Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT HIPERTENSI
PADA Ny. WN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub pokok bahasan : Hipertensi
Tempat : IGD RS. Syuhada Haji Blitar
Waktu : 30 Menit
Hari/ Tanggal : 19 November 2016
Sasaran : Ny. WN

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan pasien dan keluarga dapat
mengetahui tentang penyakit hipertensi dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan
memperburuk penyakit.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Diharapkan setelah diberi penyuluhan selama 30 menit, pasien dan keluarga dapat :
1. Menyebutkan pengertian dari penyakit hipertensi
2. Menyebutkan hal-hal apa saja yang dapat menimbulkan hipertensi
3. Mengerti hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah timbulnya hipertensi

III. Sasaran
Pasien di Ruang Jeddah RS Suahada Haji

IV. Materi Penyuluhan


(terlampir)

V. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
VI. Media dan alat
Media :
Leaflet hipertensi
VII. Kegiatan Penyuluhan
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 Pembukaan :
menit Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Mendengarkan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan :
menit Menjelaskan tentang pengertian Memperhatikan
penyakit hipertensi
Menjelaskan tentang hal-hal baik
penyebab, tanda-tanda dan gejala Memperhatikan
penyakit hipertensi
Memberi kesempatan kepada peserta
Bertanya dan menjawab
untuk bertanya
pertanyaan yang diajukan
Menjelaskan hal-hal yang berhubungan
dengan pencegahan terjadinya
hipertensi dan pada saja respon sakit Memperhatikan
Memberi kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
Bertanya dan menjawab
pertanyaan yang diajukan
3. 10 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada peserta tentang Menjawab pertanyaan
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada pasien yang
dapat menjawab pertanyaan.

4. 2 Terminasi :
menit Mengucapkan terimakasih atas peran Mendengarkan
serta peserta. Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
VIII. Evaluasi
1. Prosedur : Tanya jawab
2. Bentuk soal : Lisan
3. Jumlah Soal : 3 butir
dilakukan secara lisan dengan memberi beberapa pertanyaan di akhir penyuluhan
a. Apakah pasien dapat menjelaskan kembali tentang pengertian dari penyakit
hipertensi?
b. Apakah pasien dapat menyebutkan kembali hal-hal apa saja yang dapat
menimbulkan hipertensi?
c. Apakah pasien dapat menyebut kembali hal-hal yang harus dilakukan dalam
mencegah timbulnya hipertensi?
Lampiran Materi

1. Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian / mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg di dasarkan pada dua fase
dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang
di pompa oleh jantung dan fase diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke
jantung (Triyanto, 2014).
Menurut Departemen Kesehatan RI (2013) hipertensi didefinisikan sebagai suatu
peningkatan yang menetap dari pada tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Peningggian tekanan darah terus menerus yang merupakan
gejala klinis karena hal tersebut dapat menunjukkan keadaan seperti hypertensi heart
disease arteriole nefrosclerosis.
Ukuran tekanan darah ( tensi ) dinyatakan dengan angka sistolik yaitu pada saat jantung
berkontraksi dan angka diastolik diperoleh pada saat jantung berelaksasi.
a. Hipertensi sistolik terisolasi, adalah hipertensi yang terjadi ketika tekanan darah
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg. Jadi tekanan diastolik masih dalam kisaran normal.
b. Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah karena tekanan darah berada
berada di atas 210 / 120 mmHg sehingga jika tidak diobati akan menimbulkan
kematian dalam waktu 3 hingga 6 bulan.
Klasifikasi Menurut (Triyanto, 2014) Tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 Tahun
keatas yaitu sebagai berikut :
Tabel 1 Tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas
Tekanan Darah Tekanan darah Tekanan darah diastolik
sistolik (mmHg) (mmHg)
Normal < 130 < 85
Prahipertensi 130 139 85 89
Stadium 1 (hipertensi ringan) 140 159 90 99
Stadium 2 (hipertensi sedang) 160 179 100 109
Stadium 3 (hiprtensi Berat) >180 > 110
2. Etiologi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum bisa diketahui dengan jelas atau
hampir seluruh kasus hipertensi yang ada belum di ketahui penyebab secara pasti. Hal ini
disebabkan oleh faktor pemicunya, bisa di bagi menjadi dua yaitu faktor yang bisa
dikontrol dan faktor yan tidak bisa dikontrol ( Sudarmoko, 2010 ).
1. Faktor yang bisa dikontrol antara lain:
a. Obesitas (kegemukan)
Kegemukan merupakan ciri khas dari populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa
faktor ini mempunyai kaitan erat dengan terjadinya hipertensi di kemudian hari.
Terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume penderita obesitas
dengan hipertensi lebih tinggi dari pada penderita hipertensi dengan berat badan
normal ( Triyanto, 2014).
b. Asupan garam
Garam merupakan faktor penting dalam tubuh, tetapi bukan berarti harus
dikonsumsi secara berlebih. Konsumsi garam yang berlebihan dapat meningkat
tekanan darah tinggi atau Hipertensi. Garam dalam konsentrasi tinggi akan
terkumpul di dalam darah.
Asupan garam berlebihan akan meningkat jumlah natrium dalam darah. Ketidak
seimbangan ini membuat ginjal kesulitan untuk membuang kelebihan air dalam
tubuh. Tekanan pembuluh darah dan kelebihan air di dalam tubuh meningkatkan
tekanan darah.
c. Kebiasaan merokok
Tembakau mengandung Nikotin yang memperkuat kerja jantung dan menciutkan
arteri kecil sehingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah
meningkat.Nikotin didalam tembakau yang menjadi penyebab meningkatnya
tekanan darag segera setelah isapan pertama. Hanya dalam beberapa detik
nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi
sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon yang
kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk
bekerja lebih keras karena tekanan yang lebih tinggi (Triyanto,2014).
d. Minum Alkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol bisa meningkatkan sintesis katekolamin dalam
tubuh.Kate kolamin dalam jumlah besar bisa memicu kenaikan tekanan
darah.Hubungan alkohol dengan hipertensi memang belum jelas, namun
penelitian menyebutkan bahwa resiko hipertensi meningkat dua kali lipat jika
mengonsumsi alkohol 3 gelas atau lebih ( Triyanto, 2014).
e. Stress
Didalam dinding jantung dan beberapa pembuluh darah terdapat suatu reseptor
yang selalu memantau perubahan tekanan darah dalam arteri maupun vena.
Apabila stress terjadi yang terlepas adalah hormon epinefrin atau adrenalin.
Aktivitas hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress
berkepanjangan peningkatan tekanan darah menjadi permanen (Marliani & Tantan
2007 ).
2. Faktor yang tidak bisa dikontrol antara lain :
a. Riwayat keluarga (genetik)
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa genetik berpengaruh kuat terhadap
terjadinya hipertensi esensial. Faktor genetik berkontribusi terhadap terjadinya
hipertensi. Penelitian kasus-kontrol secara langsung membuktikan adanya
hubungan antara sel spesifik dari beberapa gen terhadap hipertensi esensial dan
sedikitnya sebanyak 25 sampai 30 gen yang diduga berkontribusi dalam proses
terjadinya hipertensi. Tekanan darah pada turunan akan lebih mendekati tekanan
darah orang tuanya bila turunan memilki hubungan darah dibandingkan dengan
anak adopsi. Hal ini menunjukan bahwa gen yang menurunkan dan bukan hanya
faktor lingkungan (seperti makanan atau status sosial) berperan besar dalam
menentuka tekanan darah (Palmer,2007).
b. Faktor usia
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya
umur maka semakin tinggi mendapat resiko hipertensi. Ini sering disebabkan oleh
perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah
dan hormone. Pasien yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 % mempunyai
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan
pengaruh degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi
merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi
berbagai faktor Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan
meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan
oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku ( Triyanto,
2014 ).
Orang yang berumur diatas 50 Tahun 50% akan mempunyai tekanan darah yang
lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen
pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan menyempit dan menjadi kaku.
Peningkatan usia akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia
lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik (Palmer, 2007).
c. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang
berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai
penjelasan adanya imunitas wanita pada usia premenopause. Pada premenopause
wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit hormon estrogen yang selama ini
melindungi pembuluh darah dari kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana
hormon estrogen tersebut berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita
secara alami, yang umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun.

3. Komplikasi
Komplikasi hipertensi antara lain :
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pedaraha tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas yang dari pembuluh non otak yang terpanjang tekanan tinggi.Stroke
dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahinya otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang.Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat
menjadi lemah, sehingga meningkat kemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejalah
terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti, orang bingung limbung
atau bertingkahlaku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau
sulit digerakan (misalnya wajah,mulut atau lengan teras kaku, tidak dapat berbicara
secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak ( Triyanto, 2014).
2. Kerusakan mata
Hipertensi menyebabkan kerusakan mata, karena adanya gangguan tekanan darah
akan menyebabkan perubahan-perubahan dalam retina pada belakang mata.
Pemeriksaan mata pada pasien hipertensi berat dapat mengungkapkan kerusakan,
penyempitan pembuluh-pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil pada retina, dan
menyebabkan terjadinya pembengkakan saraf mata (Marliana & Tantan, 2007).
3. Serangan jantung
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardiumatau apabila terbentuk thrombus yang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut.Hipertensi kronik dan
hipertensi ventrikel,makam kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.Demikian juga
hipetropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran listrik
melintasi ventrikel sehingga terjadi hipoksia jantung, dan peningkatan resiko
pembetukan bekuan.
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah kembalinya kejantung dengan
cepat mengakibatkan cairan terkumpul di paru-paru sehingga menyebabkan sesak
napas dan kaki bengkak atau sering disebut edema. Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan pwningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam intertisium di seluruh susunan saraf pusat (Triyanto,2014).
4. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus, darah akan mengalir
ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat berlanjut dan dapat
menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya glomerolus, protein akan keluar
melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertensi kronik ( Triyanto, 2014 ).

4. Tanda dan Gejala Hipertensi


Adapun tanda dan gejala pada hipertensi antara lain :
1. Manifestasi menurut Adinin dalam (Triyanto, 2104)
Gejala klinis yang di alami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa Pusing,
mudah marah, telinga berdengung, suka tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk,
mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan (jarang dilaporkan).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai
bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan
manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang di phaskularisasi oleh pembuluh
darah yang bersangkutan.
2. Menurut Crowin dalam (Triyanto, 2014)
Menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang di sertai
mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan
fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat
pula di temukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil,(edema pada
siskus optikus).

5. Pencegahan Hipertensi
1. Kurangi asupan garam dan lemak tinggi
Pengaturan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Pengaturan diet
sangat penting pada klien hipertensi tujuannya adalah mengatur tentang makanan
sehat yang dapat mengontrol tekanan darah tinggi. Cara mengurangi asupan garam
atau diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan ( konsumsi garam 3,75-7,5 /hari),
sedang ( 1,25-3,75 gram /hari), dan berat ( kurang dari 1,25 gram /hari ) ( Wahdah,
2011 ).
2. Olahraga teratur
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran
tenaga dan energy (pembakaran kalori). Aktvitas fisik sebaiknya dilakukan sekurang-
kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar. Salah satu manfaat dari aktivitas
fisik yaitu menjaga tekanan darah stabil dalam batas normal.
3. Menghentikan rokok
Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk
mencegah penyakit kardiovaskuler pada penderita hipertensi.
4. Membatasi Konsumsi Alkohol
Minum alkohol secara berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan
darah. Alkohol sangat berpengaruh bagi kesehatan karena alkohol sangat berkaitan
dengan stroke. Wanita sebaiknya membatasi konsumsi alkohol tidak lebih 14 unit
perminggu dan laki-laki tidak lebih dari 21 unit perminggu. Menghindari konsumsi
alkohol bisa menurunkan 2-4 mmHg.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Indonesia ( RISKESDAS). 2013. http://jurnal.umsb.ac.id/wp-content/uploads.

Marliani L, Tantan H. 2007. 100 Questions & Answers Hipertensi. Media Komputindo,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai