Anda di halaman 1dari 9

E-ISSN: 2614-4417

Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar


Volume III, Nomor 2, November 2019

PENERAPAN IDENTIFIKASI, ASESMEN DAN


PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DI SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN
INKLUSI

Ina Agustin
FKIP Universitas PGRI Ronggolawe Tuban
inaagustin88@gmail.com

Abtrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan anak berkebutuhan
khusus dalam hal identifikasi, asesmen dan pembelajaran tematik yang
dilakukan oleh sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Subyek
dalam penelitian ini adalah satu guru pembimbing khusus (GPK), satu kepala
sekolah dan satu anak berkebutuhan khusus yaitu anak tuna rungu di SDN
Dahor Kecamatan Grabagan Kabupaten Tuban. Prosedur penelitian ini
meliputi tiga tahapan yaitu : tahapan pra lapangan, pelaksanaan lapangan, dan
tahap member check kemudian dilakukan analisis data. Penelitian ini
memaparkan kegiatan identifikasi awal anak tuna rungu menggunakan alat
identifikasi khusus bagi anak berkebutuhan khusus kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan asesmen. Dari hal tersebut memperoleh informasi berkaitan
dengan kemampuan anak tuna rungu dari segi bahasa tulis mapun lisan dan
selanjutnya digunakan dalam pemberian layanan pendidikan. Pembelajaran
tematik yang diterapkan menggunakan kurikulum 2013 dengan modifikasi
indikator, tujuan pembelajaran dan materi serta menggunakan metode
maternal reflektif (MMR) untuk mengembangkan kemampuan berbahasa bagi
anak tuna rungu. Kegiatan ini masih mengalami kendala karena ketersediaan
sarana dan prasarana masih kurang menduung.
Kata kunci: Identifikasi, asesmen, pembelajaran, tunarungu

PENDAHULUAN bahwa pendidikan inklusi


Pendidikan inklusif saat ini merupakan sistem pendidikan bagi
telah menjadi isu yang sangat anak berkebutuhan khusus yang
menarik dan menjadi fokus diintegrasikan masuk ke dalam kelas
perkembangan dalam sistem reguler untuk belajar bersama anak-
pendidikan nasional. Hal ini anak normal lainnya di sekolah
dikarenakan, pendidikan inklusif umum.
memberikan layanan dan perhatian Menurut Hallahan dan
khusus bagi para siswa yang Kauffman, 1986 (dalam Ahmadi,
memiliki kebutuhan khusus untuk 2008: 52) Anak berkebutuhan khusus
bisa mendapatkan pendidikan pada (dulu di sebut sebagai anak luar
sekolah-sekolah umum atau reguler. biasa) di definisikan sebagai anak
Hal ini senada dengan pernyataan yang memerlukan pendidikan dan
Nofrianto (2008: 28) menyatakan layanan khusus untuk

72
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

mengembangkan potensi juga seluruh guru yang berada di


kemanusiaan mereka secara sekolah penyelenggara pendidikan
sempurna. Banyak kasus yang terjadi inklusi penting untuk memiliki
berkenaan dengan keberadaan anak kemampuan mengidentifikasi ABK
berkebutuhan khusus di sekolah- karena guru adalah ujung tombak di
sekolah umum, termasuk di Sekolah kelas dan sangat berperan dalam
Dasar (SD) yang perlu mendapatkan usaha pencapaian tujuan pendidikan
perhatian dan layanan pendidikan di sekolah. Membekali kemampuan
yang sesuai dengan kondisi dan identifikasi bagi guru-guru ini
kebutuhannya. Masing-masing anak meliputi: penjaringan, penyaringan
memiliki karakteristik dan keunikan (klasifikasi) jenis-jenis ABK serta
tersendiri, khususnya mengenai dilanjutkan dengan kegiatan asesmen
kebutuhan dan kemampuannya yang nantinya dapat dijadikan
dalam belajar di sekolah. Anak-anak pertimbangan dalam perencanaan
tersebut, tentu saja tidak dapat dan pelaksanaan pembelajaran.
dengan serta merta dilayani Menurut surat keputusan
kebutuhan belajarnya sebagaimana Dinas Pendidikan Kabupaten Tuban
anak-anak normal pada umumnya. tahun 2016 terdapat 41 SD Inklusi
Sekolah penyelenggara dan 57 Guru Pembimbing Khusus
pendidikan inklusi harus siap (GPK) di sekolah inklusi tersebut.
memberikan layanan yang terbaik Berdasarkan hasil observasi,
sehingga mampu mengembangkan wawancara, serta melakukan tes awal
potensi anak berkebutuhan khusus yang dilaksanakan di SDN Dahor di
yang berada dalam lingkungan Kecamatan Grabagan ditemukan
pendidikan yang ada. Persiapan yang bahwa: 1) Dari sekolah inklusi
bisa dilakukan meliputi memberikan tersebut terdapat anak berkebutuhan
bekal kemampuan kepada guru-guru khusus yaitu denngan jenis
agar memiliki kemampuan kebutuhan anak tuna rungu ringan.
mengidentifikasi anak berkebutuhan 2) Guru Pembimbing Khusus (GPK)
khusus. Kemampuan identifikasi ini dan guru kelas melakukan
menjadi penting, sebab selengkap identifikasi awal anak berkebutuhan
apapun fasilitas dan dana atau khusus sebagai tindakan awal yang
dukungan sekolah namun bila tepat guna memberikan layanan
gurunya belum memiliki pendidikan yang optimal. 3) guru
kemampuan membedakan, pembimbing khusus melakukan
mengenali anak berkebutuhan kegiatan asesmen berkala setelah
khusus bisa berakibat terhadap menerapkan pembelajaran tematik
pelayanan dan penanganan terhadap anak berkebutuhan khusus.
selanjutnya. Tidak hanya guru Dalam rangka
pembimbing khusus ((GPK) tetapi penyelenggaraan pendidikan inklusi

73
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

tersebut, para GPK diharapkan khusus ini sama pentingnya dengan


mampu memiliki berbagai pengetahuan umum karena seorang
pengetahuan tentang anak anak yang dikenal sebagai anak
berkebutuhan khusus. Dengan berkebutuhan khusus biasanya
mengetahui siapa yang disebut anak hanya memiliki sebagian dari
kebutuhan khusus serta karakteristik umum sehingga dengan
karakteristiknya, maka diharapkan demikian data ini merupakan basis
guru akan mampu melakukan untuk menyusun rencana dan
identifikasi terhadap mereka, baik penerapan pembelajaran.
yang sudah terdaftar sebagai peserta
didik di sekolah yang bersangkutan RUMUSAN MASALAH
tersebut maupun yang belum masuk Berdasarkan uraian pada
sekolah dan atau bertempat tinggal pendahuluan di atas maka rumusan
di sekitar sekolah. Hal ini masalah penelitian ini adalah
dikarenakan anak berkebutuhan 1. Bagaimana bentuk identifikasi
khusus akan mencapai hasil belajar anak berkebutuhan khusus sebagai
yang optimal di sekolah apabila guru bentuk tindakan awal yang
mampu mengidentifikasi dan atau dilakukan oleh guru pembimbing
memperoleh data dari ahli lain khusus (GPK) di sekolah dasar
tentang karakteristik anak penyelenggara pendidikan inklusi?
berkebutuhan khusus sebelum
mengembangkan pembelajaran di 2. Bagaimana bentuk assesmen
Sekolah Dasar Inklusi. berkala bagi anak berkebutuhan
Guru Pembimbing Khusus khusus sebagai bentuk tindakan
dan Guru SD/MI juga harus awal yang dilakukan oleh guru
memiliki pengetahuan tentang pembimbing khusus (GPK) di
kebutuhan dan pelayanan bagi anak sekolah dasar penyelenggara
berkebutuhan khusus yang terdiri pendidikan inklusi?
dari pengetahuan karakteristik 3. Bagaimanapenerapan
umum dan khusus. Pengetahuan pembelajaran tematik yang
karakteristik umum berupa dilakukan oleh tenaga pendidik di
pengetahuan tentang sejumlah sekolah dasar penyelenggara
kelebihan yang dimiliki oleh anak pendidikan inklusi?
berkebutuhan khusus. Pengetahuan
karakteristik khusus ialah data yang Hasil yang diharapkan dalam
dimiliki setiap anak di kelas. Data konteks perluasan akses dan
tersebut dapat diperoleh guru baik peningkatan proses layanan pendidi-
dari hasil identifikasinya maupun kan bagi anak berkebutuhan khusus
diterima dari identifikator kedepan akan lebih baik sesuai
profesional yang lain. Pengetahuan

74
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

dengan standar teori yang dilakukan dengan pendekatan awal


berkembang. kepada guru dan Kepala Sekolah
penyelenggara pendidikan inklusif
METODE PENELITIAN dalam rangka menjajagi subyek
Penelitian ini menggunakan penelitian, pengurusan perijinan,
menggunakan pendekatan kualitatif. memilih informan penelitian serta
Penelitian kualitatif adalah “Suatu mencari dan memilih dokumen yang
pendekatan penelitian yang relevan untuk kelengkapan pe-
mengungkapkan stuasi sosial nelitian.
tertentu dengan mendeskripsikan Tahap yang kedua yaitu tahap
kenyataan secara benar, dibentuk eksplorasi atau tahap pelaksanaan
oleh kata-kata berdasarkan teknik lapangan, pada tahap ini peneliti
pengumpulan data dan analisis data mengumpulkan data sesuai dengan
yang relevan yang diperoleh dari instrument penelitian yang telah
situasi yang alamiah” (Djam’an dan dikembangkan, sehingga data atau
Komariah, 2010: 25). informasi yang dikumpulkan lebih
Penelitian dilaksanakan di terarah dan spesifik. Tahap ketiga
SDN Dahor Kecamatan Grabagan yaitu tahap member check, pada tahap
Kabupaten Tuban. Sekolah ini ini laporan awal sebegai laporan
dipandang cukup representatif sementara diperbanyak kemudian
karena letaknya tidak terlalu kota dibagikan kepada responden yang
dan juga dapat mewakili salah satu bersangkutan. Hal ini bertujuan
sekolah penyelenggara pendidikan untuk dibaca dan dipelajari atau
inklusi di tingkat kecamatan. Subyek dinilai kesesuaiannya dengan
penelitian adalah satu guru informasi yang telah mereka
pembimbing khusus dan satu orang kemukakan.
siswa tunarungu kelas VI di SDN Langkah ini dilakukan setiap
Dahor Kecamatan Grabagan selesai wawancara, untuk mendapat
Kabupaten Tuban, yang memiliki koreksi atau bila perlu adanya
kualifikasi sarjana pendidikan tetapi penjelasan tambahan dari responden.
belum memiliki ijasah S1 PLB. Tahap triangulasi, keabsahan data
Prosedur penelitian ini yang diperoleh dari suatu sumber
meliputi tiga tahapan yaitu : tahapan tertentu juga diperiksa dan
orientasi atau pra lapangan sebagai dibandingkan dengan data yang
langkah untuk mendapatkan data diperoleh dari sumber dengan
awal, tahap eksplorasi atau tahap metode lain. Kegiatan ini dilakukan
pelaksanaan lapangan, dan tahap dengan membandingkan hasil
member check, yaitu tahap perolehan wawancara dengan hasil studi
kepercayaan hasil penelitian. dokumentasi
Tahapan orientasi atau pra lapangan

75
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

HASIL DAN PEMBAHASAN kata terdapat huruf yang hilang


a. Pelaksanaan identifikasi anak atau penulisan huruf tidak
berkebutuhan khusus lengkap. Siswa tuna rungu
Pelaksanaan identifikasi anak tersebut belum mampu menulis
berkebutuhan khusus di SDN Dahor kata atau bahkan kalimat dari
Kecamatan Grabagan Kabupaten media gambar atau visual yang
Tuban diawali dengan menghimpun ditunjukkan, kecuali dengan
data anak. Pada kegiatan ini GPK proses pembelajaran yang
menghimpun data kondisi anak berulang-ulang.
tunarungu (berdasarkan gejala yang
nampak pada siswa) dengan b. Pelaksanaan asesmen anak
menggunakan Alat Indentifikasi berkebutuhan khusus
Anak Berkebutuhan Khusus Berdasarkan hasil pengamatan
Hasil identifikasi adalah awal dan identifikasi kondisi anak
sebagai berikut: tuna rungu dalam setting
1) Segi Bahasa anak tuna rungu pendidikan inklusif mengalami
tersebut cukup miskin kosa kata, berbagai permasalahan, antara lain:
sulit mengartikan ungkapan- (1) Perilaku, perilaku anak tuna
ungkapan dan kata-kata yang rungu dalam setting pendidikan
abstrak (idiematik), sulit inklusif merupakan hal yang
memahami kalimat-kalimat yang penting untuk di asesmen. Perilaku
kompleks dan kurang menguasai menyendiri dan tergakang
irama dan gaya bahasa mengganggu teman siswa reguler
2) Tampak muka seperti anak yang lain sering kali membuat para
normal. Anak tuna rungu ini guru dan anak lain di kelas bingung
taraf ketunarunguannya rendah, dan terganggu. (2) Pemahaman,
sehingga anak ini cukup lancar rendahnya kemampuan berbahasa
dalam berkomunikasi walaupun baik tulis maupun lisan, mau tidak
dalam menyusun kalimat ada mau seringkali menghambat anak
sedikit kekurangan. Suara yang tuna rungu mengikuti pelajaran di
dikeluarkan tidak jelas dan sekolah umum. (3) Komunikasi,
terdengar seperti dia hanya salah satu kesulitanan anak tuna
menyebutkan huruf vokal seperti runguadalahdalamhal
dalam penyebutan kata ‘rumah’ komunikasi, dimana mereka
dia hanya menyebutkan ‘uah’ sulitberinteraksi secara positif
3) Bahasa tulis anak tuna rungu ini dengan teman sebayanya. (4)
sangat rendah. Kemampuan Interaksi, Anak tuna rungu juga
menulisnyahanyasebatas bermasalah pada perkembangan
menyalin tulisan, itupun keterampilan sosialnya, sulit
terkadang dalam menyalin satu berkomunikasi, sulit memahami

76
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

bahasa dan proses komunikasi se- pemenggalan frase, suaranya agak


hingga biasanya tidak memiliki monoton dan tidak ekspresif, dan
banyak teman. Asesmen terhadap tidak menghasilkan warna suara
anak autis di SDN Dahor yang alami. Guru pembimbing
Kecamatan Grabagan Kabupaten khusus sering menemukan
Tuban menghasilkan kesimpulan , bermacam-macam kesalahan
dari segi kemampuan berbahasa. artikulasi pada bunnyi-bunyi ujaran
Perkembangan bahasa anak tuna tertentu (kesalahan artikulasi vokal
rungu masih cukup rendah. biasanya lebih sering dibandingkan
Misalnya bahasa tulis konsonan).
Dalam hal bahasa tulis, Terdapat tiga cara utama
terdapat juga cukup banyak bukti individu tuna rungu mengakses
bahwa anak tuna rungu tersebut bahasa, yaitu dengan membaca
mengalami kesulitan untuk ujaran, dengan mendengarkan (bagi
mengekspresikan dirinya secara mereka yang masih memiliki sisa
tertulis. Dalam beberapa penelitian pendengaran), dan dengan
yang berfokus pada ketepatan komunikasi manual atau dengan
sintaksis bahasa Inggris tertulis kombinasi tiga cara tersebut.
anak tunarungu, ditemukan bahwa
mereka cenderung menggunakan c. Pembelajaran tematik anak
banyak frase yang sama secara berkebutuhan khusus
berulang-ulang dalam kalimat Perangkat pembelajaran
sederhana, lebih sedikit kalimat utama yang dilakukan oleh guru di
majemuk, dan mereka membuat SDN Dahor Kecamatan Grabagan
banyak kesalahan kecil dalam Kabupaten Tuban, yaitu (1) silabus,
penggunaan tenses, kata bilangan, dan (2) Program Pembelajaran
penggunaan kata ganti dan kata Individual (PPI). Silabus untuk siswa
penunjuk. Setelah melakukan tuna rungu dengan hambatan ringan
beberapa latihan berulang anak (yang tidak mengalami hambatan
tuna rungu cenderung dapat kecerdasan) hanya akan mengalami
menguasai penulisan kata-kata modifikasi dari beberapa komponen
sederhana, tetapi bila mereka silabus.
mencoba menulis kalimat yang Tujuan pembelajaran, materi,
lebih sederhana, kesalahan- proses dan pelaksanaan evaluasi
kesalahan kecil muncul lagi. dilakukan modifikasi dari kurikulum
Berikutnya perkembangan yang ada, dikarenakan tujuan
bahasa yang berkaitan dengan pembelajaran, materi, proses dan
Ujaran (speech). Kekurangan dalam pelaksanaan evaluasi disesuaikan
ujaran anak tuna rungu tersebut dengan kemampuan siswa yang
adalah dalam hal ritme dan berkaitan dengan kemampuan

77
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

menerima pelajaran dan kemampuan Langkah-langkah pembelajaran


bahasa tulisnya. Kompetensi Inti (KI) terhadap anak tuna rungu yang
sudah tersedia di kurikulum 2013, disepakati oleh guru menggunakan
sehingga guru tinggal mengutip saja prinsip seperti di bawah ini:
dan tidak perlu di modifikasi. 1) Membangun komunikasi positif
Kompetensi dasar (KD) dikutip dari dengan siswa yaitu dengan
kurikulum karena sudah tersedia menggunakan komunikasi total
dalam naskah kurikulum. (komtal) dengan menggunakan
Indikator, tujuan pembelajaran berbagai komponen bahasa
dan materi pembelajaran telah seperti bicara, oral, ejaan jari
dikembangkan dan dirubah (bahasa isyarat sederhana),
(dimodifikasi) disesuaikan dengan mimik atau panto, tulisan
kemampuan siswa tuna rungu. maupun gambar.
Kegiatan pembelajaran yang 2) Melakukan appersepsi dengan
disesuaikan dengan indicator dan menarik perhatian,
tujuan pembelajaran disajikan dalam kesukaan/minat siswa tuna
bentuk tematik dan terpadu serta rungu
dimodifikasi disesuaikan dengan 3) Menanggapi respon verbal
kemampuan siswa. Alokasi waktu maupun non verbal atau
pada umumnya disamakan dengan kepatuhan siswa
siswa lainnya. artinya siswa tuna 4) Menggunakan metode mengajar
rungu belajar dengan alokasi waktu yang bervariasi seperti: bermain,
yang sama dengan siswa regular. ceramah, tanya jawab, diskusi,
dalam kondisi tertentu misalnya pemberian tugas, demonstrasi
siswa sudah mulai capek atau serta menggunakan media yang
tantrum dimungkinkan waktu sesuai misalnya flashcard.
belajarnya berbeda (dimodifikasi). 5) Menggunakan ekspresi lisan dan
Sumber dan media belajar atau penjelasan tertulis jika
dimodifikasi disesuaikan dengan diperlukan yang dapat
kemampuan siswa tuna rungu salah mempermudah siswa untuk
satunya dengan menggunakan memahami materi yang
flashcard untuk memudahkan dan diajarkan
menambah perbendaharaan kata. 6) Memberi kesempatan kepada
cara pengadaan dan penggunaan siswa untuk terlibat secara aktif
media disesuaikan dengan materi baik dalam kegiatan individu
pembelajaran dan disesuaikan maupun kegiatan secara
dengan karakter siswa tuna rungu berkelompok (misalnya dengan
dalam menyerap materi mengajukanpertanyaan,
pembelajaran. memberitugastertentu,
mengadakanpercobaan,

78
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

berdiskusi secara berpasangan PENUTUP


atau dalam kelompok kecil, Kesimpulan
belajar berkooperatif). Berdasarkan hasil penelitian
ini dengan pengumpulan data dan
Metode pembelajaran lain analisis tentang pelaksanaan
yang pernah digunakan GPK bagi identifikasi, asesmen dan
anak tuna rungu yaitu metode pembelajaran bagi anak
maternal reflektif (MMR). berkebutuhan khusus yaitu anak
Pembelajaran bagi anak tuna rungu tuna rungu di sekolah
berbeda dari pembelajaran pada penyelenggara pendidikan inklusif
umumnya karena dicancang menjadi di SDN Dahor Kecamatan Grabagan
pembelajaran yang cukup bermakna. Kabupaten Tuban dapat
Hal ini dikarenakan tuna rungu tidak disimpulkan hal-hal sebagai berikut
dapat menerima informasi melalui 1. Kegiatan identifikasi anak
pendengarannya dan untuk itu maka berkebutuhan khusus yaitu anak
diperlukan adanya visualisasi untuk tuna rungu menggunakan alat
lebih memudahkan tuna rungu identifikasi khusus yang
menyerap informasi. menghasilkan informasi
Melalui metode maternal kemampuan awal siswa dari segi
reflektif (MMR) ini tuna rungu diolah kemampuan bahasa dan
komunikasi
bahasanya. Mulai dari mengeluarkan
2. Kegiatan asesmen juga untuk
suara, mengucapkan kata dengan mengumpulkan data tentang anak
benar sesuai artikulasinya, hingga tuna tuna rungu yang akan digunakan
rungu mampu berkomunikasi dengan untuk mengambil keputusan
menggunakan beberapa kalimat yang tentang layanan yang akan
baik dan benar. Secara garis besar, diberikan terhadap orang
kegiatan pembelajaran dengan tersebut. Asesmen merupakan
suatu kegiatan untuk melakukan
menggunakan metode ini terdiri atas
pengamatan, analisis tugas,
kegiatan percakapan, termasuk di pemberian tes untuk menafsirkan,
dalamnya menyimak, membaca, dan mendeskripsikan tentang
menulis yang dikemas secara terpadu karakteristik anak tuna rungu.
dan utuh. Kegiatan percakapan 3. Pembelajaran tematik terhadap
menjadi ciri utama dalam Anak tuna rungu di SDN Dahor
Kecamatan Grabagan Kabupaten
menggunakan metode maternal
Tuban menggunakan kurikulum
reflektif, karena penyampaian materi
kurikulum 2013 dengan
ajar semua bidang studi dilakukan modifikasi beberapa hal, yaitu
melalui percakapan. indicator, tujuan pembelajaran
danmateripembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan

79
E-ISSN: 2614-4417
Edustream: Jurnal Pendidikan Dasar Volume III, Nomor 2, November 2019

setiap individu anak tuna rungu Arends, Richard I.2008.. Learning To


dan didukung oleh kompetensi Teach Belajar untuk Mengajar.
guru, media, sumber dan strategi Yogyakarta: Pustaka Pelajar
pembelajaran yang memadai.
4. Kendala yang dihadapi di SDN Endang, Rochyadi. 2005. Pengembangan
Dahor Kecamatan Grabagan Program Pelaksanaan Individual Bagi
Kabupaten Tuban Sarana-dan Anak Tunagrahita. Jakarta: Departemen
prasarana pendukung pembe- Pendidikan Nasional.
lajaran bagi anak tuna rungu
belum tersedia, disamping itu Nofrianto, S.2008.The Golden Teacher.
Depok. Lingkar Pena Kreativa.
sumber daya yang ada belum
siap. Kelas yang ada belum
Sarwoko, Thomas (2001 Integrated
dilengkapi sarana dan prasarana Education for Children with Visual
sesuai dengan kebutuhan tuna Impairment ini Primary Schools
rungu. Kondisi ini ditambah Aiming toward Inclusion, Tesis,
dengan ruang kelas yang kurang, Norway, Departement Of special
sementara jumlah siswa cukup Needs education Faculty Of Educa-
banyak. tion, University Of Oslo

Scholl, TG, (1986), Foundation of Education


Saran for Blind and visually Handicapped
Berdasrkan paparan pada Children and Youth, Teori and
kesimpulan disarankan kepada guru Prcatice, New York: American
Foundation for Blind, Inc
maupun lembaga sekolah
penyelenggara pendidikan inklusi .
agar melakukan kegiatan
peningkatan kompetensi untuk
memberikan layanan bagi anak
berkebutuhan khusus. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara mem-
baca buku referensi, berdiskusi
dengan teman guru, mengikuti
trainning, pendidikan dan pelatihan,
sosialisasi, workshop. Peningkatan
kompetensi tersebut bagi guru agar
dapat merencanakan dan
melaksanakan program dan strategi
penanganan yang sesuai kebutuhan
belajar anak tuna rungu.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.2008. Psikologi
Belajar.Jakarta: Rineka Cipta

80

Anda mungkin juga menyukai