1.1.1 Definisi Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, dalam bentuk bio-psiko-sosiokultural-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan menggunakan proses keperawatan, pedoman standar keperawatan, serta landasan etika dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan. Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli (Sudiharto, 2007): Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan sebagai berikut : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masingmasing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan sebagai berikut : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Menurut Friedman (1998) mendefinisikan sebagai berikut : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Jadi asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (Sri Setyowati, 2008 : 75).
1.1.2 Bentuk-Bentuk Keluarga
Beberapa bentuk keluarga adalah sebagai berikut : 1. Keluarga inti (Nuclear Family) Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suam, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi. 2. Keluarga besar (Extended Family) Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orangtua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejanis (guy/lesbian families). 3. Keluarga campuran (Blended Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak- anak tiri. 4. Keluarga menurut hukum umum (Common Law Family) Anak-anak yang tinggal bersama. 5. Keluarga orang tua tunggal Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah, ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang tinggal bersama. 6. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family) Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi hak dan tanggungjawab, serta memiliki kepercayaan bersama. 7. Keluarga Serial (Serial Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap sebagai satu keluarga. 8. Keluarga Gabungan (Composite Family) Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami) atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri). 9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family) Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
Sedangkan menurut Sussman (1970) membedakan 2 bentuk keluarga, yaitu :
1. Keluarga Tradisional (Traditional Family) Keluarga yang terbentuk karena/tidak melanggar norma-norma kehidupan masyarakat yang secara tradisional dihormati bersama-sama, yang terpenting adalah keabsahan ikatan keluarga. 2. Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga yang terdiri dari suami, istri serta anak- anak yang hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga. 3. Keluarga Non Tradisional Keluarga yang pembentukannya tidak sesuai atau dianggap melanggar norma- norma kehidupan tradisional yang dihormati bersama.
1.1.3 Tugas Kesehatan Keluarga
Dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan, tugas keluarga merupakan faktor utama untuk pengembangan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tugas kesehatan keluarga menurut Friedmann 1998 adalah sebagai berikut: 1. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya. 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat. 3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri. 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. 5. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga- lembaga kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik. (Sri Setyowati, 2007 : 32).
1.1.4 Peran Keluarga
Peran Keluarga menurut ( Friedman, 1998) adalah sebagai berikut : 1. Peran formal 1) Peran parenteral dan perkawinan Nyc dan Gecas (1976) mengidentifikasi 8 peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suamiayah dan ibuistri : (1) Peran sebagai provider (penyedia) (2) Peran sebagai pengatur rumah tangga (3) Peran perawatan anak (4) Peran sosialisasi anak (5) Peran rekreasi (6) Peran persaudaraan (lainship) (memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal) (7) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan) (8) Peran seksual 2) Peran perkawinan Kebutuhan bagi pasangan untuk memelihara suatu hubungan perkawinan yang kokoh. Anakanak terutama dapat mempengaruhihubungan perkawinan yang memuaskan menciptakan situasi dimana suamiistri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara suatu hubungan perkawinan merupakan salah satu tugas perkembangan yang vital dari keluarga. 2. Peran informal 1) Pengharmonis : Menengahi perbedaan yang terdapat diantara para anggota, menghibur dan menyatukan kembali pendapat. 2) Inisiaterkontributor : Mengemukakan dan mengajukan ideidebaru atau caracara mengingat masalahmasalah atau tujuantujuan kelompok. 3) Pendamai (Compromiser) : Merupakan salah satu bagian dari konflikdan ketidaksepakatan, pendamai menyatakan kesalahan posisi dan mengakui kesalahannya atau menawarkan penyelesaian setengah jalan 4) Perawat keluarga : Orang yang terpanggil untuk merawat dan mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya. 5) Koordinator keluarga : Mengorganisasi dan merencanakan kegiatan kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keterikatan atau keakraban.
1.1.5 Fungsi Keluarga ( Friedman, 1998 )
1. Fungsi afektif Berhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan kebutuhan psiko social fungsi efektif ini merupakan sumber energi kebahagiaan keluarga. 2. Fungsi sosialisasi Sosialisasi di mulai sejak lahir keberhasilan perkembangan individu dan keluarga di capai melalui interaksi atau hubungan antar anggota. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma, budaya dan perilaku melalui hubungan interaksi dalam keluarga. 3. Fungsi reproduksi Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber daya manusia. 4. Fungsi ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti kebutuhan makan, minum, pakaian, dan tempat tinggal, dll. 5. Fungsi keperawatan kesehatan Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat dari 5 tugas kesehatan keluarga yaitu : 1) Keluarga mengenal masalah kesehatan 2) Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan. 3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan 4) Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana rumah yang sehat. 5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
1.1.6 Peran Perawat Keluarga
Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memerhatikan prinsip-prinsip berikut. 1. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif. 2. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga. 3. Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga. 4. Menerima dan mengakui struktur keluarga. 5. Menekankan pada kemampuan keluarga. Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga,terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan. 2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif. 3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah kesehatan. 4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak. 5. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. 6. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu,keluarga, dan masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah. 7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. 8. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. (Sudiharto dan Sri Setyowati, 2007 : 29 dan 43). DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi,A.2003.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta : Rineka Cipta
Ali,Z.2006.Pengantar Keperawatan Keluarga.Jakarta: EGC Potter, Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.