Ummi Nur Afinni Dwi Jayanti1, M Rizki2, Nada Thahira2, Novita Sari Lubis2, Summayah Assa’adah
Lubis2, Fadila Roji2
1Universitas Negeri Malang, Indonesia
2Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia
Korespondensi : mrizki@uinsu.ac.id
ABSTRACT
Indonesia has a pluralistic society, namely the diversity of people consisting of ethnicity,
religion, race and diversity of languages. Dermatoglyph comes from the Greek word
meaning "donation", which means skin and "glyph", which means "to engrave.
Fingerprints are part of the genetic structure at the time forming such a perfect anatomical
system with indications that are unique to humans that will not change The method used
in this research is descriptive observational method.The population in this study is 100
people who live in Environment II, which aims to be able to see the fingerprint patterns in
each sample.The results of this research are that 8.2% have Arch fingerprint patterns,
69.8% have a Loop fingerprint pattern and 22% have a Whorl fingerprint pattern.This
shows that the Neighborhood II Community, Tembung Village, Medan Tembung District
is more dominant in having a Loop fingerprint pattern.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki masyarakat pluralistik yaitu keberagaman manusia yang terdiri dari
suku, agama, ras dan keragaman berbahasa. Terdapat sekitar 500 kelompok etnis yang tinggal di
seluruh Indonesia. Etnisitas adalah sekelompok orang yang terikut dari kepandaian serta
penyebutan satuan budaya. Negara Indonesia terbagi atas beberapa suku bangsa Indonesia yang
dibagi kedalam 3 kelompok, antara lain :(1) etnis; (2) kelompok turunanluar negeri; serta (3)
METODE
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif. Penelitian
ini dilakukan dari tanggal 23 Desember 2022 hingga tanggal 28 Desember 2022 di lingkungan 2,
Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung. Populasi dalam penelitian ini yakni 100
Masyarakat yang berdomisili di Lingkungan 2. Data dalam penelitian ini nantinya berupa hasil
pola sidik jari dari kesepuluh sampel jari tangan yang diambil dengan cara setiap ujung jari
diletakkan pada bantalan stemple yang sudah diberi tinta, kemudian satu pesatu jari yang sudah
terkena tinta ditempelkan pada kertas pengamatan, kemudian dianalisis menggunakan alat bantu
berupa lup (kaca pembesar) yang tujuannya agar dapat melihat pola sidik jari pada masing-
masing sampel.
Hasil Penelitian ini dilaporkan seperti yang tertera pada tabel.1 berikut ini:
PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan 100 orang dari masyarakat yang berdomisili di lingkungan II,
Kelurahan tembung, Kecamatan Medan Tembung. Tabel menunjukkan bahwa dari ke-10 jari
tangan dari 100 orang responden, sehingga dapat diperoleh total pola sidik jari dari sebanyak
1000 pola. Pola sidik jari yang dapat ditemukan pada 100 responden tersebut yaitu 3 pola sidik
jari diantaranya arch, loop, whorl. Dari identifikasi pola sidik jari dari kesepuluh jari masyarakat di
lingkungan II diperoleh hasil pola sidik jari dengan frekuensi tertinggi yaitu pola Loop sebanyak
698 jari tangan (69,8%), pada pola whorl diperoleh frekuensi sebanayak 220 jari tangan (22%),
sedangkan terendah pada pola arch sebanyak 82 jari tangan dengan persentase 8,2%. Hasil ini
serupa dengan distribusi persentase pola sidik jari pada orang normal yaitu sekitar 5% dengan
pola arch, 25- 30% merupakan pola whorl, dan 65-70% adalah pola sidik jari loop (Suryo, 2016).
Semakin banyak pola lingkaran yang terlihat dalam suatu komunitas, semakin kecil
kemungkinan adanya pola lengkung yang berbeda. Ini karena sidik jari manusia biasanya
berbentuk lingkaran, dan variasi dari pola dasar ini biasa terjadi. Studi ini menemukan bahwa pola
loop membentuk 60-70% sidik jari, pola worhl sekitar 25-35%, dan pola lengkung (arch) hanya
5%. Ini mungkin karena faktor genetik dan lingkungan, karena tidak ada analisis lebih lanjut yang
dilakukan tentang bagaimana hal-hal ini dapat berinteraksi.
Hall berpendapat bahwa pola loop Pola sidik jari utama manusia adalah ulnaris, namun
beberapa gen membantu perkembangan sidik jari yang menyebabkan banyak keragaman dalam
pola. Faktor genetik memiliki peran yang signifikan dalam menentukan pola sidik jari, namun
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian terhadap pola sidik jari yang dilakukan di Lingkungan II Kelurahan
Tembung, Kecamatan Medan Tembung. Dapat diketahui bahwa terdapat beberapa jenis pola
sidik jari yang dimiliki oleh 100 masyarakat di Lingkungan II ini yakni dengan presentase 8.2%
memiliki pola sidik jari Arch, 69.8% dengan pola sidik jari Loop dan 22% memiliki pola sidik jari
Whorl. Hal ini menunjukkan bahwa Masyarakat Lingkungan II, Kelurahan Tembung ,
Kecamatan Medan Tembung lebih dominan memiliki pola sidik jari Loop.
DAFTAR PUSTAKA
Purbasari, K., & Sumadji, A. R. (2017). Variasi pola sidik jari mahasiswa berbagai suku bangsa di
Kota Madiun. J. Florea, 4(2).
Alfadila, A., Arianti, N., & Faizin, F. (2022). Sidik Jari dalam Al-Qur'an (Kajian Tafsir
Ilmi). Ikhtisar: Jurnal Pengetahuan Islam, 2(2), 162-177.
Wijaya, A. S., Kusuma, W. A., & Sari, Z. (2020). Analisis Citra Digital Sidik Jari Menggunakan
Metode Ridge Asymmetry untuk Prediksi Dini Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal
Repositor, 2(6), 775-780.
Mundijo, T., & Alfanda, V. (2018). Eksplorasi Pola Sidik Jari dan Sudut Axial Triradius Digital
(ATD) pada Anak Retardasi Mental di Palembang. PROCEEDING
UMSURABAYA.25-32.
Mundijo, T., & Chairani, L. (2019). Kombinasi Pola Sidik Jari Ulnar Loop dan Whorl pada
Orang Kembar di Palembang. Syifa'MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 8(2), 77-
82.
Mundijo, T., & Rezky, M. (2019). Dermatoglifi Narapidana di Palembang. Syifa'MEDIKA: Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan, 9(2), 86-91.
Nazhifah, F. S., Safuan, S., & Alhabshy, M. A. (2022). Analisa Kepribadian Dengan Penerapan
Sistem Aplikasi Analisa Sidik Jari (Studi Kasus Pada PT Unique Analisa Sidik
Jari). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(2), 663-672.
Dayana, C. M., Sitorus, S. H., & Hidayati, R. (2019). IDENTIFIKASI SIDIK JARI
MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)
DAN MAHALANOBIS DISTANCE PADA PEMILIHAN PRESIDEN
MAHASISWA. Coding Jurnal Komputer dan Aplikasi, 7(02).
Chastanti, I. (2020). Variasi Dermatoglifi Mahasiswa dari Perkawinan Berbeda Suku di FKIP
Universitas Labuhanbatu. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran MIPA, 5(2), 87-90.
Mundijo, T., & Purwoko, M. (2017). Dominasi Pewarisan Pola Sidik Jari Whorl dalam Keluarga
Karyawan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Jurnal
Kedokteran Brawijaya, 312-315.
Bhat, G.M., Mukhdoomi, M.A., Shah, B.A.,& Ittoo, M.S. (2014). Dermatoglyphics: in health and
disease (review). International Journal of Research in Medical Sciences, 2(1), 31-37.
Pinto et al. (2014). Convergence of Genes and Cellular Pathways Dysregulated in Autism
Spectrum Disorders. The American Journal of Human Genetics 94, 1–18.
Sufitni (2007). Perbandingan Garis Simian dan Pola Sidik Jari 169-182.Pada Kelompok Retardasi
Mental dan Kelompok Normal. Majalah Kedokteran Nusantara. 40(3): 180-191.