Anda di halaman 1dari 23

MATERI ILMU TAJWID

khos untuk TPQ

TANDA-TANDA WAQAF DAN WASHAL

Waqaf artinya: sebaiknya berhenti.

) ( : harus berhenti

) ( : berhenti di salah satu titik

) ( : sebaiknya berhenti

) ( : sebaiknya berhenti

) ( : sebaiknya berhenti

) ( : boleh berhenti, juga boleh terus

Washol artinya: sebaiknya terus.

) ( : sebaiknya terus

) ( : sebaiknya terus

) ( : sebaiknya terus

) ( : sebaiknya terus

) ( : sebaiknya terus

GHUNNAH

Ghunnah artinya mendengung. Hal ini berarti bahwa setiap ada huruf Nun atau Mim yang
bertasydid maka hukum bacaannya dinamakan Ghunnah.

Contoh:

HUKUM NUN SUKUN/TANWIN

Perbedaan Nun sukun atau Tanwin adalah sama dalam lafadz tetapi lain dalam tulisan. Adapun
hukum Nun sukun atau Tanwin dibagi menjadi 6 macam, antara lain:
1. Idghom Bighunnah

Idghom : memasukkan

Bighunnah : dengan mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 4 huruf, antara lain: atau biasa di singkat dengan bunyi

Contoh:

) - ( ) - (

) - ( ) ( _

1. Idghom Bilaghunnah

Idghom : memasukkan

Bilaghunnah : dengan tanpa mendengung

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 2 huruf, antara lain: dan

Contoh:

) ( _ ) - (

1. Idzhar

Idzhar berarti: jelas atau terang

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 6 huruf, antara lain:

Contoh:

) (

) ( ) ( _

) ( )- _ (
) (

1. Iqlab

Iqlab berarti:
Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan satu huruf dari huruf hijaiyyah
yaitu:

Contoh:

) ( _ ) (

1. Ikhfa

Ikhfa berarti: samar-samar

Artinya: apabila ada Nun sukun atau Tanwin bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang
berjumlah 15 huruf, antara lain:

Contoh:

) ( ) ( _ ) (

) (
) (
) ( _


) ( _
) ( _
) (


) ( ) ( ) ( _

) ( ) ( _ ) ( _

HUKUM MIM SUKUN

Hukum Mim sukun dibagi menjadi 3 macam, antara lain:

1. Idghom Mitsli (Idghom Mimi)

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Mim

Contoh:

) (

1. Ikhfa Syafawi

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan Ba

Contoh:
) (

1. Idzhar Syafawi

Artinya: apabila ada Mim sukun bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain Mim dan Ba

Contoh:

) ( ) (

..

HUKUM IDGHOM

Hukum Idghom dibagi menjadi 3 macam, antara lain:

1. Idghom Mutamatsilain

Artinya: jika ada huruf yang sama, yang pertama sukun dan yang kedua hidup.

Contoh:

)
(

1. Idghom Mutajanisain

Dinamakan Idghom Mutajanisain jika TA sukun bertemu THA, THA sukun bertemu TA, TA
sukun bertemu DAL, DAL sukun bertemu TA, LAM sukun bertemu RA, DZAL sukun bertemu
ZHA.

Contoh:

) -
(
(
) -
) -(

) -(
) -(
) -(

1. Idghom Mutaqorribain

Dinamakan Idghom Mutaqorribain jika TSA sukun bertemu DZAL, QAF sukun bertemu KAF,
BA sukun bertemu MIM.

Contoh:


) - ( ) -( ) -
(

QALQALAH
Qalqalah artinya memantul. Huruf Qalqalah ada lima, antara lain:


biasa disingkat dengan bunyi

Contoh:

- - - -
-

Qalqalah dibagi dua:

1. Qalqalah Sughra

Adalah: huruf Qalqalah yang matinya asli, sebagaimana contoh diatas.

1. Qalqalah Kubra

Adalah: huruf Qalqalah yang matinya disebabkan waqaf.

Contoh:

dibaca dibaca

LAFADZ ALLAH

Hukum lafadz Allah dibagi dua, yaitu:

1. Dibaca tafkhim, jika lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah.

Contoh:

1. Dibaca tarqiq, jika lafadz Allah didahului harakat kasroh.

Contoh:

HURUF SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH

Huruf Syamsiyah dan huruf Qamariyah jumlahnya sama yaitu masing-masing ada 14 huruf.

1. Huruf Syamsiyah: jika ada bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah
14, antara lain:

Contoh:

1. Huruf Qamariyah: jika ada bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah yang berjumlah
14, antara lain:

Contoh:

IDZHAR WAJIB

Dinamakan Idzhar Wajib, jika ada Nun sukun atau Tanwin bertemu huruf YA atau WAWU
dalam satu kalimat. Cara membacanya: terang atau jelas. Namun, didalam Al-Quran bacaan
Idzhar Wajib ini hanya ada 4, yaitu:

HUKUM RA

Hukum Ro ada dua:

1. Ro yang dibaca Tafkhim

Ciri-ciri:

1. Ro fathah, Ro fathah tanwin.


2. Ro dhummah, Ro dhummah tanwin.
3. Ro sukun didahului fathah atau dhummah.
4. Ro sukun didahului kasrah ada hamzah washal.
5. Ro sukun didahului kasrah bertemu huruf istila.

Contoh:

a( -

b( -

c) _ _ _

d( _

e( _

1. Ro yang dibaca Tarqiq

Ciri-ciri:

a) Ro kasrah, Ro kasrah tanwin.

b) Ro sukun didahului kasrah.

c) Ro hidup didahului Ya dibaca waqaf.

Contoh:

a(
-

b( _

c( _

HUKUM MAD

Hukum Mad dibagi dua:

1. Mad Thabii

Yang dinamakan dengan mad Thabii, adalah: jika fathah diikuti ALIF, kasrah diikuti YA,
dhummah diikuti WAWU. Panjang bacaannya: satu alif (dua harakat)

Contoh:

1. Mad Fari

Mad Fari dibagi menjadi 13, antara lain:

1. Mad wajib muttashil

ialah: Mad Thabii bertemu hamzah dalam satu kalimat. panjang bacaannya: 2,5 alif (5 harakat).

Contoh:


1. Mad jaiz munfashil

ialah: Mad Thabii bertemu hamzah (bentuknya huruf alif) di lain kalimat. Panjang bacaannya:
2,5 alif (5 harakat).

Contoh:


1. Mad aridh lissukun

ialah: Mad Thabii bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

=
=
1. Mad iwadh

ialah: jika ada fathah tanwin yang dibaca waqaf, selain TA marbuthah. Panjang bacaannya: 1
alif (2 harakat).

Contoh:


=

1. Mad shilah

ialah: setiap dhomir HU dan HI apabila didahului huruf hidup. Mad shilah dibagi dua, yaitu:
Mad shilah qashirah dan Mad shilah thawilah. Yang dinamakan Mad shilah thawilah, adalah
Mad shilah qashirah bertemu huruf hamzah (bentuknya alif).

Panjang bacaan Mad shilah qashirah: 1 alif (2 harakat).

Contoh:

Panjang bacaan Mad shilah thawilah: 2,5 alif (5 harakat).

Contoh:


1. Mad badal

ialah: setiap Aa, Ii, Uu yang dibaca panjang. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).

Contoh:


1. Mad tamkin

ialah: YA kasrah bertasydid bertemu YA sukun. Panjang bacaannya: 1 alif (2 harakat).

Contoh:


1. Mad lin

ialah: fathah diikuti WAWU atau YA sukun bertemu huruf hidup dibaca waqaf. Panjang
bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:

= =

1. Mad lazim mutsaqqal kalimi

ialah: Mad Thabii bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:



1. Mad lazim mukhaffaf kalimi

ialah: Mad badal bertemu sukun. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:


1. Mad lazim musyabba harfi
ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 3 alif (6 harakat). Jumlah hurufnya ada 8, yaitu:

Contoh:


1. Mad lazim mukhaffaf harfi

ialah: huruf hijaiyyah yang dibaca panjangnya 1 alif (2 harakat). Jumlah hurufnya ada 5, yaitu:

Contoh:

1. Mad farq

ialah: Mad badal bertemu tasydid. Panjang bacaannya: 3 alif (6 harakat).

Contoh:


Sifatul Huruf

Setelah mempelajari Makharijul huruf, belumlah cukup jika tidak dilanjutkan dengan mempelajari
sifat-sifat huruf. Karena sangat mungkin, seseorang dapat mengucapkan huruf ( ba) pada lafad

dengan tepat sebagaimana makhrajnya, namun bacaan tersebut belum bisa dikatakan
benar dan sempurna, sehingga harus di ucapkan sesuai dengan salah satu sifatnya, yaitu qalqalah.
Oleh karena itu, tujuan utama mempelajari sifat-sifat huruf adalah agar setiap huruf yang kita
ucapkan, sesuai dengan hurufnya baik tempat maupun sifatnya.
Sifat-sifat huruf terbagi menjadi dua bagian:
1. Sifat Yang Memiliki Lawan
a. Al Hams x Al Jahr
b. Asy Siddyah x Ar Rakhwah
c. Al Istila x Al Istifal
d. Al Ithbaq x Al Infitah
e. Al Idzlaq x Al Ishmat
2. Sifat Yang Tidak Memiliki Lawan
a. Ash Shafir
b. Al Qalqalah
c. Al Lien
d. Al Inhiraf
e. At Takrir
f. At Tafasyi
g. Al Istithalah
Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.54 1 komentar
Label: Sifatul Huruf

Makhorijul Huruf

Semua huruf Hijaiyyah, masing-masing mempunyai makhraj (tempat keluar) tersendiri. Secara umum
makharijul huruf terbagi menjadi lima bagian:

1. : Al Jauf (rongga mulut dan tenggorokan)


2. : Al Halq (tenggorokan)
3. : Al Lisan (lidah)
4. : Asy Syafatain (kedua bibir)
5. : Al Khaisyum (rangga hidung)

1. ( AL JAUF)
Al Jauf secara bahasa adalah lubang atau lingkaran. Sedangkan dalam istilah tajwid, al-jauf adalah
suara atau bunyi huruf yang keluar dari rongga mulut dan tenggorokan. Al Jauf juga disebut sebagai
tempat keluarnya huruf-huruf mad (panjang): () . Huruf-huruf mad ialah:
a. Alif, yang didahului harakat fathah : -
b. Ya sukun yang didahului harakat kasrah : -
c. Wawu sukun yang didahului harakat dhummah : -
Contoh-contoh bacaan Al Jauf :
-
-


Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.52 0 komentar
Label: Makhorijul Huruf

Belajar Ilmu Tajwid 10 : Waqof

Akhirnya kita belajar tentang Waqof (pemberhentian). Adapun yang akan kita bahas disini
adalah macam macam waqof dan tanda tandanya.

A. Macam Macam Waqof

1. Tamm (sempurna)

Yaitu waqof yang dilakukan pada suatu kata dalam suatu bacaan al-quran sedangkan kata
tersebut tidak ada hubungannya dengan kata yang selanjutnya.

Contohnya dalam surat Al-Baqoroh ayat 7

2. Hasan (baik)

Yaitu waqof yang dilakukan pada suatu kata dalam suatu bacaan al-quran tetapi kata tersebut
ada hubungannya dengan kata yang selanjutnya.

Contohnya dalam surat Al-Fatihah ayat 7

Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.50 0 komentar


Label: Waqof

Tafkhim dan Tarqiq

Huruf hijaiah terbahagi kepada tiga bahagian dari sudut Tafkhim( ( dan) ( Tarqiq.
Pertama: Huruf yang sentiasa ditebalkan iaitu Huruf-huruf Isti'la'. Kedua: Huruf yang
kadangkala ditebalkan dan kadangkala dinipiskan bacaannya mengikut keadaan ayat. (Alif - Lam
Lafaz Allah - Ra').
Ketiga: Huruf yang sentiasa dinipiskan bacaannya iaitu Huruf Istifal selain daripada huruf Lam
dan Ra'.

Pengertian Tafkhim
Tafkhim) ( Dari sudut bahasa: Gemuk )tebal(.
Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Ibarat kekuatan masuk pada bunyi huruf hingga bunyinya
memenuhi mulut. Huruf Tafkhim terdiri dari tujuh huruf yang terkandung di dalam bait syair)
( .

Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.48 0 komentar


Label: Tafkhim dan Tarqiq

Bertemu Dua Sukun

Apabila bertemu dua huruf Sukun maka pada ketika itu perlu diselesaikan salah satu dari kedua-
duanya sebagaimana yang telah ditetapkan oleh kaedah Bahasa Arab, sama ada membuang huruf
pertama yang bersukun atau membariskannya. Perlu diberi perhatian bahawa keadaan sebegini
diharuskan ketika ingin menyambung bacaan sahaja
- Huruf Mad dibuang pada ketika ingin menyambung bacaan sahaja apabila terdapat huruf
Hamzah yang bersambung selepas huruf Mad. Ia dibuang pada bacaan sahaja tidak pada tulisan
kerana biasanya ia tercatat di dalam al-Quran seperti:) ( .
Kadangkala huruf Mad dibuang pada bacaan sambung dan berhenti kerana ianya tidak tercatat di
dalam tulisan apabila terdapat selepasnya huruf Hamzah yang bersambung. Contohnya
membuang huruf Ya' dari kalimah:) ( di dalam ayat al-Quran:) ( .

- Untuk menyelesaikan pertemuan dua huruf yang bersukun, perlu dibariskan huruf Sukun yang
pertama sama ada dengan baris atas, baris bawah atau baris hadapan.
Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.47 0 komentar
Label: Bertemu Dua Sukun

Mad

Mad) ( .
Dari sudut bahasa: Lebih / Tambahan. Dari sudut istilah Ilmu Tajwid: Memanjangkan sebutan
lebih dari dua harakat ketika membaca huruf Mad (pemanjang) atau Lin yang bertemu dengan
huruf Hamzah atau baris Sukun. Huruf Mad terdiri dari tiga huruf iaitu Alif) ( , Wau) ( dan Ya')
( .
Huruf Wau disyaratkan huruf sebelumnya berbaris di hadapan dan huruf Ya' pula disyaratkan
huruf sebelumnya berbaris di bawah manakala huruf Alif tidak baris lain yang berada
sebelumnya selain baris di atas. Huruf Ya' dan Wau apabila berbaris Sukun dan huruf
sebelumnya berbaris di atas, kedua-dua huruf tersebut tidak dinamakan huruf Mad tetapi ia
dinamakan Huruf Lin.

1. Mad Tabi'i) ( atau Mad Asli) ( .


Mad yang terdapat huruf hijaiah selain dari huruf Hamzah dan Sukun selepasnya dan ia
dinamakan Tabi'i ialah kerana pembaca yang memiliki sifat kejadian yang sempurna tidak
mengurangkan kadar Madnya iaitu dua harakat dan tidak pula melebihi dari itu.

Ketika berhenti dan Sambung


Apabila huruf Mad berada dalam keadaan tetap, sambung dan berhenti, huruf tersebut dibaca
secara Mad )panjang( sama ada ketika sambung dan berhenti. Begitu juga sama ada ketika
berada di pertengahan kalimah seperti) ( ) (atau di akhir kalimah seperti)
).
Di dalam bahagian ini disyaratkan tidak terdapat huruf Hamzah atau Sukun selepas huruf Mad.
Diposkan oleh Gudang Ilmu di 10.45 0 komentar
Label: Mad

Hukum Baris Hamjah


1. Hukum Hamzah yang berbaris atas: Hamzah Wasal yang berbaris atas disebut ketika
memulakan bacaan dengannya jika sekiranya ia berada di dalam kata sandang) ( takrif yang
sentiasa disandang pada kata nama am. Contohnya:) - (

2. Hukum Hamzah yang berbaris bawah: Ia disebut ketika memulakan bacaan jika sekiranya ia
berada di dalam kata kerja, huruf ketiganya berbaris atas atau berbaris bawah atau berada di
dalam terbitan kata kerja yang telah lalu) ( .
Contohnya:) ( ) ( ) ( .
Perhatian penting: Di dalam bacaan, Hamzah Wasal terdapat pada tujuh tempat iaitu:) - -
- - - ( .
Manakala hukum mula bacaan Hamzah Wasal di dalam kalimah-kalimah ini ialah wajib dibaca
dengan baris bawah.
Tajwid
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Mus'haf Al Tajwid, al-Quran dengan huruf yang diwarnai sesuai hukum tajwid.

Tajwd ) (secara harfiah bermakna melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus
dan membaguskan, [1] tajwid berasal dari kata Jawwada (-- (dalam bahasa
Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan
memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam kitab suci al-
Quran maupun bukan.

Adapun masalah-masalah yang dikemukakan dalam ilmu ini adalah makharijul huruf (tempat
keluar-masuk huruf) [2], shifatul huruf (cara pengucapan huruf), ahkamul huruf (hubungan antar
huruf), ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan), ahkamul waqaf wal ibtida
(memulai dan menghentikan bacaan) dan al-Khat al-Utsmani.

Pengertian lain dari ilmu tajwid ialah menyampaikan dengan sebaik-baiknya dan sempurna dari
tiap-tiap bacaan ayat al-Quran. Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid
itu adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca al-Quran adalah fardhu ain
atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Dalil tentang tajwid


2 Hukum taawuz dan basmalah
3 Hukum nun mati dan tanwin
4 Hukum mim mati
5 Hukum mim dan nun tasydid
6 Hukum alif lam ma'rifah
o 6.1 Lihat pula
7 Hukum idgham
8 Hukum mad
9 Hukum ra'
10 Qalqalah
11 Makhraj huruf
12 Sifat huruf
13 Waqaf )(
o 13.1 Tanda-tanda waqaf
14 Lihat pula
15 Referensi

Dalil tentang tajwid[sunting | sunting sumber]


Adapun dalil dalil yang mewajibkan membaca al-Quran dengan tajwid antara lain:

1. ada pun dalil yang pertama di ambil dari al-Quran. Allah swt berfirman yang artinya
Dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan/tartil )bertajwid([QS:Al-Muzzammil (73):
4]. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad
untuk membaca al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).
2. yang kedua dalil as sunah ( hadist ). Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ummu
Salamah r.a.(istri Nabi SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaiman bacaan dan salat
Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: Ketahuilah bahwa Baginda s.a.w. salat
kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau salat tadi, kemudian Baginda
kembali salat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur lagi
yang lamanya sama seperti ketika beliau salat tadi hingga menjelang shubuh. Kemudian
dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah s.a.w. dengan menunjukkan
(satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu. )Hadits 2847
Jamik At-Tirmizi).
3. yang ketiga adalah dalil ijma ulama. adalah telah sepakat para ulama dari zaman
rasulullah sampai zaman sekarang, bahwa membaca alquran dengan bertajwid adalah
sesuatu yang fardhu dan wajib.

Hukum taawuz dan basmalah[sunting | sunting sumber]


Isti'azah atau taawuz ) (adalah lafaz: "A'uzubillahi minasy syaitaanir rajiim" (
)

manakala basmalah adalah lafaz: "Bismillahir rahmaanir rahiim" () .

Terdapat empat cara membaca iati'azah, basmalah dan surat:

1. memutuskan isti'azah (berhenti) kemudian baru membaca basmalah,


2. menyambungkan basmalah dengan surah tanpa berhenti,
3. membaca isti'azah dan basmalah terus-menerus tanpa henti,
4. membaca isti'azah, basmalah dan awal surat terus-menerus tanpa berhenti.

Terdapat empat cara membaca basmalah di antara dua surat. Tiga daripadanya adalah harus dan
satu lagi adalah tidak harus. Yang harus adalah:

1. memisahkan basmalah dengan surat,


2. menghubungkan basmalah dengan awal surat,
3. menghubungkan kesemuanya.

Bacaan bagi yang tidak harus pula adalah:

1. menghubungkan akhir surat dengan basmalah lalu berhenti. Kemudian, barulah membaca
surat yang seterusnya tanpa basmalah. Walau bagaimana pun, tidak harus membaca
demikian karena ditakuti bahwa ada yang menganggap basmalah adalah salah satu ayat
daripada surat yang sebelumnya.

Hukum nun mati dan tanwin[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum nun mati dan tanwin

Hukum mim mati[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum mim mati

Hukum mim dan nun tasydid[sunting | sunting sumber]


Hukum mim dan nun tasydid juga disebut sebagai wajibal ghunnah ( ) yang bermakna
bahwa pembaca wajib untuk mendengungkan bacaan. Maka jelaslah yang bacaan bagi kedua-
duanya adalah didengungkan. Hukum ini berlaku bagi setiap huruf mim dan nun yang memiliki
tanda syadda atau bertasydid ( dan ).

Contoh:

Hukum alif lam ma'rifah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Alif Lam

Alif lam ma'rifah adalah dua huruf yang ditambah pada pangkal/awal dari kata yang bermakna
nama atau isim .Terdapat dua jenis alif lam ma'rifah yaitu qamariah dan syamsiah.

Alif lam qamariah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah, seperti: alif/hamzah(), ba' (),
jim (), ha' (), kha' (), 'ain (), ghain (), fa' (), qaf (), kaf (), mim (), wau (), ha' ()
dan ya' (). Hukum alif lam qamariah diambil dari bahasa arab yaitu al-qamar ( )yang
artinya adalah bulan. Maka dari itu, cara membaca alif lam ini adalah dibacakan secara jelas
tanpa meleburkan bacaannya.

Alif lam syamsiah ialah lam yang diikuti oleh 14 huruf hijaiah seperti: ta' (), tha' (), dal (),
dzal (), ra' (), zai (), sin (), syin (), sod (), dhod (), tho (), zho (), lam ( )dan nun
(). Nama asy-syamsiah diambil dari bahasa Arab ( )yang artinya adalah matahari. Maka
dari itu, cara membaca alif lam ini tidak dibacakan melainkan dileburkan kepada huruf
setelahnya.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Huruf syamsiah dan qamariah

Hukum idgham[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: idgham

Idgham ( )adalah berpadu atau bercampur antara dua huruf atau memasukkan satu huruf ke
dalam huruf yang lain. Maka dari itu, bacaan idgham harus dilafazkan dengan cara meleburkan
suatu huruf kepada huruf setelahnya. Terdapat tiga jenis idgham:

1. Idgham mutamathilain ( - yang serupa) ialah pertemuan antara dua huruf


yang sama sifat dan makhrajnya (tempat keluarnya) dal bertemu dal dan sebagainya.
Hukum adalah wajib diidghamkan. Contoh: .
2. Idgham mutaqaribain ( - yang hampir) ialah pertemuan dua huruf yang
sifat dan makhrajnya hampir sama, seperti ba' bertemu mim, qaf bertemu kaf dan tha'
bertemu dzal. Contoh:
3. Idgham mutajanisain ( - yang sejenis) ialah pertemuan antara dua huruf
yang sama makhrajnya tetapi tidak sama sifatnya seperti ta' dan tha, lam dan ra' serta dzal
dan zha. Contoh:

Hukum mad[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hukum mad

Mad berarti melanjutkan atau melebihkan. Dari segi istilah ulama tajwid dan ahli bacaan, mad
bermakna memanjangkan suara dengan lanjutan menurut kedudukan salah satu dari huruf mad.
Terdapat dua bagian mad, yaitu mad asli dan mad far'i. Terdapat tiga huruf mad yaitu alif, wau,
dan ya' dan huruf tersebut haruslah berbaris mati atau saktah. Panjang pendeknya bacaan mad
diukur dengan menggunakan harakat.

Lihat juga: Hukum mad, Harakat.


Hukum ra'[sunting | sunting sumber]
Hukum ra' adalah hukum bagaimana membunyikan huruf ra' dalam bacaan. Terdapat tiga cara
yaitu kasar atau tebal, halus atau tipis, atau harus dikasarkan dan ditipiskan.

Bacaan ra' harus dikasarkan apabila:

Setiap ra' yang berharakat atas atau fathah.

Contoh:

Setiap ra' yang berbaris mati atau berharakat sukun dan huruf sebelumnya berbaris atas
atau fathah.

Contoh:

Ra' berbaris mati yang huruf sebelumnya berbaris bawah atau kasrah.

Contoh:

Ra' berbaris mati dan sebelumnya huruf yang berbaris bawah atau kasrah tetapi ra' tadi
berjumpa dengan huruf isti'la'.

Contoh:

Bacaan ra' yang ditipiskan adalah apabila:

Setiap ra' yang berbaris bawah atau kasrah.

Contoh:

Setiap ra' yang sebelumnya terdapat mad lain

Contoh:

Ra' mati yang sebelumnya juga huruf berbaris bawah atau kasrah tetapi tidak berjumpa
dengan huruf isti'la'.

Contoh:

Bacaan ra' yang harus dikasarkan dan ditipiskan adalah apabila setiap ra' yang berbaris mati yang
huruf sebelumnya berbaris bawah dan kemudian berjumpa dengan salah satu huruf isti'la'.

Contoh:


o Isti'la' (
): terdapat tujuh huruf yaitu kha (), ghain (), shad
(), dhad (), tha (), qaf (), dan zha ().

Qalqalah[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: kalkalah

Qalqalah ( )adalah bacaan pada huruf-huruf qalqalah dengan bunyi seakan-akan berdetik
atau memantul. Huruf qalqalah ada lima yaitu qaf (), tha (), ba' (), jim (), dan dal ().
Qalqalah terbagi menjadi dua jenis:

Qalqalah kecil yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris
matinya adalah asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.

Contoh: ,

Qalqalah besar yaitu apabila salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena
waqaf atau berhenti. Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan
tetapi tidak diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.

Contoh: ,

Makhraj huruf[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Makhraj

Sifat huruf[sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sifat huruf

Waqaf )[(sunting | sunting sumber]


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wakaf (tajwid)

Waqaf dari sudut bahasa ialah berhenti atau menahan, manakala dari sudut istilah tajwid ialah
menghentikan bacaan sejenak dengan memutuskan suara di akhir perkataan untuk bernapas
dengan niat ingin menyambungkan kembali bacaan. Terdapat empat jenis waqaf yaitu:
( taamm) - waqaf sempurna - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu
bacaan yang dibaca secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau
bacaan, dan tidak memengaruhi arti dan makna dari bacaan karena tidak memiliki kaitan
dengan bacaan atau ayat yang sebelumnya maupun yang sesudahnya;
( kaaf) - waqaf memadai - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan pada suatu bacaan
secara sempurna, tidak memutuskan di tengah-tengah ayat atau bacaan, namun ayat
tersebut masih berkaitan makna dan arti dari ayat sesudahnya;
( Hasan) - waqaf baik - yaitu mewaqafkan bacaan atau ayat tanpa memengaruhi
makna atau arti, namun bacaan tersebut masih berkaitan dengan bacaan sesudahnya;
( Qabiih) - waqaf buruk - yaitu mewaqafkan atau memberhentikan bacaan secara
tidak sempurna atau memberhentikan bacaan di tengah-tengah ayat, wakaf ini harus
dihindari karena bacaan yang diwaqafkan masih berkaitan lafaz dan maknanya dengan
bacaan yang lain.

Tanda-tanda waqaf[sunting | sunting sumber]

1. Tanda mim ( ) disebut juga dengan Waqaf Lazim. yaitu berhenti di akhir kalimat
sempurna. Wakaf Lazim disebut juga Wakaf Taamm (sempurna) karena wakaf terjadi
setelah kalimat sempurna dan tidak ada kaitan lagi dengan kalimat sesudahnya. Tanda
mim ( ) , memiliki kemiripan dengan tanda tajwid iqlab, namun sangat jauh berbeda
dengan fungsi dan maksudnya;
2. tanda tho ( ) adalah tanda Waqaf Mutlaq dan haruslah berhenti.
3. tanda jim ( ) adalah Waqaf Jaiz. Lebih baik berhenti seketika di sini walaupun
diperbolehkan juga untuk tidak berhenti.
4. tanda zha ( ) bermaksud lebih baik tidak berhenti;
5. tanda sad ( ) disebut juga dengan Waqaf Murakhkhas, menunjukkan bahwa lebih baik
untuk tidak berhenti namun diperbolehkan berhenti saat darurat tanpa mengubah makna.
Perbedaan antara hukum tanda zha dan sad adalah pada fungsinya, dalam kata lain lebih
diperbolehkan berhenti pada waqaf sad;
6. tanda sad-lam-ya' ( ) merupakan singkatan dari "Al-washl Awlaa" yang bermakna
"wasal atau meneruskan bacaan adalah lebih baik", maka dari itu meneruskan bacaan
tanpa mewaqafkannya adalah lebih baik;
7. tanda qaf ( ) merupakan singkatan dari "Qiila alayhil waqf" yang bermakna "telah
dinyatakan boleh berhenti pada wakaf sebelumnya", maka dari itu lebih baik
meneruskan bacaan walaupun boleh diwaqafkan;
8. tanda sad-lam ( ) merupakan singkatan dari "Qad yuushalu" yang bermakna "kadang
kala boleh diwasalkan", maka dari itu lebih baik berhenti walau kadang kala boleh
diwasalkan;
9. tanda Qif ( ) bermaksud berhenti! yakni lebih diutamakan untuk berhenti. Tanda
tersebut biasanya muncul pada kalimat yang biasanya pembaca akan meneruskannya
tanpa berhenti;
10. tanda sin ( ) atau tanda Saktah ( ) menandakan berhenti seketika tanpa
mengambil napas. Dengan kata lain, pembaca haruslah berhenti seketika tanpa
mengambil napas baru untuk meneruskan bacaan;
11. tanda Waqfah ( ) bermaksud sama seperti waqaf saktah ( ) , namun harus berhenti
lebih lama tanpa mengambil napas;
12. tanda Laa ( ) bermaksud "Jangan berhenti!". Tanda ini muncul kadang-kala pada
penghujung mahupun pertengahan ayat. Jika ia muncul di pertengahan ayat, maka tidak
dibenarkan untuk berhenti dan jika berada di penghujung ayat, pembaca tersebut boleh
berhenti atau tidak;
13. tanda kaf ( ) merupakan singkatan dari "Kadzaalik" yang bermakna "serupa". Dengan
kata lain, makna dari waqaf ini serupa dengan waqaf yang sebelumnya muncul;
14. tanda bertitik tiga ( ... ...) yang disebut sebagai Waqaf Muraqabah atau Waqaf Ta'anuq
(Terikat). Waqaf ini akan muncul sebanyak dua kali di mana-mana saja dan cara
membacanya adalah harus berhenti di salah satu tanda tersebut. Jika sudah berhenti
pada tanda pertama, tidak perlu berhenti pada tanda kedua dan sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai