Penggunaan listrik di Indonesia tiap tahun selalu mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2014 listrik yang didistribusikan ke
pelanggan rumah tangga mencapai 84.136,25 GWh, sedangkan pada tahun berikutnya
menigkat mencapai 88.742,25 GWh. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan listrik rumah
tangga di Indonesia sangat tinggi.
Sampai saat ini Indonesia belum bisa swasembada garam khususnya garam industri
meski punya garis pantai terpanjang kedua di dunia. Banyak faktor yang membuat garam
lokal belum bisa memenuhi kebutuhan garam industri dalam negeri. Pakar Teknik Kimia
Universitas Indonesia Misri Gozan, mengungkapkan, Indonesia masih perlu waktu lama
untuk merealisasikan swasembada garam industri.
dalam 1 hektar, sentra produksi garam di Sulawesi Tengah hanya mampu produksi 75
ton, Gorontalo 30 ton, Sulawesi Utara 11,2 ton, Jawa Barat 98,85 ton, Jawa Timur 94,29 ton,
Jawa Tengah 104,25 ton, Bali 119,28 ton, NTB 98,53 ton, NTT 44,63, Sulawesi Selatan 63,65
ton.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal mengimpor garam konsumsi
sebanyak 220.000 ton untuk periode Januari sampai Maret 2017. Impor tersebut untuk
memenuhi kebutuhan garam nasional tahun 2017,
Syarief Widjaja, Sekretaris Jenderal KKP beralasan, produksi garam tahun ini tidak
maksimal akibat tingginya curah hujan. KKP memperkirakan stok garam sampai Desember
2016 hanya sekitar 118.000 ton. Dan, jumlah tersebut hanya cukup memenuhi kebutuhan
pasar sampai akhir Januari 2017 nanti.