Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR

A. KONSEP BBLR

1. Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya kurang dari 2500 gram (Prawirohardjo, 2010).

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gastasi berat lahir yaitu bayi yang di timbang dalam 1
jam setelah bayi lahir (Hanifah, 2010).

Bayi Berat Badan Rendah adalah bayi dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 gram (Pabtiawati, 2010).

Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati, 2010).

2. Etiologi

Menurut Huda dan Hardhi dalam NANDA NIC-NOC (2013).


Penyebab kelahiran bayi berat badan lahir rendah, yaitu:

a. Faktor genetik atau kromosom

b. Infeksi

c. Bahan toksik

d. Insufisiensi atau disfungsi plasenta

e. Radiasi

f. Faktor nutrisi
g. Faktor lain seperti merokok, peminum alkohol, bekerja berat pada
masa kehamilan, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan
sebagainya.

Selain penyebab diatas ada beberapa penyebab kelahiran berat badan


lahir rendah yang berhubungan, yaitu :

a. Faktor ibu

1) Abortus spontan sebelumnya

2) Infertilitas

3) Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
diatas 35 tahun

4) Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat

5) pekerjaan yang terlalu berat

6) Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh


darah, perokok

b. Faktor Kehamilan

1) Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan antepartum

2) Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban pecah


dini

c. Faktor Janin

1) Cacat bawaan, infeksi dalam rahim.

2) Infeksi congenital (missal : rubella)

3. Manifestasi Klinik

Menurut Huda dan Hardhi. (2013) tanda dan gejala dari bayi berat
badan rendah adalah :
a. Sebelum lahir

1) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.

2) Pergerakan janin lebih lambat.

3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang


seharusnya.

b. Setelah bayi lahir

1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin.

2) Bayi premature yang alhir sebelum kehamilan 37 minggu.

3) Bayi small for date sama dengan bayi retradasi pertumbuhan


intra uterine.

4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam


tubuhnya.

Selain itu ada gambaran klinis BBLR secara umum adalah :

a. Berat badan dari 2500 gram.

b. Panjang kurang dari 45 cm.

c. LD < 30 cm.

d. LK < 33 cm.

e. Umur kehamilan < 37 minggu

f. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.

g. Otot hipotonik lemah.

h. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.

i. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.

4. Komplikasi
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani
secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu :

a. Sindrom aspirasi mekonium (menyababkan kesulitan bernapas pada


bayi).

b. Hipoglikemia simtomatik.

c. Penyakit membrane hialin disebabkan karena surfaktan paru belum


sempurna,sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan
inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu
dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk yang berikutnya.

d. Asfiksia neonetorom.

e. Hiperbulirubinemia.

5. Patofisiologi dan Pathway

Menurunnya simpanan zat gizi. Hampir semua lemak, glikogen, dan


mineral, seperti zat besi, kalsium, fosfor dan seng dideposit selama 8
minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai
peningkatan potensi terhadap hipoglikemia, rikets dan anemia.
Meningkatnya kkal untuk bertumbuh. BBLR memerlukan sekitar 120
kkal/ kg/hari, dibandingkan neonatus aterm sekitar 108 kkal/kg/hari

Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan.


Koordinasi antara isap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk
mencegah aspirasi pneumonia, belum berkembang dengan baik sampai
kehamilan 32-42 minggu. Penundaan pengosongan lambung dan
buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm. Kurangnya
kemampuan untuk mencerna makanan. Bayi preterm mempunyai lebih
sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan
mengabsorbsi lemak , dibandingkan bayi aterm. Produksi amilase
pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Kadar laktase juga rendah sampai sekitar
kehamilan 34 minggu. Paru-paru yang belum matang dengan
peningkatan kerja bernafas dan kebutuhan kalori yang meningkat.

Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral.


Potensial untuk kehilangan panas akibat luasnya permukaan tubuh
dibandingkan dengan berat badan, dan sedikitnya lemak pada jaringan
bawah kulit memberikan insulasi. Kehilangan panas ini meningkatkan
keperluan kalori. (Moore, 2007).

Pathway :

6. Penatalaksanaan

a. Penanganan bayi.
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi. Maka semakin
besar perawatan yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi
serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi harus dilakukan
didalam incubator.

b. Pelestarian suhu tubuh.

Untuk mencegah hipotermi diperlukan lingkungan yang cukup


hangat dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam
incubator maka suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan
untuk bayi dengan BB 2-2,5 kg adalah 34c. bila tidak ada incubator
hanya dipakai popok untuk memudahkan pengawasan mengenai
keadaan umum, warna kulit,pernafasan, kejang dan
sebagainyasehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.

c. Inkubator

Prosedur perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan


baju. Sebelum memasukan bayi kedalam incubator. Incubator
terlebih dahulu dihangatkan sampai sekitar 29,4 C untuk bayi dengan
BB 1,7 kg dan 32,20 C untuk bayi yang lebih kecil.

d. Pemberian oksigen

Konsentrasi O2 diberikan sekitar 30-35% dengan menggunakan


head box.

e. Pencegahan infeksi

Prosedur pencegahan infeksi adalah sebagai berikut :

1) Mencuci tangan sampai kesiku dengan sabun dan air mengalir


selama 2 menit.

2) Mencuci tangan dengan zat antiseptic sebelum dan sesudah


memegang bayi.

f. Pemberian makanan
Pemberian makanan sedini mungkin sangat dianjurkan untuk
membantu terjadinya hipoglikemi dan hiperbilirubin. ASI merupakan
pilihan utama, dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1
mllarutan glucose 5% yang steril untuk bayi dengan berat badan
kurang dari 1000 gram.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Melakukan pengkajian terkait biodata klien : nama, tempat lahir,


jenis kelamin. Biodata orang tua: nama ayah/ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan dan alamat.

a. Riwayat

1) Riwayat antenatal :

a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, HT,gizi


buruk,merokok, ktergantungan obat-obatan,DM, penyakit
kardiovaskuler dan paru.

b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya


kelahiran multiple,kelainan congenital.

c) Riwayat komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang


sangat erat dengat permasalahan pada bayi baru lahir.

d) Kala I : perdarahan antepartumbaik solusio plasenta maupun


plasenta previa.

e) Kala II :persalinan dengan tindakan pembedahan, karena


pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
system pusat pernafasan.

2) Riwayat post natal :


a) Apgar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit
kedua (0-3), asfiksia berat (4-6), asfiksia sedang (7-10)
asfiksia ringan.

b) Berat badan lahir : preterm atau BBLR < 2500 gram, untuk
aterm 2500 gram, LK kurang atau lebih dari normal
(34-36).

b. Pola Gordon

1) Pola nutrisi yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan
absorbsi gastrointestinal, muntah, aspirasi,
kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan
parenteral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk
mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk
mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi
disamping untuk pemberian obat intravena.

2) Pola eliminasi yang perlu dikaji pada neonates adalah BAB :


frekuensi,jumlah,konsisten. BAK : frekuensi dan jumlah.

3) Latar belakang sosial budaya kebudayaan yang berpengaruh


terhadap BBLR kebiasaan ibu merokok, obat-obatan jenis
psikotropika, kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,
dan kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantangan makanan
tertentu.

4) Hubungan psikologis . sebaiknya segera setelah bayi baru alhir


dilakukan rawat gabung dengan ibu jika kondisi bayi
memungkinkan.

c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : pada neonates dengan BBLR keadaannya
lemah dan hanya merintih.kesadaran neonates dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil,
panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran
lingkar kepala dapat menunjukan kondisi neonatos yang baik.

2) Tanda-tanda vital : neonates post asfiksia berat kondisi akan


baik apabila penanganan asfiksia benar, tepat dan cepat. Suhu
normal pada tubuh bayi n (36 C-37,5C), nadi normal antara
(120-140 x/m), untuk respirasi normal pada bayi (40-60 x/m),
sering pada bayi post asfiksia berat respirasi sering tidak teratur.

3) Kulit : warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstremitas


berwarna biru, pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.

4) Kepala : kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau


cephal haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

5) Mata : warna conjungtiva anemis atau tidak anemis, tidak ada


bleeding conjungtiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukan refleksi terhadap cahaya.

6) Hidung : terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat


penumpukan lender.

7) Mulut : bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau


tidak.

8) Telinga : perhatiakan kebersihannya dan adanya kelainan.

9) Leher : perhatikan keberhasilannya karena leher neonates


pendek.
10) Thorak : bentuk simetris,terdapat tarikan intercostals,perhatikan
suara wheezing dan ronchi,frekwensi bunyi jantung lebih dari
100x/m.

11) Abdomen : bentuk silindris,hepar bayi terletak 1-2 cm dibawah


ascus costae pada garis papilla mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya
hernia diafragma,bising usus timbul 1-2 jam setelah masa
kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI tract belum
sempurna.

12) Umbilicus : tali pusat layu, perhatikan ada perdarahan atau tidak
adanya tanda-tanda infeksi pada tali pusat.

13) Genetalia : pada neonates aterm testis harus turun, lihat adakah
kelainan letak muara uretra pada neonates laki-laki, neonates
perempuan lihat labia mayir dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.

14) Anus : perhatikan adanya darah dalam tinja,frekwensi buang air


besar serta warna dari feces.

15) Ekstremitas : warna biru,gerakan lemah, akral dingin, perhatikan


adanya patah tulang atau adanya kelumpuhan syraf atau keadaan
jari-jari tangan serta jumlahnya.

16) Reflex : pada neonates preterm post asfiksia berat rflek moro
dan sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang.

d. Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia.

2) Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan.


3) Titer torch sesuai indikasi.

4) Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi.

5) Pemantauan elektrolit.

6) Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhoto thorak)

2. Diagnosa Keperawatan

a. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas


pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik

b. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur


(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area
permukaan, penurunan lemak subkutan, ketidakmampuan merasakan
dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk)

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan


penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.

d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis


yang tidak efektif

3. Perencanaan

a. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas


pusat pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot
atau kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektif.

Kriteria hasil:

Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik

Membran mukosa merah muda.


Intervensi Rasional

Mandiri:

1. Kaji frekwensi dan pola 1. Membantu dalam membedakan


pernapasan, perhatikan adanya periode perputaran pernapasan normal
apnea dan perubahan frekwensi dari serangan apnetik sejati, terutama
jantung. sering terjadi pad gestasi minggu
ke-30
2. Isap jalan napas sesuai kebutuhan
2. Menghilangkan mukus yang neyumbat
3. Posisikan bayi pada abdomen atau
jalan napas
posisi telentang dengan gulungan
popok dibawah bahu untuk 3. Posisi ini memudahkan pernapasan
menghasilkan hiperekstensi dan menurunkan episode apnea,
khususnya bila ditemukan adanya
4. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap
hipoksia, asidosis metabolik atau
obat-obatan yang akan
hiperkapnea
memperberat depresi pernapasan
pada bayi 4. Magnesium sulfat dan narkotik
menekan pusat pernapasan dan
Kolaborasi :
aktifitas SSP
5. Pantau pemeriksaan laboratorium
5. Hipoksia, asidosis netabolik,
sesuai indikasi
hiperkapnea, hipoglikemia,
6. Berikan oksigen sesuai indikasi hipokalsemia dan sepsis memperberat

7. Berikan obat-obatan yang sesuai serangan apnetik

indikasi 6. Perbaikan kadar oksigen dan


karbondioksida dapat meningkatkan
fungsi pernapasan

b. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur


(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area
permukaan, penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan
dingin dan berkeringat, cadangan metabolik buruk).

Tujuan : termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan.

Kriteria hasil :

Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 37,50C).

Intervensi Rasional

Mandiri : 1. Hipotermia membuat bayi cenderung


merasa stres karena dingin, penggunaan
1. Kaji suhu dengan memeriksa
simpanan lemak tidak dapat diperbaruai
suhu rektal pada awalnya,
bila ada dan penurunan sensivitas untuk
selanjutnya periksa suhu aksila
meningkatkan kadar CO2 atau
atau gunakan alat termostat
penurunan kadar O2
dengan dasar terbuka dan
penyebar hangat. 2. Mempertahankan lingkungan
termonetral, membantu mencegah stres
2. Tempatkan bayi pada inkubator
karena dingin
atau dalam keadaan hangat
3. Hipertermi dengan peningkatan laju
3. Pantau sistem pengatur suhu ,
metabolisme kebutuhan oksigen dan
penyebar hangat (pertahankan
glukosa serta kehilangan air dapat terjadi
batas atas pada 98,6F,
bila suhu lingkungan terlalu tinggi
bergantung pada ukuran dan
usia bayi) 4. Penurunan keluaran dan peningkatan
berat jenis urine dihubungkan dengan
4. Kaji haluaran dan berat jenis
penurunan perfusi ginjal selama periode
urine
stres karena rasa dingin
5. Pantau penambahan berat badan
5. Ketidakadekuatan penambahan berat
berturut-turut. Bila penambahan
badan meskipun masukan kalori adekuat
berat badan tidak adekuat,
dapat menandakan bahwa kalori
tingkatkan suhu lingkungan
digunakan untuk mempertahankan suhu
sesuai indikasi. lingkungan tubuh, sehingga memerlukan
peningkatan suhu lingkungan.
6. Perhatikan perkembangan
takikardia, warna kemerahan, 6. Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat
diaforesis, letargi, apnea atau berlanjut pada kerusakan otak bila tidak
aktifitas kejang. teratasi.

Kolaborasi : 7. Stres dingin meningkatkan kebutuhan


terhadap glukosa dan oksigen serta dapat
7. Pantau pemeriksaan
mengakibatkan masalah asam basa bila
laboratorium sesuai indikasi
bayi mengalami metabolisme anaerobik
(GDA, glukosa serum,
bila kadar oksigen yang cukup tidak
elektrolit dan kadar bilirubin)
tersedia. Peningkjatan kadar bilirubin
8. Berikan obat-obat sesuai indirek dapat terjadi karena pelepasan
dengan indikasi : fenobarbital asam lemak dari meta bolisme lemak
coklat dengan asam lemak bersaing
dengan bilirubin pada pada bagian ikatan
di albumin.

8. Membantu mencegah kejang berkenaan


dengan perubahan fungsi SSP yang
disebabkan hipertermi

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan


penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot
abdominal lemah, dan refleks lemah.

Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan.

Kriteria hasil :

Bayi mendapat kalori dan nutrient esensial yang adekuat.


Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan
dalam kurva normal dengan penambahan berat badan tetap,
sedikitnya 20-30 gram/hari.

Intervensi Rasional

Mandiri : 1. Menentukan metode pemberian makan


yang tepat untuk bayi
1. Kaji maturitas refleks berkenaan
dengan pemberian makan 2. Pemberian makan pertama bayi stabil
(misalnya : mengisap, menelan, memiliki peristaltik dapat dimulai 6-12
dan batuk) jam setelah kelahiran. Bila distres
pernapasan ada cairan parenteral di
2. Auskultasi adanya bising usus,
indikasikan dan cairan peroral harus
kaji status fisik dan statuys
ditunda
pernapasan
3. Mengidentifikasikan adanya resiko
3. Kaji berat badan dengan
derajat dan resiko terhadap pola
menimbang berat badan setiap
pertumbuhan. Bayi SGA dengan
hari, kemudian dokumentasikan
kelebihan cairan ekstrasel
pada grafik pertumbuhan bayi
kemungkinan kehilangan 15% BB
4. Pantau masuka dan dan lahir. Bayi SGA mungkin telah
pengeluaran. Hitung konsumsi mengalami penurunan berat badan
kalori dan elektrolit setiap hari dealam uterus atau mengalami

5. Kaji tingkat hidrasi, perhatikan penurunan simpanan lemak/glikogen.

fontanel, turgor kulit, berat jenis 4. Memberikan informasi tentang


urine, kondisi membran mukosa, masukan aktual dalam hubungannya
fruktuasi berat badan. dengan perkiraan kebutuhan untuk

6. Kaji tanda-tanda hipoglikemia; digunakan dalam penyesuaian diet.

takipnea dan pernapasan tidak 5. Peningkatan kebutuhan metabolik dari


teratur, apnea, letargi, fruktuasi bayi SGA dapat meningkatkan
suhu, dan diaphoresis. Pemberian kebutuhan cairan. Keadaan bayi
makan buruk, gugup, menangis, hiperglikemia dapat mengakibatkan
nada tinggi, gemetar, mata diuresi pada bayi. Pemberian cairan
terbalik, dan aktifitas kejang. intravena mungkin diperlukan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan,
Kolaborasi :
tetapi harus dengan hati-hati ditangani
7. Pantau pemeriksaan laboratorium untuk menghindari kelebihan cairan
sesuai indikasi : Glukas serum.
6. Karena glukosa adalah sumber utama
Nitrogen urea darah, kreatin,
dari bahan bakar untuk otak,
osmolalitas serum/urine,
kekurangan dapat menyebabkan
elektrolit urine
kerusakan SSP permanen.hipoglikemia
8. Berikan suplemen elektrolit secara bermakna meningkatkan
sesuai indikasi misalnya kalsium mobilitas mortalitas serta efek berat
glukonat 10% yang lama bergantung pada durasi
masing-masing episode

7. Hipoglikemia dapat terjadi pada awal 3


jam lahir bayi SGA saat cadangan
glikogen dengan cepat berkurang dan
glukoneogenesis tidak adekuat karena
penurunan simpanan protein obat dan
lemak.

8. Mendeteksi perubahan fungsi ginjal


berhubungan dengan penurunan
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat malnutrisi.

9. Ketidakstabilan metabolik pada bayi


SGA/LGA dapat memerlukan
suplemen untuk mempertashankan
homeostasis.
d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang tidak efektif.

Tujuan : pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi.

Kriteri hasil :

Suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda-tanda infeksi.

Leukosit 5.000-10.000

Intervensi Rasional

Mandiri : 1. Untuk mengetahui lebih dini adanya


tanda-tanda terjadinya infeksi
1. Kaji adanya tanda tanda infeksi
2. Tindakan yang dilakukan untuk
2. Lakukan isolasi bayi lain yang
meminimalkan terjadinya infeksi yang
menderita infeksi sesuai
lebih luas
kebijakan insitusi
3. Untuk mencegah terjadinya infeksi
3. Sebelum dan setelah menangani
bayi, lakukan pencucian tangan 4. Untuk mencegah terjadinya infeksi

4. Yakinkan semua peralatan yang 5. Untuk mencegah terjadinya infeksi


kontak dengan bayi bersih dan yang berlanjut pada bayi
steril

5. Cegah personal yang mengalami


infeksi menular untuk tidak
kontak langsung dengan bayi.

4. Evaluasi Keperawatan

Merupakan hasil perkembangan klien dengan berpedoman kepada


hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Hanifah, 2010. Perawatan Pediatic. Jakarta : TUSCA

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC.
Yogyakarta : Media Action Publishing.

Prawirohardjo, 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka

Proverawati, 2010. Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika


Pantiawati, 2010. Bayi Dengan Berat Lahir Rendah. Yogyakarta : Muha Medika

Anda mungkin juga menyukai