kompetansi dasar
yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengambangan KTSP
deserahkan kepada para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan
sekolah)untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan, keterampilan dan sikap)
pada setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah masing-masing.
Mengingat penyusunan KTSP diperlukan oleh sekolah dan satuan pendidikan, diharapkan guru,
kepala sekolah, komite sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum
tersebut. Dikatakan demikian karena mereka terlibat secara langsung dalam proses penyusunannya, dan
mereka (guru) yang akan melaksanakannya dalam proses pembelajarannya di kelas, sehingga
memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran, sehubungan dengan kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity) dan tantangan (threat) yang dimiliki oleh
sekolah dan setiap satuan pendidikan di daerah masing-masing.
Sehubungan KTSP pula, kita punya hajat bersama untuk memajukan pendidikan dan
pembelajaran, kita punya tanggungjawab terhadap kemajuan sekoah dan prestasi belajar peserta didik.
Dalam kerangka inilah pentingnya menghembuskan isu yang dapat memotivasi kinerja guru dan jajaran
pendidikan di sekolah, serta mengeliminasi dan membuang jauh-jauh is-isu rendahan yang dapat
melecehkan dan mengurangi kinerja guru dan tenaga kependidikan lain di sekolah
B. Saran
Semoga dengan makalah ini pembaca khususnya pendidik atau calon pendidik bisa memahami
secara dalam dan luas tentang kurikulum KTSP ini agar ketika pelaksanaan di sekolah pembelajaran bisa
berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan karena kurangnya pengetahuan masalah KTSP.