SIDIK JARI
&
GOLONGAN DARAH
KATA PENGANTAR
Kami ucapkan rasa puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan taufiq dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pemahaman Individu ini dengan sebaik-
baiknya. Sholawat dan salam mudah-mudahan tetap tersampaikan kepada Sang Revolusioner
Akbar, Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menunjukkan kita dari jalan
yang gelap gulita menuju jalan yang terang benerang yakni ajaran Agama Islam. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen Bapak Mohamad Thohir,
S.Pd.I., M.Pd.I pada bidang mata kuliah Pemahaman Individu. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Sidik Jari dan Golongan Darah bagi para pembaca
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mohamad Thohir, S.Pd.I., M.Pd.I selaku
Dosen mata kuliah Pemahaman Individu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah yang kami
tulis ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menjadi
acuan agar penulisan kami bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah
kami ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan pengetahuan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. SIMPULAN ........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap manusia pasti mempunyai sidik jari yang berbeda-beda, tidak ada satupun manusia
di dunia ini yang mempunyai sidik jari yang sama. Sidik jari merupakan salah satu teknologi
yang bisa dipakai untuk mengidentifikasi seseorang. Bahkan saat ini sidik jari merupakan salah
satu teknologi yang dirasa cukup handal karena terbukti relatif akurat, aman dan nyaman untuk
Golongan darah merupakan ciri khusus darah yang dimiliki oleh suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah.
Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di
Golongan darah yang paling umum dijumpai di dunia adalah golongan darah O, meskipun
golongan darah A lebih dominan di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia. Golongan
darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SIDIK JARI
1. Pengertian Sidik Jari
Sidik jari merupakan salah satu identitas yang bersifat alamiah bagi manusia yang
tidak dapat diganti atau dirubah. Selain itu seseorang juga dapat dikenali dari sidik jarinya.
Setiap manusia tentu memiliki sidik jari yang berbeda-beda dan tidak ada manusia di dunia
ini yang mempunyai sidik jari yang sama. Sidik jari itulah yang menjadi kekhasan bagi
setiap manusia.
Menurut Ifa H. Misbach (2010 ; 47) sidik jari merupakan struktur genetika dalam
bentuk rangka yang sangat detail dan tanda yang melekat pada diri manusia yang tidak dapat
dihapus atau diubah. Sidik jari ibarat barcode diri manusia yang menandakan tidak ada
pribadi yang sama. Sidik jari bersifat spesifik, permanen serta mudah diklasifikasikan.
Sedangkan menurut Suyadi (2010 ; 103) sidik jari adalah kulit pada telapak tangan
atau kaki yang tertutupi garis timbul kecil yang disebut rabung gesekan. Finger print (sidik
jari) mempunyai tingkat akurasi mencapai 90 – 95% dan tidak dipengaruhi oleh kondisi
apapun bahkan tidak berubah sepanjang hayat.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, sidik jari adalah kulit yang
menebal atau menipis yang ada pada telapak jari tangan atau kaki yang digunakan sebagai
identitas seseorang yang tidak dapat diganti atau dirubah, dan tidak akan hilang dari
seseorang hingga akhir hayat.
Sidik jari memiliki suatu orientasi dan struktur periodik berupa komposisi dari garis-
garis gelap dari kulit yang naik (ridges) dan garis-garis terang dari kulit yang turun (furrows)
yang berliku-liku membentuk suatu pola yang berbeda-beda. Walaupun garis-garis alur
tangan terbentuk berbeda-beda, tetapi sifat-sifat khusus dari sidik jari yang disebut dengan
minutiae adalah unik untuk setiap individu. Ciri-ciri ini membentuk pola khusus yang terdiri
dari terminasi atau percabangan dari alur. Untuk memeriksa apakah dua sidik jari berasal
dari jari yang sama atau bukan, para ahli mendeteksi minutiae tersebut. Sistem Identifikasi
Sidik Jari Otomatis (AFIS) akan mengambil dan membandingkan ciri-ciri tersebut untuk
menentukan suatu kecocokan.
Dermatoglifi atau pola sidik jari didefinisikan sebagai gambaran sulur-sulur dermal
yang pararel pada jari-jari tangan dan kaki, serta telapak tangan dan telapak kaki. Secara
anatomis dermatoglifi akan membuat permukaan kasar pada telapak tangan jari tangan,
telapak kaki, dan jari kaki yang berfungsi dalam membantu proses memegang atau berpijak
sehingga tidak tergelincir. Pembentukan dermatoglifi dimulai dengan proliferasi sel epitel
basal epidermis volar pad sekitar minggu ke-10 sampai minggu ke-11 kehamilan. Sel-sel
kemudian membentuk lipatan-lipatan dan menjadi rigi episermis.
Ada tiga bentuk sidik jari yaitu busur (arch), sangkuatan (loop), dan lingkaran (whorl).
Bentuk pokok tersebut terbagi lagi menjadi beberapa sub-group yaitu bentuk busur terbagi
menjadi plain arch dan tented arch, bentuk sangkutan terbagi menjadi Ulnar loop dan Radial
loop, sedangkan bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Central pocket loop whorl,
Double loop whorl dan Accidental whorl. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok
tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya.
a. Loop (Sangkuatan)
Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu
sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik
antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kearah sisi semula. Syarat-
syarat (ketentuan) Loop:
1. Ulnar loop: garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali ke arah sisi semula.
2. Radial loop: garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang searah dengan
jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan kembali atau cenderung
kembali ke arah sisi semula.
b. Arch (Busur)
Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu
sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu,
dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri dari:
1. Plain Arch adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-garis dating dari sisi
lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain, dengan sedikit bergelombang
naik ditengah.
2. Tented arch (Tiang Busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang memiliki garis
tegak (upthrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga ketentuan loop.
c. Whorl (Lingkaran)
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis
melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta. Jenis whorl terdiri dari
Plain whorl, Central pocket loop whorl, Double loop whorl dan Accidental whorl.
Keberadaan titik fokus didalam sidik jari akan berperan penting dalam
menentukan termasuk klasifikasi apa sidik jari tersebut. Dalam pengklasifikasian
dikenal dua jenis titik fokus yaitu delta yang merupakan titik fokus luar (outer
terminus) dan core yang merupakan titik fokus dalam (inner terminus). Tidak semua
sidik jari memiliki titik fokus tergantung jenis/klasifikasi dari sidik jarinya.
1. Core ditempatkan pada garis sangkutan (loop) yang posisinya terletak paling
dalam.
2. Apabila garis sangkutan yang terdalam tidak berisi garis-berakhir atau garis-
pendek yang naik sampai setinggi bahu sangkutan core ditempatkan pada
bahu sangkutan yang posisinya terletak lebih jauh dari posisi delta.
Namun pada prakteknya letak core tidak selalu dapat ditentukan dengan aturan-
aturan yang telah disebutkan diatas. Ada dua kasus yang pada umumnya dapat
mengaburkan dalam menentukan letak core ini. Kasus yang pertama adanya garis
tambahan (appendage). Munculnya appendage ini dapat merusak garis sidik jari bila
appendage tersebut muncul disuatu garis sidik jari yang letaknya berada pada daerah
melengkung antara bahu garis sangkutan. Apabila appendage ini akan dianggap
sebagai garis berhenti bagi sangkutan yang tepat berada diluarnya. Kasus yang kedua
adalah adanya garis loop yang terdalam (garis sangkutan) yang saling memotong satu
sama lain (inter locking loop). Pada kasus ini kedua garis sangkutan yang saling
memotong tersebut dianggap sebagai salah satu sangkutan dimana garis di dalamnya
seakan-akan merupakan garis yang naik sampai setinggi bahu loop.
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam menentukan posisi delta,
yaitu:
a) Delta tidak boleh ditempatkan pada garis membelah yang tidak terbuka kearah
core.
b) Apabila harus memilih antara garis membelah dan kemungkinan delta, maka
garis membelah yang dipilih.
c) Apabila terdapat dua atau lebih garis-garis yang memenuhi syarat delta maka
pilih yang terdekat dengan core.
Secara umum, manusia memiliki karakter sidik jari yang berbeda-beda, ada tiga
pola dasar sidik jari, yaitu pola whorl atau swirl, pola arch, dan pola loop. Seseorang
hanya memiliki satu pola sidik jari dalam setiap jarinya, namun kadang juga ada yang
memiliki beberapa pola dalam setiap jarinya. Variasi pola pun sering terjadi pada jari
telunjuk, jari tengah, jari manis, jari kelingking, dan ibu jari.
Pada pola sidik jari ini, sebuah lingkaran kecil menjadi titik pusat lingkaran-
lingkaran lain yang mengelilinginya. Berikut ini karakteristik pemilik sidik jari
whorl.
• Jari telunjuk: Pemilik telunjuk berpola ini biasanya tidak suka berbohong atau
menipu seseorang. Mereka secara umum mengalami masa kanak-kanak yang
kurang bahagia. Mereka mempunyai kemampuan bisa melihat dengan sangat
jelas orang lain yang sedang melakukan kejahatan penipuan dan atau sedang
berpura-pura.
• Jari Tengah: Pemilik pola ini dapat melihat hubungan antar manusia di
sekitarnya. Mereka akan menggolongkan orang-orang yang mempunyai tipe-
tipe khusus tertentu. Mereka bersifat sangat mudah curiga, dan senang
membongkar rahasia orang lain.
• Jari Manis: Pemilik jari manis berpola ini mempunyai sebuah kemampuan
untuk menyoroti kekurangan orang lain di dalam setiap rencana, desain,
konsep, atau bahkan kepribadian seseorang yang sedang ia soroti. Bersifat
perfeksionis (ingin terlihat semuanya sempurna), terutama dalam pekerjaannya
sendiri. Orang ini tidak bisa memaklumi sedikit kesalahan yang terjadi karena
ia terlalu perfect.
• Jari Kelingking: Pemilik ini adalah seorang yang pemalu, namun mereka ini
mempunyai anugerah berupa kepandaian dalam merangkai kata. Mereka bisa
memberi inspirasi bagi orang lain lewat ucapan dan tulisannya. Selain itu
mereka juga memiliki pandangan spiritual yang menarik. Susah mengikuti
aturan dalam hal beragama, dan mereka sendiri meyakini filsafat yang unik.
• Ibu Jari: Pemilik pola ini dapat menjadi seorang pemimpin dan bisa
memerintahkan orang lain untuk mengikutinya. Mereka akan bisa menjadi
acuan untuk orang lain dalam keadaan tertentu. Terdapat kecenderungan yang
kuat ke arah pandangan totaliter atau diktator, terutama terhadap anak-anak
mereka.
Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang
benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi karena
tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini mulai dilakukan pada
akhir abad ke-19. Seiring perkembangan zaman pada abad ke 20 ini, Sidik jari sudah di
kembangkan ke arah security system yang berfungsi sebagai data keamanan. Sebagai
contoh mesin absensi sidik jari dan akses kontrol pintu.
Sidik jari kaki bayi juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini
bertujuan untuk mencegah tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit.
B. GOLONGAN DARAH
Sistem golongan darah pertama kali ditemukan oleh seorang ahli biologi Austria
bernama Karl Landsteiner pada 1901. Pada masa itu, Karl merasa penasaran, kenapa pada
saat melakukan transfusi darah, ada beberapa pasien yang menjalani transfusi dengan
berhasil, tapi ada pula pasien yang meninggal ketika transfusi dilakukan. Jikalau semua
darah sama aja, kenapa ada transfusi yang berhasil, dan ada yang tidak? Hasil
penelitiannya untuk menjawab pertanyaan tersebut kemudian membuat Karl Landsteiner
memenangkan Nobel pada 1930.
Golongan darah adalah sistem klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya
antigen tertentu di permukaan sel darah merah (eritrosit). Untuk mempermudah
ilustrasi, kita bisa menggunakan analogi donat dan taburan di permukaannya (topping)
untuk mempermudah kita dalam memahami konsep golongan darah ini.
Ada 4 tipe donat. Sebagian orang di dunia ini punya donat dengan taburan di
permukaannya (anggap saja kismis) yang menyerupai A. Kita sebut saja orang-orang
yang punya donat ini, Tipe A. Sebagian orang lain punya donat dengan topping pada
permukaannya yang menyerupai B. Kita sebut orang-orang yang punya donat ini, Tipe B.
Sebagian orang lagi, sepertinya agak rakus, punya donat dengan topping A dan B. Sebut
saja orang dengan donat ini, Tipe AB. Ada pula orang-orang yang suka donatnya polos,
tidak memakai topping. Kita sebut orang-orang dengan donat polos itu, Tipe O.
Jadi maksud analogi donat dan taburan di atasnya adalah donat itu ibarat eritrosit.
Taburan/topping adalah antigen yang nempel di permukaan eritrosit. Donat tipe A sampe
O, masing-masing adalah golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan
golongan darah O.
Antigen adalah zat (biasanya berupa protein atau polisakarida) yang memicu respon
kekebalan dalam tubuh. Karena antigen A atau B sudah “alami” terdapat dalam tubuh,
antigen A atau B teridentifikasi sebagai bagian dari tubuh kita (self antigen). Di sisi lain,
tubuh kadang kemasukan antigen asing (foreign antigen) dari lingkungan luar yang
berpotensi menimbulkan kerusakan, bisa melalui makanan, pernapasan, kulit, dll. Ketika
ada antigen asing yang masuk, tubuh akan meresponnya dengan memproduksi antibodi
sebagai bentuk pertahanan (imunitas). Sederhananya, antibodi adalah zat yang berisi
memori untuk mengidentifikasi antigen tertentu. Misal, “antibodi campak” untuk
mengidentifikasi “antigen campak”.
Jadi, antigen berfungsi merangsang respon imun. Sedangkan antibodi itu hasil
produksi sistem imun untuk melawan antigen (asing). Sehingga penting sekali untuk
tubuh kita memiliki sebanyak mungkin antibodi agar bisa mengidentifikasi sebanyak
mungkin antigen yang berpotensi menimbulkan kerusakan dalam tubuh kita.
Perlu kita garis bawahi tubuh kita tidak bisa punya antibodi yang sama dengan
antigen pada permukaan sel darah. Jika darah kita mempunyai antigen A, maka tidak
boleh memiliki antibodi anti-A. Kenapa? Karena bila hal itu terjadi maka akan
berdampak menyerang tubuh kita sendiri. Misalnya antigen A ketemu antibodi anti-A,
maka darah akan menggumpal (aglutinasi) yang kemudian bisa berdampak kematian
pada si pasien. Dapat kita Tarik kesimpulan bahwa orang dengan antigen A (gol. darah
A) memiliki antibodi anti-B, dan orang dengan antigen B (golongan darah B) memiliki
antibodi anti-A. Dengan demikian, orang dengan golongan darah A tidak bisa
mendonorkan darah ke orang golongan.darah B, begitu juga sebaliknya.
Prinsip inilah yang di-discover oleh Karl Landsteiner yang kemudian menjadi dasar
transfusi darah hingga kini.
Kita sering sekali mendengar atau bahkan melihat tayangan di Youtube bahwa golongan
darah mempengaruhi kepribadian manusia. Padahal keterkaitan antara golongan darah dengan
kepribadian manusia tidaklah benar. Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, bahwa
antigen berkaitan dengan respon imunitas tubuh. Sehingga tidak ada hubungannya
dengan kepribadian manusia yang kompleks. Kepribadian manusia dipengaruhi oleh
kombinasi antara faktor gen, sirkuit otak, level hormon, dan pengaruh lingkungan.
Sudah banyak studi ilmiah yang mempertegas kontradiksi ini. Misalnya, Kunher
Wu dkk. (2005) melakukan survei terhadap 2.681 siswa SMA di Taiwan untuk melihat
hubungan antara golongan darah dan kepribadian. Studi ini juga memperhatikan faktor
lain yang bisa menimbulkan bias pada jawaban survei, seperti prestasi akademik, indeks
massa tubuh, hingga kepercayaan seseorang terhadap konsep golongan darah.
Studi ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara kepribadian dan
golongan darah. Kengo Nawata (2014), seorang psikolog sosial Jepang, menganalisis
secara statistik kaitan antara golongan darah dan kepribadian pada 10.000 orang Jepang
dan Amerika. Ia menemukan bahwa tidak ada relevansi antara golongan darah dan
kepribadian seseorang. Studi di Australia (2003) juga sampai pada kesimpulan bahwa
mengaitkan kepribadian seseorang dengan golongan darah tidak punya dasar yang valid.
Secara nalar, jika kepribadian benar-benar ditentukan oleh golongan darah (yang
tidak dapat berubah, selalu tetap sejak lahir), tidak akan mungkin kepribadian orang bisa
berubah. Padahal kita tahu bahwa kepribadian orang dapat berubah, entah itu karena
pengalaman hidup atau perubahan budaya. Misalnya, Ari sudah terbiasa dengan budaya
Indonesia yang agak laid-back (santai kemalas-malasan) berubah jadi super disiplin
ketika sekolah atau ditempat kerja di negara yang sangat disiplin, seperti Singapura,
Jerman, atau Jepang. Sistem kepribadian berdasarkan golongan darah gagal menjelaskan
kepribadian manusia yang dinamis dan fleksible.
Ide Furukawa dihidupkan kembali pada 1970-an oleh sebuah buku karya Masahiko
Nomi, seorang wartawan yang tidak memiliki latar belakang medis. Dalam hal ini
bukanlah sebuah masalah jika seorang non-ilmuwan membangun argumen dan
menerbitkan buku dengan istilah-istilah sains, asalkan ia bisa menerangkan dan
menyertakan referensi-referensi ilmiah yang valid. Namun, konsep yang dibangun di
buku itu sangat menyalahi metode ilmiah, seperti tidak adanya data kuantitatif,
melanggar aturan statistik, menyajikan hasil yang tidak konsisten, metodologinya lemah,
tidak mengontrol variabel pengganggu, tidak ada analisis multivarian, dan lain-lain.
Masahiko menerima banyak kritik dari para psikolog Jepang. Sayangnya, bukunya sudah
keburu populer.
4. Popularitas Penggunaan Golongan Darah untuk Membaca Kepribadian
> Golongan Darah O: Samurai yang Berkemauan Keras (30% populasi Jepang)
Golongan darah O berusaha untuk menjadi pahlawan pada setiap situasi. O adalah
pemimpin yang alami dan selalu berusaha menyenangkan hati orang lain. Mereka sangat
kompetitif dan pekerja keras. Biasanya, golongan darah O cenderung memiliki
kepribadian mudah berbaur dengan lingkungan sekitar atau easy going. Sifat yang
dimiliki adalah seperti berikut:
> Golongan Darah A: Pekerja Ideal yang Berperilaku Baik (40% populasi
Jepang)
Golongan darah A merupakan role model sempurna karena mereka selalu berusaha
untuk sukses, kebaikan, dan bersikap sopan. Meskipun A bisa gampang stres dan
mencemaskan banyak hal, A akan mencoba untuk tetap bersama-sama dan melakukan
yang terbaik yang mereka bisa demi ketertiban dan demi orang yang mereka cintai
selama situasi krisis.
Umumnya, orang yang memiliki tipe golongan darah A dikenal sebagai orang yang
suka membuat rencana dan terorganisir. Secara rincinya, orang golongan darah A
cenderung memiliki sifat seperti berikut:
1. Cukup kritis dan logis
2. Memiliki tanggung jawab baik
3. Selalu terpaku dengan rencana dan konsisten menjalaninya
4. Tenang mengatasi masalah dan sabar
5. Orang yang cenderung adil
> Golongan Darah B: Pedagang Bersahaja dan Rebel (20% populasi Jepang)
Golongan darah B adalah pemberontak yang tidak bisa dijinakkan. Punya semangat
dan fokus yang tinggi, B sangat ambisius yang punya impian besar. Meskipun mereka
bisa kasar, keras kepala, dan sulit untuk bergaul, B selalu menjadi dirinya sendiri tidak
peduli apa yang dikatakan dunia. Golongan darah B berhubungan dengan sifat seseorang
yang cenderung aktif dan lebih energik. Mereka cenderung memiliki sifat berikut:
1. Sangat bersemangat
2. Cukup aktif
3. Memiliki kreatifitas tinggi
4. Rasa Ingin Tahu Tinggi
5. Santai / tidak terpaku aturan.
A. KESIMPULAN
Sidik jari merupakan salah satu identitas yang bersifat alamiah bagi manusia yang
tidak dapat diganti atau dirubah dan tidak akan hilang hingga akhir hayat. Selain itu
seseorang juga dapat dikenali dari sidik jarinya. Setiap manusia tentu memiliki sidik jari
yang berbeda-beda dan tidak ada manusia di dunia ini yang mempunyai sidik jari yang
sama. Sidik jari itulah yang menjadi kekhasan bagi setiap manusia. Bentuk pola sidik jari
itu ada tiga, yaitu pola Loop, Arch dan Whorl. Fungsi dari sidik jari adalah untuk
memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat.
Golongan darah adalah sistem klasifikasi darah berdasarkan ada atau tidaknya
antigen tertentu di permukaan sel darah merah (eritrosit). Ada 4 tipe golongan darah,
yaitu: golongan darah A, golongan darah B, golongan darah AB, dan golongan darah O.
Setiap golongan tentu mempunyai sifat kepribadian yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Veneza, A. Dewi Ayu. Fungsi Sidik Jari Dalam Mengidentifikasi Korban Dan Pelaku Tindak
Yahya, Marzuki. Teknik Membaca Garis Tangan dan Sidik Jari, Cetakan 1 (Yogyakarta: Media
PRASBHARA KEDUNG, Pola Pembentukan Sidik Jari (Dermatoglifi): Loop, Arch, dan Whorl,
Ramadhania, Aufi. Ternyata, “Golongan Darah Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang, Lho!”
https://www.cermati.com/artikel/ternyata-golongan-darah-bisa-menentukan-kepribadian-
Rofalina, Fanny. “Golongan Darah Bisa Mencerminkan Kepribadian Manusia, Masa sih?”
21.40