Manajemen
Perpajakan
Pokok Bahasan :
Mampu mamahami dan menjelaskan latar belakang perusahaan melakukan
manajemen perpajakan
Kode MK
Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh
84061
Ekonomi dan Bisnis Strata Satu Dra. Rokhanah Murkana Ak, MSi
Akuntansi/PKK
01
Abstract Kompetensi
Salah satu tujuan perusahaan adalah Mahasiswa m ampu memahami konsep
memaksimalkan kesejahteraan pemegang manajemen strategis dan perencanaan pajak,
saham (investor) dengan cara memaksimalkan tujuan perusahaan, resiko dan pengaruh pajak
laba agar dicapai tujuan tersebut harus diadakan atas perusahaan, konsep manajemen pajak dan
perencanaan sedemikian rupa , termasuk motifasi dilakukan manajemen pajak.
perencanaan strategis yang merupakan bagian .
dari manajemen strategis serta perencanaan
pajak sehingga diperoleh pembayaran pajak
yang minimal tetapi tidak melanggar peraturan
perpajakan.
Konsep Manajemen Strategis dan Perencanaan Strategis
Untuk dapat mengetahui manajemen strategis dan perencanaan strategis, harus mengetahui
pengertian manajemen yang merupakan proses penggunaan semua sumber daya untuk
tercapainya tujuan organisasi yang telah ditentukan. Perencanaan merupakan salah satu
fungsi utama dari manajemen dan merupakan salah satu unsur manajemen yang secara tidak
langsung menyatakan bahwa manager harus terlebih dahulu memikirkan segala sesuatunya
dengan matang berkenaan dengan tujuan dan tindakannya.
Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan) dan
kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi (program), taktik-taktik
(tata cara pelaksanaan program), dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai
tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Perencanaan strategis dalam organisasi merupakan salah satu aspek dari materi manajemen
strategis yang selalu diperlukan oleh setiap organisasi. Setiap perubahan lingkungan yang
terjadi memerlukan respons strategis, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Agar dapat mencapai tujuan, setiap perusahaan melakukan dua fungsi pokok sebagai berikut :
1. Fungsi bisnis yang meliputi bidang pemasaran.produksi, keuangan, sumber daya manusia,
penelitian dan pengembangan,dan sebagainya.
2. Fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan.
Tugas manajer.
Tugas manajer perusahaan adalah mengambil keputusan yang didasarkan pada keterpaduan
antara kedua fungsi tersebut sehingga mencapai keterpaduan di tingkat atas.
Menurut Glueck dan jauch (1980) seperti yang dikutip oleh Martani Husaeni (1980)
Perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan arus keputusan dan tindakan
yang mengarah kepada perkembangan suatu strategi yang efektif untuk mencapai sasaran.
Studi tentang manajemen strategis menekankan pada pemantauan dan evaluasi kesempatan-
kesempatan dan hambatan hambatan lingkungan, disamping kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan perusahaan.
Secara jelas studi tentang kebijakan bisnis dengan orientasi integratifnya lebih melihat kedalam
dengan berfokus pada penggunaan kekayaan perusahaan secara effisien, dan kemudian
menekankan formulasi dari pedoman umum yang akan menyelesaikan misi dan tujuan
perusahaan secara lebih baik
3. Adanya hubungan antara factor eksternal dan internal perusahaan dengan keberhasilan
perusahaan ,
Bahwa manajer dalam perusahaan yang berbeda dalam lingkungan yang cepat berubah
perlu menyusun dan melaksanakan proses perencanaan strategis yang canggih agar
perusahaan mereka berhasi l( Martani Husaeni 1989).
Dari hasil penelitian dalam manajemen strategis tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu
pengetahuan tentang manajemen strategis sangat penting bagi keberhasilan perusahaan
secara efektif. Penggunaan perencanaan strategis yang berdasarkan pada factor eksternal dan
internal merupakan kunci pokok keberhasilan perusahaan.
Tujuan Perusahaan
Tujuan adalah hasil akhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasinya.
Sebagai contoh :
Kesinambungan usaha/keuntungan, efisiensi, kepuasan dan pembinaan karyawan, mutu
produk atau layanan bagi konsumen dan pelanggan menjadi anggota asosiasi perusahaan
(corporate citizenship) yang baik dan pertanggung jawaban social pemimpin di pasar, membuat
keuntungan dan harga saham menjadi maksimum untuk pemegang saham, pengendalian
asset, penyesuaian diri dengan mudah dan luwes melayani kebutuhan masyarakat, dan lain-
lain.
Perusahaan seharusnya mempunyai tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham (pemilik perusahaan) dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan.
Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, namun
juga akan memberikan manfaat yang terbaik bagi masyarakat di lingkungan perusahaan.
Ada empat factor penyebab mengapa perusahaan mempunyai tujuan, hal ini penting untuk
manajemen strategis sebagai berikut:
4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata dari pada pernyataan misi. Produk organisasi
atau pelayanan yang diberikan (output) mungkin merupakan istilah yang paling akrab bagi
masyarakat, dalam kecenderungan mereka memikirkan tujuan atas sasaran (Martani
Husaeni)
1. Resiko penghasilan
Timbul karena adanya ketidakpastian penerimaan.
2. Resiko modal
Timbul karena adanya ketidakpastian atas biaya depresiasi terhadap asset yang sudah
using atau berganti mode.
Akibatnya asset yang diinvestasikan sudah ketinggalan zaman sehingga sudah tidak
mampu bersaing lagi.
3. Resiko keuntungan
Timbul karena ketidakpastian tingkat bunga atas dana pinjaman, akibatnya perusahaan
tidak mampu membayar kembali pinjaman dan bunganya.
4. Resiko Inflasi
Timbul karena ketidakpastian tingkat inflasi pada masa yang akan datang. Ini akan
berpengaruh terhadap penghasilan dan biaya untuk mengganti asset perusahaan di masa
yang akan datang.
5. Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah
Timbul karena pembelian asset atau biaya yang sudah dikeluarkan tidak dapat digunakan
untuk tujuan lainnya. Oleh karena itu investor harus betul-betul memperhitungkan masalah
waktu.
6. Resiko politik .
Timbul karena adanya perubahan atas kebijakan pemerintah, misalnya kebijakan
pemerintah dalam bidang perpajakan (tax policy), yang disesuaikan dengan kondisi
perekonomian suatu Negara maupun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen Pajak
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen
pajak. Legalitas manajemen pajak tergantung dari instrumen yang dipakai yaitu setelah ada
putusan Pengadilan.
Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah suatu alat dan suatu tahap (langkah) awal dalam
manajemen pajak (Tax management) yang berfungsi untuk menampung aspirasi yang
berkembang dari sifat dasar manusia. Secara definitive tax management memiliki ruang lingkup
yang lebih luas dari sekedar tax planning.
Sebagai tax management, pastilah hal itu tidak terlepas dari konsep manajemen secara umum
yangmerupakan upaya-upaya sistematis yang meliputi
perencanaan(planning),pengorganisasian( organizing),pelaksanaan(actuating), dan
pengendalian (controlling). Semua fungsi manajemen tersebut tercakup dalam tax
management.Dengan kata lain , manajemen perpajakan merupakan segenap upaya untuk
mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen agar pelaksanaan hak dan kewajiban
perpajakan berjalan efisien dan efektif.Dalam melaksanakan fungsi tax management, tax
planning merupakan merupakan tahap pertama dalam urutan hierarkhi, dalam praktik bisnis,
istilah tax planning lebih popular dari pada tax management itu sendiri.Dalam
praktik,pendekatan yang dilakukan dalam implementasi tax planning ini bersifat multidisipliner,
sehingga wajar bila seorang perencana pajak yang baik (tax planner) harus memiliki wawasan
dan pengetahuan yang luas dan selalu meng-update dari dengan setiap ketentuan , termasuk
perubahannya dar waktu ke waktu.
Tax Planning adalah suatu proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa agar
utang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak lainnya berada dalam jumlah minimal,
selama hal tersebut tidak melanggar undang-undang.
Yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua data yang diperlukan dan format
penyajiannya, memperhatikan setiap pembayaran dan pelaporan pajak setiap masa pajak dan
setiap akhir tahun pajak, mengawasi rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fiskal
.Setelah semua ini dilakukan dengan baik, berdasarkan peraturan perpajakan dan memiliki
pemahaman yang baik tentang keadaan perusahaan, maka dapat diterapkan suatu strategi
manajemen perpajakan seeffisien mungkin.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengatur
cash flow perusahaan seefektif mungkin dengan tetap memperhatikan ketentuan perpajakan.
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya
penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untu meminimumkan kewajiban pajak.
Perencanan perpajakan umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi
atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena tersebut terkena pajak, apakah dapat
diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah
pembayaran dimaksud dapat ditunda pembayarannya, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu setiap Wajib Pajak akan membuat rencana pengenaan pajak atas setiap
tindakan (taxable events) secara saksama. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
perencanaan pajak adalah proses pengambilan factor pajak yang relevan dan factor non pajak
untuk menentukan:
1. Apakah
2. Kapan
3. Bagaimana; dan
4. Dengan siapa (pihak mana) dilakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax evens yang serendah mungkin dan
sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan (Barry Spirz,1983).
Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan
Apabila pada tahap perencanaan telah diketahui factor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk
melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah mengimplementasikannnya
baik secara formil dan material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan
telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku.
Manajemen tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam pelaksanaannya
menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan
perpajakan.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan
antara lain :
1. Memahami ketentuan peraturan perpajakan
Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti undang-undang, Keputusan Menteri
Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak sehingga dapat
diketahui peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.
2. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan
perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam
menghitng jumlahnya pajak yang terutang,
Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan
sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun
material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran pajak.
Oleh sebab itu ,pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih
menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar pajak lebih awal. Pengendalian pajak
termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak
yang terutang.
Kebijakan Perpajakan
Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternative dari berbagai sasaran yang hendak
dituju dalam system perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan pajak terdapat faktor-faktor
yang mendorong dilakukannnya suatu perencanaan pajak.
Terdapat berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar di mana masing masing jenis
pajak mempunyai sifat perlakuan pajak. Misalnya bea masuk dianggap sebagai biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak atau bisa dimintakan restitusi apabila kita
melakukan ekspor barang (output).
Sedangkan Pajak Penghasilan adalah pajak atas laba atau penghasilan kena pajak yang dapat
mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak.
Agar tidak mengganggu atau tidak memberatkan arus kas perusahaan, maka diperlukan
perencanaan pajak yang baik agar bisa dianalisis transaksi apa yang akan terkena pajak dan
berapa dana yang diperlukan, sehingga dapat diketahui berapa penghasilan bersih setelah
pajak.
Subjek Pajak
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menganut system klasik di mana ada pemisahan
antara badan usaha dengan pribadi pemiliknya (pemegang saham) yang akan menimbulkan
pajak ganda.
Adanya perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran deviden badan usaha kepada
pemegang saham perorangan dan kepada pemegang saham berbentuk badan usaha
menyebabkan timbulnya usaha untuk merencanakan pajak dengan baik agar beban pajak
rendah sehingga sumber daya perusahaan perusahaan bisa dimanfaatkan untuk tujuan yang
lain.
Disamping itu, ada pertimbangan untuk menunda pembayaran deviden dengan cara
meningkatkan jumlah laba yang ditahan bagi perusahaan yang juga akan menimbulkan
penundaan pembayaran pajak.
Objek Pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas objek pajak yang secara ekonomis hakikatnya
sama,akan menimbulkan usaha perencanaan pajak agar beban pajaknya rendah.
Contoh.
Transaksi modal perseroan atas deviden dan keuntungan modal, di mana atas pembayaran
deviden kepada pemegang saham perorangan diterapkan tariff progressif pasal 17 UU PPh.
sedangkan keuntungan modal dikenakan pajak dengan tariff tetap sebesar 0,1 % atau 0,6 %
dari jumlah brutto nilai penjualan saham.
Karena objek merupakan basis perhitungan besarnya pajak, maka untuk optimalisasi alokasi
sumber dana, manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih (karena bisa mengurangi
optimalisasi alokasi sumber daya) dan tidak kurang (agar tidak harus membayar sanksi yang
berarti pemborosan dana).
Tarif pajak
Adanya penerapan scheduler taxation tariff yang diterapkan di Indonesia mengakibatkan
seorang perencana pajak berusaha sedapat mungkin agar dikenakan tariff yang paling rendah.
Semakin besar beban pajak, semakin kuat motif, dan semakin luas ruang lingkup terjadinya
penghindaran pajak, karena WP dapat menghindari tariff pajak yang lebih tinggi namun yang
terutang tariff pajak lebih rendah.
1. Undang-undang perpajakan
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada undang-undang yang mengatur setiap
permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh
ketentuan-ketentuan lain anatara PP, Kepres, Kep Menkeu dan Kep Dirjen.
2. Administrasi Perpajakan
Indonesia masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi pajak secara
memadai, Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan
baik agar terhindar dari sanksi.
Daftar Pustaka :
1. Chairil Anwar Pohan, 2013, Manajemen Perpajakan,Penerbit Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
2. Erly Suandi, 2011, Perencanaan Pajak, Penerbit Salemba Empat (ES)
3. Muhammad Zain, 2007, Penerbit Salemba Empat (MZ).
4. Primandita F, dkk, 2009, Kompilasi UU pajak, Penerbit Salemba Empat (PF)