Anda di halaman 1dari 6

2.

4 MIOPIA

2.4.1 Definisi

Miopia (nearsightedness) adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar-sinar


sejajar masuk ke bola mata tanpa akomodasi akan dibiaskan di depan retina. Untuk
memperoleh tajam penglihatan yang lebih baik maka pada penderita myopia
diperlukan kolerasi lensa sefreris negatif.a,b,c.

2.4.2 Etiologi

Pada dasarnya miopia terjadi oleh karena pertambahan panjang aksis bola
mata tanpa diikuti oleh perubahan pada komponen refraksi yang lain. Begitu juga
perubahan kekuatan refraksi kornea, lensa dan aquos humor akan menimbulkan
miopia bila tidak dikompensasi oleh perubahan panjang aksis bola mata. Beberapa hal
yang dikaitkan atau diperkirakan sebagai etiologi miopia adalah :

1. Herediter

2. Penyakit sistemik

3. Kelainan endokrin

4. Malnutrisi, defisiensi vitamin dan mineral tertentu

5. Penyakit mata

6. Gangguan pertumbuhan

7. Lingkungan (iluminasi)

8. Kerja dekat yang berlebihan

9. Pemakaian kaca mata yang tidak sesuai

10. Sikap tubuh yang tidak sesuai.d


2.4.3 Klasifikasi

Bentuk miopia menurut penyebabnya :

a. Miopia aksial

Panjang aksial bola mata lebih panjang dari normal, walaupun kornea
dan kurvatura lensa normal dan lensa dalam posisi anatominya normal.
Miopia dalam bentuk ini dijumpai pada proptosis sebagai hasil dari tidak
normalnya besar segmen anterior, peripapillary myopic crescent dan
exaggerated cincin scleral, dan staphyloma posterior.

b. Miopia refraktif

Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi kekuatan


refraksi mata lebih besar dari normal. Hal ini dapat terjadi pada :

- Miopia kurvatura
Mata memiliki panjang aksial bola mata normal, tetapi kelengkungan
dari kornea lebih curam dari rata-rata, misal : pembawaan sejak lahir atau
keratokonus, atau kelengkungan lensa bertambah seperti pada
hyperglikemia sedang ataupun berat, yang menyebabkan lensa membesar.

- Miopia karena peningkatan indeks refraksi


Peningkatan indeks refraksi daripada lensa berhubungan dengan
permulaan dini atau moderate dari katarak nuklear sklerotik. Merupakan
penyebab umum terjadinya miopia pada usia tua. Perubahan kekerasan
lensa meningkatkan index refraksi, dengan demikian membuat mata
menjadi miopik

Miopia karena pergerakan anterior dari lensa


Pergerakan lensa ke anterior sering terlihat setelah operasi glaukoma
dan akan meningkatkan miopik pada mata
Secara klinis beberapa bentuk miopia ditetapkan sebagai berikut :
1. Miopia Fisiologis

Sering disebut dengan simpel miopia atau school myopia yang


berhubungan dengan proses pertumbuhan normal dari tiap-tiap komponen
refraksi dari mata. Akibat dari proses ini menimbulkan miopia ringan dan
sedang

2. Miopia Patologis

Disebut juga Malignant, Progressive atau Degenerative myopia. Hal


ini disebabkan oleh pertumbuhan panjang aksial bola mata yang berlebihan,
sedangkan komponen lain dari mata pertumbuhannya normal.

Berdasarkan saat usia mulai terjadinya miopia dibagi dua yaitu :


1. Miopia yang timbul pada saat usia anak-anak

Miopia ini timbul pada usia antara 7 hingga 16 tahun, hal ini terutama
disebabkan oleh pertumbuhan dari panjang aksial bola mata. Semakin dini
usia timbulnya miopia maka semakin besar proses pertambahan miopianya

2. Miopia yang timbul pada usia dewasa

Miopia ini timbul berkisar usia 20 tahunan. Terlalu banyak mambaca


dekat merupakan faktor resiko untuk berkembangnya miopia pada usia ini
(Khurana,2007)

Derajat miopia diukur oleh kekuatan korektif lensa sehingga bayangan dapat jatuh di
retina, yang dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Miopia ringan : -0.25 D s/d -3.00 D

2. Miopia sedang : -3.25 D s/d -6.00 D

3. Miopia tinggi : > -6.00 D d


2.4.4 Gejala Klinis

Gejala subjektif

Penglihatan jauh kabur, sedangkan untuk dekat tetap terang. Kadang-


kadang pada daerah lapangan pandangan ia melihat seperti benang-
benang, dan lain-lain disebabkan oleh jaringan retina perifer mengalami
proses degenerasi dan terlepas dalam corpus vitreus (muscae volitantes).
Pada miopia tinggi , punctum remotum terletak lebih dekat maka titik
terjauh masih terang terlihat sehingga ia harus berkonvergensi lebih
banyak dari pada biasa sehingga akan menimbulkan astenopia oleh
konvergensi yang berlebihan (astenopia konvergensi)

Gejala objektif
1. Diameter kornea lebih besar
2. Bilik mata depan lebih dalam

3. Iris tremulans

4. Pupil dilatasi

5. Vitreus floaters

6. Pada miopia aksial terlihat perubahan pada fundus okuli misalnya


tigroid fundus dan myopic crescent
Gambar 1. Diagram yang mendemonstrasikan Miopia (From fig 3.2 James B, Chew
C, Bron A, Oftalmologi, Edisi Kesedmbilan, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2006, Hal
35) d

2.4.5 Patofisiologi

Miopia disebabkan karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu


kuat untuk panjangnya bola mata akibat :

1. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior


yang lebih panjang, bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai miopia
aksial

2. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu
cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut
miopia kurvatura/refraktif

3. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
mellitus. Kondisi ini disebut miopia indeks

4. Miopi karena perubahan posisi lensa. Misalnya: posisi lensa lebih ke


anterior, misalnya pasca operasi glaucoma (Dwi Ahmad Yani, 2008). f, e
2.4.6 Penatalaksanaan

1. Terapi optikal

Miopia bisa dikoreksi dengan kacamata spheris negatif atau


lensa kontak sehingga cahaya yang sebelumnya difokuskan didepan
retina dapat jatuh tepat di retina.

2. Terapi bedah

Seiring dengan semakin berkembangnya tehnik operasi dan


semakin banyaknya orang yang lebih memilih operasi dibandingkan
dengan memakai kacamata ataupun lensa kontak. Sekarang telah
dilakukan banyak prosedur operasi untuk mengkoreksi kelainan
refraksi seperti miopia secara permanen. Setelah operasi penderita
miopia akan mendapatkan tajam penglihatan sampai 20/40 bahkan
sampai 20/20 (American Academy of Ophthalmology,2009-2010)

Beberapa tehnik operasi yang telah digunakan untuk mengatasi


kelainan refraktif miopia ini, diantaranya :

Epikeratophakia

Radial keratotomy (RK)

Photo-refractive keratotomy (PRK)

Laser Insitu Keratomileusis (LASIK)

Clear lens extraction in unilateral high myopia

Phakic IOL d

Anda mungkin juga menyukai