PENDAHULUAN
saja yang dapat menyebabkan defisiensi ACTH dan kortisol, tetapi penyakit ini
di korteks adrenal, maka penyakit ini disebut Penyakit Addison. Pasien dengan
orang. Dahulu, tuberkulosis adalah penyebab utama penyakit Addison. Saat ini,
dengan kemoterapi yang lebih baik, hanya sedikit pasien tuberkulosis yang
1.2 Tujuan
Penyakit Addison
Penyakit Addison ?
1.5 Manfaat
2.1 Definisi
yang adekuat sehingga akan mempengaruhi kerja tubuh dalam menekan dan
2.2 Etiologi
Addison, diantaranya :
kelenjar adrenal; pada pasien lainnya, juga terdapat penyakit autoimun lain,
17-hidroksilase.1
Infeksi, terutama tuberkulosis dan yang disebabkan oleh jamur, juga dapat
2.3 Epidemiologi
Penyakit Addison sudah dikenal sejak 150 tahun lalu, yang pertama kali
jarang dijumpai dan memiliki prevalensi 4 dari 100.000 orang; dua pertiga
tahun.2
suprarenalis ini dikelilingi oleh fascia renalis (tetapi dipisahkan oleh capsula
adiposa). Setiap glandula mempunyai cortex dan medulla yang berwarna coklat
buah : (1) arteria phrenica inferior, (2) aorta, (3) arteri renalis. Sebuah vena
darahnya ke vena cava inferior pada sisi kanan dan vena renalis pada sisi kiri.4
Tiap kelenjar terdiri atas dua bagian yang berbeda, yakni medulla adrenal,
dan semuanya mempunyai rumus kimia yang sama. Akan tetapi, perbedaan
yang berbeda.5
Ada dua jenis hormone adrenokortikal yang utama, yakni mineralkortikoid dan
yang efeknya pada tubuh hamper mirip dengan hormone kelamin pria
testosteron. 5
1. Zona glomerulosa, lapisan tipis sel-sel yang terletak tepat dibawah kapsul,
kolektifus dan sedikit tubulus dan koligentes. Oleh karena itu, aldosteron
akan mengurangi jumlah natrium yang hilang secara sementara ked dalam
urin sedimikian kecil sehinga hanya beberapa miliekuivalen tiap hari. Pada
saat yang sama, kalium yang hilang dalam urin menigkat beberapa kali lipat.
Oleh karena itu, hasil akhir efek aldosteron dalam plasma adalah untuk
natrium dalam tubuh. Pada saat yang sama, kalium akan di simpan secara
bersamaan terjadi absorbs air dalam jumlah yang hamper semua melalui
merangsang rasa haus dan meningkatkan asupan air, volume cairan ektra sel
natrium yang kuat. Hanya sedikit natrium saja yang sementara tertahan saat
selama lebih dari 1 sampai 2 hari dapat mengarah kepada peningkatan arteri.
tekanan dara mengembalikan kekuatan garam dan air oleh ginjal kembali
Kembali nya ekresi ginjal dan garam kembali ke normal oleh ginjal
keluaran garam dan oleh air ginjal ewalupun aldosteron berlebih terus
berkadar tinggi.
hilang dalam urin, tidak hanya mengurangi jumlah natrium klorida di dalam
adalah dehidrasi cairan ektrasel yang sengat berat dan volume dara yang
hilangnya ion kalsium secara berlebihan dari cairan ektrasel ke dalam urin
tubuh. Oleh kerena itu, sekresi aldosteron berlebihan, seperti yang terjadi
sebuut sebagai hipokalemia. Bila kosentrasi ion kalsium turun sampai kira-
kira di bawah setengah dari nilai normalnya, kelemahan otot yang berat
serabut otot, yang akan mencegah penjalaran potensial aksi yang normal.
kosentrasi ion kalsium dalam cairan ektrasel akan menigkat sampai jauh di
atas nilai normal. Bila kenaikannya mencapai 60-100 persen di atas normal,
sebagai berikut.
Pertama, oleh karena sifat membran sel yang mudah larut di dalam
dengan protein reseptor sitoplasma yang sangat spesifik, yaitu protein yang
akhir menginduksi satu atau lebih gugus spesifik DNA untuk membentuk
satu atau beberapa jenis RNA mesenger yang berkaitan dengan proses
yaitu saat RNA mesenger bekerja sama dengan natrium bekerja bersama
terbentuk merupakan cairan dari (1) satu atau lebih enzim (2) protein
dan kalium dan hidrogen melalui membran sel, salah satu enzim yang
bekerja sebagai bagian utama dari pompa pertukaran kalium dan natrium
pada membran basolateral sel tubulus ginjal. Protein lain yang sama
masukkan ke dalam membran luminal dari sel tubulus ginjal yang sama
sehingga membuat ion natrium dapat berdifusi dengan cepat dari lumen
tubulus masuk ke dalam sel, kemudian natrium selanjutnya di pompa
pembentukan cAMP di el otot polos pembuluh dara dan sel epitel tubulus
kolektivus ginjal waktu kurang dari 2 menit, waktu yang sangat sngkat
trinkripsi gen dan sntesis protein yang baru. Pada jenis sel lainya aldosteron
kepentingan fisiologis kerja non genmik dari steroid juga tidak di mengerti
secara jelas.
ektrasel, volume cairan ektra sel, volume darah, tekanan arteri, dan banyak
sama sekali tidak berhubungan dengan hormon kortisol dan androgen oleh
zona fesikulata dan zona retikularis. Di kenal empat faktor yang memainkan
sekresi
mempertahankan kehidupan.
coverting enzim setelah diet rendah natrium setelah beberapa minggu yang
seperti yang terjadi pada kasus yang jarang, mungkin dapat mengandakan
Glukokortikoid Kortisol
10 kali lipat. Keadaan ini terutama disebabkan oleh dua efek kortisol.
asam-asam amino menjadi glukosa dalam sel-sel hati. Hal ini dihasilkan
inti sel hati dengan cara yang sama seperti fungsi aldosteron didalam sel-
fisiologi percaya bahwa pada suatu tempat yang terletak diantara tempat
masuknya glukosa ke dalam sel dan tempat pecah nya yang terakhir, kortisol
dalam menjaga glukosa plasma seperti ketika dalam kondisi normal. Karena
lipid dari simpanan lemak, dapat merusak kerja insulin pada jaringan.
atau lebih diatas normal) ayng merupakan suatu keadaan yang disebut
insulin.
Pengurangan Protein Sel. Salah satu efek utama kortisol terhadap sistem
protein di seluruh sel tubuh kecuali protein dalam hati. Keadaan ini
katabolisme protein yang sudah ada di dalam sel. Kedua efek ini mungkin
sehingga orang tersebut tidak dapat berdiri dari posisi jongkok dan fungsi
imunitas dari jaringan limfoid dapat diturunkan hingga sedikit kurang dari
normal.
terjadi di bagian tubuh yang lain. Diyakini bahwa perbedaan ini dihasilkan
Asom Amino ke Sel-Sel Hati. Penelitian terkini pada jaringan yang diisolasi
protein. Namun proses katabolisme protein yang terjadi di dalam sel terus
melepaskan asam amino dari protein yang sudah ada, dan asam amino ini
dalam jaringan.
deaminasi asam amino oleh hati, (2) peningkatan sintesis protein dalam hati,
(3) peningkatan pembentukan protein plasma oleh hati, dan (4) peningkatan
memobilisasi asam amino dari jaringan perifer, sementara pada waktu yang
efek hepatik.
Mobilisasi Asam Lemak. Dengan pola yang sangat mirip dengan pola yang
dipakai oleh kortisol untuk meningkatkan mobilisasi asam amino dari otot,
jumlah trigliserida di dalam sel-sel lemak, dan bila bahan ini tidak ada maka
asam lemak di dalam sel, membantu menggeser sistem metabolisme sel dari
lemak, banyak pasien yang kelebihan sekresi kortisol sering kali menderita
daerah dada dan di daerah kepalanya, sehingga badannya seperti sapi dan
dengan reseptor intrasel pada sel target. Karena kortisol larut lemak, kortisol
beberapa efek non-genomik yang cepat pada transpor ion membran sel yang
oleh zona glomerulosa, yang terutama diatur oleh kalium dan angiotensin
hampir tidak ada rangsangan yang mempunyai efek langsung Ierhadap sel-
seluruhnya diatur oleh ACTH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
faktor pelepas dari hipotalamus, sekresi ACTH juga diatur oleh suatu faktor
merupakan suatu peptida yang terdiri dari 41 asam amino. Badan sel neuron
Bila tidak ada CRF, maka kelenjar hipofisis anterior ini hanya dapat
melalui sinyal yang dimulai di daerah basal otak, termasuk hipotalamus, dan
hormon adrenokortikal. Hal ini merupakan contoh lain cAMP yang bekeda
disekresikan.
Adrenokortikal. Pada bagian awal bab ini telah dinyatakan, bahwa hampir
setiap jenis stres fisik atau stres mental dalam waktu beberapa menit saja
kortisol juga akan sangat meningkat, sering kali meningkat sampai 20 kali
lipat. Efek ini digambarkan oleh respons sekresi adrenokortikal yang cepat
dan kuat setelah trauma. Rangsangan sakit yang disebabkan oleh jenis stres
sekresi ACTH yang sebanding. Keadaan ini dianggap sebagai akibat dari
naiknya aktivitas dalam sistem limbik, khususnya dalam regio amigdala dan
hipotalamus.
menjadi sangat tinggi, maka umpan balik ini secara otomatis akan
2.5 Patofisiologi
menyebabkan hilangnya banyak ion natrium, ion klorida, dan air kedalam urin.
natrium.
glukosa darah diantara waktu makan, sebab pasien tidak dapat mensintesis
kurangnya kortisol akan mengurangi mobilisasi protein dan lemak dari jaringan,
Kelambanan mobilisasi sewaktu tidak ada kortisol ini merupakan salah satu
kadar glukosa darah yang normal sehingga terjadi hipoglikemia pada saat
menjadi masalah dengan pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 atau 2 yang
pasien ini mungkin mengetahui bahwa dosis insulin yang dahulu sudah
buku jari.2
terhadap stres, maka pasien dengan defisiensi kortisol tidak dapat menahan
stress bedah, anastesi, trauma, infeksi, dan penyakit demam lainnya. Pada
mengancam nyawa. 2
Defisiensi Aldosteron bermanifestasi sebagai meningkatnya pengeluaran
turun lebih dari 20 mmHg saat pasien mengambil posisi tegak. Takikardia
tekanan darah tersebut turun menjadi 60/40 mmHg setelah pasien berdiri.
Demikian juga kecepatan nadi dapat meningkat dari 80 menjadi 140 bpm
kadar basal. Kadar rennin yang tinggi dan aldosteron yang rendah
pubis. Efek ini tertutupi pada laki-laki, yang memiliki androgen testis untuk
menimbulkan efek metabolic androgenic. Pada perempuan insufisiensi
2.7 Diagnosis
secara cepat dan mengarah pada diagnosis insufisiensi adrenal akut atau krisis
addisonian. Penyakit ini dapat terjadi apabila diagnosis dan pengobatan tertunda
dan gejala bertambah parah atau saat pasien dengan diagnosis yang sudah jelas
mengalami penyakit akut yang tidak dicakup oleh dosis steroid untuk stress.
Infusiensi adrenal akut adalah kedaruratan medis. Pasien dating dengan muntah,
renin.2
darah. Kemudian diberikan NaCl 0,9 % intravena 1 liter / jam dan pada setiap
kortisol darah. Cara ini efektif dan pemeriksaan kortisol darah dapat
17.00 mcg/dl
19 mcg/dl
pendek (tes synacten) diukur sebelum dan tidak naik sama sekali
autoimun.
2.9 Penatalaksanaan
Terapi untuk penyakit Addison adalah terapi sulih dengan kortisol, biasanya
20 sampai 30 mg/hari dalam dosis terbagi, dan suatu analog aldosteron, 9-alfa-
ditingkatkan dua sampai tiga kali lipat saat stress (misalnya, penyakit demam,
2.10 Prognosis
Kecuali risiko krisis adrenal, kesehatan dan usia pasien biasanya normal,
1. Pengkajian
a. Identitas
Penyakit Addison bisa terjadi pada laki laki maupun perempuan yang
b. Keluhan Utama
Pada pasien dengan penyakit Addison gejala yang sering muncul ialah
Perlu dikaji apakah dalam keluarga ada yang pernah mengalami penyakit
a. Sistem Pernapasan
3) Perkusi : Resonan
b. Sistem Cardiovaskuler
2) Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS 5-6 mid clavikula line sinistra
3) Perkusi : Redup
c. Sistem Pencernaan
Abdomen :
4) Perkusi : Timpani
e. Sistem Endokrin
Destruksi kortek adrenal dapat dilihat dari foto abdomen, Lab. Diagnostik
distal ekstremitas dan buku buku pad ajari, siku dan mebran mukosa
g. Eliminasi Alvi
h. Sistem Neurosensori
i. Nyeri / kenyamanan
Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen,
ekstremitas
j. Keamanan
k. Aktivitas / Istirahat
Lelah, nyeri / kelemahan pada otot terjadi perburukan setiap hari, tidak
pada aktivitas yang minimal, penurunan kekuatan dan rentang gerak sendi.
l. Seksualitas
hilangnya libido
m. Integritas Ego
Adanya riwayat riwayat fasctros stress yang baru dialami, termasuk sakit
stabil.
3. Diagnosa Keperawatan
aldosteron)
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual,
karakteristik tubuh
4. Rencana Keperawatan
Kriteria hasil :
Hasil lab :
1) Ht : W = 37 47 %
2) L = 42 52 %
3) Ureum = 15 40 mg/dl
Intervensi
melalui oral
Kolaborasi
a) Cairan Na Cl 0,9 %
Rasionalisasi : mungkin kebutuhan cairan pengganti 4 6 liter,
b) Larutan glukosa
membatasi muntah
a) Hematokrit ( Ht)
c) Natrium
d) Kalium
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake tidak adekuat (mual,
Kriteria hasil :
2) BB ideal (TB-100)-10%(TB-100)
3) Hb : W : 12 14 gr/dl
4) L : 13 16 gr/dl
5) Ht : W : 37 47 %
6) L : 42 52 %
13) S : 36 372 oC
14) RR : 16 20 x/menit
Intervensi :
1) Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada nyeri perut, mual muntah
tambahan glukokortikad
5) Berikan lingkungan yang nyaman untuk makan contoh bebas dari bau
pemasukan makanan
tidak enak
glukokortikoid
sebagai glikogen
Kriteria hasil :
dilakukan tindakan
3) RR : 16 20 x/menit
4) TD : 120/80 mmHg
Intervensi
jantung
4) Diskusikan cara untuk menghemat tenaga misal : duduk lebih baik dari
yang dilakukan
Kriteria hasil :
4) S : 36 372 oC
5) N : 80 100 x/menit
6) RR: 16 20 x/menit
Intervensi :
1) Beri penjelasan pada klien tentang penyebab nyeri dan proses penyakit
2) Kaji tanda tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal, catat
lebih efektif
Kolaborasi :
1) Berikan obat analgetik dan atau analgetik sprei tenggorok sesuai dengan
kebutuhannya.
istirahat.
karakteristik tubuh
Kriteria hasil :
pada tubuhnya
a) Teknik relaksasi
b) Visualisasi
c) Imaginasi
kemampuan koping.
Kolaborasi
1) Rujuk kepelayanan sosial konseling, dan kelompok pendukung sesuai
pendukubg
Kriteria hasil :
dilaporkan ke dokter
Intervensi
respon vasokonstriksi
sehat, dan untuk emmahami bahwa aktivitas fisik yag tidak teratur dapat
Kriteria hasil :
Intervensi :
3) Pemasangan kateter
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
ditemukan dan lebih sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Indikasi
diagnostic dari penyakit ini diantaranya; (1) menurunnya kortisol serum (2)
status metabolic pasien kembali normal dan ia mampu menjalani hidup secara
normal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, A.C & Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Edisi
3. Persatuan Ahli Penyakit Dalam. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.