Anda di halaman 1dari 6

BIO EDUCATIO

(The Journal of Science and Biology Education)


http: https://jurnal.unma.ac.id/index.php/BE
p-ISSN : 2541-2280
e-ISSN : 2541-4097
Doi : http://dx.doi.org/10.31949/be.v6i2.3317

Identifikasi Populasi Pola Sidik Jari di Lingkungan II, Kelurahan Tembung,


Kecamatan Tembung

Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti1, M Rizki2, Nada Thahira2, Novita Sari Lubis2, Summayah Assa’adah
Lubis2, Fadila Roji2
1Universitas Negeri Malang, Indonesia
2Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia

Korespondensi : mrizki@uinsu.ac.id

Article Info ABSTRACT


Article History Indonesia memiliki masyarakat pluralistik yaitu keberagaman manusia yang
Received : 12-01-2023 terdiri dari suku, agama, ras dan keragaman berbahasa. Dermatoglyph berasal
Revised : 18-04-2023 dari kata Yunani yang berarti "derma", yang berarti kulit dan "Glyph", yang
Accepted : 30-04-2023 berarti "mengukir. Sidik jari adalah bagian dari struktur genetik pada saat
membentuk seperti sistem anatomi yang sempurna dengan indikasi yang
Keywords: memiliki khas bagi manusia yang tidak akan berubah. Metode dalam
penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif. Populasi
Identification; dalam penelitian ini yakni 100 Masyarakat yang berdomisili di Lingkungan 2
Population; yang bertujuan agar dapat melihat pola sidik jari pada masing-masing sampel.
Fingerprint Pattern; Hasil dari penelitan ini yakni terdapat 8.2% memiliki pola sidik jari Arch,
Variation; 69.8% dengan pola sidik jari Loop dan 22% memiliki pola sidik jari Whorl.
Dermatoglyph Hal ini menunjukkan bahwa Masyarakat Lingkungan II, Kelurahan
Tembung, Kecamatan Medan Tembung lebih dominan memiliki pola sidik
jari Loop.

ABSTRACT
Indonesia has a pluralistic society, namely the diversity of people consisting of ethnicity,
religion, race and diversity of languages. Dermatoglyph comes from the Greek word
meaning "donation", which means skin and "glyph", which means "to engrave.
Fingerprints are part of the genetic structure at the time forming such a perfect anatomical
system with indications that are unique to humans that will not change The method used
in this research is descriptive observational method.The population in this study is 100
people who live in Environment II, which aims to be able to see the fingerprint patterns in
each sample.The results of this research are that 8.2% have Arch fingerprint patterns,
69.8% have a Loop fingerprint pattern and 22% have a Whorl fingerprint pattern.This
shows that the Neighborhood II Community, Tembung Village, Medan Tembung District
is more dominant in having a Loop fingerprint pattern.

PENDAHULUAN
Indonesia memiliki masyarakat pluralistik yaitu keberagaman manusia yang terdiri dari
suku, agama, ras dan keragaman berbahasa. Terdapat sekitar 500 kelompok etnis yang tinggal di
seluruh Indonesia. Etnisitas adalah sekelompok orang yang terikut dari kepandaian serta
penyebutan satuan budaya. Negara Indonesia terbagi atas beberapa suku bangsa Indonesia yang
dibagi kedalam 3 kelompok, antara lain :(1) etnis; (2) kelompok turunanluar negeri; serta (3)

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 69


rakyat yang tersisihkan. Semuanya kelompok etnis mempunyai tempat tinggal masing-masing.
Keanekaragaman etnis ini bisadiidentifikasi secara unik oleh aspek dari bagian tubuh yaitu jenis
kulit, warna pada rambut dan sesuai dengan menggunakan ejaan biasa yang sering dipakai
(Purbasari, 2017). Dengan berkembangnya teknologi informasi, terdapat banyak alat telah
dikembangkan untuk membantu dalam pengenalan pola jari, seperti scanner yaitu suatu cara yang
dapat dipakai saat mengambil sampel secara langsung (Rahmah, 2021).
Dalam sejarah menunjukkan bahwa pada akhir abad ke-19 ditemukan sebuah fakta baru
mengenai sidik jari yang tidak dapat diubah dan dapat dijadikan sebagai alat mengenali
seseorang. Banyak yang mengira bahwa Sidik jari ini biasanya tampak seperti garis-garis yang
tidak memiliki arti. Akibatnya dalam sebuah artikel oleh Hulami al-Amin tentang proses
penciptaan manusia secara umum yang menjelaskan bahwa sidik jari terbentuk dalam proses
pembentukan tulang dan daging yang terbentuk saat janin berusia 17-24 minggu dengan ukuran
janin 15-23 cm serta berat yang mencapai 250-820 gram (Alfadila, 2022). Pengetahuan tentang
Sidik jari Pada manusia adalah suatu materi yang sangat penting untuk dapat dipelajari. Sidik jari
yang ada di dunia ini tidak ada yang identik bahkan di antara dua saudara kembar sekalpiun
(Desmira, 2022).
Dermatoglyph berasal dari kata Yunani yang berarti "derma", yang berarti kulit dan
"Glyph", yang berarti "mengukir (Wijaya, 2020). Dermatoglifi melakukan penelitian Permukaan
epidermis dan konfigurasinya di telapak tangan dan telapak kaki (Mundijo, 2018). Dermatoglifi
merupakan suatu ilmu pengetahuan yang membahas mengenai bentuk atau pola sidik jari
Manusia. Investigasi terhadap pola sidik jari telah dilakukan dari 200 tahun lalu (Mundijo, 2019).
Dermatoglyph merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang gambaran
sulur-sulur pada ujung jari, telapak tangan manusia, ujung jari-jari kaki, telapak kaki dan lipatan
kulit yang ada di telapak tangan yang terdapat 4 bagian utama yakni pola sidik jari, sudut Axial
Triradius Digital (ATD), triradius dan jumlah sulur total (Mundijo, 2019).
Pola sidik jari adalah varietas biologi dengan sifat beda pada grup satu dari satu grup suku
dan grup lainnya, baik itu pada wanita dan pada pria yang memiliki wajah yang sama. Deskripsi
dari sidik jari manusia adalah formasi dari keunikan serta memiliki perkembangan terkait dengan
kode genetik sel otak serta perkembangannya pada sistem saraf, dimana mengakibatkan
pencocokan tipe sidik jari kepandaian atau keahlian yang dimiki manusia. Kepandaian adalah
kemampuan agar mendapatkan wawasan, pola cara pikir manusia dan memecahkan suatu
masalah pada kondisi yang rumit pada saat mencapai dalam suatu permasalahan. Kepandaian
setiap orang mengacu pada keterampilan yang berbeda pula, bakat dan prestasi individu
(Nazhifah, 2022).
Sidik jari adalah bagian dari struktur genetik pada saat membentuk seperti sistem anatomi
yang sempurna dengan indikasi yang memiliki khas bagi manusia yang tidak akan berubah. Sidik
jari memiliki sifat konstan, dan memang tidak dapat berubah akhir hayat (Dayana, 2019) . Fitur
sidik jari akan mempermudahdalam mengenali kelainan penyakit genetik yang telah
dikembangkan dengan cara melihat jenis dan pola sidik jari setiap manusia. Dengan
menggunakan sidik jari dapat melihat penyakit seseorang seperti pada sidik jari penderita autis
dengan pola sidik jari yang khas, seseorang yang menderita obesitass dapat dilihat dari sidik jari ,
serta sidik jari pada anak-anak penderita tunanetra (Chastanti, 2020). Pada sidik jari manusia
terdapat 3 pola yaitu Arch, Loop, dan Whorl (Mindojo, 2017).

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 70


Pola arch adalah jenis sidik jari di mana garis pada tangan berasal dari satu sisi. Pola ini
terdiri dari 2 yaitu, flat arch serta tented arch. tipe lengkung tersebut mempresentasikan poin-
poin tradisional serta moral yang maksimal. Tipe flat arch ini memiliki pemikiran orang yang agak
mandiri sedangkan tipe tented arch mengatakan bahwa kedalaman intelektual tertentu. Pada pola
loop adalah sidik jari terdiri lebih dari satu garis dari satu lukisan, membengkok memprovokasi
garis gambar ditarik diantara delta serta inti yang akan kembali ke sisi semula. Sedangkan pola
whorl adalah pola sidik jari yang paling penting dan paling tidak terbentuk 2delta antara satu atau
lebih dari garis lengkung. Wohrl sendiri bisa berupa spiral, bullis-yey, atau double loop. Wohrl
merupakan pusat yang mencolok yang mudah dilihat (Afadila, 2022).

Gambar 1. Tipe Sidik Jari


Sumber: Rahmah, 2021

METODE
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif. Penelitian
ini dilakukan dari tanggal 23 Desember 2022 hingga tanggal 28 Desember 2022 di lingkungan 2,
Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung. Populasi dalam penelitian ini yakni 100
Masyarakat yang berdomisili di Lingkungan 2. Data dalam penelitian ini nantinya berupa hasil
pola sidik jari dari kesepuluh sampel jari tangan yang diambil dengan cara setiap ujung jari
diletakkan pada bantalan stemple yang sudah diberi tinta, kemudian satu pesatu jari yang sudah
terkena tinta ditempelkan pada kertas pengamatan, kemudian dianalisis menggunakan alat bantu
berupa lup (kaca pembesar) yang tujuannya agar dapat melihat pola sidik jari pada masing-
masing sampel.

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 71


HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

Gambar 2. Dokumentasi Penelitian

Hasil Penelitian ini dilaporkan seperti yang tertera pada tabel.1 berikut ini:

Tabel 1. Distribusi Pola Sidik Jari


Pola Sidik Jari n Persentasi (%)
Arch 82 8,2%
Loop 698 69,8%
Whorl 220 22%
Total 1.000 100

PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 100 orang dari masyarakat yang berdomisili di lingkungan II,
Kelurahan tembung, Kecamatan Medan Tembung. Tabel menunjukkan bahwa dari ke-10 jari
tangan dari 100 orang responden, sehingga dapat diperoleh total pola sidik jari dari sebanyak
1000 pola. Pola sidik jari yang dapat ditemukan pada 100 responden tersebut yaitu 3 pola sidik
jari diantaranya arch, loop, whorl. Dari identifikasi pola sidik jari dari kesepuluh jari masyarakat di
lingkungan II diperoleh hasil pola sidik jari dengan frekuensi tertinggi yaitu pola Loop sebanyak
698 jari tangan (69,8%), pada pola whorl diperoleh frekuensi sebanayak 220 jari tangan (22%),
sedangkan terendah pada pola arch sebanyak 82 jari tangan dengan persentase 8,2%. Hasil ini
serupa dengan distribusi persentase pola sidik jari pada orang normal yaitu sekitar 5% dengan
pola arch, 25- 30% merupakan pola whorl, dan 65-70% adalah pola sidik jari loop (Suryo, 2016).
Semakin banyak pola lingkaran yang terlihat dalam suatu komunitas, semakin kecil
kemungkinan adanya pola lengkung yang berbeda. Ini karena sidik jari manusia biasanya
berbentuk lingkaran, dan variasi dari pola dasar ini biasa terjadi. Studi ini menemukan bahwa pola
loop membentuk 60-70% sidik jari, pola worhl sekitar 25-35%, dan pola lengkung (arch) hanya
5%. Ini mungkin karena faktor genetik dan lingkungan, karena tidak ada analisis lebih lanjut yang
dilakukan tentang bagaimana hal-hal ini dapat berinteraksi.
Hall berpendapat bahwa pola loop Pola sidik jari utama manusia adalah ulnaris, namun
beberapa gen membantu perkembangan sidik jari yang menyebabkan banyak keragaman dalam
pola. Faktor genetik memiliki peran yang signifikan dalam menentukan pola sidik jari, namun

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 72


lebih dalam Faktor lingkungan juga berdampak pada masa pembentukan. gangguan proses
keratinisasi yang sedang berlangsung, gangguan proliferasi sel epitel dermal, ketegangan pada
kulit, masalah pembuluh darah perifer, kurangnya pengiriman oksigen, dan tekanan. Variasi pola
sidik jari dapat dipengaruhi oleh pertumbuhan embrio, terutama jika muncul pada usia kehamilan
19 minggu
Lingkaran ulnaris membentuk sebagian besar sidik jari genetik manusia dalam hal
pewarisan pola sidik jari. Variasi gen mengakibatkan pola fundamental berubah menjadi berbagai
pola yang dipengaruhi oleh banyak gen. Menurut hukum hereditas Mendel, suatu sifat yang ada
pada orang tua seseorang termasuk pola sidik jari akan diwariskan kepada anak tersebut. Fitur
yang diatur oleh banyak gen di berbagai lokus pada kromosom yang sama atau bahkan
kromosom yang berbeda dikenal sebagai fenotipe poligen, dan sidik jari termasuk dalam kategori
ini. Inilah yang menghasilkan variasi fenotipik pada sidik jari, memastikan bahwa tidak ada dua
orang yang memiliki pola yang sama dan menjadikan setiap orang unik. Selain itu, pola pewarisan
yang khas ditemukan dalam penelitian ini, yang berarti bahwa diperlukan kombinasi pola sidik
jari orang tua.
Beberapa faktor genetik dapat memengaruhi pola sidik jari pada manusia. Peneliti
menemukan bahwa pola sidik jari cenderung sama pada saudara kandung dan kembar, yang
mungkin karena pengaruh gen yang berbeda. Studi menemukan bahwa pola sidik jari dipengaruhi
oleh gen tertentu pada kromosom 5 (ZFYVE16, ZCCHC9, dan ZBED3). Puncak gen ini
terletak pada kromosom 5, dan puncak gen yang terhubung, FBN1, juga berada di dekatnya. Hal
ini dapat menyebabkan variasi yang berbeda dalam pengembangan pola sidik jari.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi pola sidik jari manusia,
khususnya di Medan, mengingat bidang penelitian sidik jari masih cukup mudah. Dengan pola
sidik jari masing-masing orang, analisis dapat dilakukan untuk menentukan bagaimana warisan
diwariskan dari kedua orang tua atau mengkategorikan data dalam sampel berdasarkan ras dan
etnis untuk penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini, etnisitas responden tidak diteliti. Apakah
pewarisan pola sidik jari tergantung pada etnis seseorang, Untuk mengetahui gambaran tentang
pewarisan sidik jari dari generasi kegenerasi dan dalam populasi, penting melakukan penelitian
pada banyak kelompok etnis menggunakan data dari dua generasi ke bawah untuk menentukan
signifikansi etnis dalam pewarisan sidik jari. yang lebih besar alel pengontrol loop

KESIMPULAN
Dari hasil penelitian terhadap pola sidik jari yang dilakukan di Lingkungan II Kelurahan
Tembung, Kecamatan Medan Tembung. Dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis pola
sidik jari yang dimiliki oleh 100 masyarakat di Lingkungan II ini yakni dengan presentase 8.2%
memiliki pola sidik jari Arch, 69.8% dengan pola sidik jari Loop dan 22% memiliki pola sidik jari
Whorl. Hal ini menunjukkan bahwa Masyarakat Lingkungan II, Kelurahan Tembung ,
Kecamatan Medan Tembung lebih dominan memiliki pola sidik jari Loop.

DAFTAR PUSTAKA
Purbasari, K., & Sumadji, A. R. (2017). Variasi pola sidik jari mahasiswa berbagai suku bangsa di
Kota Madiun. J. Florea, 4(2).

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 73


Rahmah, F. (2021). Perancangan Sistem Identifikasi Tipe Sidik Jari Manusia Menggunakan
Matlab. STRING (Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi), 6(2), 190-196.

Alfadila, A., Arianti, N., & Faizin, F. (2022). Sidik Jari dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir
Ilmi). Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam, 2(2), 162-177.

Desmira, D. (2022). PEMANFAATAN SENSOR SIDIK UNTUK ABSENSI SISWA SMKN 1


PULO-AMPEL. PROSISKO: Jurnal Pengembangan Riset dan Observasi Sistem Komputer, 9(2).

Wijaya, A. S., Kusuma, W. A., & Sari, Z. (2020). Analisis Citra Digital Sidik Jari Menggunakan
Metode Ridge Asymmetry untuk Prediksi Dini Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal
Repositor, 2(6), 775-780.

Mundijo, T., & Alfanda, V. (2018). Eksplorasi Pola Sidik Jari dan Sudut Axial Triradius Digital
(ATD) pada Anak Retardasi Mental di Palembang. PROCEEDING
UMSURABAYA.25-32.

Mundijo, T., & Chairani, L. (2019). Kombinasi Pola Sidik Jari Ulnar Loop dan Whorl pada
Orang Kembar di Palembang. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 8(2), 77-
82.

Mundijo, T., & Rezky, M. (2019). Dermatoglifi Narapidana di Palembang. Syifa'MEDIKA: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 9(2), 86-91.

Nazhifah, F. S., Safuan, S., & Alhabshy, M. A. (2022). Analisa Kepribadian Dengan Penerapan
Sistem Aplikasi Analisa Sidik Jari (Studi Kasus Pada PT Unique Analisa Sidik
Jari). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(2), 663-672.

Dayana, C. M., Sitorus, S. H., & Hidayati, R. (2019). IDENTIFIKASI SIDIK JARI
MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)
DAN MAHALANOBIS DISTANCE PADA PEMILIHAN PRESIDEN
MAHASISWA. Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi, 7(02).

Chastanti, I. (2020). Variasi Dermatoglifi Mahasiswa dari Perkawinan Berbeda Suku di FKIP
Universitas Labuhanbatu. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 5(2), 87-90.

Mundijo, T., & Purwoko, M. (2017). Dominasi Pewarisan Pola Sidik Jari Whorl dalam Keluarga
Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 312-315.

Bhat, G.M., Mukhdoomi, M.A., Shah, B.A.,& Ittoo, M.S. (2014). Dermatoglyphics: in health and
disease (review). International Journal of Research in Medical Sciences, 2(1), 31-37.

Pinto et al. (2014). Convergence of Genes and Cellular Pathways Dysregulated in Autism
Spectrum Disorders. The American Journal of Human Genetics 94, 1–18.

Sufitni (2007). Perbandingan Garis Simian dan Pola Sidik Jari 169-182.Pada Kelompok Retardasi
Mental dan Kelompok Normal. Majalah Kedokteran Nusantara. 40(3): 180-191.

Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: UGM Press; 2010.

Bio Educatio Vol. 8 No. 1 April 2023 | 74

Anda mungkin juga menyukai