Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK III

SIDIK JARI

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Genetika”

Dosen pengampu :

Desi Kartikasari, M.Si.

Disusun oleh : Kelompok 4 TBIO 3A

1. Nicken Ayu Sukmadiani Triana Putri (1860208221007)


2. Mokhammad Ilham Maulana (1860208222046)
3. Ines Dwijayanti (1860208223088)
4. Yusrotul Fahmil Hidayah (1860208223089)
5. Aqidatul Izzah (1860208223091)

TADRIS BIOLOGI III A

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2023
DAFTAR ISI

Cover

Daftar Isi ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Landasan Teori ....................................................................................................... 1

BAB II METODE ........................................................................................................... 4

A. Tujuan .................................................................................................................... 4
B. Alat dan Bahan ....................................................................................................... 4
C. Prosedur Kerja ........................................................................................................ 4

BAB III DATA PRAKTIKUM ...................................................................................... 5

A. Data Praktikum....................................................................................................... 5

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...................................................... 6

A. Analisis Data dan Pembahasan .............................................................................. 6

BAB V PENUTUP......................................................................................................... 14

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LANDASAN TEORI
Pada kulit jari tangan, telapak tangan, jari kaki dan telapak kaki terdapat sulur-sulur
yang menimbulkan pola gambaran tertentu yang disebut dermatoglifi. Dermatoglifi tidak
akan berubah seumur hidup. Antara satu orang dengan orang lain, bahkan antar jari pada
seseorangpun tidak mungkin terdapat yang sama1. Dermatoglyph berasal dari kata Yunani
yang berarti "derma", yang berarti kulit dan "Glyph", yang berarti "mengukir (Wijaya,
2020). Dermatoglifi melakukan penelitian Permukaan epidermis dan konfigurasinya di
telapak tangan dan telapak kaki (Mundijo, 2018). Dermatoglifi merupakan suatu ilmu
pengetahuan yang membahas mengenai bentuk atau pola sidik jari Manusia. Investigasi
terhadap pola sidik jari telah dilakukan dari 200 tahun lalu (Mundijo, 2019). Dermatoglyph
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gambaran sulur-sulur pada
ujung jari, telapak tangan manusia, ujung jari-jari kaki, telapak kaki dan lipatan kulit yang
ada di telapak tangan yang terdapat 4 bagian utama yakni pola sidik jari, sudut Axial
Triradius Digital (ATD), triradius dan jumlah sulur total (Mundijo, 2019)2.
Sidik jari terbentuk sejak awal perkembangan embrio yaitu pada umur embrio 13
minggu sampai embrio 24 minggu. Pola sidik jari ditentukan oleh banyak gen (poligen)
sehingga secara genetik tidak pernah berubah seumur hidup, kecuali dipengaruhi
lingkungan seperti kerusakan oleh lingkungan (Misbac, 2010)3.
Sidik jari adalah bagian dari struktur genetik pada saat membentuk seperti sistem
anatomi yang sempurna dengan indikasi yang memiliki khas bagi manusia yang tidak akan
berubah. Sidik jari memiliki sifat konstan, dan memang tidak dapat berubah akhir hayat
(Dayana, 2019). Setiap individu memiliki pola yang unik, tidak ada individu yang sama
dan memiliki keberagaman. Sidik jari setiap individu berbeda dan khas. Fitur sidik jari akan
mempermudah dalam mengenali kelainan penyakit genetik yang telah dikembangkan
dengan cara melihat jenis dan pola sidik jari setiap manusia. Dengan menggunakan sidik
jari dapat melihat penyakit seseorang seperti pada sidik jari penderita autis dengan pola

1
Trisnawati Mundijo, “Gambaran Pola Sidik Jari pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang Angkatan Tahun 2015”, Jurnal syifa’ MEDIKA, Vol.6, No.2, thn.2016, hlm.98
2
Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti, dkk, “Identifikasi Populasi Pola Sidik Jari di Lingkungan II, Kelurahan
Tembung, Kecamatan Tembung”, Jurnal Bio Educatio, Vol.8, No.1, thn.2023, hlm.70
3
Meliya Wati, dkk, “POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA
ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG”, Jurnal BioCONCETTA, Vol.1, No.2, thn.2015, hlm.60

1
sidik jari yang khas, seseorang yang menderita obesitass dapat dilihat dari sidik jari, serta
sidik jari pada anak-anak penderita tunanetra (Chastanti, 2020)4. Sidik jari juga telah
dimanfaatkan untuk berbagai bidang, diantaranya sebagai identitas diri dan alat forensik
(Anonimous, 1993) serta banyak diaplikasikan untuk pemanfaatannya untuk e-card seperti
e-KTP. Menurut Rafiah (1988) sidik jari berhubungan dengan penyakit kelainan yang
disebabkan oleh kromosom. Sidik jari manusia tidak ada yang sama dan dikelompokan
dalam 3 type yaitu pola Arch, Loop dan Whorls, sedangkan pola yang lain merupakan
variasi pola yang timbul dengan mengacu pada ketiga pola dasar sidik jari tersebut 5. Type
Arch berupa garis yang melengkung ke arah distal dan pada pola ini tidak terdapat triradius.
Pola Loop memiliki lengkung seperti kait dengan satu triradius, dan pola Whorl berbentuk
pusaran dan memiliki dua triradius (Rafiah, 1988)6.
Sidik jari manusia terdiri dari guratan-guratan yang biasa disebut dengan ridges dan
valleys. Ridges merupakan guratan yang menonjol dan berwarna gelap, sedangkan valleys
merupakan guratan yang mendalam dan berwarna terang seperti yang ditunjukkan pada
berikut7 !

Gambar 1.1 Struktur sidik jari manusia (Maltoni, 2009)

Sistem/bidang yang menggunakan sidik jari telah terbukti cukup akurat, aman, mudah
dan nyaman untuk dipakai sebagai identifikasi. Hal ini dapat dilihat pada sifat-sifat yang
dimiliki oleh sidik jari, antara lain :

4
Ibid, hlm.70
5
Gede Sujana Eka Putra, dkk, ”PENGENALAN KEPRIBADIAN SESEORANG BERDASARKAN SIDIK JARI
DENGAN METODE FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN FUZZY BACKPROPAGATION”,
Jurnal Teknologi Elektro, Vol.13, No.2, thn.2014, hlm.55
6
Meliya Wati, dkk, “POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA
ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG”, Jurnal BioCONCETTA, Vol.1, No.2, thn.2015, hlm.60
7
Alam Katon Agung, “KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN
BACKPROPAGATION”, Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika, Vol.1, No.1, thn.2017, hlm.598

2
1. Perennial nature : yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit
manusia seumur hidup.
2. Immutability : yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapat
kecelakaan yang serius.
3. Individuality : pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.

Ciri khas sidik jari yang digunakan adalah guratan sidik jari yang dapat diidentifikasi
dengan cara menganalisis detail dari guratan-guratan sidik jari yang dinamakan dengan
"minutiae"8.

Gambar 1.2. Contoh Gambar Sidik Jari

8
Ifan Hari Pradana, “KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI BERDASARKAN ENAM TIPE PATTERN
MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DISTANCE”, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Dian Nuswantoro, hlm.2

3
BAB II

METODE

A. TUJUAN
Mengetahui prinsip dan pola sidik jari.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan yang digunakan :
• Gambar pola klasifikasi sidik jari
• Tinta warna
• Alat tulis
• Tisu
C. PROSEDUR KERJA
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Melihat gambar pola sidik jari pada buku petunjuk praktikum.
3. Meminta mahasiswa melakukan cap sidik jari tepat pada kolom kotak yang disediakan
dari rumah (5 jari kanan dan 5 jari kiri).
4. Menganalisis dan mencatat bagaimana bentuk pola sidik jari tersebut.
5. Menjawab pertanyaan soal diskusi.

CONTOH TEMPLATE POLA SIDIK JARI

• Pola Sidik Jari Kanan

Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking

• Pola Sidik Jari Kiri

Ibu Jari Telunjuk Tengah Manis Kelingking

4
BAB III

DATA PRAKTIKUM

A. DATA PRAKTIKUM
Data yang telah diperoleh dari praktikum penelitian kemudian diletakkan dalam tabel
berikut ini, yakni sebagai berikut :
Nama Sidik jari Sidik jari Sidik jari Sidik jari Sidik jari
mahasiswa ibu jari telunjuk tengah manis kelingking
Ilham Radial Radial Plain Radial Radial Kanan
Loop Loop Whorl Loop Loop
Ulnar Ulnar Ulnar Ulnar Ulnar Kiri
Loop Loop Loop Loop Loop
Ines Ulnar Ulnar Ulnar Ulnar Plain Kanan
Loop Loop Loop Loop Whorl
Radial Radial Radial Radial Plain Kiri
Loop Loop Loop Loop Whorl
Izza Plain Radial Radial Radial Radial Kanan
Whorl Loop Loop Loop Loop
Plain Ulnar Ulnar Ulnar Ulnar Kiri
Arch Loop Loop Loop Loop
Nicken Radial Plain Radial Plain Radial Kanan
Loop Whorl Loop Whorl Loop
Ulnar Ulnar Ulnar Accident Ulnar Kiri
Loop Loop Loop Loop Loop
Yusrotul Tented Tented Plain Ulnar Ulnar Kanan
Arch Arch Arch Loop Loop
Radial Tented Ulnar Ulnar Ulnar Kiri
Loop Arch Loop Loop Loop

5
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hari selasa, tanggal 21 November 2023 di
Laboratorium Universitas Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, diketahui bahwa dari 5
orang mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1 orang dan perempuan
sebanyak 4 orang. Memperoleh hasil penelitian yaitu, ditemukannya sebanyak 6 pola sidik
jari, diantaranya : Pola Plain Arch sebanyak 2 jari, pola Tented Arch sebanyak 3 jari, pola
Ulnar Loop sebanyak 22 jari, pola Radial Loop sebanyak 16 jari, pola Plain Whorl
sebanyak 6 jari dan yang terakhir pola Accidental Loop sebanyak 1 jari. Jumlah terbanyak
adalah pola Ulnar Loop yaitu sebanyak 22 dan yang paling sedikit adalah pola Accidental
Loop yang hanya ada 1. Dermatoglifi diturunkan secara poligenik. Sekali suatu pola
dermatoglifi telah terbentuk, maka pola itu akan tetap selamanya, tidak dipengaruhi oleh
umur, pertumbuhan dan perubahan lingkungan. Pola dasar dermatoglifi manusia semuanya
berpola loop ulnar. Namun ada tujuh gen lain yang turut berperan, sehingga terjadi variasi
pola dermatoglifi.
Penelitian ini juga memperoleh hasil yaitu berupa variasi pola sidik jari pada responden
dengan 3 pola, dan bahkan 4 pola. Variasi pola sidik jari yang paling banyak adalah ulnar
loop. Pada kedua jari tangan dapat memliki > 1 pola sidik jari, yaitu Ulnar Loop, Radial
Loop, Whorl, Arch, Tented Arch, dan Double Loop. Chastanti (2009)9 menyatakan bahwa
pola 6 dasar sidik jari manusia semuanya berpola Ulnar Loop namun adanya tujuh gen lain
yang turut berperan, sehingga timbul variasi pola sidik jari. Penelitian Sintaningtyas
(2010)10 didapatkan hasil bahwa orang normal memiliki pola sidik jari yang paling tinggi
adalah Ulnar Loop, pola Whorl, pola Arch, dan yang paling rendah dengan pola Radial
Loop. Penjelasan/pembahasan tentang pola-pola sidik jari terdapat pada paragraph dibawah
ini :
Pola sidik jari sangat beragam dan dipengaruhi oleh faktor genetik, sehingga sangat
penting dalam ilmu forensik, antropologi, etnologi, genetik, studi evolusi dan ilmu

9
Ika Chastanti, “Pola Multifaktor Sidik Jari pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan dan Sekitarnya”, USU
Respiratory, thn.2009
10
Sintaningtyas, L. J., “Pola Dermatoglifi Tangan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta”, Skripsi, Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, thn.2010

6
kedokteran11. Sidik jari manusia tidak ada yang sama dan dikelompokan dalam 3 type yaitu
pola Arch, Loop dan Whorls, sedangkan pola yang lain merupakan variasi pola yang timbul
dengan mengacu pada ketiga pola dasar sidik jari tersebut 12. Pengklasifikasian sidik jari
dibagi menjadi 8 kelas13, antara lain sebagai berikut :
1. Arch (garis melengkung)
Pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa garis-garis sejajar
melengkung seperti busur. Bentuk sidik jari ini merupakan bentuk paling sederhana,
tidak mempunyai triradius14. Terdapat 2 macam pola Arc, antara lain sebagai berikut :
• Plain Arch : adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang naik
ditengah.
• Tented Arch (Tiang Busur) : adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis
tegak atau sudut atau dua atau tiga ketentuan sangkutan.

Gambar 4.1 Sidik Jari berbagai macam kelas dari type Arch

2. Loop (garis melingkar)


Pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang berbalik 180°. Pattern area pada
Loop dikelilingi radiant atau type line. Pola terdiri dari rangkaian guratan yang berjalan
paralel masuk ke pattern area, lalu membelok 180° dan meninggalkan pattern area di

11
Trisnawati Mundijo, “Gambaran Pola Sidik Jari dan Sudut Axial Triradius Digital (ATD) pada Anak Sekolah
Dasar Negeri 144, Talang Betutu, Palembang, Sumatera Selatan”, Jurnal syifa’ MEDIKA, Vol.7, No.2, thn.2017,
hlm.99
12
Gede Sujana Eka Putra, dkk, ”PENGENALAN KEPRIBADIAN SESEORANG BERDASARKAN SIDIK JARI
DENGAN METODE FUZZY LEARNING VECTOR QUANTIZATION DAN FUZZY BACKPROPAGATION”,
Jurnal Teknologi Elektro, Vol.13, No.2, thn.2014, hlm.55
13
Ifan Hari Pradana, “KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI BERDASARKAN ENAM TIPE PATTERN
MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DISTANCE”, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer,
Universitas Dian Nuswantoro, hlm.2
14
Desi Kartikasari, “Petunjuk Praktikum Genetika”, JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
DAN ILMU KEGURUAN, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG, thn.2023, hlm.14

7
sisi yang sama saat guratan itu masuk Inti (core) Loop berbentuk garis lurus seperti
tangkai atau kumpulan dua atau lebih guratan yang berjalan paralel dan dilalui guratan
lain yang melengkung di atasnya. Loop memiliki satu triradius di bagian lateral distal
phalanx15. Terdapat 2 macam pola Loop, antara lain sebagai berikut :
• Ulnar Loop : adalah garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali ke arah sisi semula.
• Radial Loop : adalah garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung Kembali
ke arah sisi semula.

Gambar 4.2 Sidik Jari berbagai macam kelas dari type Loop

3. Whorl (pusaran)
Pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis yang memutar
berbentuk pusaran. Patten area pada Whorl sama dengan Loop yang dikelilingi radiant
atau type line pola terdiri dari rangkaian guratan yang melingkari inti. Inti (core) Whorl
berbentuk titik atau guratan pendek, dan memiliki dua atau lebih triradius. Satu triradius
terletak pada sisi radial/tibial dan yang lainnya terletak pada sisi ulnar/fibular dari
pola16. Terdapat 4 macam pola Whorl, antara lain sebagai berikut :
• Plain Whorl (Lingkaran) : bentuk pokok sidik jari, mempunyai dua delta dan
sedikitnya satu garis melingkar di dalam pola area, berjalan didepan kedua delta.
• Double Loop (Sangkutan Kembar) : adalah mempunyai dua delta dan dua garis
melingkar di dalam pola area, berjalan didepan kedua delta.
• Central Pocket Loop : terdiri dari setidaknya satu daerah punggungan melengkung
atau obstruksi pada sudut kanan garis aliran dengan dua delta, ketika ditarik garis

15
Ibid, hlm.15
16
Ibid, hlm.16

8
imajiner tidak ada area punggungan melengkung yang terpotong. Central pocket
loop membuat satu sirkuit lengkap yang mungkin spiral, oval, melingkar atau varian
dari lingkaran.
• Accidental : terdiri dari dua jenis pola dengan pengecualian dari plain arch yang
memiliki dua atau lebih delta.

Gambar 4.3 Sidik Jari berbagai macam kelas dari type Whorl

B. BAHAN DISKUSI
1. Bagaimana sejarah sidik jari dimulai dari zaman peradaban purba hingga zaman
modern ?
Jawab : Sejarah penggunaan sidik jari sebagai identifikasi dimulai dari peradaban kuno
di Mesir dan Tiongkok. Namun, penggunaannya secara ilmiah dimulai pada abad ke-
19 oleh ilmuwan Sir Francis Galton. Metode identifikasi sidik jari kemudian
berkembang, dan pada awal abad ke-20, sistem klasifikasi sidik jari diperkenalkan oleh
Edward Henry di Inggris. Penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi forensik
semakin populer di seluruh dunia dan terus berkembang hingga zaman modern, menjadi
salah satu teknik identifikasi paling handal.
2. Jelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh sidik jari, antara lain : Perennial nature,
Immutability dan Individuality !
Jawab :
• Perennial Nature (Berdasarkan Sifat Abadi) : Sidik jari bersifat abadi, artinya pola
dan karakteristik sidik jari seseorang cenderung tetap sama sepanjang hidupnya.
Meskipun ukuran fisiknya dapat berubah akibat pertumbuhan atau pengaruh
lainnya, pola dasar sidik jari tetap konsisten.
• Immutability (Berkelanjutan dan Tak Bisa Diubah) : Sifat ini menunjukkan bahwa
struktur dasar sidik jari seseorang tetap tidak berubah sepanjang hidupnya, kecuali

9
jika ada perubahan drastis seperti cedera parah atau kondisi medis tertentu. Bahkan,
usia atau pengaruh lingkungan tidak mengubah sidik jari secara signifikan.
• Individuality (Sifat Individual) : Setiap individu memiliki sidik jari yang unik. Pola
dan karakteristik sidik jari sangat spesifik untuk setiap orang, bahkan untuk saudara
kembar sekalipun. Hal ini memungkinkan sidik jari menjadi alat identifikasi yang
sangat andal, baik dalam keamanan, kepolisian, maupun bidang forensik.
Sifat-sifat ini menjadikan sidik jari sebagai metode identifikasi yang luas digunakan
di berbagai bidang dan tetap relevan dari zaman dulu hingga sekarang.
3. Dari sifat ini ketiga tersebut, sidik jari dapat digunakan sebagai sistem identifikasi yang
dapat digunakan dalam penerapan teknologi informasi seperti ?
Jawab : Dari ketiga sifat tersebut, sidik jari dapat digunakan sebagai sistem identifikasi
dalam penerapan teknologi informasi dalam berbagai konteks. Beberapa penggunaan
melibatkan keamanan dan otentikasi personal :
• Keamanan Perangkat : Sidik jari digunakan sebagai metode otentikasi untuk
membuka ponsel pintar, tablet, atau komputer. Ini meningkatkan keamanan
perangkat dengan mengandalkan karakteristik unik sidik jari pengguna.
• Akses Keamanan dan Kantor : Pada tingkat korporat, sidik jari dapat digunakan
sebagai kunci akses fisik ke gedung atau ruangan tertentu. Ini membantu
memastikan hanya orang yang berwenang yang dapat memasuki area terbatas.
• Transaksi Keuangan : Dalam sektor perbankan dan keuangan, sidik jari dapat
digunakan sebagai metode otentikasi untuk mengamankan transaksi perbankan
elektronik, penarikan uang tunai, atau pembayaran dengan menggunakan teknologi
pembaca sidik jari.
• Manajemen Identitas : Dalam sistem manajemen identitas, sidik jari dapat
digunakan untuk mengelola akses ke platform atau aplikasi berbasis cloud,
memastikan bahwa hanya individu yang berwenang yang dapat mengakses data
sensitif.
• Keamanan Dokumen Elektronik : Sidik jari dapat digunakan untuk memberikan
keamanan tambahan terhadap dokumen elektronik, seperti kontrak atau file yang
memerlukan tingkat keamanan tinggi.
Penerapan sidik jari dalam teknologi informasi tidak hanya meningkatkan
keamanan, tetapi juga mempermudah proses otentikasi dengan cara yang cepat dan
efisien.

10
4. Sebutkan berbagai macam pengklasifikasian sidik jari dan jelaskan !
Jawab : Pengklasifikasian sidik jari biasanya melibatkan identifikasi pola dan
karakteristik tertentu untuk mengelompokkan sidik jari. Berikut adalah beberapa
metode pengklasifikasian yang umum :
a. Arch (Busur) : Pola dermatoglifi yang dibentuk oleh rigi epidermis yang berupa
garis-garis sejajar melengkung seperti busur. Bentuk sidik jari ini merupakan
bentuk paling sederhana, tidak mempunyai triradius.
• Plain Arch : adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis datang dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang
naik ditengah.
• Tented Arch (Tiang Busur) : adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis
tegak atau sudut atau dua atau tiga ketentuan sangkutan.
b. Loop (garis melingkar) : Pola dermatoglifi berupa alur garis-garis sejajar yang
berbalik 180°. Pattern area pada loop dikelilingi radiant atau type line. Pola terdiri
dari rangkaian guratan yang berjalan paralel masuk ke pattern area, lalu membelok
180° dan meninggalkan pattern area di sisi yang sama saat guratan itu masuk Inti
(core) loop berbentuk garis lurus seperti tangkai atau kumpulan dua atau lebih
guratan yang berjalan paralel dan dilalui guratan lain yang melengkung di atasnya.
Loop memiliki satu triradius di bagian lateral distal phalanx.
• Ulnar Loop : adalah garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau
cenderung kembali ke arah sisi semula.
• Radial Loop : adalah garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah
dengan jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau
cenderung Kembali ke arah sisi semula.
c. Whorl (pusaran) : Pola dermatoglifi yang dibentuk oleh garis-garis rigi epidermis
yang memutar berbentuk pusaran. Patten area pada whorl sama dengan loop yang
dikelilingi radiant atau type line Pola terdin dari rangkaian guratan yang melingkari
inti. Inti (core) whorl berbentuk titik atau guratan pendek, dan memiliki dua atau
lebih triradius. Satu triradius terletak pada sisi radial/tibial dan yang lainnya terletak
pada sisi ulnar/fibular dari pola.

11
• Plain Whorl (Lingkaran) : bentuk pokok sidik jari, mempunyai dua delta dan
sedikitnya satu garis melingkar di dalam pola area, berjalan didepan kedua delta.
• Double Loop (Sangkutan Kembar) : adalah mempunyai dua delta dan dua garis
melingkar di dalam pola area, berjalan didepan kedua delta.
• Central Pocket Loop : terdiri dari setidaknya satu daerah punggungan
melengkung atau obstruksi pada sudut kanan garis aliran dengan dua delta,
ketika ditarik garis imajiner tidak ada area punggungan melengkung yang
terpotong. Central pocket loop membuat satu sirkuit lengkap yang mungkin
spiral, oval, melingkar atau varian dari lingkaran.
• Accidental : terdiri dari dua jenis pola dengan pengecualian dari plain arch yang
memiliki dua atau lebih delta.

Pengklasifikasian sidik jari menjadi kategori-kategori ini membantu dalam


identifikasi dan klasifikasi data sidik jari. Sistem klasifikasi seperti Henry
Classification System juga digunakan untuk memberi label dan mengorganisir sidik jari
berdasarkan pola dan karakteristiknya.

5. Menurut saudara bagaimanakah dengan sidik jari genetic ?, jelaskan ! dan sampel apa
saja yang dapat digunakan dalam penelitian sidik jari genetic ?
Jawab : Sidik jari genetik atau "genetic fingerprinting" adalah metode yang
menggunakan pola sidik jari DNA untuk mengidentifikasi individu. Teknik ini
memanfaatkan variasi unik dalam urutan DNA antar individu. Berbeda dengan sidik
jari konvensional, sidik jari genetik lebih fokus pada informasi genetik yang dapat
diambil dari sampel biologis. Sampel yang dapat digunakan dalam penelitian sidik jari
genetik melibatkan bahan-bahan biologis yang mengandung DNA, seperti :
• Darah : Sampel darah adalah salah satu yang paling umum digunakan dalam analisis
sidik jari genetik. Setetes kecil darah dapat mengandung cukup DNA untuk analisis.
• Rambut : Batang rambut yang masih mengandung akar rambut (folikel) menyimpan
DNA. Namun, rambut yang sudah rontok biasanya tidak mengandung DNA yang
cukup untuk analisis sidik jari genetik.
• Air Liur (Saliva) : Sampel air liur mengandung sel-sel dari mulut yang dapat
digunakan untuk mengekstraksi DNA. Pemeriksaan sidik jari genetik dari sampel
air liur sering digunakan dalam tes keturunan dan analisis kekerabatan.

12
• Cairan Semen : Semen mengandung jumlah DNA yang signifikan dan dapat
digunakan untuk identifikasi individu.
• Sel Kulit (Epitel) : Sampel sel kulit yang dapat diperoleh dari benda-benda yang
pernah disentuh oleh seseorang juga dapat digunakan untuk analisis sidik jari
genetik.
Analisis sidik jari genetik biasanya melibatkan teknik pembandingan pola DNA
antara sampel yang diketahui dan sampel yang diidentifikasi. Metode ini sangat
berguna dalam investigasi kejahatan, penelitian keturunan, dan identifikasi individu
dalam situasi forensik atau paternity testing.

13
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sidik jari adalah bagian dari struktur genetik pada saat membentuk seperti sistem
anatomi yang sempurna dengan indikasi yang memiliki khas bagi manusia yang tidak akan
berubah. Fitur sidik jari akan mempermudah dalam mengenali kelainan penyakit genetik
yang telah dikembangkan dengan cara melihat jenis dan pola sidik jari setiap manusia.
Sidik jari juga telah dimanfaatkan untuk berbagai bidang, diantaranya sebagai identitas diri
dan alat forensik (Anonimous, 1993) serta banyak diaplikasikan untuk pemanfaatannya
untuk e-card seperti e-KTP. Sidik jari manusia tidak ada yang sama dan dikelompokan
dalam 3 type yaitu pola Arch, Loop dan Whorls. Type Arch berupa garis yang melengkung
ke arah distal dan pada pola ini tidak terdapat triradius. Pola Loop memiliki lengkung
seperti kait dengan satu triradius, dan pola Whorl berbentuk pusaran dan memiliki dua
triradius. Pada pola Arch, terdapat 2 macam pola : Plain Arch dan Tented Arch. Pada pola
Loop, terdapat 2 macam pola : Ulnar Loop dan Radial Loop. Pada pola Whorl, terdapat 4
macam pola : Plain Whorl, Double Loop, Central Pocket Loop dan Accidental Loop.
Sifat-sifat yang dimiliki oleh sidik jari, antara lain : Perennial nature, Immutability dan
Individuality. Dalam penelitian ini memperoleh hasil penelitian yaitu, ditemukannya
sebanyak 6 pola sidik jari, diantaranya : Pola Plain Arch sebanyak 2 jari, pola Tented Arch
sebanyak 3 jari, pola Ulnar Loop sebanyak 22 jari, pola Radial Loop sebanyak 16 jari, pola
Plain Whorl sebanyak 6 jari dan yang terakhir pola Accidental Loop sebanyak 1 jari.
Penelitian ini juga memperoleh hasil yaitu berupa variasi pola sidik jari pada responden
dengan 3 pola, dan bahkan 4 pola. Variasi pola sidik jari yang paling banyak adalah ulnar
loop. Pada kedua jari tangan dapat memliki > 1 pola sidik jari, yaitu Ulnar Loop, Radial
Loop, Whorl, Arch, Tented Arch, dan Double Loop.
B. SARAN
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan laporan ini, akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimya pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis memohon maaf
yang sebesar-besarnya serta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus menghasilkan
karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. K. (2017). KLASIFIKASI POLA SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN


SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika.
Chastanti, I. (2009). Pola Multifaktor Sidik Jari pada Penderita Obesitas Di Daerah Medan dan
Sekitarnya. USU Respiratory.
Jayanti, U, N, A, D, dkk. (2023). Identifikasi Populasi Pola Sidik Jari di Lingkungan II,
Kelurahan Tembung, Kecamatan Tembung. Jurnal Bio Educatio.
Kartikasari, D. (2023). Petunjuk Praktikum Genetika. JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG.
Mundijo, T. (2016). Gambaran Pola Sidik Jari pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang Angkatan Tahun 2015. Jurnal syifa’ MEDIKA.
Mundijo, T. (2017). Gambaran Pola Sidik Jari dan Sudut Axial Triradius Digital (ATD) pada
Anak Sekolah Dasar Negeri 144, Talang Betutu, Palembang, Sumatera Selatan. Jurnal
syifa’ MEDIKA.
Pradana, I. H. (n.d.). KLASIFIKASI CITRA SIDIK JARI BERDASARKAN ENAM TIPE
PATTERN MENGGUNAKAN METODE EUCLIDEAN DISTANCE. Jurusan Teknik
Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro.
Putra, G, S, E, dkk. (2014). PENGENALAN KEPRIBADIAN SESEORANG
BERDASARKAN SIDIK JARI DENGAN METODE FUZZY LEARNING VECTOR
QUANTIZATION DAN FUZZY BACKPROPAGATION. Jurnal Teknologi Elektro.
Sintaningtyas, L. J. (2010). Pola Dermatoglifi Tangan pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. Skripsi, Solo : Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Wati, M, dkk. (2015). POLA KHAS YANG DITEMUKAN PADA SIDIK JARI DAN
TELAPAK TANGAN PADA ANAK-ANAK TUNA NETRA DI KOTA PADANG.
Jurnal BioCONCETTA.

15

Anda mungkin juga menyukai