PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Dewasa ini tenaga listrik memegang peranan penting dalam kehidupan manusia
sehari-hari, khususnya dalam bidang industri dan pabrik sebagai tenaga penggerak mesin-
mesin produksi, penerangan dan sebagainya. Jikalau kebutuhan listrik ditelaah dari sudut
pandang ilmu ekonomi, maka kebutuhan listrik dapat dikategorikan sebagai kebutuhan
primer bersanding dengan kebutuhan primer manusia lainnya seperti sandang, pangan, dan
papan.
Demikian halnya dalam industri Perkapalan, listrik memegang peranan penting karena
digunakan sebagai alat bantu dalam pengoperasian suatu kapal. Sejumlah peralatan kapal
membutuhkan listrik sebagai media pengoperasiannya, seperti alat navigasi, peralatan
bongkar muat, peralatan di ruang mesia peralatan di bagian hull kapal. Jika disempitkan
sedikit, intinya kapal tidak dapat beroperasi dan berlayar jika tidak ada energi listrik yang
menjadi inhibitor dalam pengoperasiannya. Energi listrik di kapal sangat berhubungan
dengan kapasitas genset ( generator set ). Karena semua peralatan-peralatan yang
membutuhkan listrik, akan mengambil energi listrik dari genset tersebut. Sehingga, generator
set harus di desain sedemikian rupa agar supply listrik dikapal mencukupi. Selain faktor
pemenuhan supply listrik di kapal, generator set juga harus di desain dengan mengedepankan
faktor ekonomi. Sedapat mungkin daya yang dihasilkan oleh generator set tidak mubasir
(total daya generator set total daya yang dibutuhkan peralatan di kapal).
Selain ini, banyak metode untuk menghitung kapasitas generator set di kapal. Metode
paling terkemuka yang di berlakukan di Indonesi adalah metode BKI. Karena sebelum kapal
diluncurkan, segala aspeknya harus di periksa oleh BKI, termasuk instalasi listriknya.
Berangkat dari penuturan di atas, maka dibuatlah laporan mengenai perencanaaan kapasitas
generator pada kapal dengan menggunakan metode BKI.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari perencanaan generator ini adalah :
Bagaimana menghitung kebutuhan daya pompa-pompa yang ada di atas kapal
Bagaimana menghitung kebutuhan daya alat-alat operasi yang ada di atas kapal
Bagaimana cara merencanakan generator sebagai pembangkit listrik di atas kapal
TINJAUAN PUSTAKA
A. JENIS-JENIS POMPA
Jenis-jenis pompa dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu pompa sentrifugal dan
pompa Dalam pengoperasian kapal tidak lepas dari penggunaan sistem perpompaan yang ada
diatas kapal. Pada umumnya pompa diletakkan di dasar ganda ( double bottom ) yang
digunakan untuk membantu kelancaran sistem-sistem yangada diatas kapal seperti sistem
ballast, sistem pemadam kebakaran, sistem sanitary, sistem air tawar, dan sebegainya.
Untuk itu, pompa-pompa yang digunakan diatas kapal tersebut antara lain :
1. Pompa Ballast
Ballast yang ditempatkan pada ceruk haluan dan ceruk buritan berfungsi untuk melayani
perubahan trim kapal. Tanki-tangki ballast dasar ganda dan deep tank diisi dengan ballast
berfungsi untuk mendapatkan kondisi draft pada lambung kapal dan menghilangkan
kemiringan. Dalam pengoperasian secara sentraslisasi tangki-tangki ballast diisi dan
dikosongkan dengan menggunakan pompa yang biasa disebut pompa ballast.
2. Pompa Sanitary
Sistem sanitary digunakan untuk menyingkirkan atau membuang air dari geladak dan
juga menbuang air yang sudah dipakai dari tempat-tempat mandi, wc, laundry, bar-bar
makanan dan minuman, dapur, dan sebagainya. Dari setiap geladak air mengalir turun ke
geladak yang lebih rendah melalui pipa-pipa scupper, dimana akhirnya sampai pada geladak
yang paling rendah / akhir diatas garis air dan akhirnya dibuang melalui freeing port yang
dipasang pada bulwark. Sistem sanitary ini dilancarkan pengoperasiannya oleh pompa
sanitaray yang memompa air/kotoran-kotoran untuk dibuang.
3. Pompa Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran dapat digunakan untuk semua peristiwa kebakaran untuk
memadamkan api diatas kapal, kecuali bila yang tebakar itu batu bara, minyak, atau peralatan
listrik. Sistem pemadam kebakaran dikapal adalah sistem sentralisasi (dipusatkan) dan
dipasang dari pipa tembaga atau pipa yang berdiameter 50 sampai 100 mm. Pipa utama
dipasang memanjang sepanjang kapal dan dilengkapai dengan risers (flens pemadam
kebakaran) yang berjarak tidak lebih dari 20 m. Paling sedikit 2 risers pemadam kebakaran
yang dipasang pada kapal yaitu di sisi kapal dalam kamar mesin dan pada ruangan ketel uap.
B. PERLENGKAPAN PENERANGAN
PERHITUNGAN DAYA
1) DATA KAPAL
Berdasarkan tugas prarancangan kapal, maka diperoleh data kapal sebagai berikut :
Ukuran Utama Kapal
LBP = 94,45 m
LWL = 98,23 m
B = 16,68 m
T = 6,43 m
H = 8,14 m
Vs = 14,5 knot
DWT = 4900 ton
LWT = 2280,65 ton
Hdb kamar mesin = 1,5 Hdb
= 1,5 1,10
= 1,65 m
Koefisien Bentuk Kapal
Cb = 0,66
Cm = 0,98
Cw = 0,79
Cpv = 0,67
Cph = 0,84
Kapasitas Tangki-Tangki
Pada laporan ini akan ditampilkan perhitungan kapasitas tangki-tangki yang tidak
dihitung pada tugas prarancangan. Berikut penjabarannya.
Tangki Ballast
Berdasarkan buku Sistim dan Perlengkapan Kapal (Ship Outfitting) by Soekarsono
N.A halaman 173, berat tangki ballast dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Wballast = (10 17 %)
Dimana :
= Displacement kapal yaitu 7180,65 ton
= 1050,82 m3 / 6 jam
= 175,14 m3/jam
= 2,92 m3/menit
= 0,049 m3/detik
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak antara 1,60 - 3,15 m3/menit, memiliki
diameter 150 mm. Karena kapasitas pompa rancangan (Q) bernilai 2,92 m3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 150 mm
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa ballast dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 150 mm
(150 16)
So =
20 80 1
= 1,50 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 1,50 mm + 3 + 0
= 4,50 mm
= 3,14 0,152 m2
= 0,02 m2
V = (0,049 m/s) / (0,02 m2)
= 2,45 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
hv =
= 2,24 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 2,45 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
I II III II III
Gate Valve 7 10 70
Katup Close Return Blend 2 2,2 4,4
Saringan 2 1,97 3,94
Sambungan Siku 5 0,75 3,75
Sambungan T 6 1,8 10,8
92,89
(,)
hl2 = , ( , )
= 28,16 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 2,24 m + 28,16 m
N= (Hp)
Dimana :
= 23,57 Hp
= 17,68 kW
= 34,86 m3/jam
= 0,581 m3/menit
= 0,0097 m3/sekon
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak antara 0,40 0,80 m3/menit, memiliki
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 80 mm
(80 16)
So =
20 80 1
= 0,80 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 0,8 mm + 3 + 0
= 3,8 mm
= 0,005 m2
0,0097 m3 /sekon
V =
0,005 2
= 1,94 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
(,)
=
,
= 0,19 m
hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa
= hl1 + hl2
10,666 1,85
hl1 =
1,85 4,85
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,0097 m3/sekon
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 20,00 m
C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku Pompa dan Kompressor)
= 130 ( untuk pipa besi cor baru )
D = Diameter pipa (m)
= 0,08 m
Sehingga :
, (,), ,
hl1 =
(), (,),
= 1,05 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 1,94 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
I II III II III
Gate Valve 1 10 10
(,)
hl2 = , ( , )
= 3,08 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 1,05 m + 3,08 m
= 4,13 m
Jadi :
H = ha + hp + h v + h1
= 4,03 m + 0 m + 0,19 m + 4,13 m
= 8,35 m
N= (Hp)
Dimana :
Q = Kapasitas pompa yaitu 34,86 m3/jam
H = Tinggi kenaikan tekanan (m)
= 8,35 m
= Massa jenis air laut (kg/m3)
= 1025 kg/m3
= Efisiensi pompa
= 0,98 ( untuk pompa baru )
Sehingga :
, ,
N = ,
C. SISTEM BILGA
Pompa bilga adalah pompa yang menyatu dengan pompa drainase yang berfungsi
untuk mengeringkan ruang muat jika pada saat melakukan pelayaran kapal pemasukan air
laut dari lubang palka yang tidak kedap, merembesnya air dari pori-pori plat.
Selain itu pompa ini juga berfungsi menguras zat-zat cair yang tidak diperlukan dari
sumur penampungan (Bilga Cpurse) untuk dibuang kelaut setelah mengalami penyaringan
dan pemisahan limbah.
PERHITUNGAN DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku BKI VOLUME III Section 11 N 2.3 , diamater pipa bilga dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
D = 30 ( + ) + 35
Dimana :
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa bilga dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
( )
So =
20
= 3,14 (0,09)2 m2
= 0,0064 m2
V = (0,013 m3/sekon) / (0,0064 m2)
= 2,03 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
hv =
= 1,25 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 2,03 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
I II III II III
Gate Valve 5 10 50
Katup Close Return Blend 2 2,2 4,40
Saringan 2 1,97 3,94
Sambungan Siku 4 0,75 3,00
Sambungan T 3 1,8 5,40
66,74
(,)
hl2 = , ( , )
= 13,89 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 1,25 m + 13,89 m
= 15,14 m
N= (Hp)
Dimana :
= 3,42 Hp
= 2,57 kW
Menurut BKI Vol. III , Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan-peralatan, dan
pompa pompa , M 3.6 Hal. 156 dikatakan bahwa pada umumnya kapal kapal barang harus
mempunyai 2 buah pompa bilga yang digerakkan oleh mesin dan berdiri sendiri.
Sedangkan menurut tabel 2.3 "Buku Pompa dan kompressor oleh Haruo Tahara dan
Sularso" dijelaskan bahwa jumlah pompa terpasang untuk mengisap dan menyalurkaan jika
debit yang direncanakan sampai 2800 m3/hari maka jumlah pompa keseluruhan 2 buah, 1
pompa utama dan 1 cadangan. Karena Q = 1093,44 m3/hari maka pompa yang direncanakan :
Pompa utama = 1 buah
Pompa cadangan = 1 buah
Total pompa = 2 buah
= 10,21 m3/jam
= 0,17 m3/menit
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak antara 0,16 0,32 m3/menit, memiliki
diameter 50 mm. Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,17 m3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 50 mm
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa air tawar harian dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
( )
So =
20
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 50 mm
(50 16)
So =
20 80 1
= 0,50 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 0,5 mm + 3 + 0
= 3,5 mm
= 0,0019625 m2
= 1,43 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
hv =
(,)
=
,
= 0,103 m
hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa
= hl1 + hl2
10,666 1,85
hl1 =
1,85 4,85
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,0028 m3/sekon
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 12,00 m
C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku Pompa dan Kompressor)
= 130 ( untuk pipa besi cor baru )
D = Diameter pipa (m)
= 0,05 m
Sehingga :
, (,), ,
hl1 =
(), (,),
= 0,61 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 1,43 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
(,)
hl2 = , ( , )
= 7,64 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 0,61 m + 7,64 m
= 8,25 m
Jadi :
H = ha + hp + h v + h1
= 4,03 m + 0 m + 0,103 m + 8,25 m
= 12,383 m
Tapi Dalam buku "Machinery Outfitting Design Manual" halaman 62, head total
pompa biasanya berkisar antara (40 ~ 50) meter untuk sistem hydrophore dan (30 ~ 40) meter
untuk comtinous running system. Karena dalam perencanaan, desainer menggunakan
hydrophore, maka head total dari pompa yang digunakan adalah :
H = 50 m
N= (Hp)
Dimana :
= 1,98 Hp
= 1,48 kW
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan peralatan, dan
pompa pompa , P.1. Hal. 163; mengenai sistem air tawar tidak ditentukan jumlah pompa air
tawar yang harus digunakan. Jadi direncanakan pompa sebagai berikut :
Pompa utama = 1 buah
Pompa cadangan = 1 buah
Total pompa = 2 buah
= 36,90 m3/jam
= 0,615 m3/menit
= 0,01025 m3/sekon
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapa sitas pompa (Q) yang terletak antara 0,40 0,80 m3/menit, memiliki
diameter 80 mm. Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,615 m3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 80 mm
Untuk diamter pipa pengisian pada Bunker direncanakan 2 kali dari pipa service
harian yaitu 80 2 = 160 mm.
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa bahan bakar tangki
harian dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 80 mm
(80 16)
So =
20 80 1
= 0,80 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 0,80 mm + 3 + 0
= 3,8 mm
= 0,005 m2
0,01025 m3 /sekon
V =
0,005 2
= 2,05 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
hv =
(,)
=
,
= 0,21 m
hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa
= hl1 + hl2
10,666 1,85
hl1 =
1,85 4,85
Dimana :
= 0,46 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 2,05 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
I II III II III
Gate Valve 7 10 70
Saringan 2 1,97 3,94
Sambungan Siku 7 0,75 5,25
Sambungan T 3 1,8 4,8
83,99
(,)
hl2 = , ( , )
= 17,65 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
N= (Hp)
Dimana :
= 3,27 Hp
= 2,46 Kw
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan peralatan, dan
pompa pompa , P.1. Hal. 163; mengenai sistem bahan bakar harian tidak ditentukan jumlah
pompa bahan bakar yang harus digunakan. Jadi direncanakan pompa sebagai berikut :
Pompa utama = 1 buah
Pompa cadangan = 1 buah
Total pompa = 2 buah
= 132,08 m3/jam
= 2,20 m3/menit
= 0,036 m3/sekon
DIAMETER PIPA
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa bahan bakar tangki
induk dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
( )
So =
20
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 150 mm
(150 16)
So =
20 80 1
= 1,50 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 1,50 mm + 3 + 0
= 4,50 mm
= 0,0176 m2
0,036 m3 /sekon
V =
0,0176 2
= 2,05 m/s
(,)
=
,
= 0,21 m
hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa
= hl1 + hl2
10,666 1,85
hl1 =
1,85 4,85
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,036 m3/sekon
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 15,00 m
C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku Pompa dan Kompressor)
= 130 ( untuk pipa besi cor baru )
D = Diameter pipa (m)
= 0,15 m
Sehingga :
, (,), ,
hl1 =
(), (,),
= 0,42 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 2,05 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
(,)
hl2 = , ( , )
= 19,95 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 0,42 m + 19,95 m
= 20,37 m
Jadi :
H = ha + hp + h v + h1
= 4,03 m + 0 m + 0,21 m + 20,37 m
= 24,61 m
N= (Hp)
Dimana :
= 12,59 Hp
= 9,44 Kw
Dalam buku BKI Vol. III, Bab II Pipa-pipa, katup - katup, peralatan peralatan, dan
pompa pompa , P.1. Hal. 163; mengenai sistem bahan bakar induk tidak ditentukan jumlah
pompa bahan bakar induk yang harus digunakan. Jadi direncanakan pompa sebagai berikut :
Pompa utama = 1 buah
Pompa cadangan = 1 buah
Total pompa = 2 buah
= 7,95 m3/jam
= 0,13 m3/menit
= 0,0022 m3/sekon
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak di bawah 0,20 m3/menit, memiliki
diameter 40 mm. Karena kapasitas pompa rancangan (Q) bernilai 0,13 m 3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 40 mm
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa minyak pelumas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
( )
So =
20
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 40 mm
= 0,001256 m2
0,0022 m3 /sekon
V =
0,001256 2
= 1,75 m/s
g = 9,8 m/s2
Sehingga :
hv =
(,)
=
,
= 0,16 m
hi = Kehilangan longitudinal pada pipa lurus oleh gesekan sepanjang pipa
= hl1 + hl2
10,666 1,85
hl1 =
1,85 4,85
Dimana :
Q = Debit aliran (m3/s)
= 0,0022 m3/sekon
L = Panjang pipa lurus terpanjang (m)
= 8,00 m
C = Koefisien jenis pipa ( Tabel 2.1 Halaman 30 buku Pompa dan Kompressor)
= 130 ( untuk pipa besi cor baru )
= 0,77 m
2
hl2 = (2)
Dimana :
V = Kecepatan aliran zat cair (m/s)
= 1,75 m/s
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
= 9,8 m/s2
K = Jumlah koefisien kehilangan lokal, berdasarkan tabel berikut :
Penyebab Jumlah Koefisien Nilai
I II III II III
Gate Valve 7 10 70
Saringan 3 1,97 5,70
Sambungan Siku 7 0,75 5,25
Sambungan T 3 1,8 4,8
85,75
(,)
hl2 = , ( , )
= 13,26 m
Sehingga,
hl = hl1 + hl2
= 0,77 m + 13,26 m
= 14,03 m
Jadi :
H = ha + hp + h v + h1
= 4,58 m + 0 m + 0,16 m + 14,03 m
= 18,77 m
N= (Hp)
Dimana :
= 0,60 Hp
= 0,45 kW
+
Q = (m3/jam)
// ,
( )+ ,
Q =
Q = 1,858 m3/jam
Q = 0,031 m3/menit
Q = 0,0005 m3/sekon
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak di bawah 0,20 m3/menit, memiliki
diameter 40 mm. Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,031 m3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 40 mm
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 40 mm
(40 16)
So =
20 80 1
= 0,40 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 0,40 mm + 3 + 0
= 3,40 mm
Dimana :
C = Kecepatan aliran zat air yaitu 2 m/s
g = Percepatan gravitasi 9,8 m/s2
p = Tekanan yang ditunjukkan pada barometer yaitu 25000 Kg/m3
r = Massa jenis air asin yaitu 1025 Kg/m3
z = Tinggi kedudukan pompa dari zat yang yang dipompa yaitu 1,65 m = Hdb
kamar mesin
Sehingga :
= 26,245 m
N= (Hp)
Dimana :
= 0,19 Hp
= 0,14 kW
I. SISTEM PEMADAM
Pompa pemadam berfungsi untuk menyuplai air ke sistem pemadam kebakaran.
Kadang juga pompa ini digunakan sebagai pompa cadangan untuk ballast atau sistem bilga.
Tiap pompa memenuhi syarat yang telah ditentukan, yang mana tiap pompa tersebut dapat
memberikan pancaran air sekurang-kurangnya 2 pancaran air yang kuat ke segala arah di atas
kapal.
Untuk Pompa Pemadam Yang Diletakkan di Geladak Utama
KAPASITAS POMPA
Berdasarkan buku BKI Volume III Section 12-7 , kapasitas pompa pemadam pada
dapat direncanakan sebesar :
Q = 25 m3/jam
atau
Q = 0,42 m3/menit
Q = 0,0069 m3/sekon
DIAMETER PIPA
Berdasarkan buku Pompa dan Kompresor by Prof. Dr. Haruo Tahara halaman 23
Tabel 2.10 bahwa kapasitas pompa (Q) yang terletak antara 0,40 0,80 m3/menit, memiliki
diameter 80 mm. Karena kapasiatas pompa rancangan (Q) bernilai 0,42 m3/menit, maka
diperoleh diameter pipa yaitu :
D = 80 mm
TEBAL PIPA
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 80 mm
(80 16)
So =
20 80 1
= 0,80 mm
c = Faktor korosi sea water lines yaitu 3
b =0
Sehingga :
S = 0,80 mm + 3 + 0
= 3,80 mm
Dimana :
c = Kecepatan aliran zat cair yaitu 2 m/s
g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2
p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2
r = Massa jenis zat cair 1025 kg/m3
z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa = Hkapal yaitu 8,14 m
Sehingga :
()
H = , + + ,
= 32,734 m
N= (Hp)
Dimana :
= 3,17 Hp
= 2,38 kW
TEBAL PIPA
Berdasarkan buku BKI 2006 Section 11 C.2.1, tebal pipa pemadam dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
S = So + c + b
Dimana :
( )
So =
20
Pc = 16 bar
V = 1,00
D = 80 mm
(80 16)
So =
20 80 1
Dimana :
c = Kecepatan aliran zat cair yaitu 2 m/s
g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2
p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2
r = Massa jenis zat cair 1025 kg/m3
z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa = Hdb kamar mesin
yaitu 1,65 m
Sehingga :
()
H = , + + ,
= 26,245 m
N= (Hp)
Dimana :
= 2,54 Hp
= 1,90 kW
Dimana :
D = Diameter silinder (bore) mesin utama yaitu 540 mm
H = Langkah torak (stroke) mesin utama yaitu 850 mm
z = Jumlah silinder mesin utama 6
p = Tekanan pada botol angin yaitu 25 kg/cm3
q = Tekanan minimum untuk langkah torak yaitu 9 kg/cm3
a = 3500 + 2500
= 3500 540 + 2500
= 83832,65 mm
b = 0,3 (untuk mesin 4 tak)
c = 1 (untuk mesin tunggal)
d = 1 (untuk 25 kg/m3)
Sehingga :
,
VBA = (+) + ()
( , )
= 63,591 liter
= 0,064 m3
KAPASITAS KOMPRESOR
Berdasarkan buku BKI Volume III Halaman 214 Bagian 4.3.6 kapasitas kompresor
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Q = 1,7 VBA (p-q)
Dimana :
VBA = 0,064 m3
p = Tekanan pada botol angin yaitu 25 kg/cm3
q = Tekanan minimum untuk langkah torak yaitu 9 kg/cm3
Sehingga :
Q = 1,7 0,064 m3 (25 kg/cm3 - 9 kg/cm3)
Dimana :
c = Kecepatan aliran gas yaitu 5 m/s
g = Percepatan gravitasi yaitu 9,8 m/s2
p = Tekanan maksimum pada barometer yaitu 25000 kg/m2
r = Massa jenis udara 1293 kg/m3
z = Tinggi kedudukan pompa dari fluida gas yang dipompa = Hdb yaitu 1,1 m
Sehingga :
()
H = , + + ,
= 21,71 m
Dimana :
= 0,184 Hp
= 0,138 Kw
B. BLOWER
Berdasarkan untuk mempertahankan suhu kamar mesin agar tetap dalam keadaan
stabil.
PERHITUNGAN DAYA BLOWER
Berdasarkan buku BKI Volume III Halaman 214 Bagian 2 - 4 kapasitas blower
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
N = Kekuatan Pompa VKM (m3/jam)
Dimana :
VKM = Volume kamar mesin yaitu :
= Panjang kamar mesin Bkapal (Hkapal Hdb)
= 11,922 m 16,68 m (8,14 m 1,1 m)
= 1399,97 m3
Kekuatan pompa yaitu 3,8 Hp/100 m3
Sehingga :
N = 1399,97 3,8 Hp/100 m3
= 53,20 Hp
= 39,90 kW
C. MESIN KEMUDI
Fungsi kemudi adalah untuk menentukan dan mengatur arah haluan kapal sesuai
gerak kapal yang diinginkan.
DAYA POMPA
Berdasarkan buku BKI Volume II Section 14-2 , daya tenaga penggerak mesin
kemudi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
( )
N=
Dimana :
Nk = Besar sudut yang ditempuh setiap menit yaitu 70o
CR = X1 X2 X3 132 A Vo2 Xt
C = Lebar rata-rata daun kemudi yaitu 1,6 m
A = T/3 2 C
= 6,43/3 2 1,6
= 6,85 m2
+2
X1 =
3
2
a =
= 2,68
2,68+2
X1 =
3
= 1,56
X2 = Koefisien kemudi, untuk kemudi yang berbentuk pelat yaitu 0,9
X3 = Koefisien kemudiyang tergantung pada letak daun kemudi yaitu 1,150
Xt = Koefisien kecepatan yaitu 1
Vo = kecepatan kapal yaitu 14,5 knot
Sehingga :
CR = (1,56 0,9 1,150 132 6,85 (14,5)2 1)/10
= 30728,209 N
QR = CR t
t = C (a-Kb)
= 1,6 (0,55 0,08)
= 0,752 m
Sehingga :
QR = 30728,209 N 0,752 m
23107,613
Dt = 4,2
1,048
= 62,381 mm
= 0,062 m
6 ( )3
Mke =
1000
6 (62,381 )3
=
1000
= 1456,467 Nm
Jadi,
(, )
N =
= 4,716 Hp
= 3,516 Kw
D. WINDLASS JANGKAR
Mesin jangkar berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan jangkar pada saat kapal
berlabuh dilaut lepas atau sandar di pelabuhan.
KEBUTUHAN JANGKAR
Dalam buku BKI VOLUME II 1989 tentang perhitungan perencanaan jangkar,
maka kebutuhan jangkar pada kapal rancangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Z = D2/3 + 2.H.B + A/10
Dimana :
D = Displacement kapal yaitu 7180,65 ton
= ( 7180,65 )2/3
= 372,20 ton
H = fb + hi
Fb = Tinggi lambung timbul yaitu 1,71 m
E. WINDLASS SEKOCI
Mesin ini berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan sekoci pada saat kapal akan
digunakan atau terjadi kecelakaan.
PERHITUNGAN DAYA SEKOCI
Berdasarkan buku Sistem dan Perlengkapan Kapal , oleh Sukarsono N.A. halaman
75, bahwa daya windlass sekoci dapat menggunakan rumus berikut :
N=
Dimana :
W = berat sekoci + berat perlengkapan + berat crew (kg)
= 1,52 Hp
= 1,14 kW
F. WINDLASS TANGGA
Mesin ini berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan tangga pada saat akan
digunakan atau sandar di pelabuhan. Tangga yang dimaksud adalah tangga akomodasi yang
terletak di lambung kiri dan kanan kapal.
PERHITUNGAN DAYA MOTOR TANGGA PENDARAT
Berdasarkan buku Sistem dan Perlengkapan Kapal , oleh Sukarsono N.A. halaman
75, bahwa daya windlass tangga dapat menggunakan rumus berikut :
N=
Dimana :
W = Berat tangga yaitu 1600 Kg
H = Tinggi tangga akomodasi yaitu 9 m
= Efisiensi motor yaitu 0,98 ( untuk motor baru )
Jadi ,
,
N =
,
= 3,27 Hp
= 2,45 kW
MAIN DECK
Dimensi Volume
No Item Jumlah
P L T (m3)
1 Kamar Serang dan Juru Mudi 1 1 4,20 4,32 2,2 39,92
2 Ruang Santai ABK 1 2,85 3,46 2,2 21,69
3 Kamar Juru Minyak 1 dan 2 1 4,20 4,32 2,2 39,92
4 Kamar Juru Masak Dan Juru Mudi 2 1 4,20 4,15 2,2 38,35
5 Kamar Mandor Mesin 1 3,20 3,86 2,2 27,17
6 Gudang Perlengkapan 1 2,10 3,95 2,2 18,25
7 Toilet 1 2,80 3,58 2,2 22,05
8 Gudang Perbekalan 1 4,60 1.83 2,2 18,52
9 Dapur 1 4,60 3,42 2,2 34,61
10 Ruang Makan 1 4,60 6,40 2,2 64,77
Jumlah 325,25
POOP DECK
Dimensi Volume
No Item Jumlah
P L T (m3)
1 Kamar Mualim 1 1 4,00 5,05 2,2 44,44
2 Kamar Masinis 1 1 4,00 5,05 2,2 44,44
3 Toilet 1 2,40 3,21 2,2 16,95
4 Mushollah 1 3,15 3,23 2,2 22,38
5 Kamar Mualim 2 Dan Operator Radio 1 4,38 4,32 2,2 41,63
6 Kamar Masinis 2 1 4,06 4,32 2,2 38,59
Jumlah 173,43
NAVIGATION DECK
Dimensi Volume
No Item Jumlah
P L T (m3)
1 Ruang Kemudi 1 3,20 8,24 2,2 58,00
2 Ruang Peta 1 2,80 3,62 2,2 22,30
3 Ruang Radio 1 3,20 3,91 2,2 27,53
Jumlah 107,83
No Item Volume
1 MAIN DECK 325,25 m3
2 POOP DECK 173,43 m3
3 BOAT DECK 200,74 m3
4 NAVIGATION DECK 107,83 m3
JUMLAH 807,25 m3
H. LAMPU PENERANGAN
PENERANGAN DALAM
( Merchant Ship Design Hand Book Volume V)
MAIN DECK
Dimensi (m) Kebutuhan
No Item Jumlah W/m2 Daya
P L
(Watt)
1 Kamar Serang dan Juru Mudi 1 1 4,20 4,32 30 544,32
2 Ruang Santai ABK 1 2,85 3,46 30 295,83
3 Kamar Juru Minyak 1 dan 2 1 4,20 4,32 30 544,32
4 Kamar Juru Masak Dan Juru Mudi 2 1 4,20 4,15 30 522,90
5 Kamar Mandor Mesin 1 3,20 3,86 30 370,56
6 Gudang Perlengkapan 1 2,10 3,95 30 248,85
7 Toilet 1 2,80 3,58 30 300,72
8 Gudang Perbekalan 1 4,60 1.83 30 252,54
9 Dapur 1 4,60 3,42 30 471,96
10 Ruang Makan 1 4,60 6,40 30 883,20
Jumlah 4435,20
NAVIGATION DECK
Dimensi (m) Kebutuhan
No Item Jumlah W/m2 Daya
P L
(Watt)
1 Kamar Mualim 1 1 4,00 5,05 30 606,00
2 Kamar Masinis 1 1 4,00 5,05 30 606,00
3 Toilet 1 2,40 3,21 30 231,12
BOAT DECK
Dimensi (m) Kebutuhan
No Item Jumlah W/m2 Daya
P L
(Watt)
1 Kamar KKM 1 5,00 5,05 30 757,50
2 Kamar Kapten 1 5,00 5,05 30 757,50
3 Ruang Rapat ABK 1 4,31 4,50 30 581,85
4 Kantor Kapten 1 3,47 3,48 30 362,29
5 Kantor Kepala Kamar Mesin 1 3,65 2,54 30 278,13
Jumlah 2737,27
NAVIGATION DECK
Dimensi (m) Kebutuhan
No Item Jumlah W/m2 Daya
P L
(Watt)
1 Ruang Kemudi 1 3,20 8,24 30 791,04
2 Ruang Peta 1 2,80 3,62 30 304,08
3 Ruang Radio 1 3,20 3,91 30 375,36
Jumlah 1470,48
LAIN-LAIN
Dimensi (m) Kebutuhan
No Item Jumlah W/m2 Daya
P L
(Wat)
1 Ruang Mesin 1 12,60 12,55 30 4743,90
2 Lampu Jalan Tiap Deck 60 - - 40 2400,00
PENERANGAN LUAR
No Item Kebutuhan Daya (Watt)
1 Gang Luar Navigasi 120
2 Tempat Peluncuran Sekoci 1000
3 Lubang Palka 1200
4 Gang Luar Poop Deck 1000
Jumlah 3320
J. ALAT ANGKAT
Berdasarkan buku Marine Power Plan and Auxilarry Power by P.Akimov,
tegangan tarik pada alat angkat adalah :
PG = P + Q
Dimana :
P = Beban angkat
Q = Tambahan Beban Akibat Tegangan Kritis
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Data-data beban
Data-data yang dapat dilayani oleh generator pada kapal rancangan adalah Beban
pompa-pompa, Beban alat khusus dan Beban alat opersaioal kapal.
2) Jadwal pemakaian
Pemakaian daya listrik olehmasing-masing beban, tergantung daripengoperasian kapal
yang dikaitkan dengan jadwal operasinya. Adapunoperasi kapal dapat digolongkan sebagai
berikut:
Kapal sedang berlayar pada waktu siang
Kapal sedang berlayar pada waktu malam
Kapal sedang berlabuh pada waktu siang
Kapal sedang berlabuh pada waktu malam
Kapal sedang dalam keadaan darurat
6) Perhitungan beban/daya
Perhitungan beban dimaksudkan untuk menghitung jumlah total beban daya listrik
yang akan disuplai oleh generator. Perhitungan beban generator dapat dilihat pada tabel
perhitungan beban atau electric balance. Dari hasilperhitungan electric balance maka
B. Saran
1) Dibutuhkan cukup literatur untuk mengerjakan tugas ini
2) Partisipasi aktif mahasiswa sangat menentukan kelancaran laporan ini
3) Bimbingan dosen juga sangat diperlukan
Ir. Sularso, MSME dan Prof. DR. Haruo Tahara. 2000. Pompa dan Kompressor. Jakarta : PT
Pradnya Paramita.
Sutrisno, N.A. 1995. Sistim Dan Perlengkapan Kapal. Jakarta : PT Pamator Pressindo
Taggart, Robert. 1980. Ship Design and Ship Construction. New York : The Society of Naval