. Tujuan Praktikum :
1. Mengetahui cara pengukuran paru dengan spirometer
2. Mengetahui kapasitas standart paru-paru
Cara Kerja:
1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di
samping bejana untuk membawa bejana
2. Tukan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di
dasar bejana biru
3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastic yang fleksibel.Selalu
gunakan pipa mulut disposable yang baru setiap penggantian OP
4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,
dengan mengatur cakram petunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis
penunjuk.
5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis
penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.
Teori
Proses respirasi atau pernafasan, secara harfiah berarti pergerakan oksigen (O 2) dari
atmosfer menuju ke sel, dan keluarnya karbon dioksida (CO2) dari sel ke udara bebas.
Respirasi terdiri dari tiga proses, yaitu:
1. Pulmonary ventilation adalah proses pernafasan dimana gas mengalir/bergerak antara
atmosfer (udara luar) dan paru. Pergerakan udara ini di sebabkan oleh perubahan
tekanan udara dalam paru. Perbedaan tekanan yang disebabkan oleh perubahan
1
kapasitas paru akan memaksa udara masuk ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi.
Dua Proses penting dalam pulmonary ventilation :
a. Inhalasi - Proses pergerakan udara masuk ke paru.
Agar udara masuk ke dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih rendah
daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu rongga thorax (dada)
mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan tekanan
udara di rongga dada. Apabila kapasiti rongga thorax meningkat, kapasitas
paru juga meningkat dan tekanan alveolarpun menurun. Perubahan tekanan ini
menyebabkan udara bergerak dari luar ke dalam paru.
b. Ekshalasi Proses pergerakan udara keluar paru.
Proses resapan oksigen (O2) dalam udara di alveoli ke dalam darah di kapiler alveoli
serta proses resapan karbon dioksida (CO2) dalam arah sebaliknya. Darah yang dating
dari ventrikulus dextra (berasal dari sistemik tubuh) kaya akan kandungan CO 2
berdifusi dan bertukar tempat dengan O2. PO2 dalam alveolar = 105 mmHg
sedangkan PO2 dalam kapiler pulmonary = 40 mmHg, karena itu oksigen akan terus
meresap ke dalam kapiler pulmonary sehingga PO 2 dalam kapiler pulmonary
meningkat.
3. Respirasi Internal
Merupakan pertukaran CO2 dan O2 antara kapiler sistemik dengan sel jaringan. PO 2
dalam kapiler darah = 105 mmHg sedangkan PO2 dalam sel jaringan = 40 mmHg.
Perbedaan tekanan ini akan menyebabkan oksigen akan meresap keluar dari kapiler
darah ke dalam sel sehingga PO2 dalam kapiler darah menurun ke 40 mmHg. Saat O 2
meresap ke dalam sel. CO2 akan meresap ke arah yang bertentangan.
Frekuensi pernafasan rata-rata pada orang dewasa normal berkisar antara 16-24 kali
per menit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru.
Beberapa factor seperti peningkatan PCO2 atau konsentrasi H+ dapat mempengaruhi
2
secara otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang
dikeluarkan, sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien.
Pemeriksaan spirometri digunakan untuk mengetahui adanya gangguan di paru dan
saluran pernapasan. Alat ini sekaligus digunakan untuk mengukur fungsi paru. Pasien
yang dianjutkan untuk melakuakan pemeriksaan ini antara lain: pasien yang mengeluh
sesak napas, pemeriksaan berkala bagi pekerja pabrik, penderita PPOK, penyandang
asma, dan perokok.
Nilai Normal
1. Kapasitas vital paru
Hasil Percobaan
1. Volume Tidal
TV : 640 mL
2. Volume cadangan ekspirasi
ERV : 2600 mL
3. Volume cadangan inspirasi
IRV : 1520 mL
4. Volume Residu
RV : 1200 mL
5. Kapasitas inspirasi
IC : TV + IRV
IC : 640 + 1520
IC : 2160 mL
6. Kapasitas Residu Fungsional
FRC : ERV + RV
FRC : 2600 + 1200
FRC : 3800 mL
7. Kapasitas Vital
VC : IRV + TV + ERV
VC : 1520 + 640 +2600
VC : 4760 mL
8. Kapasitas Paru Total
TLC : VC + RV
TLC : 4760 + 1200
TLC : 5960 mL
: Kevin Hartono
Y/M/D
: 13/05/14
IDCODE
: 08
AGE
: 18
SEX
: MALE
H(CM)
: 176
W(KG)
: 69
PRED
: BALDWIN
ENV1
VC
Pred.
Act
4.51
4.77
106
TV
0.64
IRV
1.52
ERV
2.60
IC
2.16
PRED
ACT
FVC
4.51 L
4.55
101
FEV1.0
4.65 L
4.36
94
FEV1.0%
90.82%
95.82
106
PEFR
11.88 L/s
8.49
72
MMF
3.90 L/s
6.13
157
V75
---
8.49
---
V50
6.36 L/s
6.93
109
V25
3.07 L/s
3.75
122
V25/Ht
1.29 L/s
2.13
165
ATI
4.59
FVC+FEV1
8.91
FVCbest
4.51 L
4.55
101
FEV1best
4.65 L
4.36
94
Long Age
28
Pembahasan
Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paru menunjukkan:
Pred.
Act
VC
4.51
4.77
106
TV
0.64
IRV
1.52
ERV
2.60
IC
2.16
Data spirogram menunjukkan adanya peningkatan kapasitas vital paru yaitu
4.77L. Sehingga presentasenya meningkat sebesar 106%. Pada hasil spirogram yang
normal menunjukkan banyaknya kapasitas vital paru yaitu 80 % dari total kapasitas paru.
Penurunan kapasitas vital paru dapat disebabkan karena adanya penurunan volume tidal,
volume cadangan inspirasi maupun volume cadangan ekspirasi. Karena kapasitas vital
paru diperoleh dari hasil penambahan ketiga variable tersebut. Penurunan kapasitas vital
paru pada probandus disebabkan oleh penurunan:
Volume tidal = 0.64 L
Volume cadangan inspirasi = 1,52 L
Volume cadangan ekspirasi = 2,60 L
Sehingga didapatkan :
VC = VT+IRV+ERV
VC = 0,64 + 1,52 + 2,60
VC = 4,76 L
Hasil Grafik Pemeriksaan Kapasitas Vital Paksa Paru menunjukkan:
PRED
ACT
%
7
FVC
FEV1.0
FEV1.0%
PEF
FEF25-75
MEF75
MEF50
MEF25
4,51
4,65
90,82
11,88
6.75
9.54
6.20
3,45
4.55
4.36
95.82
8,49
3,48
9,12
2,26
3,00
101
94
106
72
51.55
95,5
36,4
86,9
= 4,65 = 1,031
FVC
4,51
Rasio FEV1/FVC meningkat yaitu 1,031 Pada kondisi normal rasio FEV1/FVC
yaitu 0,8. Data spirogram tersebut menunjukkan adanya kelainan restriktif dimana adanya
penurunan FEV1 dan FVC, tetapi volume udara yang terhirup dan terhembus lebih kecil
dibandingkan normal.
Kesimpulan
1. Respirasi pada manusia meliputi 3 tahap penting yaitu ventilasi , respirasi
eksternal dan respirasi internal.
2.
3.
Dengan menggunakan spirometer ini, maka kami dapat mengukur volume tidal,
volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, kapasitas vital, kapasitas
total paru, dan volume residu, dan kapasitas vital paksa.
4.
Ventilasi patoogis terdiri dari ventilasi obstruktif, ventilasi restriktif, dan ventilasi
campuran yaitu gabungan dari ventilasi obstruktif dan ventilasi restriktif.
2. Perhitungan dengan spirometer kepada probandus, didapatkan hasil FEV
1/ FVC 1,031. Hal tersebut menandakan diagnosa kerusakan paru
restriktif.