Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium dengan

rancangan penelitian post test only control group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) di Salatiga,

Jawa Tengah.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva

nyamuk Aedes aegypti L. instar III yang diperoleh dari hasil

kolonisasi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan

Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

2. Sampel

a. Teknik Sampling

Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik convenience sampling.

b. Besar Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 825

ekor dimana 125 ekor digunakan untuk uji pendahuluan dan 700

ekor untuk uji penelitian.

18
19

Uji pendahuluan dilakukan dengan membagi larva Aedes

aegypti L. ke dalam 5 kelompok. 1 kelompok sebagai kelompok

kontrol dan 4 kelompok sebagai kelompok perlakuan dan diberi

ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.) dengan

konsentrasi yang berbeda.

Uji penelitian dilakukan dengan cara membagi larva

nyamuk ke dalam 7 kelompok. 1 kelompok sebagai kelompok

kontrol negatif dan 5 kelompok sebagai kelompok perlakuan serta

1 kelompok lain sebagai kelompok kontrol positif. Setiap

kelompok terdiri dari 4 gelas plastik, setiap gelas plastik berisi

larva nyamuk Aedes aegypti L. Gelas plastik pada kelompok yang

sama berisi ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.)

dengan konsentrasi yang sama. Menurut WHO (2005) setiap

kelompok diisi dengan larva nyamuk Aedes aegypti L. sebanyak

25 ekor.
20

D. Desain Penelitian

1. Uji pendahuluan

Sampel

Kn K1 K2 K3 K4
11
P1 P2 P3 P4

Pemberian larva sejumlah 25 ekor pada tiap kelompok

Pengamatan pada jam ke-24, jumlah larva yang mati dihitung

Hasil Pengamatan
Gambar 3. Skema Uji Pendahuluan

Keterangan:

Kn : Kelompok kontrol tanpa perlakuan, didalamnya

terdapat 25 ekor larva Aedes aegypti L.

P1-P4 : Perlakuan dengan konsentrasi ektrak etanol daun

ceplukan (Physalis angulata L.) 5 mg/ 100 ml, 15 mg/

100 ml, 25 mg/ 100 ml, dan 35 mg/ 100 ml

K1-K4: Kelompok 1, 2, 3, 4 dengan masing-masing berisi 25 larva

nyamuk Aedes aegypti L.


21

2. Uji Penelitian

Sampel

Kn K1 K2 K3 K4 K5 Kp

P1 P2 P3 P4 P5

Diulang sebanyak 4 kali

Pengamatan setelah 24 dan 48 jam, jumlah larva yang mati dihitung

Hasil Pengamatan

Uji Kruskal-Wallis dan Analisis probit

Gambar 4. Skema Uji Penelitian

Keterangan:

Kn : Kelompok kontrol negatif/tanpa perlakuan.

K1-K5 : Kelompok 1, 2, 3, 4, 5, di dalamnya terdapat larva nyamuk

Aedes aegypti L. sejumlah 25 ekor.

P1-P5 : Perlakuan dengan konsentrasi ekstrak daun ceplukan 5 mg/

100 ml, 15 mg/ 100 ml, 25 mg/ 100 ml, 35 mg/ 100 ml, 45

mg/ 100 ml.

Kp : Kelompok kontrol positif (temefos 1% dalam 100 ml

akuades)
22

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Konsentrasi ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis

angulata L.)

2. Variabel terikat : Jumlah larva nyamuk Aedes aegypti L. yang mati

setelah 24 jam dan 48 perlakuan.

3. Variabel luar

Variabel luar dibagi menjadi 2 jenis, yaitu variabel luar

terkendali dan tidak terkendali. Variabel luar terkendali meliputi : a.

umur larva; b. kepadatan larva; c. makanan larva; d. habitat; e.

volume akuades; f. waktu pemaparan; g. suhu dan kelembaban

ruangan. Sedangkan kesehatan larva merupakan variabel luar tidak

terkendali.

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel bebas

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

konsentrasi ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.).

Daun ceplukan diperoleh dari daerah Sleman, Yogyakarta.

Ekstrak etanol daun ceplukan dibuat dengan teknik maserasi

menggunakan pelarut etanol 70% yang diproses oleh

Laboratorium Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta. Konsentrasi

ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.) yang

digunakan saat uji pendahuluan yaitu sebesar 5 mg/100 ml, 15

mg/100 ml, 25 mg/100 ml, dan 35 mg/100 ml. Konsentrasi


23

ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.) yang

digunakan saat uji penelitian melihat hasil data dari uji

pendahuluan. Skala pengukuran yang digunakan adalah rasio.

2. Variabel terikat

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

jumlah larva nyamuk Aedes aegypti L. instar III yang mati

setelah 24 jam dan 48 jam pemberian perlakuan. Kriteria larva

dianggap mati jika larva tenggelam di dasar gelas uji, ketika

diberi rangsang sentuhan dengan lidi tidak memberikan respon

atau bila larva tidak tenggelam di dasar gelas uji namun

diberikan rangsang dengan lidi tetap tidak memberikan respon

gerakan. Larva dikategorikan hidup jika bergerak aktif dan

memberikan respon gerakan bila diberikan rangsang sentuhan

dengan lidi. Skala pengukuran adalah rasio.

3. Variabel luar

a. Terkendali:

1) Umur larva

Untuk kesejajaran umur larva pada penelitian ini

digunakan larva instar III.

2) Kepadatan larva

Banyaknya larva tiap satuan volume media air yang

digunakan adalah 25 larva tiap 100 ml akuades.


24

3) Makanan larva

Semua larva pada semua kelompok uji tidak diberikan

makan selama perlakuan.

4) Habitat

Menggunakan wadah gelas plastik bervolume 250 ml.

5) Volume akuades

Volume akuades yang digunakan masing-masing

kelompok adalah 100 ml.

6) Waktu pemaparan

Waktu pemaparan untuk uji pendahuluan selama 24 jam

dan waktu pemaparan untuk uji penelitian selama 24 jam

dan 48 jam.

7) Suhu dan kelembaban ruangan

Wadah penampungan larva akan diletakkan berdekatan

pada ruangan yang sama sehingga suhu dan kelembaban

ruangan menjadi sama antara wadah satu dengan lainnya.

b. Tak terkendali

1) Kesehatan larva

Kesehatan setiap larva uji tidak bisa disamakan,

walaupun telah diatasi dengan memilih larva instar III

yang bergerak aktif dan berada di permukaan tempat

perindukan.
25

G. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi: a. Gelas

plastik 250 ml; c. gelas ukur 100 ml; d. sendok; e. timbangan

digital; f. lidi; dan g. alat hitung (counter).

2. Bahan yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi : a. larva

nyamuk Aedes aegypti L. instar III; b. ekstrak etanol daun

ceplukan (Physalis angulata L.); dan c.akuades.

H. Cara kerja

Langkah penelitian dibagi menjadi tiga tahap:

1. Tahap persiapan

a. Perizinan

Untuk melakukan penelitian, peneliti membawa

surat izin resmi dari Fakultas Kedokteran Universitas

Sebelas Maret ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa

Tengah.

b. Pembuatan ekstrak

Ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.)

dibuat dengan metode ekstrak maserasi dan menggunakan

pelarut etanol 70%. Daun ceplukan selanjutnya dikeringkan

menggunakan oven dengan suhu 50C selama 2 hari,

kemudian diblender hingga berbentuk serbuk dimana

diameter lubang serbuk 0,75 mm. Serbuk daun ceplukan


26

kemudian ditimbang, dan ditambah etanol 70%. Hasil

campuran kedua bahan tersebut sesekali diaduk selama 5

menit, didiamkan selama 48 jam, kemudian disaring sampai

terbentuk filtrat. Filtrat yang dihasilkan terakhir diuapkan

dengan Vacuum Rotary Evaporator pemanas waterbath

pada suhu 70C. Ekstrak kental lalu dituang ke dalam

cawan porselin dan dipanaskan dengan waterbath pada

suhu 70C dengan diaduk secara terus menerus. Setelah

dilakukan pemanasan, didapatkan hasil ekstrak dengan

kandungan 100% dan siap digunakan. Ekstrak kemudian

dipindahkan ke tabung penyimpanan dan disimpan dalam

lemari pendingin agar terjaga kualitasnya

c. Penyediaan larva

Peneliti memesan larva nyamuk Aedes aegypti L.

instar III di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa

Tengah sebanyak 850 ekor.

2. Tahap penelitian

a. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan dimulai dengan menyiapkan lima

buah gelas plastik dengan volume 250 ml sebagai wadah

media penelitian. Ekstrak daun ceplukan yang akan dipakai,

ditimbang dan diletakkan pada gelas ukur dengan volume


27

100 ml dengan berat ekstrak sebesar 5 mg, 15 mg, 25 mg,

dan 35 mg. Selanjutnya, akuades ditambahkan kedalam

gelas ukur yang telah terisi ekstrak sebanyak 100 ml dan

dihomogenkan. Pindahkan campuran ekstrak dan akuades

kedalam gelas plastik 250 ml. Tambahkan 25 larva nyamuk

Aedes aegypti L. di setiap gelas. Peneliti melakukan

pengamatan setelah 24 jam perlakuan. Larva yang mati

dihitung dengan alat penghitung (counter) untuk

menghitung larva nyamuk yang mati dan lidi untuk

menyentuh larva.

b. Tahap uji penelitian

Langkah-langkah dalam uji penelitian sama dengan

langkah dalam uji pendahuluan, namun pada uji penelitian

konsentrasi yang diberikan sebanyak lima buah..

Konsentrasi ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis

angulata L.) pada uji penelitian ditetapkan sebesar 5 mg/

100 ml, 15 mg/ 100 ml, 25 mg/ 100 ml, 35 mg/ 100 ml, dan

45 mg/ 100 ml. Setiap konsentrasi dilakukan 4 kali yang

diperoleh melalui rumus Federer:

( 1)( 1) 15

(7 1)( 1) 15

6 21

3,5 (4)
28

Keterangan:

t : Jumlah perlakuan

r : Jumlah pengulangan

15 : konstanta

Larva yang mati dihitung setelah 24 jam dan 48 jam.

(WHO, 2005).

3. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara

statistik menggunakan:

1. Uji Kruskal-Wallis

Dari uji penelitian, didapatkan data mortalitas larva nyamuk

Aedes aegypti L. Kemudian dihitung rerata mortalitas larva

di setiap kelompok perlakuan dan dimasukkan ke dalam

tabel sesuai dengan kelompok konsentrasi ekstrak etanol

daun ceplukan (Physalis angulata L.). Data kemudian

dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan rerata mortalitas larva

Aedes aegypti L. diantara kelompok perlakuan. Uji

Kruskal-Wallis digunakan karena data rerata mortalitas

larva nyamuk Aedes aegypti L tidak terdistribusi normal.

2. Analisis Probit

Analisis Probit digunakan untuk mengetahui daya

bunuh ekstrak etanol daun ceplukan (Physalis angulata L.)


29

terhadap larva nyamuk Aedes aegypti L. yang dinyatakan

dalam bentuk Lethal Concentration (LC), LC yang

digunakan yaitu LC50.

Anda mungkin juga menyukai