Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, kesehatan merupakan suatu hal yang penting yang tidak
terpisahkan dengan kehidupan masyarakat, sehingga secara tidak langsung hal ini memacu
kepedulian pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kesehatan. Oleh sebab itu hal-hal
yang menyangkut pembangunan kesehatan perlu ditingkatkan diantaranya melalui
peningkatan sarana-sarana kesehatan baik dalam kualitas maupun kuantitasnya. Puskesmas
merupakan salah satu sarana kesehatan yang disponsori oleh pemerintah, dimana jumlahnya
yang banyak telah menjangkau seluruh nusantara sehingga dapat dinikmati oleh seluruh
bangsa Indonesia.

Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development Goals atau disingkat


dalam bahasa Inggris MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara
dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan
pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya
adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Target ini
merupakan tantangan utama dalam pembangunan di seluruh dunia yang terurai dalam
Deklarasi Milenium, dan diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan dan kepala negara pada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di
New York pada bulan September 2000 tersebut. Pemerintah Indonesia turut menghadiri
Pertemuan Puncak Milenium di New York tersebut dan menandatangani Deklarasi Milenium
itu. Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk
mencapai 8 buah tujuan pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket tujuan
yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penandatanganan deklarasi
ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari
separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk
menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan kesenjangan jender pada semua tingkat
pendidikan, mengurangi kematian anak balita hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh
jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.

Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui


agar semua negara:
1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Menurunkan angka kematian anak
Target untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di
bawah 5 tahun.
5. Meningkatkan kesehatan ibu
Target untuk 2015 adalah Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses
melahirkan.
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya
Target untuk 2015 adalah menghentikan dan memulai pencegahan penyebaran
HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.
7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Setiap negara yang berkomitmen dan menandatangani perjanjian diharapkan membuat


laporan MDGs. Pemerintah Indonesia melaksanakannya dibawah koordinasi Bappenas
dibantu dengan Kelompok Kerja PBB dan telah menyelesaikan laporan MDG pertamanya
yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
untuk menunjukkan rasa kepemilikan pemerintah Indonesia atas laporan tersebut. Tujuan
Tujuan Pembangunan Milenium ini menjabarkan upaya awal pemerintah untuk
menginventarisasi situasi pembangunan manusia yang terkait dengan pencapaian tujuan
MDGs, mengukur, dan menganalisa kemajuan seiring dengan upaya menjadikan pencapaian-
pencapaian ini menjadi kenyataan, sekaligus mengidenifikasi dan meninjau kembali
kebijakan-kebijakan dan program-program pemerintah yang dibutuhkan untuk memenuhi
tujuan-tujuan ini. Dengan tujuan utama mengurangi jumlah orang dengan pendapatan
dibawah upah minimum regional antara tahun 1990 dan 2015, Laporan ini menunjukkan
bahwa Indonesia berada dalam jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, pencapaiannya
lintas provinsi tidak seimbang.

Kini MDGs telah menjadi referensi penting pembangunan di Indonesia, mulai dari
tahap perencanaan seperti yang tercantum pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) hingga pelaksanaannya. Walaupun mengalamai kendala, namun pemerintah
memiliki komitmen untuk mencapai tujuan-tujuan ini dan dibutuhkan kerja keras serta
kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk masyarakat madani, pihak swasta, dan lembaga
donor. Pencapaian MDGs di Indonesia akan dijadikan dasar untuk perjanjian kerjasama dan
implementasinya di masa depan. Hal ini termasuk kampanye untuk perjanjian tukar guling
hutang untuk negara berkembang sejalan dengan Deklarasi Jakarta mengenai MDGs di
daerah Asia dan Pasifik.

Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side)
dan orang-orang yang menggunakan pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah,
serta negara dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam bentuk manusia
maupun dalam bentuk material. Dalam definisi yang lebih luas lagi, sistem kesehatan
mencakup sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya. WHO mendefinisikan sistem
kesehatan sebagai berikut: Health system is defined as all activities whose primary purpose is
to promote, restore or maintain health.Formal Health services, including the professional
delivery of personal medical attention, are clearly within these boundaries. So are actions by
traditional healers, and all use of medication, whether prescribed by provider or no, such
traditional public health activities as health promotion and disease prevention, and other
health enhancing intervention like road and environmental safety improvement, specific
health-related education, are also part of the system. Pengembangan sistem kesehatan di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1982 ketika Departemen Kesehatan menyusun dokumen
sistem kesehatan di Indonesia. Kemudian Departemen Kesehatan RI pada tahun 2004 ini
telah melakukan suatu penyesuaian terhadap SKN 1982. Didalam dokumen dikatakan
bahwa Sistem Kesehatan Nasional (SKN ) didefinisikan sebagai suatu tatanan yang
menghimpun upaya Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung , guna menjamin
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti
dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam dokumen SKN tersebut dikatakan pula
bahwa untuk menjamin keberhasilan pembangunan kesehatan di daerah perlu dikembangkan
Sistem Kesehatan daerah (SKD) dalam kaitan ini kedudukan SKN merupakan supra sistem
dari SKD. SKD terdiri dari Sistem Kesehatan Propinsi (SKP) dan Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota (SKK). SKN itu sendiri terdiri dari enam subsistem yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Pembiayaan kesehatan
3. Sumberdaya Manusia kesehatan
4. Obat dan perbekalan Kesehatan
5. Pemberdayaan masyarakat
6. Manajemen kesehatan

Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota
yang bertanggung jawab terhadap penyelengara pembangunan suatu daerah. Di dalam
menjalankan peranan sebagai Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Kabupaten atau Kota
(UPTD), Puskesmas berperan penting dalam penyelenggaraan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten kota dan merupakan Unit Pelaksana Tingkat Pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.NPembangunan kesehatan adalah
penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dam lemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
masyarakat yang optimal. Kecamatan merupakan wilayah standar kerja Puskesmas dalam
skala nasional. Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut secara
operasional bertanggung jawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.
Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah meliputi : preventif (pencegahan
kesehatan), promotif ( peningkatan kesehatan ), kuratif ( pengobatan ), dan rehabiltatif
(pemulihan kesehatan ).

Sebagai calon dokter-dokter puskesmas di masa mendatang, penulis selaku dokter


muda membutuhkan bekal pengalaman yang berharga dengan cara berperan aktif dalam
segala kegiatan puskesmas maupun berupaya membantu mencari solusi dalam berbagai
permasalahan yang ada di Puskesmas Barengkrajan.

1. TUJUAN DAN METODOLOGI


1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyiapkan dokter muda untuk menjadi dokter yang mampu
melaksanakan dan mengembangkan usaha-usaha kesehatan melalui puskesmas
sebagai pos terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan.
b. Tujuan Khusus
1. Memahami pelaksanaan usaha-usaha puskesmas
2. Memahami daerah kerja pukesmas
3. Memahami fungsi dan tugas pokok puskesmas
4. Memahami sumber daya yang ada di puskesmas
5. Memahami cara merancang survei, mengumpulkan, mengolah, menganalisa
dan menginterpretasikan data sehingga mampu merumuskan masalah
kesehatan.
6. Memahami cara pemecahan masalah atau pelaksanaan program kesehatan.
7. Mampu menginterpretasikan hambatan-hambatan dalam setiap upaya
pemecahan masalah kesehatan.
8. Memahami dan mampu menerapkan teknik-teknik penyuluhan kesehatan.
9. Memahami keterkaitan dari sektor organisasi lain.
2. Metodologi
a. Mengikuti dan mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan di Puskesmas
Barengkrajan.
b. Mencatat data-data yang diperlukan secara langsung kegiatan-kegiatan di
Puskesmas Barengkrajan.
c. Mengikuti kegiatan di lapangan.

2. TUJUAN PUSKESMAS
1. Tujuan Umum
a. Peningkatan mutu serta pemerataan pelayanan kesehatan,
b. Peningkatan berbagai upayah kesehatan.
c. Meningkatkan derajat kesehatan di lingkungan dengan jalan merubah sikap dan
perilaku masyarakat ke arah perilaku hidup sehat.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi angka kesakitan dan kematian di wilayah Puskesmas Barengkrajan.
b. Meningkatkan pemeriksaan terhadap tersangka tuberkulosis paru dewasa dan
anak di Puskesmas Barengkrajan.
c. Terwujudnya pelaksanaan pengobatan nasional.
d. Terwujudnya penurununan prevalensi gizi kurang.
e. Tercapainya penurunan prevalensi penyakit yang dapat decegah dengan
imunisasi.

3. MANAJEMEN PUSKESMAS (MENURUT KEPMENKES 128 TAHUN 2004)


1. Definisi
Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya

2. Visi
Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
3. Misi
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
4. Indikator Kecamatan sehat
1. Perilaku Sehat
2. Lingkungan sehat
3. Pelayanan kesehatan berkualitas
4. Derajat kesehatan
5. Tujuan
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
6. Fungsi
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
3. Pusat pemberdayaan masyarakat

7. STRATEGI PUSKESMAS
1. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kesehatan dasar atau
esensial sebagai upaya terpadu yang diselenggarakan melalui puskesmas dengan
dukungan peran serta masyarakat dan dari sektor terkait.
2. Peningkatan peran serta masyarakat melalui PKMD dalam penanggulangan
pencegahan penyakit menular demam berdarah, TB paru, diare, ISPA dan program
kesehatan lingkungan pemukiman.
3. Perluasan jangkauan program JPKM.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan bumil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
perawatan perinatal serta pelayanan kontrasepsi terutama pada ibu dengan Risti,
melalui program Universal Antenatal Care.
5. Pemantapan dan peningkatan pengawasan pengendalian.
6. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan oleh masyarakat untuk masyarakat sebagai
upaya menciptakan jaring pertama kesehatan melalui revitalisasi Posyandu.

8. PELAKSANAAN KERJA
Praktek kerja lapangan di Puskesmas Barengkrajan, Kecamatan Krian, Kabupaten
Sidoarjo dilaksanakan mulai tanggal 3 Juni 23 Juni 2013setiap hari kerja dengan
berbagai kegiatan meliputi :
1. Mengikuti serta memahami kegiatan-kegiatan Puskesmas dalam pelaksanaan usaha-
usaha kesehatan pokok.
2. Mengumpulkan dan menggunakan data dari berbagai sumber tentang pelaksanaan
program.
3. Diskusi langsung dengan kepala puskesmas dan penanggung jawab masing-masing
program.
4. Terlibat secara langsung dalam kegiatan/pelaksanaan di lapangan.
9. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Kepala Puskesmas
Rawat Inap

Koordinator Kepala Tata Usaha


Tim Muti

Keuangan Kepegawaian SP2T


dan Umum

Koordinator Upaya Koordinator Upaya Koordinator Koordinator


Kesehatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Upaya Rawat
Masyarakat ( Pengendalian dan Inap
Surveilance )

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab

UKS/UKGS, UKGM dan ARU Kesehatan Indera Poli Umum UGD


Perbaikan Gizi Battra Poli KIA/KB Radiologi
Kesehatan Jiwa Kesehatan Keluarga Poli Gigi Laboratorium
UKK Poskestren Klinik Gizi Apotik dan Gudang Obat
Pemberdayaan dan Promkes Kesehatan Olah Raga Ambulans Pusling
Kesling Perkesmas

Imunisasi
P2 DBD Rawat Inap
P2 Diare Keperawatan
P2 TB Ambulans
P2MH / KUSTA Laboratorium
P2 ISPA
Wabah /
Surveilans
Napza

POLINDES Koordinator Puskesmas Pembantu Koordinator Ponkendes

Bagan 1. Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Barengkrajan


10. PROGRAM KERJA
Program kerja yang ada di Puskesmas Barengkrajan meliputi Program Pokok
dan Program Pengembangan.
Program pokok puskesmas Barengkrajan meliputi promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, upaya perbaikan gizi, kesehatan ibu dan anak termasuk
Keluarga Berencana, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, dan
pengobatan. Sedangkan program pengembangan puskesmas Barengkrajan meliputi :
1. Puskesmas dengan rawat inap.
2. Upaya kesehatan usia lanjut.
3. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan.
4. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran.
5. Kesehatan jiwa.
6. Kesehatan olah raga.
7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi.
8. Perawatan kesehatan masyarakat.
9. Bina kesehatan tradisional.
10. Bina kesehatan kerja.
11. Pemberdayaan masyarakat dalam PHBS
12. Pengembangan UKBM
13. Program gizi.
3.1.5.1. P2 PENYAKIT DIARE
Pengertian
Suatu kegiatan dalam usaha penanggulanganan dan pemberantasan penyakit
diare.
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penderita diare.
Memutuskan mata rantai penularan dan mendidik masyarakat agar dapat
mengatasi mata rantai penularan diare.
Melaksanakan pengobatan penderita diare yang standar di sarkes dan RT.
Mengamati dan menangani KLB sedini mungkin.
Sasaran
1. Penyakit diare yang menyerang balita dan usia produktif.
2. Penduduk pedesaan yang berpenghasilan rendah.
3. Penduduk dengan angka kesakitan dan kematian tinggi.
Target
1. Tidak ada target khusus di puskesmas, hanya mengacu pada target nasional.
2. Perkiraan angka = angka insiden x jumlah penduduk.
3. Nasional target = 22% x perkiraan.

Hasil Kegiatan
Kasus Diare yang ditemukan (semua umur) = 619
Kasus Diare yang meninggal = 0
Tabel III.7. Hasil kegiatan P2 kasus diare di Puskesmas Barengkrajan bulan Januari-
Maret Tahun 2013

Target Target
Penca KET
Sasaran (T) Sasaran Per CAKUPAN
paian
No. JENIS KEGIATAN Satuan Per Tahun 6 Bulan
Per 6
SV V
% Abs % Abs Bulan
(%) (%)
A DIARE 95,5
10% x
5% x
Penemuan penderita 411 / Belum
1 Kasus 1531 411 / 880 619 70 X mencapai
diare yang diobati di 1000 target
1000p
puskesmas dan kader p

Telah
2 Cakupan pelayanan diare % 100 281 25 619 619 100 X mencapai
target

Belum
3 Angka penggunaan oralit % 100 X 100 619 430 69 X mencapai
target

Belum
4 Angka penggunaan RL % 100 x 100 619 42 6,7 X mencaai
target

Proporsi penderita diare


Belum
5 balita yang diberi tablet Kasus 100 254 100 127 73 57 X mencapai
Zinc target

Case Fatality Rate KLB Telah


6 % <1 x <0,5 x 0 100 X mencapai
diare target

Evaluasi :
Berdasarkan data kegiatan P2 diare secara kumulatif pada bulan Januari Juni
Tahun 2013dapat disimpulkan bahwa Angka penggunaan oralit, Proporsi penderita diare
balita yang diberi tablet Zinc dan Angka penggunaan RL belum mencapai target.
3.1.5.5. P2 DEMAM BERDARAH DENGUE
Tujuan
1. Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian DBD, serta mencegah /
membatasi terjadinya KLB.
2. Khusus :
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit DBD.
b. Mencegah / membatasi terjadinya KLB Demam Berdarah.
c. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk.
Sasaran
1. Masyarakat
a. Melaporkan bila ada penderita demam berdarah yang ditemukan.
b. Pemeriksaan jentik berkala / pemberantasan sarang nyamuk.
c. Meningkatkan kebersihan lingkungan.
2. Petugas
a. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program maupun lintas sektor.
b. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit demam berdarah, terutama
pada musim hujan datang.
c. Pemeriksaan jentik berkala.
Target dan Hasil Pencapaian
Tabel III.11. Hasil kegiatan pencegahan DBD di Puskesmas Barengkrajan Januari -
Juni Tahun 2013

Target Target
Penca KET
Sasaran (T) Sasaran Per 6 CAKUPAN
paian
No. JENIS KEGIATAN Satuan Per Tahun Bulan
Per 6
SV V
% Abs % Abs Bulan
(%) (%)
F DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 81,76

Telah
1 Kasus 100 < 54 50 < 27 4 100 X mencapai
Insidens kasus DBD target

Prosentase penderita Telah


2 Orang 100 < 54 50 < 27 4 100 X mencapai
DBD ditangani target

Case Fatality Rate (CFR) Telah


3 % 100 < 1% x 0,005% X 100 X mencapai
penyakit DBD target

Angka Bebas Jentik Telah


4 % 100 95 50 95 96,6 100 X mencapai
(ABJ) target

Jumlah Wilayah KLB Telah


5 Desa 100 x 50 1 1 100 X mencapai
DBD target

Evaluasi
Berdasarkan data kegiatan program P2M (DBD) secara kumulatif pada bulan
Januari Juni Tahun 2013 semua program sudah memenuhi target yang dicanangkan
oleh pemerintah.

Kegiatan yang dilakukan


1. PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk )
Program PSN yang dilakukan oleh masyarakat dilaksanakan tiap bulan
oleh desa atau kelurahan yang dikirim ke ketua kelompok PSN Kecamatan dengan
tembusan Puskesmas dan meneruskan ke Dinas Kesehatan.
2. Penanggulangan fokus bila ada kasus
Survey penyelidikan epidemi 20 rumah, bila ditemukan jentik 3 rumah dan
ada penderita panas maka diadakan fogging / pengasapan.
3. Pemantauan jentik berkala
Survey jentik berkala dilaksanakan dengan sasaran 100 rumah / desa tiap 3
bukan sekali.
4. Abatisasi selektif
Apabila ditemukan jentik pada PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) di
pemukiman.
5. Penemuan pengobatan / perawatan penderita.

3.1.2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN


A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang dilakukan di Indonesia pada hakekatnya
menyelenggarakan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia agar mempunyai kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan kesehatan
lingkungan itu sendiri, salah satu upaya dalam meningkatkan derajat kesehatan yang
dinamis serta membangkitkan dan memupuk swadaya masyarakat dalam upaya
penyehatan lingkungan.
Salah satu langkah meningkatkan kesehatan lingkungan adalah dengan
meningkatkan kesehatan lingkungan dengan membangun sarana yang diperlukan dan
peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang ada.
Pembangunan kesehatan lingkungan pada hakekatnya dapat dibagi menjadi
beberapa kelompok, antara lain :
1. Penyehatan air
2. Pembuangan kotoran
3. Penyehatan makanan minuman
4. Penyehatan tempat-tempat umum
5. Penyehatan pembuangan sampah
Dari gambaran tersebut terlihat bahwa penyehatan lingkungan sangatlah penting
dalam rangka menciptakan kesadaran masyarakat agar senantiasa dapat melaksanakan
cara hidup yang sehat bagi dirinya dan masyarakat. Kegiatan Program Penyehatan
Lingkungan Puskesmas Barengkrajan Tahun 2013 :
1. Penyehatan air
2. Penyehatan makanan dan minuman
3. Penyehatan rumah dan sanitasi dasar
4. Pembinaan tempat-tempat umum
5. Klinik sanitasi
6. Sanitasi lokal berbasis masyarakat (STBM) = pemberdayaan masyarakat.

B. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit yang berhubungan dengan
pencemaran lingkungan, mekanisme terjadinya penyakit, efek dari environmental agent
terhadap kesehatan manusia, kebijakan dan pengelolaan masalah kesehatan lingkungan,
dan terkologi pengelolaan lingkungan

Tabel III.2. Hasil Pencapaian Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas


Barengkrajan Januari - Juni tahun 2013

Target Target
Penca KET
Sasaran (T) Sasaran Per CAKUPAN
paian
No. JENIS KEGIATAN Satuan Per Tahun 6 Bulan
Per 6
SV V
% Abs % Abs Bulan
(%) (%)
A PENYEHATAN AIR 100

Buah Telah
1 Pengawasan Sarana Air 78 7087 39 3593 3200 90 X mencapai
9086 target
Bersih (SAB)
Air bersih yang
Buah Telah
2 memenuhi syarat 76 1848 38 924 925 100 X mencapai
2432 target
kesehatan
Jumlah Kepala Keluarga
KK Telah
3 (KK) yang memiliki 90 9757 45 4878 9086 100 X mencapai
10.841 target
akses terhadap SAB
B PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
Pembinaan Tempat Belum
Buah mencapai
1 Pengelolaan Makanan 90 129 45 64,5 55 85 X target
143
(TPM)
Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM) yang Buah 42,3 Belum
2 77 84,7 38,5 21 49 X mencapai
memenuhi syarat-syarat 110 5 target
kesehatan
C PENYEHATAN PERUMAHAN DAN SANITASI DASAR
Pembinaan sanitasi Belum
Buah mncapa
1 perumahan + sanitasi 87 8942 43,5 4471 3.200 71 X
10.279 i target
dasar
Jumlah rumah yang
Buah Telah
2 memenuhi syarat 80 2048 40 1024 1015 99 X mencapai
2560 target
kesehatan
D PEMBINAAN TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU)

Pembinaan sarana Buah


1 86 65 43 32,5 45 100 X Telah
tempat-tempat umum 76 mencapai
target
Tempat-tempat umum
Buah Belum
2 yang memenuhi syarat 80 48 40 24 20 83 X mencapai
60 target
kesehatan
E KLINIK SANITASI

Kunjungan
1 Klinik sanitasi 2 39 1 19,5 97 100 X Telah
1914 mencapai
target
Jumlah klien yang sudah
Telah
mendapat mencapai
2 Kasus 100 97 50 48,5 97 100 X
target
intervensi/tindak lanjut
yang diperlukan
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) = PEMBERDAYAAN
F 100
MASYARAKAT
Jumlah Kepala Keluarga
KK Telah
1 (KK) yang memiliki 90 9252 45 4626 7748 100 X mencapai
10.279 target
akses terhadap jamban
Jumlah desa/kelurahan
Desa Belum
2 yang sudah ODF (Open 85 - - - - - X mencapai
7 target
Defecation Free)

Buah
3 Jumlah jamban sehat 76 7812 38 3906 7748 100 X Telah
10279 mencapai
target
Pelaksanaan kegiatan Kegiatan
4 80 6 40 1 5 100 X Telah
STBM di Puskesmas 1x/desa mencapai
target

A. Evaluasi
Berdasarkan data program kesehatan lingkungan bulan Januari - Juni tahun 2013
dapat diambil kesimpulan bahwa Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, Pembinaan sanitasi
perumahan + sanitasi dasar, Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan dan Jumlah
desa/kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) belum mencapai target.

Anda mungkin juga menyukai