Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/359769840

PENENTUAN RAS DENGAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN NON-METRIK


DAN METRIK TENGKORAK

Preprint · April 2022


DOI: 10.13140/RG.2.2.14372.14725

CITATIONS READS

0 736

1 author:

Yeslia naomi Castoeri


Airlangga University
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Yeslia naomi Castoeri on 06 April 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENENTUAN RAS DENGAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN NON-METRIK DAN METRIK
TENGKORAK

Yeslia Naomi Castoeria


a
Magister Ilmu Forensik Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
yeslia1897@gmail.com

Abstrak – Indonesia merupakan negara yang sering dilanda bencana alam, kecelakaan dan kejahatan.
Tidak jarang akan ditemukan jenazah yang sudah tidak terbentuk dan hanya tersisa tulang belulangnya saja.
Sebagai ahli forensik tulang belulang yang ditemukan harus dapat diidentifikasi. Penulisan ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana cara menentukan ras dari pengukuran metrik dan non metrik pada tengkorak manusia.
Penulisan ini disusun dengan metode literature review. Penentuan ras dapat diukur dengan menggunakan
metode non-metrik seperti pengamatan bentuk rongga mata, rongga hidung, zygometic arches, langit-langit
mulut, serta bentuk rahang dan dagu. Selain pengamatan non-metrik ada metode metrik yang digunakan untuk
estimasi suatu ras melalui tengkorak manusia, yakni dengan mengukur Cephalic index dan Nasal index dari
tengkorak manusia.
Kata Kunci : ras, tengkorak, metrik, non metrik

Abstract – Indonesia is a country that is often hit by natural disasters, accidents and crime. It is not
uncommon to find bodies that already decomposed and only the bones remain. As a forensik expert the bones
that have been found must be identified. This paper aims to find out how to determine race from metric and
non-metric measurements of the human skull. This writing was compiled using a literature review method.
Race determination can be measured using non-metric methods such as observing the shape of the eye sockets,
nasal cavity, zygometic arches, palate, jaw and chin shape. In addition to non-metric observations, there is a
metric method that usually used to estimate a race through the human skull, which is measuring the Cephalic
index and Nasal index of the human skull.
Key words : race, skull, metrics, non metrics

PENDAHULUAN yang jaringan lunaknya telah hilang .sebagian atau


seluruhnya sehingga hanya tertinggal kerangka saja.
Indonesia merupakan negara yang sering Ras pada dasarnya mengelompokkan individu
dilanda bencana alam, kecelakaan dan kejahatan. berdasarkan faktor biologis, seperti : warna kulit,
Ketiga kejadian tersebut sering membuat cukup bentuk mata, dan bentuk fisik lainnya (Siyao, 2014).
banyak nyawa yang melayang sehingga tidak jarang Menurut para ilmuwan, secara biologis ras
akan ditemukan jenazah yang sudah tidak terbentuk digolongkan menjadi tiga, yakni : Mongoloid,
dan hanya tersisa tulang belulangnya saja. Sebagai Kaukasoid, dan Negroid. Ras Mongoloid atau ras
ahli forensik tulang belulang yang ditemukan harus berkulit kuning umumnya menetap di Asia. Ras
dapat diidentifikasi. Untuk mempersempit jangkauan negroid atau ras berkulit hitam umumnya ras manusia
identifikasi dapat dilakukan dengan menentukan ras yang terutama mendiami benua Afrika di sebelah
dari tulang-belulang tersebut. gurun Sahara (Harvini Lazi, 2017). Ras Kaukasoid
Proses identifikasi forensik dengan obyek berupa sisa atau ras berkulit putih yang umumnya menetap di
tubuh manusia yang telah membusuk atau sudah tidak Eropa.
utuh tidak dapat terlepas dari ilmu antropologi. Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari
Antropologi berasal dari kata Anthropos yang berarti 206 segmen tulang yang sebagian besar berpasangan
orang dan Metron yang berarti ukuran yang berarti satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan.
antropologi adalah pengukuran terhadap manusia. Secara garis besar kerangka manusia tersusun atas 2
Peran antropologi forensik menjadi salah satu cabang bagian yakni, Aksial dan Apendikuler (Moore dan
antropologi khususnya bioantropologi dalam Agur, 2002). Rangka aksial terdiri dari tulang
menunjang pelayanan kedokteran forensik belakang (vertebra), tulang tengkorak, dan tulang
didasarkan pada kemampuan pemeriksaan rusuk. Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu,
antropologis untuk menilai dan merekonstruksi telapak tangan, tulang lengan, tungkai, dan telapak
gambaran biologis individu manusia dengan rentang kaki. Tulisan ini akan focus pada pengukuran metrik
waktu mencakup manusia dari masa lampau hingga dan non metrik rangka aksial yakni tengkorak dalam
sekarang (Jinov, 2016). Antropologi forensik dapat penentuan ras
didefenisikan sebagai identifikasi sisa hayat manusia
METODE PENULISAN cenderung berbentuk bulat. Pada ras negroid, rongga
matanya memiliki bentuk kotak dengan sudut yang
Desain penulisan ini adalah Literature review lebih tegas dibandingkan dengan ras kaukasoid
yang merupakan analisis deskriptif, yakni penguraian (Blumenfeld, 2011).
secara teratur data yang telah diperoleh, kemudian
diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat
dipahami dengan baik oleh pembaca. Jurnal yang
masuk dalam kriteria inklusi adalah jurnal yang
membahas pengukuran metrik dan non- metrik dalam
penentuan ras menurut ilmu antropologi, tahun
publikasi jurnal antara tahun 2002 – 2022 dan masuk
dalam database pencarian dari google search, google
scholar dan research gate dengan kata kunci ras,
determinasi, tengkorak, metrik, non metrik. Sintesis
data menggunakan metode naratif dengan
mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang
sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk
menjawab tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai Gambar 1. Perbedaan rongga mata antara ras
dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan kaukasoid, mongoloid dan negroid.
dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun
terbit jurnal, judul penelitian, metode dan ringkasan Rongga hidung dari ras kaukasoid cenderung
hasil atau temuan. Ringkasan jurnal penelitian lebih Panjang dan tidak lebar. Pada ras mongoloid
tersebut divisualisasikan dengan gambar agar rongga hidung cenderung lebih lebar dan pendek
memudahkan pembaca untuk memahaminya. dibandingkan dengan ras kaukasoid dan memiliki
bentuk rongga hidung seperti bentuk “hati”. Dan pada
PEMBAHASAN ras negroid bentuk rongga hidung memiliki bentuk
yang pendek, lebar dan bulat (Blumenfeld, 2011).
Di dunia terdapat 3 ras besar yakni : Ras
Kaukasoid, merupakan orang-orang dari Eropa,
Timur Tengah dan India bagian timur, Ras Negroid
yang merupakan orang-orang yang berasal dari
Afrika, Aborigin dan keturunan Melanesia serta Ras
mongoloid yang menghuni daerah Asia, keturunan
Amerika asli dan Polinesia. Penentuan ras sangat
berguna untuk mempersempit kemungkinan daerah
asal dari identifikasi individu. Namun, akan sangat Gambar 2. Perbedaan rongga hidung antara ras
sulit untuk menentukan ras sejati dari tengkorak kaukasoid, mongoloid dan negroid.
karena ada beberapa individu yang memiliki
karakteristik fisik pada tengkorak yang tidak benar- Nasal spine merupakan tonjolan tulang pada
benar konsisten dengan asal geografisnya, kemudian bagian bawah rongga hidung. Pada nasal spine ras
banyak sekali perkawinan antar ras sehingga kaukasoid terlihat menonjol. Pada ras mongoloid
tengkorak akan menunjukkan karakteristik yang nasal spine cenderung lebih kecil. Dan pada ras
mewakili lebih dari satu ras dan membuat tidak ada negroid nasal spine lebih smooth dan tumpul.
kecocokan dengan ke tiga model ras besar yang ada
di dunia.
Sebagian besar indicator tengkorak yang
digunakan untuk menentukan ras bersifat non-metrik
sehingga penilaian menjadi sangat subjektif.
Beberapa cara untuk dapat melakukan estimasi ras
dari tengkorak manusia adalah dengan melihat
rongga mata pada tengkorak. Pada individu yang
memiliki ras Kaukasoid atau ras kulit putih, rongga Gambar 3. Perbedaan nasal spine antara ras
mata yang terlihat pada tengkoraknya cenderung kaukasoid, mongoloid dan negroid.
berbentuk kotak dengan lengkungan pada sudutnya.
Sedangkan pada ras mongoloid rongga mata
Zygomatic arches merupakan tulang yang Pengukuran metrik yang dpaat dilakukan
melintang diantara tulang pipi dan telinga. Pada ras untuk menentukan ras adalah dengan mengukur
kaukasoid Zygomatic arch yang dimiliki cenderung Cephalic index atau indek kranial yang merupakan
lebih pendek. Sedangkan pada ras mongoloid rasio lebar maksimum tengkorak terhadap Panjang
Zygomatic arches cenderung lebih lebar dan pada ras maksimum tengkorak. Kemudian dikalikan dengan
negroid Zygomatic arches terlihat lebih tegas dari ke- 100.
dua ras lainnya (Blumenfeld, 2011).
Rumus Cephalic index :
𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘
CI = 𝑥100
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑛𝑔𝑘𝑜𝑟𝑎𝑘

Cephalic index memiliki beberapa kategori, yakni :


Doliocephalic (Long Headed), Memiliki CI : 70-75%
, Umumnya dimiliki oleh ras Negroid, Kaukasoid,
Aborigin, India; Mesoticephalic (Medium Headed),
Memiliki CI : 75-80%, Ras yang memiliki CI
Gambar 4. Perbandingan bentuk Zygomatic arches Mesoticephalic adalah Chinese dan European;
antara ras kaukasoid, mongoloid dan negroid Brachycephalic (Short headed), Memiliki CI : >80%,
Ras yang memiliki CI Brachycephalic adalah ras
Pada ras kaukasoid langit-langit mulutnya Mongoloid.
cenderung berbentuk segitiga, sedangkan pada ras
mongoloid langit-langit mulutnya berbentuk parabola
seperti sepatu kuda. Dan pada ras negroid memiliki
bentuk yang lebih kotak (Blumenfeld, 2011).

Gambar 7. Ketiga Kategori Cephalic Index


Gambar 5. Perbedaan bentuk langit-langit mulut
pada ras kaukasoid, mongoloid dan negroid
Cephalic index ini tidak dapat digunakan
apabila tengkorak tidak utuh, seperti halnya rahang
Bentuk rahang pada ras kaukasoid lebih
tidak ditemukan, oleh karena itu diperlukan
sempit dan ujung dagu sangat lancip. Pada ras
Pengukuran metrik lain yang dapat dilakukan untuk
mongoloid rahang miring keluar dan ujung dagu lebih
menentukan ras. Pengukuran tersebut adalah dengan
datar. Pada ras negroid rahang miring keluar dan
mengukur Nasal index yang merupakan rasio lebar
ujung dagu sedikit lebih lancip dibandingkan ras
maksimum rongga hidung terhadap Panjang
mongoloid (Blumenfeld, 2011)
maksimum rongga hidung. Kemudian dikalikan
dengan 100.

Rumus Nasal index :


𝐿𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑛𝑔
NI = 𝑥100
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎 ℎ𝑖𝑑𝑢𝑛𝑔

Nasal index pada ras kaukasoid memiliki nilai kurang


dari 48, sedangkan untuk mongoloid memiliki nilai
Nasal index yang berkisar antara 48-53 dan pada
negroid umumnya nilai Nasal index nya adlaah >53.
Gambar 6. Perbandingan bentuk rahang dan dagu
pada ras kaukasoid, mongoloid dan negroid
[4] Moore KL., Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis
Dasar. Jakarta : Hipokrates
[5] Blumenfeld J. 2011. Racial Identification in the
Skull and Teeth. Totem Univ West Ontario J
Anthropol. 2011;8(1).

Gambar 8. Cara pengukuran Nasal index

KESIMPULAN

Penentuan ras dapat dilakukan dengan


menggunakan tengkorak manusia. Cara yang
digunakan untuk estimasi ras dengan tengkorak
manusia sebagian besar merupakan cara non-metrik
yakni cara yang tidak dapat dihitung, sehingga hanya
mengandalkan penglihatan seseorang dan bersifat
lebih subjektif. Contoh pengukuran non-metrik
adalah : Pengamatan bentuk rongga mata, rongga
hidung, Nasal Spine, Zygometic arches, langit-langit
mulut, serta bentuk rahang dan dagu. Selain
pengamatan non-metrik ada metode metrik yang
digunakan untuk estimasi suatu ras melalui tengkorak
manusia, yakni dengan mengukur Cephalic index dan
Nasal index dari tengkorak manusia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jinov Tomuka, et al,. 2016. Hubungan Panjang


telapak kaki dengan tinggi badan untuk identifikasi
forensik. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 1,
Januari-Juni 2016Blumenfeld J. 2011. Racial
Identification in the Skull and Teeth. Totem Univ
West Ontario J Anthropol. 2011;8(1)
[2] Siyao Fu, Haibo He, Zeng guang-hou. 2014.
Learning race from face : A survey. IEEE transaction
on pattern analysis and machine intelegence,
36(12):2483-2509
[3] Harvini Lazi. 2017. DETEKSI WARNA KULIT
MENGGUNAKAN MODEL WARNA CIELAB
NEURAL NETWORK UNTUK IDENTIFIKASI
RAS MANUSIA (STUDI KASUS RAS:
KAUKASOID, MONGOLOID, DAN NEGROID).
Jurnal Rekursif, Vol. 5 No. 2 Juli 2017, ISSN 2303-
0755

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai