PENDAHULUAN
Trauma kimia pada mata merupakan kegawatdaruratan di bidang penyakit mata, terutama
yang melibatkan kornea.1 Trauma kimia pada mata memerlukan perawatan segera, sebelum
dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap. 2 Trauma kimia dapat disebabkan oleh
bahan alkali kuat maupun bahan asam kuat.
Pengaruh bahan kimia tersebut sangat tergantung pada pH, kecepatan dan jumlah bahan
3
kimia. Oleh karena itu trauma karena asam dan basa kuat lebih berbahaya. Trauma karena
bahan alkali dua kali lebih sering dibandingkan karena bahan asam, karena alkali lebih banyak
digunakan dalam industri dan rumah tangga. 2 Trauma yang disebabkan oleh bahan alkali lebih
cepat merusak dan menembus kornea dibandingkan bahan asam. Trauma asam kuat dapat
menyebabkan pengendapan dan penggumpalan protein, sementara trauma basa dapat
menyebabkan penghancuran jaringan kolagen kornea. 3 Pada trauma kimia basa dapat menembus
ke dalam bilik mata depan dalam waktu 7 detik, karena sifat bahan basa yaitu koagulasi sel dan
proses penyabunan yang disertai dengan dehidrasi. 3
Penatalaksanaan yang diberikan terutama melakukan irigasi secepatnya dengan bahan
fisiologis atau air bersih. Irigasi sebaiknya dilakukan sesegera mungkin dan cukup lama, paling
sedikit 15-30 menit.3 Selain itu perlu juga ditentukan jenis bahan kimia yang mengenai mata, hal
ini bisa didapatkan dari anamnesis serta pemeriksaan dengan kertas lakmus untuk menentukan
sifat bahan, apakah sifat asam kuat atau basa kuat. Hal ini penting dilakukan karena dalam
tatalaksana diperlukan langkah untuk menetralisasi bahan. Trauma kimia yang parah
memerlukan perawatan yang lama dan intensif di rumah sakit serta kunjungan rawat jalan yang
juga berlangsung lama. Pemulihan dan rehabilitasi membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Sebagai akibat dari kehilangan penglihatan sesisi atau kedua-duanya maka pasien bisa
kehilangan kemampuan mengemudi, kehilangan pekerjaan dan menjadi tergantung dengan orang
lain. 1,4
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 1
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
DAFTAR ISI
Pendahuluan.1
Daftar Isi..2
Daftar Gambar.3
I. Definisi4
II. Epidemiologi...4
III. Etiologi5
III.1 Trauma Asam..5
III.2 Trauma Basa5
IV. Pathogenesis6
V. Klasifikasi7
VI. Diagnosis.8
VI.1 Gejala Klinis...8
VI.2 Pemeriksaan Fisik...9
VI.3 Pmeriksaan Penunjang....9
VII. Diagnosis Banding.10
VIII. Tatalaksana10
IX. Komplikasi....13
X. Prognosis13
Daftar Pustaka15
DAFTAR GAMBAR
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 2
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Gambar 3 Simblefaron...13
TINJAUAN PUSTAKA
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 3
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
I. Definisi
Trauma kimia pada mata merupakan salah satu keadaan kedaruratan oftalmologi karena
dapat menyebabkan cedera pada mata, baik ringan, berat bahkan sampai kehilangan
penglihatan. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola
mata tersebut.5
Trauma kimia diakibatkan oleh zat asam dengan pH < 7 ataupun zat basa pH > 7 yang
dapat menyebabkan kerusakan struktur bola mata. Tingkat keparahan trauma dikaitkan
dengan jenis, volume, konsentrasi, durasi pajanan, dan derajat penetrasi dari zat kimia
tersebut. Mekanisme cedera antara asam dan basa sedikit berbeda.5
Trauma bahan kimia dapat terjadi pada kecelakaan yang terjadi dalam laboratorium,
industri, pekerjaan yang memakai bahan kimia, pekerjaan pertanian, dan peperangan
memakai bahan kimia serta paparan bahan kimia dari alat-alat rumah tangga. Setiap trauma
kimia pada mata memerlukan tindakan segera. Irigasi daerah yang terkena trauma kimia
merupakan tindakan yang harus segera dilakukan.6
II. Epidemiologi
Berdasarkan data CDC tahun 2000 sekitar 1 juta orang di Amerika Serikat mengalami
gangguan penglihatan akibat trauma. 75% dari kelompok tersebut buta pada satu mata, dan
sekitar 50.000 menderita cedera serius yang mengancam penglihatan setiap tahunnya. Setiap
hari lebih dari 2000 pekerja di amerika Serikat menerima pengobatan medis karena trauma
mata pada saat bekerja. Lebih dari 800.000 kasus trauma mata yang berhubungan dengan
pekerjaan terjadi setiap tahunnya.7,8
Dibandingkan dengan wanita, laki-laki memiliki rasio terkena trauma mata 4 kali lebih
besar. Dari data WHO tahun 1998 trauma okular berakibat kebutaan unilateral sebanyak 19
juta orang, 2,3 juta mengalami penurunan visus bilateral, dan 1,6 juta mengalami kebutaan
bilateral akibat cedera mata. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi
bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4.
Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan karena
pekerjaan. Menurut United States Eye Injury Registry (USEIR), frekuensi di Amerika Serikat
mencapai 16 % dan meningkat di lokasi kerja dibandingkan dengan di rumah. Lebih banyak
pada laki-laki (93 %) dengan umur rata-rata 31 tahun.8
III.Etiologi
Trauma kimia biasanya disebabkan bahan-bahan yang tersemprot atau terpercik pada
wajah. Trauma pada mata yang disebabkan oleh bahan kimia disebabkan oleh 2 macam
bahan yaitu bahan kimia yang bersifat asam dan bahan kimia yang bersifat basa. Bahan kimia
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 4
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
dikatakan bersifat asam bila mempunyai pH < 7 dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai
pH > 7.9
bila konsentrasi tidak tinggi tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Umumnya
kerusakan yang terjadi bersifat nonprogresif dan hanya pada bagian superfisial saja.4
Asam hidrofluorat adalah pengecualian dalam kasus trauma akibat asam. Asam
hidrofluorat adalah asam lemah yang dapat melewati membran sel dengan cepat, dalam
keadaan tetap tidak terionisasi,1 sementara ion fluoride berpenetrasi lebih baik ke stroma
dibanding asam lainnya sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih parah di segmen
anterior.4 Karena itu asam hidrofluorat bekerja seperti basa, menyebabkan
nekrosis liquefactive. Ion fluoride yang dilepaskan ke dalam sel dapat menginhibisi enzim
glikolitik dan dapat bergabung dengan kalsium dan magnesium, membentuk kompleks tidak
larut. Nyeri lokal yang hebat diduga sebagai akibat dari kegagalan imobilisasi kalsium, yang
kemudian mendorong stimulasi syaraf oleh perpindahan potassium.1
Komplikasi paling serius dari trauma asam adalah jaringan parut konjungtiva dan kornea,
vaskularisasi kornea, glaukoma dan uveitis.11 Biasanya trauma akibat asam akan normal
kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu. 3
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 5
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
dikatakan bersifat asam bila mempunyai pH < 7 dan dikatakan bersifat basa bila mempunyai
pH > 7.9
bila konsentrasi tidak tinggi tidak akan bersifat destruktif seperti trauma alkali. Umumnya
kerusakan yang terjadi bersifat nonprogresif dan hanya pada bagian superfisial saja.4
Asam hidrofluorat adalah pengecualian dalam kasus trauma akibat asam. Asam
hidrofluorat adalah asam lemah yang dapat melewati membran sel dengan cepat, dalam
keadaan tetap tidak terionisasi,1 sementara ion fluoride berpenetrasi lebih baik ke stroma
dibanding asam lainnya sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih parah di segmen
anterior.4 Karena itu asam hidrofluorat bekerja seperti basa, menyebabkan
nekrosis liquefactive. Ion fluoride yang dilepaskan ke dalam sel dapat menginhibisi enzim
glikolitik dan dapat bergabung dengan kalsium dan magnesium, membentuk kompleks tidak
larut. Nyeri lokal yang hebat diduga sebagai akibat dari kegagalan imobilisasi kalsium, yang
kemudian mendorong stimulasi syaraf oleh perpindahan potassium.1
Komplikasi paling serius dari trauma asam adalah jaringan parut konjungtiva dan kornea,
vaskularisasi kornea, glaukoma dan uveitis.11 Biasanya trauma akibat asam akan normal
kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu. 3
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 6
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
a. Kerusakan yang terjadi pada trauma kimia yang berat dapat diikuti oleh hal-hal sebagai
berikut:
Terjadi nekrosis pada epitel kornea dan konjungtiva disertai gangguan dan oklusi
pembuluh darah pada limbus.
Hilangnya stem cell limbus dapat berdampak pada vaskularisasi dan konjungtivalisasi
permukaan kornea atau menyebabkan kerusakan persisten pada epitel kornea dengan
perforasi dan ulkus kornea bersih.
Penetrasi yang dalam dari suatu zat kimia dapat menyebabkan kerusakan dan
presipitasi glikosaminoglikan dan opasifikasi kornea
Penetrasi zat kimia sampai ke kamera okuli anterior dapat menyebabkan kerusakan
iris dan lensa.
Kerusakan epitel siliar dapat mengganggu sekresi askorbat yang dibutuhkan untuk
memproduksi kolagen dan memperbaiki kornea.
Hipotoni dan phthisis bulbi sangat mungkin terjadi.
b. Penyembuhan epitel kornea dan stroma diikuti oleh proses-proses berikut:
Terjadi penyembuhan jaringan epitelium berupa migrasi atau pergeseran dari sel-sel
epitelial yang berasal dari stem cell limbus.
Kerusakan kolagen stroma akan difagositosis oleh keratosit terjadi sintesis kolagen
yang baru.13
V. Klasifikasi
Gradasi dan prognosis trauma kimia ditentukan berdasarkan kerusakan
kornea dan iskemia limbus. Iskemia limbus merupakan faktor klinis yang sangat
penting karena menunjukkan level kerusakan pada pembuluh darah di limbus dan
mengindikasikan kemampuan stem sel kornea (yang terdapat di limbus) untuk
regenerasi kornea yang rusak. Oleh karena itu, pada trauma kimia mata putih
lebih berbahaya dibanding mata merah.
Ada 2 jenis klasifikasi derajat trauma kimia yang sering digunakan pada
praktek sehari-hari. Derajat beratnya trauma kimia (menurut Roper-Hall) dibagi
atas : 2
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 7
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Gambar 1 Klasifikasi Trauma Kimia: (a) derajat 1, (b) derajat 2, (c) derajat 3, (d) derajat 4.13
VI. Diagnosis
Diagnosis pada trauma mata dapat ditegakkan melalui gejala klinis, anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan penunjang. Namun hal ini tidaklah mutlak dilakukan dikarenakan
trauma kimia pada mata merupakan kasus gawat darurat sehingga hanya diperlukan
anamnesa singkat.
Diagnosis trauma kimia pada mata lebih sering didasarkan pada anamnesis dibandingkan
atas dasar tanda dan gejala. Pasien biasanya mengeluhkan nyeri dengan derajat yang
bervariasi, fotofobia, penurunan penglihatan serta adanya halo di sekitar cahaya.12
Umumnya pasien datang dengan keluhan adanya riwayat terpajan cairan atau gas kimia
pada mata. Keluhan pasien biasanya nyeri setelah terpajan, rasa mengganjal di mata,
pandangan kabur, fotofobia, mata merah dan rasa terbakar. 4
Terdapat gejala klinis utama yang muncul pada trauma kimia yaitu, epifora,
blefarospasme, dan nyeri berat. Trauma akibat bahan yang bersifat asam biasanya dapat
segera terjadi penurunan penglihatan akibat nekrosis superfisial kornea. Sedangkan pada
trauma basa, kehilangan penglihatan sering bermanifestasi beberapa hari sesudah kejadian.
Namun sebenarnya kerusakan yang terjadi pada trauma basa lebih berat dibanding trauma
asam.14
Jenis bahan sebaiknya digali, misalnya dengan menunjukkan botol bahan kimia, hal ini
dapat membantu menentukan jenis bahan kimia yang mengenai mata.
Waktu dan durasi dari pajanan, gejala yang timbul segera setelah pajanan, serta
penatalaksanaan yang telah diberikan di tempat kejadian juga merupakan anamnesis yang
dapat membantu dalam diagnosis.12
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 8
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Pemeriksaan fisik yang cermat harus ditunda setelah dilakukan irigasi yang banyak pada
mata yang terkena dan pH mata telah netral. Setelah dilakukan irigasi, dilakukan
pemeriksaan dengan seksama terutama melihat kejernihan dan integritas kornea, iskemia
limbus dan tekanan intraokular. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pemberian anestesi
topikal.
Tanda-tanda yang dapat ditemui pada pemeriksaan fisik dan oftalmologi adalah :
Defek epitel kornea, dapat ringan berupa keratitis pungtata sampai kerusakan seluruh
epitel. Kerusakan semua epitel kornea dapat tidak meng-up take fluoresin secepat abrasi
kornea sehingga dapat tidak teridentifikasi.
Kekeruhan kornea yang dapat bervariasi dari kornea jernih sampai opasifikasi total
sehingga menutupi gambaran bilik mata depan.
Perforasi kornea. Sangat jarang terjadi, biasa pada trauma berat yang penyembuhannya
tidak baik.
Reaksi inflamasi bilik mata depan, dalam bentuk flare dan cells. Temuan ini biasa terjadi
pada trauma basa dan berhubungan dengan penetrasi yang lebih dalam.
Peningkatan tekanan intraocular.
Kerusakan / jaringan parut pada adneksa. Pada kelopak mata hal ini menyebabkan
kesulitan menutup mata sehingga meng-exsposepermukaan bola yang telah terkena
trauma.
Inflamasi konjungtiva.
Iskemia perilimbus.
Penurunan tajam penglihatan . Terjadi karena kerusakan epitel, kekeruhan kornea,
banyaknya air mata.
Pada trauma derajat ringan sampai sedang biasanya yang dapat ditemukan berupa
kemosis, edema pada kelopak mata, luka bakar derajat satu pada kulit sekitar, serta adanya
sel dan flare pada bilik mata depan. Pada kornea dapat ditemukan keratitis punktata sampai
erosi epitel kornea dengan kekeruhan pada stroma. Sedangkan pada derajat berat mata tidak
merah, melainkan putih karena terjadinya iskemia pada pembuluh darah konjungtiva.
Kemosis lebih jelas, dengan derajat luka bakar yang lebih berat pada kulit sekitar mata, serta
opasitas pada kornea.12
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 9
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
VIII. Tatalaksana
Penatalaksanaan pada trauma mata bergantung pada berat ringannya trauma ataupun jenis
trauma itu sendiri. Namun demikian ada empat tujuan utama dalam mengatasi kasus trauma
okular adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan
struktur dan anatomi mata, mencegah sekuele jangka panjang. Trauma kimia merupakan
satu-satunya jenis trauma yang tidak membutuhkan anamnesa dan pemeriksaan secara teliti.
Tatalaksana trauma kimia mencakup:
Penatalaksanaan Emergency13
Irigasi merupakan hal yang krusial untuk meminimalkan durasi kontak mata dengan
bahan kimia dan untuk menormalisasi pH pada saccus konjungtiva yang harus
dilakukan sesegera mungkin. Larutan normal saline (atau yang setara) harus
digunakan untuk mengirigasi mata selama 15-30 menit samapi pH mata menjadi
normal (7,3). Pada trauma basa hendaknya dilakukan irigasi lebih lama, paling sedikit
2000 ml dalam 30 menit. Makin lama makin baik. Jika perlu dapat diberikan anastesi
topikal, larutan natrium bikarbonat 3%, dan antibiotik. Irigasi dalam waktu yang lama
lebih baik menggunakan irigasi dengan kontak lensa (lensa yang terhubung dengan
sebuah kanul untuk mengirigasi mata dengan aliran yang konstan.
Double eversi pada kelopak mata dilakukan untuk memindahkan material yang
terdapat pada bola mata. Selain itu tindakan ini dapat menghindarkan terjadinya
perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan konjungtiva forniks.
Debridemen pada daerah epitel kornea yang mengalami nekrotik sehingga dapat
terjadi re-epitelisasi pada kornea.
Selanjutnya diberikan bebat (verban) pada mata, lensa kontak lembek dan artificial
tear (air mata buatan).
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 10
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Selanjutnya, tatalaksana untuk trauma kimia derajat ringan hingga sedang meliputi: 12
2. Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%) dapat diberikan untuk mencegah spasme
silier dan memiliki efek menstabilisasi permeabilitas pembuluh darah dan
mengurangi inflamasi.
6. Dapat diberikan air mata artifisial (jika tidak dilakukan pressure patch).
Tatalaksana untuk trauma kimia derajat berat setelah dilakukan irigasi, meliputi: 12
1. Rujuk ke rumah sakit untuk dilakukan monitor secara intensif mengenai tekanan
intraokular dan penyembuhan kornea.
2. Debridement jaringan nekrotik yang mengandung bahan asing.
3. Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%) diberikan 3-4 kali sehari.
4. Antibiotik topikal (Trimetoprim/polymixin-Polytrim 4 kali sehari; eritromisin 2-4 kali
sehari).
5. Steroid topikal ( Prednisolon acetate 1%; dexametasone 0,1% 4-9 kali per hari).
Steroid dapat mengurangi inflamasi dan infiltrasi netrofil yang menghambat
reepitelisasi. Hanya boleh digunakan selama 7-10 hari pertama karena jika lebih lama
dapat menghambat sintesis kolagen dan migrasi fibroblas sehingga proses
penyembuhan terhambat, selain itu juga meningkatkan risiko untuk terjadinya lisis
kornea (keratolisis). Dapat diganti dengan non-steroid anti inflammatory agent.
6. Medikasi antiglaukoma jika terjadi peningkatan tekanan intraokular. Peningkatan TIO
bisa terjadi sebagai komplikasi lanjut akibat blokade jaringan trabekulum oleh debris
inflamasi.
7. Diberikan pressure patch di setelah diberikan tetes atau salep mata.
8. Dapat diberikan air mata artifisial.
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 11
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Selain pengobatan tersebut diatas, pemberian obat-obatan lain juga bermanfaat dalam
menurunkan proses inflamasi, meningkatkan regenerasi epitel dan mencegah ulserasi kornea.
Obat tambahan yang biasa diberikan:2
Asam sitrat : merupakan inhibitor kuat terhadap aktivitas neutrofil. Pemberian topikal
10% setiap 2 jam selama 10 hari.
Untuk tatalaksana trauma oleh asam hidrofluorat, medikasi yang optimum masih
belum dilakukan. Beberapa studi menggunakan 1% calcium gluconate sebagai media
irigasi atau untuk tetes mata. Bahan bahan mengandung Magnesium juga digunakan
pada kasus ini. Sayangnya, masih sedikit penelitian yang mendukung efektifitas terapi
terapi tersebut. Irigasi mengunakan magnesium klorida terbukti tidak bersifat toksik
terhadap mata. Efek positif dari terapi ini dilaporkan masih dapat ditemukan
walaupun pada pemberian 24 jam setelah cedera, dimana medikasi lainnya sudah
tidak berguna. Beberapa penulis merekomendasikan penggunaan sebagai tetes mata
setiap 2 3 jam atas pertimbangan irigasi dapat mengiritasi mata dan menimbulkan
ulserasi kornea.1
Terapi bedah dini penting untuk revaskularisasi limbus, restorasi populasi sel limbus
dan membentuk fornises. Sedangkan terapi bedah lanjutan meliputi graft konjungtiva
atau membran mukosa, koreksi deformitas kelopak mata, keratoplasti, serta
keratoprostheses.2
Pembedahan13
Pembedahan Segera yang sifatnya segera dibutuhkan untuk revaskularisasi limbus,
mengembalikan populasi sel limbus dan mengembalikan kedudukan forniks. Prosedur
berikut dapat digunakan untuk pembedahan:
Pengembangan kapsul Tenon dan penjahitan limbus bertujuan untuk mengembalikan
vaskularisasi limbus juga mencegah perkembangan ulkus kornea.
Transplantasi stem sel limbus dari mata pasien yang lain (autograft) atau dari donor
(allograft) bertujuan untuk mengembalikan epitel kornea menjadi normal.
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 12
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 13
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
berat pada trauma kimia ditunjukkan dengan gambaran cooked fish eye dimana
prognosisnya adalah yang paling buruk, dapat terjadi kebutaan.16
Trauma kimia sedang samapai berat pada konjungtiva bulbi dan palpebra dapat
menyebabkan simblefaron (adhesi anatara palpebra dan konjungtiva bulbi). Reaksi inflamasi
pada kamera okuli anterior dapat menyebabkan terjadinya glaucoma sekunder.16
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 14
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
DAFTAR PUSTAKA
2. Kanski Jack J, editor. Clinical ophtalmology a sistemic approach.7th ed. Elsevier; 2011
3. Ilyas S. Trauma mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta. Balai Penerbit
FKUI. 2010.h.271-3
6. Vaughan DG, Taylor A, and Paul RE. Oftalmologi Umum.Widya medika.Jakarta. 2000.
7. Centers for Disease Control and Prevention. Work-related Eye Injuries diunduh pada tanggal
22 Februari 2014. http://www.cdc.gov/features/dsworkPlaceEye/
9. Broocker G, Mendicino ME, Stone CM. Injury to the eye. In: Mattox KL, Fellicino DV,
Moore EE, editors. Trauma. 4th ed. New York: Mc-Graw Hill; 2000.p.406-7.
10. Asbury T, Sanitato JJ. Trauma. In : Vaughan DG, Asbury T, Eva PR, editors. General
Ophtalmology. 17th . Lange; 2007.
11. Rhee DJ, Pyfer MF, editors. The Wills Eye Manual: office and emergency room diagnosis
and treatment of eye disease. 3rdedition. Philadelphia: Lippincott
Williams&Wilkins;1999.p.19-22.
12. Gerhard K. Lang. Ophthalmology A Pocket Textbook Atlas 2nd. Stuttgart New York. 2006.
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 15
Pembimbing : dr. Sukirman Sp. M
Referat Trauma Kimia Pada Mata Oleh DSF 61108017 UNIBA Page 16