Anda di halaman 1dari 2

TEKNIK FOTOSUPERIMPOSISI UNTUK IDENTIFIKASI

Dimana terdapat calon potensial untuk identitas tengkorak diketahui otoritas investigasi dan
foto yang diambil Selama hidup tersedia, teknik yang digunakan untuk identifikasi adalah
'photosuperimposition'. Dalam metode ini, Foto tengkorak diambil dengan orientasi yang
sama dalam tiga bidang seperti foto yang tersedia. Lalu diperbesar hingga dimensi yang sama
seperti foto, baik cetak negatif atau positif dibuat pada transparan film. Kemudian diletakkan
di atas foto dan disesuaikan dengan penanda anatomi mayor seperti hidung, daerah
supraorbital, sudut rahang, apertura nasal, meatus auditorius eksternal dan khususnya gigi.
Penanda anatomis sebenarnya bergantung pada apa yang terlihat, secara frontal, lateral atau
miring. Jika hasilnya tidak cocok, maka tengkorak yang diperiksa bukan milik orang di foto
itu. Jika setelah dilakukan pencocokan hasilnya bagus, bahkan sangat bagus, maka keduanya
bisa jadi orang yang sama, meski standar pembuktiannya rendah kecuali beberapa fitur
individualistik, seperti karakter gigi yang berbeda tampak jelas.

Metode fotofit telah digunakan selama bertahun-tahun, satu contoh yang paling dikenal yang
di produksi kembali di banyak buku teks forensik, tengkorak dan wajah istri Dr Buck Ruxton,
pembunuhan yang terkenal pada tahun 1935 yang diselidiki oleh Glaister dan Brash di
Skotlandia.

Sebuah variasi yang lebih modern dari Teknik fotosuperimposisi adalah dengan
menggunakan kamera video, dengan menggunakan foto dan tengkorak, dicampur pada satu
unit tampilan video. Dengan mengubah sudut kamera dan tingkat pembesaran gambar,
superimposisi dapat dilakukan dengan cepat tanpa perlu proses fotografi yang melelahkan.
Metode ini digunakan pada tahun 1994 untuk mengidentifikasi sejumlah 12 korban 'House of
Horror' di Gloucester. Dan merupakan bidang minat forensik yang berkembang pesat, dimana
bahkan gambar dengan kualitas rendah sekalipun dari kamera keamanan bisa dicocokkan
dengan tersangka.

REKONSTRUKSI TAMPILAN WAJAH DARI TENGKORAK

Rekonstruksi wajah dari dasar kerangka telah telah menjadi target bagi para pekerja di
berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kelebihan dari teknik seperti itu jelas, Saat
ditemukan satu metode identifikasi tengkorak yang terbaik maka rekonstruksi wajah dapat
diandalkan, sehingga pengenalan langsung bisa didapat dari saudara, teman dan catatan foto.

Metode pertama sama artistiknya dengan ilmu pengetahuan dan sangat bergantung pada
kemampuan memahat operator. Gerasimov (1971) adalah pelopor dari Soviet pada metode
ini, meskipun sebagian besar karyanya adalah arkeologi dan historis, bukan forensik.

Metode ini bergantung pada pengetahuan sebelumnya mengenai ketebalan jaringan pada
banyak titik di normal Tengkorak, latihan anatomi sekarang ini sudah memiliki database
cukup besar. Tanah liat yang digunakan sebagai alat peraga diletakkan di atas tengkorak yang
tidak dikenal diletakkan berlapis lapis sesuai dengan standard ketebalannya, lalu model tanah
liat ditambah lebih imajinatif untuk lebih memanusiakan bentuk dasarnya. Kekurangan yang
paling jelas dalam teknik ini adalah kurangnya pengetahuan tentang mata, bibir, hidung,
telinga dan rambut kepala, semua itu memberikan kontribusi besar terhadap karakteristik
individu. Metode serupa telah digunakan oleh seniman grafis daripada pematung, yang
menggunakan bakat potret mereka untuk menciptakan sebuah wajah dengan dasar dua
dimensi yang ada pada profil tengkorak, ditambah pengetahuan ketebalan jaringan pada
banyak titik anatomi. Informasi tambahan dapat ditemukan pada ketebalan jaringan dengan
menggunakan radiografi kepala.

Metode ini sukses digunakan dalam penyelidikan tahun 1988 pada pembunuhan Karen Price
di Cardiff. Kerangka yang setelah dikubur selama 8 tahun di bawah taman, Richard Neave
seorang seniman dibidang medis membangun kembali wajah korban di atas tengkorak
dengan akurasi yang cukup untuk ditampilkan di televisi publik untuk dikenali oleh orang
tuanya.

Baru-baru ini, kemajuan besar telah dicapai dengan penggunaan teknik grafis komputer, baik
dalam menggambar rekonstruksi dan mengumpulkan data ketebalan jaringan (Vanezis et al.
1989). Beberapa perangkat mekanik dapat mengukur profil tengkorak dengan alat yang
mengubah sudut dan jarak ke data digital. Baru-baru ini, kombinasi dari peralatan video dan
laser telah memungkinkan 20.000 pengukuran untuk diambil dan disimpan dalam waktu 30
detik. Data dari tengkorak yang tidak dikenal secara elektronik 'dipakaikan' dengan standard
jaringan lunak dari bank memori dan dimodifikasi di layar untuk menghasilkan berbagai
gambar. Selain itu, dapat diputar secara elektronik sehingga berbagai profil bisa dilihat.
Berbagai macam mata, telinga dan hidung yang tersimpan dapat ditambahkan, dan Setiap
fitur berubah hampir seketika untuk memberi penampil sejumlah kesempatan untuk
mengenali orang yang hilang. Seperti halnya banyak teknik dalam kedokteran forensik dan
sains, teknologinya satu untuk para spesialis super saat ini, Tapi ahli patologi forensik harus
sadar metode seperti itu ada dan meningkat dalam hal ketersediaan dan akurasi.

Anda mungkin juga menyukai