Anda di halaman 1dari 2

Dr.Melanie,Sp.

Nia Vebriyani 112016119

1. Jelaskan kriteria Bronkopneumonia menurut WHO!

Jawab :

WHO merekomendasikan penggunaan peningkatan frekuensi napas dan retraksi subkosta untuk
mengklasifikasikan pneumonia di negara berkembang. Namun demikian, kriteria tersebut
mempunyai sensitivitas yang buruk untuk anak malnutrisi dan sering overlapping dengan gejala
malaria.5

Klasifikasi pneumonia (berdasarkan WHO):

1. Bayi kurang dari 2 bulan


Pneumonia berat: napas cepat atau retraksi yang berat
Pneumonia sangat berat: tidak mau menetek/minum, kejang, letargis, demam atau
hipotermia, bradipnea atau pernapasan ireguler
2. Anak umur 2 bulan-5 tahun
Pneumonia ringan: napas cepat
Pneumonia berat: retraksi
Pneumonia sangat berat: tidak dapat minum/makan, kejang, letargis, malnutrisi.

Sumber :

Pudjiadi AH, Hegar B. Pedoman pelayanan medis, Ikatan Dokter Anak Indonesia. Ed-1. Dalam :
Setyanto DB; Pneumonia: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta; 2009.h.250-5.

Rahajoe N, Supriyanto B. Buku ajar respirologi anak. Ed-1. Dalam : Said M; Pneumonia. Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Jakarta; 2010.h.350-65

2. Apa yang dimaksud dengan bronchiolitis? Apakah antibiotik perlu diberikan pada
bronchiolitis?

Jawab :

Bronchiolitis adalah infeksi saluran respiraorik bawah yang disebabkan yang disebabkan virus,
dan biasanya lebih berat pada bayi muda, ditandai dengan obstruksi saluran napas dan adanya
wheezing.

Penyebab tersering bronkiolitis adalah virus terutama RSV (respiratory syncitial virus), sehingga
sebenarnya tidak pada tempatnya pemberian antibiotik pada bronkiolitis.13 Di negara maju
untuk membedakan infeksi karena RSV atau bakteri dapat dilakukan dengan cepat yaitu uji
serologis terhadap RSV dan pemeriksaan CRP. Apabila pemeriksaan serologis terhadap RSV
negatif maka tidak diperlukan antibiotik. Di Indonesia, penggunaan uji serologis terhadap RSV
belum rutin dikerjakan sehingga kadang-kadang sulit dibedakan dengan pneumonia bakteri.
Masih banyaknya penggunaan antibiotik pada bronkiolitis yang sebenarnya dapat dihindari.
Namun karena sulitnya membedakan dengan bakteri terutama superinfeksi oleh bakteri, maka
masih digunakan antibiotik, meskipun sebenarnya kurang tepat.

Sumber : Supriyatno B. Infeksi respiratorik bawah akut pada anak infeksi respiratorik bawah akut
pada anak. Sari Pediatri 2006;8(2):100-6.
3. apa kegunaan dan jenis susu MCT

Jawab :

Berbagai jenis struktur dari lipid berhubungan dengan kegunaan biological anbiofisik seperti
kemudahan dilakukan lipolysis, jalur metabolisme, absorbs dan fungsi biologis. Absorpsi LCT
(larger part of lipid) berlangsung di traktus digestivus seperti emulsi lemak oleh vesica felea.
Hidrolisis dari MCT tidak dilakukan oleh lipase dan kantongempedu.Absorbsi dari MCT lebih
cepat dibandingkan LCT. MCT sangat penting digunakan pada pasien dengan gangguan
pencernaan dan absorbs, yang berhubungan dengan defisiensi energi dan gangguan absorbs dari
lemak serta pasien dengan gangguan sekresi cairan empedu. ( kolesistitis, gangguan sirkulasi
hepatic-intestinal, dan intestinal dysbacteriosis), atau gangguan sekresi lipase karena MCT
memperingan proses lipolysis.

Meskipun begitu, tidak ada keuntungan yang signifikan yang dapat ditemukan pada bayi dengan
alergi susu sapi jika diberikan susu jenis MCT ini dibandingkan dengan dormulater hidrolisa dari
susu formula biasa. Efek yang dapat ditimbulkan dari pemberian MCT dengan dosis yang
banyak dapat mengakibatkan defisiensi carnitine yang menyebabkan kerusakan dari hati dan
ginjal pada bayi yang lahir premature dan diberi minum MCT milk dengan indeks masa tubuh
yang sangat rendah.

Sumber : Ewa R, Kieraszewicz Z, Szaflarska MC. Medium chain triglycerides formulas in


pediatric and allergological practice. Gastroenterology Rev 2016;11 (4):226-31

4. apa dosis dan sediaan (sirop, tablet, tablet pediatric) trimetrophim dan kotrimoksazol?

Jawab :

Tablet 120 mg (cotrimoxazole pediatric), tiap tablet mengandung : Trimethroprim 20 mg dan


sulfamethoxazole 100 mg.
Sirup 240 mg, tiap 5 ml mengandung : Trimethroprim 40 mg dan sulfamethoxazole 200 mg.
Tablet 480 mg, tiap tablet mengandung : Trimethroprim 80 mg dan sulfamethoxazole 400 mg.
Tablet 960 mg (kaplet forte), tiap tablet mengandung : Trimethroprim 160 mg dan
sulfamethoxazole 800 mg.

Anda mungkin juga menyukai