Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI POLA SIDIK JARI SUKU KERINCI

PROPOSAL MINI RISET

Oleh

KELOMPOK 8:
1. AINATUL NADILA (20031115)
2. WIDURI (20031170)

Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................3
B. Tujuan Penelitian..............................................................................................................................4
C. Manfaat Penelitian............................................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................................5
A. Pola sidik jari.................................................................................................................................5
B. Suku kerinci...................................................................................................................................6
BAB III.......................................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN..........................................................................................................................7
A. JENIS PENELITIAN....................................................................................................................7
B. Waktu dan Tempat........................................................................................................................7
C. Populasi..........................................................................................................................................7
D. Prosedur Penelitian.......................................................................................................................7
E. Analisis Data..................................................................................................................................7
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia memiliki masyarakat pluralistik yaitu keberagaman manusia yang terdiri dari
suku, agama, ras dan keragaman berbahasa. Terdapat sekitar 500 kelompok etnis yang tinggal di
seluruh Indonesia. Etnisitas adalah sekelompok orang yang terikut dari kepandaian serta
penyebutan satuan budaya. Negara Indonesia terbagi atas beberapa suku bangsa Indonesia yang
dibagi kedalam 3 kelompok, antara lain :(1) etnis; (2) kelompok turunan luar negeri; serta (3)
rakyat yang tersisihkan. Semuanya kelompok etnis mempunyai tempat tinggal masing-masing.

Suku Kerinci adalah suku yang mendiami wilayah Kabupaten Kelrinci, Kota Sungai
Penuh, Jambi. Suku Kerinci paling banyak berada di Kabupaten Kerinci yang terletak dekat
perbatasan Provinsi Sulmatera Barat. Populasi suku ini sekitar 300.000 jiwa dengan pola
perkampungan yang mengelompok (Zullyani, 2015: 20). Menurut Kern (1889) dan Sarasin
(1982), pada tahun 4.000 SM telah terjadi perpindahan rumpun Melayu (rumpun Polinesia) dari
Alam Melayu ke pulau-pulau di Lautan Teduh sebelah timur dan pulau-pulau di Lautan Hindia
sebelah barat, maka terjadi pula perpindahan etnis dari satu tempat ke tempat lain pada Alam
Melayu seperti perpindahan Proto Malaiers (Melayu Tua) ke Alam Kerinci. Keanekaragaman
etnis ini bisa diidentifikasi secara unik oleh aspek dari bagian tubuh yaitu jenis kulit, warna pada
rambut dan sesuai dengan menggunakan ejaan biasa yang sering dipakai (Purbasari, 2017).

Dalam sejarah menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-19 ditemukan sebuah fakta baru
mengenai sidik jari yang tidak dapat diubah dan dapat dijadikan sebagai alat mengenali
seseorang. Banyak yang mengira bahwa Sidik jari ini biasanya tampak seperti garis-garis
yangtidak memiliki arti. Akibatnya dalam sebuah artikel oleh Hulami al-Amin tentang proses
penciptaan manusia secara umum yang menjelaskan bahwa sidik jari terbentuk dalam proses
pembentukan tulang dan daging yang terbentuk saat janin berusia 17-24 minggu dengan ukuran
janin 15-23 cm serta berat yang mencapai 250-820 gram (Alfadila, 2022). Pengetahuan tentang
Sidik jari Pada manusia adalah suatu materi yang sangat penting untuk dapat dipelajari. Sidik jari
yang ada di dunia ini tidak ada yang identik bahkan di antara dua saudara kembar sekalipun
(Desmira, 2022).
Sidik jari adalah salah satu identitas manusia yang tidak dapat digantikan atau
diubah.Selain itu, dari sidik jari pula seseorang dapat dikenali. Tidak ada manusia di dunia ini
yangmemiliki sidik jari yang sama. Ada ciri-ciri biologis yang berbeda pada setiap manusia,
sepertibentuk dan warna rambut, bentuk hidung, warna iris mata, dan letak celah mata. Jadi
adakemungkinan bahwa setiap manusia juga memiliki pola sidik jari yang berbeda. Salah satuciri
biologis yang dimiliki oleh manusia adalah sidik jari. Sidik jari pada manusia tidakdipengaruhi
oleh lingkungan luar kecuali lingkungan dalam kandungan. Faktor genetikmemegang peranan
yang sangat berperan penting dalam pembentukan sidik jari, karena sidikjari dipengaruhi oleh
unsur poligen.

Pola sidik jari adalah varietas biologi dengan sifat beda pada grup satu dari satu grup
suku dan grup lainnya, baik itu pada wanita dan pada pria yang memiliki wajah yang sama.
Deskripsi dari sidik jari manusia adalah formasi dari keunikan serta memiliki perkembangan
terkait dengan kode genetik sel otak serta perkembangannya pada sistem saraf (Nazhifah, 2022).

Pola sidik jari menurut sistem Galton dibedakan menjadi tiga, yaitu arch, loop, dan
whorl. Pada pola arch terdapat garis lengkung sejajar menyerupai busur dan datang dari satu sisi
kemudian naik di bagian tengah, dan menuju ke sisi yang lain. Pola loop memiliki bentuk garis
lengkung seperti kait dengan lebih dari satu garis dating dari sisi yang lain. Selanjutnya pada
pola whorl memiliki garis dengan formasi membentuk lingkaran.

B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola sidik jari suku kerinci

C. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Dapat mengahsilkan sebuah karya dan dapat memperluas pengetuhan peneliti tentang pola
sidik jari suku kerinci
2. Bagi masyarakat
Dapat dijadikan referensi pengetahuan tentang identifikasi pola sidik jari suku kerinci
BAB II KAJIAN TEORI

A. Pola sidik jari

Setiap individu mempunyai identitas diri berupa sidikjari yang terbentuk sejak janin
dalam kandungan berusia 13minggu sampai 24 minggu (Akingbade et al., 2014). Sidik jari yang
terbentuk akan tetap dipertahankan seumur hidupdan mempunyai perbedaan pada setiap individu
(Purbasaridan Sumadji, 2017). Perbedaan ini dapat dilihat dari pola dan jumlah sulur ujung jari
yang dapat digunakan untukmengungkap kelainan seseorang (Suftini, 2007).

Sidik jari pada manusia mempuyai tiga pola utama yaitu arch, loopdan whorl (Sufini,
2007; Mundijo, 2016; Purbasari 2017). Pola arch merupakan pola paling sederhana yang
dapatditemukan di ujung jari. Pola ini membentuk kurva yangcekung secara proksimal dan
membentuk garis sejajar yangmelengkung menyerupai busur serta tidak mempunyaitriradius.
Pola arch dibagi menjadi tented arch dan plainarch (Ainur et al., 2009).

Tented arch terbentuk dari garis lengkung yang bertemu pada suatu titik, sedangkan plain
arch membentuk lengkungan dari satu sisi ke sisi lain yangtidak simetris (Ainur et al., 2009;
Ramani et al., 2011). Pola loop terbagi atas loop radial dan loop ulnar.Pola loop membentuk
garis lengkung seperti kait yang berulang yangmempunyai satu triradius, apabila lengkungan
tersebut. erbuka di sisi ulnar disebut loop ulnar dan apabila terbukapada sisi radial disebut loop
radial (Ainur et al., 2009;Purbasari, 2017). Pola whorl merupakan bentuk garis yangmelingkar
dan mempunyai titik triradius lebih dari satu.Pola whorl mempunyai empat macam pola yaitu
plainwhorl, double loop whorl, accidental dan central pocketloop (Ainur et al., 2009; Ramani et
al., 2011; Mridula,2014; Kanbar 2016; Dias et al., 2018). Pola plain whorl mempunyai garis
pusar paling sedikit satu garis yangmelingkar dan mempunyai titik triradius lebih dari satu.Garis
pusar tersebut mempunyai paling sedikit satu garispusar yang saling bersinggungan. Pola central
pocket loopmempunyai garis pusar paling sedikit satu yang melingkardan mempunyai titik
triradius lebih dari satu. Garis pusartersebut tidak saling bersinggungan. Pola double loopwhorl
merupakan pola yang tersusun dari dua bentuk loopyang terpisah berlawanan dengan dua titik
triradiussehingga pola double loop whorl membentuk pola sepertihuruf “S”. Accidental whorl
merupakan gabungan antaradua pola atau lebih yang dilengkapi dengan titik triradiuslebih dari
dua (Mridula, 2014).

B. Suku kerinci

Masyarakat Kerinci merupakan suku asli yang mendiami lembah Kerinci. Nenek moyang
suku Kerinci telah mendiami lembah Kerinci sejak 3000-2000 Sebelum Masehi (SM) (Ali et al.
2005). Terdapat tiga periode kedatangan suku – suku yang kemudian melahirkan suku Kerinci.
Suku Kerinci angkatan pertama adalah bangsa Austranesia atau suku Melayu Polanesia (Proto
Melayu) yang datang ke lembah Kerinci pada zaman neolitikum. Suku Kerinci angkatan kedua
merupakan hasil percampuran suku Proto Melayu dan suku Deutro Melayu yang datang ke
lembah Kerinci pada zaman perunggu sekitar 300 SM. Suku Kerinci angkatan ketiga adalah
keturunan dari percampuran suku Kerinci angkatan kedua dengan suku-suku yang datang ke
lembah Kerinci pada zaman latih (zaman pemukiman penduduk), di antaranya suku yang berasal
dari kerajaan Singosari dan Majapahit di Pulau Jawa, kerajaan Minangkabau, kerajaan Sriwijaya,
dan kerajaan Melayu Jambi (Yasin et al. 1999).
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif.

B. Waktu dan Tempat


Penelitian ini Penelitian ini dilakukan dari bulan September - Desember 2023 di wilayah
kota Sungai penuh, kabupaten kerinci, provinsi jambi.

C. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yakni 100 Masyarakat yang bersuku kerinci berdomisili
dikota Sungai Penuh dan kab. kerinci

D. Prosedur Penelitian
Sidik jari tangan masyarakat suku kerinci diambil pada kertas yang sudah disediakan.
Sebelum pengambilan sidik jari tangan masyarakat dibersihkan dengan alcohol terlebih dahulu
dan dikeringkan. Masing-masing ujung jari diletakkan pada bantal stempel yang telah diberikan
tinta kemudian satu pesatu jari yang sudah terkena tinta ditempelkan pada kertas pengamatan,
kemudian dianalisis menggunakan alat bantu berupa lup (kaca pembesar) yang tujuannya agar
dapat melihat pola sidik jari pada masing-masing sampel.

E. Analisis Data
Hasil pola sidik jari suku kerinci yang diperoleh disusun dalam tabel dan ditabulasi.
Penghitungan presentase masing-masing pola sidik jari dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

jumlah keseluruhan loop


%loop= x 100 %
jumlah keseluruhan sidik jari
jumlah keseluruhan arch
% arch= x 100 %
jumlah keseluruhan sidik jari
jumlah keseluruhan loop
% whorl= x 100 %
jumlah keseluruhan sidik jari
DAFTAR ISI

Ainur, A., Hastuti, J., & Nugraha, Z. S. (2009). Pola Sidik Jari Anak-anak Sindrom Down di
SLB Bakhti Kencana dan Anak Normal di SD Budi Mulia Dua Yogyakarta. JKKI:
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia, 2-11.
Akingbade, A. M., Saalu, L. C., Akunna, G. G., Anderson, L. E., & Olusolade, F. S. (2014).
Finger and palmar dermatoglyphic study among the Yorubas in Jos, Nigeria. Annals of
Bioanthropology, 2(2), 49.
Alfadila, A., Arianti, N., & Faizin, F. (2022). Sidik Jari dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir Ilmi).
Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam, 2(2), 162-177.
Ali, Y., I. Thaliby, Y. Sonafist, H. Hamid, A. Norewan, Harmalis, E. Putra & Syamsi. 2005.
Dalam Rasidin, M. (ed.). 2005. Adat basendi syara' sebagai fondasi membangun
masyarakat madani di Kerinci. GP Press dan STAIN Kerinci Press, Sungai Penuh: xi +
186 hlm.
Desmira, D. (2022). PEMANFAATAN SENSOR SIDIK UNTUK ABSENSI SISWA SMKN 1
PULO-AMPEL. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem
Komputer, 9(2).
Purbasari, K., & Sumadji, A. R. (2017). Variasi Pola Sidi Jari Mahasiswa Berbagai Suku Bangsa
di Kota Madiun. Variasi Pola Sidi Jari Mahasiswa Berbagai Suku Bangsa di Kota
Madiun, 4(2), 47-54.
Sufitni. 2007. Pola sidikjari pada kelompok retardasi mental dan kelompok normal. Majalah
Kedokteran Nusantara 40(3): 180-191. Available at scholar.unand.ac.id.Diakses pada
tanggal 4 Agustus 2017.
Ramani, P., Abhilash, P. R., Sherlin, H. J., Anuja, N., Premkumar, P., Chandrasekar, T., ... &
Janaki, V. R. (2011). Conventional dermatoglyphics-Revived concept: A review.
International Journal of Pharma and Bio Sciences, 2(3), 446-458
Mundijo, T. (2017). Gambaran Pola Sidik Jari dan Sudut Axial triradius Digital (ATD) pada
Anak Sekolah Dasar Negeri 144, Talang Betutu, Palembang, Sumatera Selatan.
Syifa’MEDIKA, 7(2), 99-103.
Nazhifah, F. S., Safuan, S., & Alhabshy, M. A. (2022). Analisa Kepribadian Dengan Penerapan
Sistem Aplikasi Analisa Sidik Jari (Studi Kasus Pada PT Unique Analisa Sidik Jari).
Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(2), 663-672

Anda mungkin juga menyukai