102016198 / C3
ABSTRAK
Darah adalah kendaraan atau medium untuk transportasi missal jarak jauh berbagai bahan
antara sel dan lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri. Transportasi semacam itu
penting untuk memelihara hemostatis. Leukosit atau sel darah putih adalah sel yang
merupakan unit-unit pertahanan system imun, diangkut dalam darah ke tempat-tempat cedera
atau invasi mikroorganisme penyebab penyakit. Karena darah sangat penting, harus ada
mekanisme yang dapat memperkecil kehilangan darah apabila terjadi kerusakan pembuluh
darah. Untunglah di dalam tubuh setiap manusia mempunyai suatu mekanisme pengendalian
pendarahan atau hemostasis dan pembekuan darah atau koagulasi.
ABSTRACT
Blood is a vehicle or medium for long distance transport of various materials between the
cell and the external environment or between the cells themselves. Such transportation is
essential for maintaining hemostatis. Leukocytes or white blood cells are cells that are
immune system defense units, transported in the blood to places of injury or invasion of
disease-causing microorganisms. Because blood is very important, there must be a
mechanism that can reduce the loss of blood in the event of damage to the blood vessels.
Fortunately in the body every human being has a mechanism for controlling bleeding or
hemostasis and blood clotting or coagulation.
Dalam suatu kejadian fraktur dapat terjadi berbagai komplikasi baik yang dikarenakan cedera
itu sendiri maupun yang terjadi secara iatrogenik. Referat ini akanmembahas beberapa
komplikasi yang sifatnya iatrogenik. Komplikasi yang bersifat iatrogenik adalah yang
disebabkan oleh manajemendari fraktur tersebut. Komplikasi ini kebanyakan dapat dicegah
dan berhubungandengan tiga faktor utama, yaitu: tekanan lokal yang berlebihan, traksi yang
berlebihan, dan infeksi.1 Oleh sebab itu di dalam tubuh setiap manusia mempunyai
mekanisme pembekuan darah. Pembekuan darah merupakan peristiwa dimana terjadi
pembekuan darah akibat pembuluh darah yang terpotong atau ruptur. Tes-tes pembekuan
darah bisa dikelompokan menjadi 3 macam, yaitu pemeriksaan masa pendarahan (bleeding
time), pemeriksaan masa protombin atau PPT (Plasma Protombin Time), dan pemeriksaan
masa tromboplastin atau APTT (Activated Partial Tromboplastin Time). Masa pendarahan
merupakan rentan waktu rentan waktu darah keluar sampai darah berhenti pada permukaan
volar lengan bawah pada daerah bebas vena. PTT atau APTT merupakan waktu yang
dibutuhkan untuk pembentukan jendalan. Bedanya pada PTT dan APTT merupakan waktu
yang dibutuhkan untuk pembentukan jendalan. Bedanya pada PTT, plasma yang mengandung
semua faktor koagulasi ekstrinsik (FII, FV, FVII, FIX) dan jalur bersama kecuali Ca2+
ditambah dengan kalsium fosfolipid akan membentuk jendalan. Pengetahuan-pengetahuan
tentang pembekuan darah tersebut sangatlah penting untuk dikuasai oleh mahasiswa
kedokteran dan setelah memahaminya diharapkan juga dapat menerapkannya secara holistik.
PEMBAHASAN
Makroskopis
1. Art Coxae
Cabang-cabang A. Poplitea:3
Vena saphena magna berasal dari sisi medial arcus venosus dorsalis pedis,
dan kemudian berjalan naik di sisi medial regio cruralis, genus, dan regio
femoralis untuk berhubungan dengan vena femoralis tepat di inferior
ligamentum inguinale.
Vena saphena parva berasal dari sisi lateral lateral arcus venosus dorsalis
pedis, berjalan naik di permukaan posterior regio cruralis, dan kemudian
menembus fascia dalam untuk bergabung dengan vena poplitea di posterior
terhadap genus; di proximal genus, vena poplitea akan menjadi vena femoralis.
Mikroskopis
Komponen darah
Gambar 4: Komposisi Darah Orang Dewasa yang Normal. PMN, sel-sel neutrofil polimorfo
nuklear; WBC, sel darah putih
Darah merupakan pengangkut jarak jauh, transportasi massal bahan-bahan antara sel dan
lingkungan eksternal atau di antara sel itu sendiri. Transportasi yang demikian penting untuk
mempertahankan homeostasis. Darah terdiri dari cairan plasma tempat elemen-elemen
Gambar 5: Hematokrit dan jenis-jenis sel darah. Angka-angka yang disajikan adalah
untuk pria. Hematokrit rerata untuk wanita adalah 42%, dengan plasma membentuk 58%
volume darah. Perhatikan bentuk bikonkaf etritrosit.5
1. Plasma
Plasma, sebagai cairan, terdiri dari 90% air. Air plasma merupakan medium bagi
bahan-bahan yang dibawa oleh darah. Selain itu, plasma menyerap dan menyebarkan
sebagian besar panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme di dalam jaringan,
sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami sedikit perubahan. Ketika darah
mengalir mendekati permukaan kulit, energi panas yang tidak dibutuhkan untuk
mempertahankan suhu tubuh di keluarkan ke lingkungan. Sejumlah besar bahan
inorganik dan organik terlarut dalam plasma. Konstituen inorganik membentuk
sekitar- 1% berat plasma. Elektrolit (ion) paling banyak dalam plasma adalah Na+ dan
Cl-, komponen garam dapur. Terdapat juga HCO3-, K+, Ca2+, dan ion lain dalam
jumlah lebih kecil. Fungsi terpenting ion-ion ini adalah peran mereka dalam
eksitabilitas membran, distribusi osmotik cairan antara cairan ekstrasel (CES) dan sel,
dan menyangga perubahan pH; fungsi-fungsi ini dibahas di bagian lain. Konstituen
organik yang paling banyak berdasarkan berat adalah protein plasma, yang
membentuk 6% hingga 8% berat plasma. Kita akan mengulas protein-protein ini
secara lebih menyeluruh di bagian selanjutnya. Persentase kecil plasma sisanya terdiri
dari bahan organik lain, termasuk nutrien (seperti glukosa, asarn amino, lemak, dan
vitamin), produk sisa (kreatinin, bilirubin, dan bahan bernitrogen seperti urea), gas
terlarut (O2 dan CO2), dan hormon. Sebagian besar bahan ini hanyalah bahan yang
diangkut oleh plasma. Sebagai contoh, kelenjar endokrin menyekresikan hormon ke
dalam plasma, yang mengangkut perantara kimiawi ini ke tempat kerja mereka.5
Plasma darah
Protein plasma adalah suatu kelompok konstituen plasma yang tidak sekedar sebagai
pengangkut. Komponen - kompon penting ini dalam keadaan normal tetap berada
dalam plasma, tempat mereka melakukan banyak fungsi penting.5
a. Tidak seperti konstituen plasma lain yang larut dalam ail plasma, protein
Protein plasma disintesis oleh hati, kecuali antibodi, yang dihasilkan oleh limfosit,
salah satu tipe sel darah putih.
2. Eritrosit5
Gambar 6: Eritrosit
Setiap mililiter darah rata-rata mengandung 5 miliar eritrosit (sel darah merah atau
SDM), secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta
sel per milimeter kubik (mm3). Bentuk dan isi eritrosit sangat cocok dan sesuai untuk
melaksa-nakan fungsi primernya, yaitu mengangkut O2 di dalam darah yaitu yang ada
hemoglobin didalamnya.
Hemoglobin
Karena transpor O2 dalam darah adalah fungsi utama eritrosit, secara logis, Anda
mungkin akan mengira bahwa rangsangan utama peningkatan produksi eritrosit
adalah berkurangnya. penyaluran O2 ke jaringan. Anda mungkin benar tetapi kadar
O2 yang rendah tidak merangsang eritropoiesis dengan bekerja langsung pada
sumsum merah. Penurunan penyaluran O, ke ginjal (EPO) merangsang ginjal
mengeluarkan hormon eritropoietin ke dalam darah dan hormon ini pada gilirannya
merangsang eritropoiesis oleh sumsum merah (Gambar 9).
3. Leukosit
Leukosit (sel darah putih atau SDP) adalah unit yang dapat bergerak pada sistem
pertahanan imun tubuh. Imunitas adalah kemampuan tubuh untukmenahan atau
menyingkirkan benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan. Leukosit
dan turunan-turunannya, bersama dengan berbagai protein plasma, membentuk sistem
imun, suatu sistem pertahanan internal yang mengenali dan menghancurkan atau
menetralkan benda-benda dalam tubuh yang asing bagi "individu normal". Secara
spesifik, sistem imun:
A. mempertahankan tubuh dari invasi mikroorganisme penyebab penyakit
(misalnya, bakteri dan virus).
B. berfungsi sebagai "petugas kebersihan" yang membersihkan sel-sel tua
(misalnya, sel darah merah yang sudah tua) dan sisa jaringan (misalnya,
Gambar 10: Elemen sel darah normal dan hitung sel darah manusia.5
1) Neutrofil
adalah spesialis fagositik, sel-sel ini menelan dan menghancurkan bakteri secara
intraseluler. Selain itu, neutrofil juga dapat bertindak sebagai "born bunuh diri".
Neutrofil dapat menjalankan suatu tipe kematian sel terprogram yang tidak lazim
yang disebut NETosis yang menggunakan materi seluler penting untuk
mempersiapkan suatu jaringan serat yang disebut neutrophil extracellular trap
(NET) yang dilepaskan ke CES pada saat kematiannya.
2) Eosinofil
adalah spesialis jenis lain. Peningkatan eosinofil dalam darah (eosinofilia) berkaitan
dengan keadaan alergik (misalnya asma dan hay fever) dan dengan infestasi parasit
internal (misalnya cacing).
3) Basofil
adalah leukosit yang paling sedikit dan paling kurang dipahami. Sel ini secara struktur
dan fungsi cukup mirip dengan set mast, yang tidak pernah beredar dalam darah,
tetapi tersebar di jaringan ikat di seluruh tubuh.
4) Monosit
seperti neutrofil, berkembang menjadi fagosit profesional. Sel-sel ini muncul dari
sumsum tulang selagi masih belum matang dan beredar hanya satu atau dua hari
4. Trombosit
Dalam setiap mililiter darah secara normal terdapat sekitar 250 juta trombosit
(berkisar dari 150.000 hingga 350.0001 mm3). Trombosit, atau keping darah bukan
merupakan sel lengkap, tetapi fragmen kecil sel (garis tengah sekitar 2 hingga 4 mm)
yang dilepaskan dari tepi luar sel terikat-sumsum tulang yang sangat besar (garis
tengah hingga 60 mm) yang dikenal sebagai megakariosit (Gambar 11). Satu
megakariosit biasanya memproduksi sekitar 1000 trombosit. Megakariosit berasal dari
sel punca belum berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan turunan
eritrosit dan leukosit. Trombosit pada hakikatnya adalah vesikel yang terlepas yang
mengandung sebagian sitoplasma megakariosit yang terbungkus dalam membran
plasma. Trombosit tetap berfungsi selama rerata 10 hari, setelah itu keping darah ini
dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama yang terdapat di limpa dan
hati, dan diganti oleh trombo-sit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang. Hormon
trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati, meningkatkan jumlah megakariosit di sum
sum tulang dan merangsang tiap-tiap megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak
trombosit sesuai yang diperlukan. faktor-faktor yang mengontrol sekresi
trombopoietin dan mengatur kadar trombosit saat ini sedang dalam penelitian.5
Koagulasi darah, atau pembekuan darah, adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel
padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat dan menopang sumbat,
meningkatkan tambalan yang menutupi kerusakan pembuluh. Selain itu, sewaktu darah di
sekitar kerusakan pembuluh memadat, darah tidak lagi dapat mengalir. Pembekuan darah
adalah mekanisme hemostatik tubuh yang paling kuat. Mekanisme ini diperlukan untuk
menghentikan perdarahan dari semua kecuali kerusakan-kerusakan yang paling kecil.
Langkah terakhir dalam pembentukan bekuan adalah perubahan fibrinogen, suatu protein
plasma larut berukuran besar yang dihasilkan oleh hati dansecara normal selalu ada di dalam
plasma, menjadi fibrin, suatu molekul tak-larut berbentuk benang. Perubahan menjadi fibrin
ini dikatalisis oleh enzim trombin di tempat cedera. Molekul-molekul fibrin melekat ke
permukaan pembuluh yang rusak, membentuk jala longgar yang menjerat sel-sel darah,
termasuk agregat trombosit. Massa yang terbentuk, atau bekuan, biasanya tampak merah
karena banyaknya SDM yang terperangkap tetapi bahan dasar bekuan dibentuk dari fibrin
yang berasal dari plasma (Gambar 12). Kecuali trombosit, yang membantu perubahan
Peran Trombin5
Trombin, selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin (langkah 1a di Gambar 13), juga
mengaktifkan faktor XIII untuk menstabilkan jala fibrin yang terbentuk (langkah 1b ),
bekerja melalui mekanisme umpan balik positif untuk mempermdah pembentukan dirinya
(langkah 1c), dan meningkatkan agregasi trombosit (langkah1 1d ), yang pada saatnya
penting bagi proses pembekuan darah (langkah 2 ). Karena trombin mengubah molekul-
molekul fibrinogen yang selalu ada dalam plasma menjadi bekuan darah, dalam keadaan
normal trombin seharusnya tidak ada dalam plasma kecuali di sekitar pembuluh yang rusak.
Jika ada, darah akan selalu mengalami koagulasisuatu keadaan yang tidak memungkinkan
Kaskade Pembekuan5
Gambar 14: Jalur pembekuan darah. Jalur pembekuan intrinsik (warna biru) dimulai ketika
faktor XII (faktor Hageman) diaktifkan oleh kontak dengan kolagen yang terpajan di
permukaan pembuluh yang rusakatau oleh kontak dengan permukaan benda asing. Jalur ini
menimbulkan pembekuan di dalam pembuluh yang rusak dan pembekuan sampel darah di
tabung reaksi. Jalur pembekuan ekstrinsik yang lebih singkat (warna abu-abu) dimulai ketika
faktor X, suatu faktor yang diaktifkan separuh jalan di jalur intrinsik, diaktifkan oleh
tromboplastin jaringan yang dikeluarkan oleh jaringan yang rusak. Jalur ekstrinsik
menyebabkan pembekuan darah yang telah keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitar
Pelarutan bekuan5
Gambar 15: Peran faktor XII dalam pembentukan dan pelarutan bekuan. Aktivasi faktor XII (faktor Hageman) secara
bersamaan menginisiasi sebuah reaksi cepat yang menghasilkan pembentukan bekuan dan sebuah reaksi cepat yang
Bersamaan dengan proses penyembuhan, bekuan darah, yang tidak lagi diperlukan untuk
mencegah perdarahan, secara perlahan dihancurkan oleh suatu enzim fibrinolitik (pengurai
fibrin) yang dinamakan plasmin. Jika bekuan tidak dibersihkan setelah bekuan tersebut
melakukan fungsi hemostatiknya, pembuluh darah, terutama yang berukuran kecil yang
setiap hari mengalami ruptur kecil, akhirnya akan tersumbat oleh bekuan. Plasmin, seperti
faktor pembekuan, adalah protein plasma yang diproduksi oleh hati dan terdapat di dalam
darah dalam bentuk prekursor inaktif, plasminogen. Plasmin diaktifkan dalam suatu kaskade
reaksi cepat yang melibatkan banyak faktor, antara lain faktor XII (faktor Hageman) yang
juga memicu reaksi berantai yang menyebabkan terbentuknya bekuan (14). Ketika bekuan
terbentuk dengan cepat, plasmin yang teraktivasi terperangkap di dalam bekuan dan
kemudian melarutkan bekuan dengan secara perlahan menguraikan jala-jala fibrin. Sel darah
putih fagositik secara bertahap menyingkirkan produk- produk pelarutan bekuan. Anda telah
mengamati hilangnya darah yang telah membeku secara perlahan setelah keluar ke lapisan
jaringan kulit sesudah suatu cedera. Tanda hitam-dan-biru kulit memar tersebut terjadi karena
adanya darah beku terdeoksigenasi di dalam kulit; darah ini akhirnya dibersihkan oleh kerja
plasmin, diikuti oleh sel-sel fagositik "pembersih".
DAFTAR PUSTAKA
1. Salter RB. Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal System; edisi
ke-3. Maryland: Lippincott Williams & Wilkins, 1999: 464, 468-476.
2. Drake RL, Vogi AW, Mitchell AWM. Gray Dasar-Dasar Anatomi: edisi ke-1.
Singopre: Elsevier Churchill Livingstone 2014; 276, 278-79.
3. Modul Kuliah Blok 8: Cardiovaskular 1; P. 45, 47.
4. Paulsen F, Waschke J. Ditranslate oleh: Klonisch T, Klonisch SH. Sobotta atlas
anatomi manusia nomenklatur latin anatomi umum dan sistem muskuloskeletal. 15th
ed. Munich: Urban & Fischer Verlag is an imprint of Elsevier GmbH; 2011.h. 340,
358.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed 8. Jakarta: EGC. 2014 .h. 409-29.