Sidik jari (fingerprint) adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja
diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda
karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan atau kaki (Satria, 2010).
Sidik jari merupakan pola-pola guratan-guratan pada jari manusia. Pola-pola sidik
jari manusia dbentuk sejak usia empat bulan. Ridge atau pola garis yang menonjol
pada jari manusia mulai berkembang secara acak dan unik. Karena keunikannya
itulah sidik jari dapat digunakan untuk menjadi identitas utama yang digunakan
dalam mengenali seseorang. Jenis sidik jari dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Visible impression
Visible impression yaitu sidik jari yang dapat langsung dilihat tanpa
menggunakan alat bantu.
2. Laten impression
Laten impression yaitu sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat lagsung
tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara pengembangan terlebih
dahulu supaya dapat nampak lebih jelas.
3. Plastic impression
Plastic impression yaitu sidik jari yang berbekas pada benda yang lunak
seperti sabun, permen dan coklat. (Satria B. Pamungkas, 2010: 16)
KLASIFIKASI SIDIK JARI
Beberapa sistem klasifikasi sidik jari yang terkenal adalah sistem Roscher, sistem
Vucetich, dan sistem Henry. Sistem Rocher dibangun dan dikembangkan di
Jerman yang kemudian diimplementasikan di Jerman dan Jepang, sistem Vucetich
dikembangkan di Argentina dan diimplementasikan di negara-negara Amerika
Selatan, sementara sistem Henry dibangun di India dan diimplementasikan di
hampir seluruh negara yang menggunakan bahasa Inggris, oleh karena itulah
sistem Henry merupakan sistem klasifikasi yang sering digunakan (Henry, 1900).
POLA SIDIK JARI
Penentuan rumus sidik jari didasarkan pada analisis pola lokal yang terdapat pada
guratan-guratan jari yang disebut ridge pattern atau garis papiler seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1. Dua komponen pada lokal yang sangat penting
keberadaanya dalam penentuan rumus sidik jari adalah core (titik fokus dalam)
dan delta (titik fokus luar). Setiap pixel dalam sidik jari berautan dengan pola
orientasi lokal dominan dari sidik jari (Solichin, 2008).
b. Tented arch (tiang busur) adalah bentuk pokok sidik jari yang
memiliki garis tegak (uptbrust) atau sudut (angle) atau dua atau tiga
ketentuan loop.
Sangkutan (loop)
Merupakan bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang
dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis
nayangan yang ditarik antara delta dan core, atau cenderung berhenti ke
arah sisi semula. Syarat-syarat ketentuan loop:
a. Mempunyai sebuah delta
b. Mempunyai sebuah core
c. Ada garis melengkung yang cukup
d. Mempunyai bilangan garis (ridge counting) >= 1
Bentuk loop terdiri dari 2 jenis, yaitu:
a. Unlar loop, yaitu garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang
searah dengan kelingking, melengkung ditengah pokok lukisan dan
kembali atau cenderung kembali ke arah sisi semula.
b. Radial loop, yaitu garisnya memasuki pokok lukisan dari sisi yang
searah dengan jempol, melengkung di tengah pokok lukisan dan
3.
b.
Minutiae
Guratan sidik jari yang dapat di identifikasi dengan cara menganalisa dari
guratan-guratan sidik jari dinamakan dengan minutiae. Sir Francis Galton (18221916) mengatakan bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama, artinya setiap sidik
jari yang dimiliki oleh seserang adalah unik. Dia pertama kali mempelajari
karakteristik ini dan menemukan bahwa minutiae dapat mengidenifikasi sidik jari
tertentu. Ada beberpa macam jenis minutiae dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Referensi:
Pamungkas, SB., 2010, Super Dahsyat Sidik Jari, Yogyakarta: Pinang Merah
Publisher.
pembentukan pola sidik jari akan sangat berkaitan dengan perkembangan sel-sel
saraf otak.3
Ilmu yang mempelajari sidik jari atau kulit telapak tangan disebut
dermatoglyphics. Derma artinya kulit, glyphs artinya garis-garis yang terukir.
Sidik jari tidak semata-mata tersusun dari kulit luar, tetapi juga didorong oleh
tumbuhnya tonjolan daging yang berada dibawah kulit. Oleh karena itu hampir
setiap guratan sidik jari setiap orang berbeda-beda. Bahkan, bayi kembar dalam
satu kandunganpun tidak akan mempunyai sidik jari yang sama.
Tonjolan pada sidik jari tidak terlalu bersambungan, tetapi agak terputus,
terpecah menjadi dua, sehingga mengesankan membentuk semacam kantong kecil
seperti danau, bahkan samar-samar terlihat seperti saling bersilangan. Ketika
kita memegang benda, rabun garis sidik jari akan mengeluarkan keringat, minyak
dan asam amino. Garis rabung itu akan meninggalkan pola khas pada benda yang
kita pegang. Oleh sebab itu sidik jari bisa dijadikan alat pengenal identitas pribadi
yang tak mungkin ada yang menyamainya.4