Anda di halaman 1dari 91

TO󰈪󰈾󰈵 9

FO󰈤󰉋󰈯S󰈽󰈶
AGNESIA TIARA PUNGKI
1806145111
Per󰉃󰈀󰈞y󰇽a󰈝
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan identifikasi deduktif ?

2. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat digunakan untuk determinasi ras, jelaskan secara sistematis
tulang2orokraniofasial apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi RAS?

3. Jelaskan tentang berbagai METODE identifikasi ras melalui Tulang orokraniofasial(Metode A, dg


bentuk tl orbita , cara mengukur : 1. 2. 3.)

4. Jelaskan secara sistematis bagian dari gigi apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi RAS?

5. Jelaskan tentang berbagai METODE identifikasi ras melalui gigi

6. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat digunakan untuk determinasi jenis kelamin. Jelaskan secara
sistematis tulang2 orokraniofasial apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi jenis kelamin?

7. Jelaskan tentang berbagai metode identifikasi jenis kelamin melalui tulang2 orokraniofasial 9
Metode A, dg besar sudut gonion, cara mengukur : 1. 2. 3

8. Metode B;dg sinus maxilaris, cara : 1, 2, 3

9. Jelaskan secara sistematis bagian dari gigi apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi jenis
kelamin?

10. Jelaskan tentang berbagai metode identifikasi jenis kelamin melalui gigi.
1. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan
identifikasi deduktif ?
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰇶󰈩d󰉊󰈔󰉄if
● Forensik deduktif adalah aktivitas untuk
menentukan apa yang terjadi di masa
depan melalui memperhatikan data
riwayat dan identifikasi trend, dengan
membuat korelasi, dan menemukan
prediksi.
● Hal yang dilakukan analisis deduktif
adalah menghubungkan analisis.
● Forensik deduktif mencakup pendekatan
proaktif dibanding pendekatan reaktif.
● Mengidentifikasi kapan dan dimana
aktivitas akan terjadi
● Menerapkan prinsip luas dan
memprediksi jawaban spesifik

Mena, J. (2016). Machine Learning Forensics for Law Enforcement, Security, and Intelligence.
United States: CRC Press.
2. Tulang orokraniofasial dan gigi
dapat digunakan untuk determinasi
ras, jelaskan secara sistematis
tulang2 orokraniofasial apa saja
yang dapat digunakan utk
identifikasi RAS?
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 󰈇i󰈈󰈎
● Ras caucasoid:
○ Permukaan lingual rata pada gigi
seri
○ Sering gigi geligi crowded
○ Gigi molar pertama bawah lebih
panjang, tapered
○ Buko palatal lebih kecil dari mesio
distal gigi premolar 2
○ Sering cusp carabeli pada palatal
gigi 16 dan 26
○ Lengkung rahang sempit

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 󰈇i󰈈󰈎
● Ras mongoloid:
○ Gigi insisif mempunyai perkembangan penuh pada permukaan palatal
bahkan lingual sehingga ‘shovel shaped incisor cingulum jelas dominan’
pada gigi 11,12,21,22
○ Fisure gigi molar
○ Bentuk gigi molar dominan segiempat

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 󰈇i󰈈󰈎
● Ras Negroid:
○ Premolar cenderung membelah atau terdapat tiga akar (trifurkasi)
○ Cenderung bimaxillary protrusion
○ Molar ke-4 sering ditemukan
○ Premolar pertama bawah terdapat 2 atau 3 cusp
○ Gigi molar berbentuk segiempat

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 a󰈝󰉄r󰈡󰈥󰈢󰈘og󰈎
● Foramen orbitalis
○ Ciri foramen orbitalis pada ras besar berbeda dapat dilihat
○ Ras caucasoid: Foramen orbitalisnya simetris seperti kacamata yang
lengkung ke medialis lebih sempit
○ Ras mongoloid: Foramen orbitalis simetris kiri dan kanan berbentuk
agak bulat
○ Ras negroid: ciri-ciri ornamen orbitalis seperti kacamata terapi
lengkung distalisnya lebih kecil

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 a󰈝󰉄r󰈡󰈥󰈢󰈘og󰈎
● Tulang concae
○ Memiliki bentuk berbeda setiap ras
○ Caucasoid: concae paling kecil dibanding ras lain, bentuk seperti biji
mete agak kecil
○ Mongoloid: sangat besar berbentuk bundar dengan dibagi dua
dengan septa
○ Negroid: ciri-ciri seperti buah jambu dengan dibagi dua dengan
septa

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 a󰈝󰉄r󰈡󰈥󰈢󰈘og󰈎
● Tulang mastoideus
○ Caucasoid: os. Mastoideus hampir tegak lurus
○ Mongoloid: tonjolan membuat sudut mendekati rahang bawah
dengan lebih ke medialis
○ Negroid: os. Mastoideus hampir sejajar dengan tulang tengkorak
outline tulang tengkorak posterior

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i 󰈹󰈀s 󰈚󰇵󰈘al󰉉󰈏 a󰈝󰉄r󰈡󰈥󰈢󰈘og󰈎
● Outline tulang tengkorak
○ Caucasoid
○ Mongoloid
○ Negroid
○ Khusus
○ Australoid

Lukman D. Ilmu Kedokteran Gigi forensik jilid 2. Jakarta


3. Jelaskan tentang berbagai
METODE identifikasi ras melalui
tulang orokraniofasial
Met󰈡󰇷󰇵 I󰇶en󰉃󰈎fi󰈕󰇽si R󰈀󰈻 󰈛󰇵la󰈗󰉉󰈏 Tu󰈘󰈀n󰈇
Oro󰈔󰈹󰈀n󰈏o󰇾󰈀󰈼󰈏al
Anthropometry Menggunakan parameter wajah sebagai bentuk bukti. Identifikasi dari
fotografi menggunakan antropometri wajah telah digunakan dalam
kasus pengadilan medikolegal saat ini.

Photo- Menganalisis landmark, dimensi dan sudut antropometri untuk


anthropometry mengukur karakteristik dan proporsi wajah dari sebuat foto. Biasanya
digunakan dalam pemeriksaan kecelakaan dan bencana besar.

Superimposition Metode identifikasi yang melibatkan superimposisi foto dan video.


Contoh landmark yang harus diperhatikan : Craniometric landmarks,
Frontomalar temporal, Glabella, Gnathion, Gonion, Nasion.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry, Springer, 2013. Pg 65-71


Cra󰈝󰈎󰈢󰇿ac󰈎󰇽󰈗 La󰈞d󰈚󰈀󰈹k󰈻 󰇶󰇽la󰈚 I󰇶󰈩n󰉃󰈏fi󰈕as󰈎 R󰇽󰈻
Met󰈡󰇷󰇵 I󰇶en󰉃󰈎fi󰈕󰇽si R󰈀󰈻 󰈛󰇵la󰈗󰉉󰈏 Tu󰈘󰈀n󰈇
Oro󰈔󰈹󰈀n󰈏o󰇾󰈀󰈼󰈏al
Facial Metode identifikasi dengan membangun wajah “hidup” yang baru
Reconstrucion dari sisa-sisa kerangka. Pembuatan ulang (reproduction) dari
karakteristik wajah didasarkan pada ketebalan jaringan lunak
diatas struktur tulang tengkorak yang menjadi dasar.

Traditional Method Pada identifikasi ini sangat dibutuhkan seniman dengan


of Plaster Scalp keterampilan khusus karena semua struktur wajah seperti mata,
Reconstruction telinga, hidung bahkan otot harus detail terlihat.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry, Springer, 2013. Pg 65-71


Met󰈡󰇷󰇵 I󰇶en󰉃󰈎fi󰈕󰇽si R󰈀󰈻 󰈛󰇵la󰈗󰉉󰈏 Tu󰈘󰈀n󰈇
Oro󰈔󰈹󰈀n󰈏o󰇾󰈀󰈼󰈏al
Three-Dimensional Metode identifikasi ini merupakan pembaharuan dari metode menggunakan
Facial Reconstruction tanah liat yang memakan waktu. Dalam bidang ini, komputer biasanya
via Computer digunakan untuk menyimpan gambar wajah seseorang dengan mengubah
Graphics laser scan 3D menjadi sebuah wajah. Contoh penerapannya ; CT dan MRI

Biometric System of Sistem identifikasi wajah secara otomatis untuk membandingkan gambar
Facial Identification pelaku dan terangka. Alat ini penting dalam identifikasi di berbagai tempat
seperti bandara dan bank. Sistem ini didasarkan pada analisis biometric
karakteristik wajah.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry, Springer, 2013. Pg 65-71


Met󰈡󰇷󰇵 I󰇶en󰉃󰈎fi󰈕󰇽si R󰈀󰈻 󰈛󰇵la󰈗󰉉󰈏 Tu󰈘󰈀n󰈇
Oro󰈔󰈹󰈀n󰈏o󰇾󰈀󰈼󰈏al
Metric Method Metode analisis statistik dari hasil pengukuran cranium (craniometrics).
(Metode Giles and 1. Metode Giles dan Eliot → menggunakan 8 pengukuran dalam menentukan ras suatu tengkorak dengan
Eliot (1962) dan mengukur Glabello-occipital length, Bizygomaticdiameter, Basion-prosthion length, Basion-nasion
Metode Fordisc) length, Prosthionnasion height, Basion-bregma height, Cranial width, Nasal breadth
2. Metode Fordisc → memasukkan pengukuran (craniometric) tengkorak yang tidak diketahui identitasnya
ke dalam program, lalu hasil pengukuran akan dibandingkan secara statistik dengan reference group.

Non - Metric Metode subjektif berdasarkan visual dengan melihat kecenderungan tanda tanda khas dari suatu ras.
Method Namun banyak kelemahan dari metode ini :
● Kebanyakan tengkorak memiliki fitur campuran dari ras mongoloid, caucasoid, dan negroid sehingga
sulit untuk membedakannya
● Sulit untuk mengklasifikasikan suatu tengkorak ketika tidak ada pembandingnya, sedangkan metode
non-metric umumnya menggunakan ciri ciri yang bersifat subjektif seperti lebar, tinggi, bulat, dll
● Penilaian bersifat subjektif sehingga dapat terjadi perbedaan antar observer

Birkby, Walter. An Evaluation of Race and Sex Identification from Cranial Measurements University of Arizona, Tucson
As󰈥e󰈕 y󰈀󰈝󰈈 D󰈏li󰈊󰈀󰉄 p󰇽󰇷a
Met󰈡󰇷󰇵 No󰈞 - 󰈲󰈩t󰈸󰈏󰇸

Blumenfeld, Jodi (2000) "Racial Identification in the Skull and Teeth,"


Totem: The University of Western Ontario Journal of Anthropology: Vol.
8 : Iss. 1 , Article 4.
4. Jelaskan secara sistematis
bagian dari gigi apa saja yang
dapat digunakan utk identifikasi
RAS?
Identifikasi Ras melalui Gigi Geligi

o Ciri-ciri setiap ras berbeda karena beberapa komponen → masyarakat sekitarnya,


perkawinan, genetik dan ciri fisik, gigi, mulut.
o Ciri-ciri RAS seseorang dapat ditinjau dari gigi insisif, premolar, dan molar.
• Gigi Insisif - dapat ditinjau pada bagian cingulum
• Gigi Premolar- dapat ditinjau dari jarak mesiodistal dengan bukopalatal, atau
relasi jarak mesiodistal dengan bucolingual
• Gigi Molar - dapat ditinjau dari fissure, jumlah pit, adanya carabelli, ataupun
jumlah gigi molarnya
• Dapat pula meninjau ras dari lengkung gigi
Mongoloid
Gigi Karakteristik

Insisif Shovel or scoop shape


Fusi marginal ridges membentuk cingulum yang tinggi →
lingual fossa dalam.

Screw like or finger like


groove permukaan lingual pada margin servikal hingga
permukaan akar.

Double-shovel shaped
lingual marginal ridges yang prominen yang
membentuk shovel-shape meluas hingga permukaan
labial → membentuk cekungan pada permukaan labial.

Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Mongoloid

Gigi Karakteristik

Premolar Leong’s premolar


Tuberkel pada buccal cusp → dens evaginatus

Molar Tidak memiliki cusp of Carabelli, dominan berbentuk segi


empat

● Ras mongoloid memiliki lengkung rahang berbentuk parabola → gigi


insisif yang berukuran besar, kaninus, gigi premolar berukuran kecil,
dan gigi molar berukuran besar.

Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
Caucasoid
Gigi Karakteristik

Insisif Chisel shaped


ukuran kecil dan permukaan lingual halus

Insisif lateral cenderung tampak seperti shovel shaped

Molar 1 RA 37% memiliki cusp of Carabelli

● seringkali memiliki lengkung sempit berbentuk


“V” → meningkatkan risiko crowding.

Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Australoid

● jarang ditemukan insisif shovel-shaped dan molar dengan cusp of Carabelli


● lengkung gigi → besar, untuk mengakomodasi ukuran gigi yg besar (megadont)
● Premolar berukuran besar, gigi anterior relatif lebih kecil
● ditemukan atrisi parah → edge-to-edge bite
● mesial drift → keausan permukaan proksimal yang bersentuhan yang
mengakibatkan pengurangan ukuran mahkota mesiodistal.

Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Negroid
Gigi Karakteristik

P1 RB memiliki 2 atau 3 cusp,multiple premolar

Premolar akar (14,15,24,25) cenderung trifurkasi

Molar berbentuk segiempat

● cenderung menunjukkan tendensi supernumerary


● ukuran gigi kecil dan berjarak, midline diastema
● jarang terjadi impaksi molar 3 → selalu erupsi
● insisif dengan shovel-shaped dan molar dengan cusp of Carabelli tidak umum
ditemukan.
● Maloklusi kelas III dan open bite → umum terjadi
Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Ras Khusus
● Bushman → bermukim di Spanyol
● Vedoid → bermukim di Afrika Tengah
● Polynesian → bermukim di pulau-pulau kecil di lautan Hindia dan lautan
Afrika
● Ainu → bermukim di kepulauan kecil di Jepang

Lukman, Djohansyah. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. CV Agung Seto. 2006.
5. Jelaskan tentang berbagai
METODE identifikasi ras melalui
gigi
Metode Identifikasi Ras melalui Gigi
o Gigi dapat menyediakan indikator etnis atau keturunan etnis. Morphometric
variations di gigi sudah dijelaskan selama lebih dari 100 tahun

o Contohnya, bentuk lengkung rahang atas dapat memberikan indikasi etnis.


Horseshoe shaped → Asian, U-shaped → Caucasian

o Sistem yang ada untuk mengidentifikasi varian dan mengukur tingkat variasi →
Arizoda State University Dental Anthropology System

o Identifikasi ciri-ciri ini saat dental profiling memberikan informasi keturunan


etnis dari korban.

Adams C, Carabott R, Evans S. Forensic Odontology: An Essential Guide. Oxford: John Wiley & Sons; 2014.
Metode Identifikasi Ras melalui Gigi
o Berdasarkan karakter yang ditemukan banyak frekuensinya pada
ras tertentu (menggunakan table karakteristik)
o Berdasarkan karakter dental yang jarang ditemukan pada ras
lain, tetapi ditemukan pada ras tertentu (non-measurable form)

Kalistu S, Doggalli N, Patil K, Rudraswamy S. Race determination based on nonmetric teeth morphological traits. SRM J Res Dent Sci 2019;10:233-8
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
Post-Mortem Dental Profiling
o Hasil pemeriksaan gigi postmortem tidak hanya memberikan identifikasi gigi
komparatif tetapi juga dapat membuat profil gigi postmortem pada kasus di
mana tidak ada identitas dugaan individu.
o Postmortem dental profiling dapat membantu membatasi kumpulan populasi
kemungkinan korban, sehingga mengarahkan penyidik untuk identifikasi
individu.
o Profil ini mungkin memberikan informasi tentang usia, keturunan, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan, kebiasaan, perilaku gaya hidup, penyakit sistemik
dulu atau sekarang, dan status sosial ekonomi.

Senn DR, Weems RA. Manual of Forensic Odontology. 5th ed. Boca Raton: Taylor & Francis Group; 2013.
Dental Profiling
● Dental profiling dilakukan dengan pemeriksaan rongga
mulut dan gigi dengan menganalisa gambar radiograf
dan foto yang diambil selama korban hidup

● Determinasi ras didasarkan oleh karakteristik morfologi


gigi yang ditentukan oleh studi antropologi gigi

M. Vodanović et al: Dental profiling in forensic sciences. Rad 514 Medical Sciences, 38(2012) : 153-162
• WINGING: pada gigi insisif sentral
rahang atas, ketika margin distal
terangkat ke atas sehingga membentuk
sudut → sering pada ras asia
• SHOVELING: penonjolan pada mesial
dan distal marginal ridge pada
permukaan lingual
• INTERRUPTION GROOVE: extensi
vertical groove pada gigi insisif atas dari
mahkota hingga ke akar. Sering
ditemukan pada UI2
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• HYPOCONE: gigi molar atas umumnya memiliki 4 cusp
yaitu protocone (1), paracone (1), metacone (3), dan
hypocone (4). Penilaian dilakukan pada UM1. Cusp
distolingual (hypocone) merupakan cusp terkecil dan
seringkali tidak ditemukan 🡪 hanya 3 cusp

• Cusp 5 (UM1): merupakan supernumerary cusp (small


cusp/tuberkel) antara metacone dan hipocon pada UM1

• ENAMEL EXTENSION: ekstensi enamel ke permukaan


akar, terkadang disertai dengan enamel pearls. Dapat
terjaid pada molar atas maupun bawah

Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• MULTIPLE LINGUAL CUSP: premolar rahang bawah
memiliki variasi cusp lingual. Scoring dilakukan pada LP2
karena lebih sering menampakkan MLP (bentuk lebih
mirip dengan gigi M daripada LP1
• GROOVE PATTERN: merupakan bentuk dari kombinasi
jumlah cusp dan pola groove 🡪LM1 umumnya
menunjukkan pola Y, sedangkan LM2 menunjukkan pola
X.
• 6 cusp 🡪 pada lm1
• 7 cusp 🡪 pada LM1

Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• Prostylid: ekspresi pada permukaan bukal dari
mesiobucal cusp gigi molar rahang bawah. Terlihat
adanya buccal pit.

• Deflecting wrinkle: merupakan ridge pada metacone


yang umumnya berjalan lurus dari tip ke central fossa
dengan sudut 45 derajat

• Jumlah akar premolar: gigi memiliki akar


berdasarkan cuso yang dimiliki. Jika akar berfusi 🡪
premolar akan berakar 1. Jika tidak, akan berakar 2 🡪
lebih umum. Sangat jarang terdapat 3 akar (2 bukal, 1
lingual)
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and
Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• Jumlah akar gigi molar atas: umumnya terdapat 3
akar pada gigi UM1, pada UM2 dan UM3 potensi
fusi akar lebih tinggi sehingga akan menjadi 2 akar
(jika kedua akar bukal berfusi dan 1 akar jika
seluruh akar berfusi. Pada rasudas gigi digunakan
gigi UM2
• Jumlah akar gigi kaninus: umumya hanya
terdapat 1 akar, namun dapat menjadi 2 (bukal
lingual)
• Tomes root: umumnya terjadi pada LP1, tampak
sebagai 2 akar dan inter radicular dapat terlihat
• Jumlah akar gigi molar bawah (LM1 dan LM2)

Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
6. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat
digunakan untuk determinasi jenis kelamin.
Jelaskan secara sistematis tulang2
orokraniofasial apa saja yang dapat
digunakan utk identifikasi jenis kelamin?
WI󰈴󰈳󰈾󰉚M󰈠 A󰈯D 󰈤󰈮󰉁󰉈R󰈠 (2006)
● Menggunakan ciri - ciri dari tulang tengkorak dan mandibula
● 6 ciri yang selalu digunakan:

Ukuran dan
Supraoribtal
Mastoid arsitektur
ridge
tengkorak

Perluasan Mandibular
Nasal aperture
zygomatik gonial angle

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


● Mandibula
○ Tulang terbesar dan terkuat
○ Dapat mempertahankan bentuknya lebih baik dibandingkan tulang lainnya
○ Bagian mandibula yang paling membedakan jenis kelamin:
○ Kontur dari batas bawah mandibula
■ Laki – laki: rocker-shaped mandible
■ Perempuan: straight mandible

● Regio mental
○ Laki – laki: bilobate atau square
○ Perempuan: square atau pointed

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i T󰉉󰈘󰇽n󰈇 Ra󰈋󰈀n󰈇
Lengkung Rahang Atas
• Pada pria lengkung rahang lebih
besar daripada wanita → karena
relatif gigi geligi pria jarak mesiodistal
lebih panjang dibandingkan wanita
• Palatum pada wanita lebih kecil dan
berbentuk parabol, sedangkan
palatum lebih luas dan berbentuk
huruf U sering ditemukan pada pria
Rahang Bawah
• Lengkung rahang pria lebih besar dari
wanita

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i T󰉉󰈘󰇽n󰈇 Ra󰈋󰈀n󰈇
● Sudut gonion → lebih kecil pada pria dibandingkan wanita
● Ramus ascendens → lebih tinggi, lebih besar, dan lebih lebar pada pria dibandingkan
wanita,
● Inter processus → jarak processus condylodeus dan coronnoideus lebih jauh pada pria
dibandingkan wanita
● Tulang menton (dagu) → pada pria lebih ke anterior dan lebih besar, dan lebih tebal
dalam ukuran pabio (tergantung ras, sub ras dan hanya dibandingkan sesame etnik
saja)
● Pars basalis mandibula → lebih Panjang pada pria dibandingkan wanita dalam bidang
horizontal
● Processus coronoideus → lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita dalam bidang
vertical
● Processus condylodeus → pada pria ukuran diameter processus lebih besar
dibandingkan wanita

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i T󰉉󰈘󰇽n󰈇 Ra󰈋󰈀n󰈇

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i T󰉉󰈘󰇽n󰈇 Ra󰈋󰈀n󰈇

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Ide󰈝󰉄󰈎fik󰇽󰈻i J󰈩󰈞󰈏s 󰈶e󰈗󰈀󰈛󰈏n 󰈚e󰈘󰈀l󰉊i A󰈝󰉄r󰈡󰈥󰈢󰈘og󰈎 R󰇽󰈇a󰉓󰈎 (Sc󰈊󰉓ar󰉃󰉜
1980)
Sangat akurat jika jenazah
korban sudah menjadi
tengkorak

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
• Foramen occipitalis magnum pada pria lebih
besar dengan pinggiran tulang yang lebih kasar
dan tebal bila dilakukan dengan perabaan jari

• Foramen occipitalis magnum pada wanita lebih


kecil dengan pinggiran tulang yang lebih halus
dan tipis bila dilakukan dengan perabaan jari

Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
7. Jelaskan tentang berbagai
metode identifikasi jenis
kelamin melalui tulang2
orokraniofasial 9 Metode A, dg
besar sudut gonion, cara
mengukur : 1. 2. 3
RA󰈾 󰉈󰈜 A󰈳. (2017)
● 5 kriteria BR untuk determinasi jenis kelamin (parameter mandibula):
○ Jarak intercanine
○ Jarak intercondylar
○ Interlingula (menutupi inferior alveolar foramen)
○ Jarak mesiodistal dari kaninus mandibula
○ Mental foramen ke lingula (menutupi inferior alveolar foramen)

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


K󰈤O󰉁M󰉝󰈰’󰈟 C󰈤A󰈯󰈾󰈭S󰉑O󰇴Y (1986)
● Berdasarkan 14 karakteristik tulang tengkorak
● Modified krogman’s cranioscopy 🡪 lebih disederhanakan lagi
○ Berdasarkan 4 four-point grade:
■ 0: halus
■ 1: kecil / kasar
■ 2: medium / lebih kasar
■ besar / sangat kasar
● 3 karakteristik external tulang tengkorak:
○ Supraorbital torus
○ Glabella region
○ External occipital protuburence

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


K󰈤O󰉁M󰉝󰈰 󰉚󰈯D I󰈠󰉎󰉝N 1986
● Berdasarkan 14 karakteristik tulang tengkorak
● Modified krogman’s cranioscopy 🡪 lebih disederhanakan lagi
○ Berdasarkan 4 four-point grade:
■ 0: halus
■ 1: kecil / kasar
■ 2: medium / lebih kasar
■ besar / sangat kasar
● 3 karakteristik external tulang tengkorak:
○ Supraorbital torus
○ Glabella region
○ External occipital protuburence

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


ME󰈜󰈮󰉌󰉈 K󰈤O󰉁M󰉝󰈰 󰉚󰈯D I󰈠󰉎󰉝N 1986
● Metode utama yang digunakan: perbandingan ukuran, bentuk, dan dimensi tulang-tulang
orokraniofasial
● Membandingkan ukuran, bentuk, dan dimensi tulang orokraniofasial milik korban dengan
orocraniofacial features khas milik masing-masing jenis kelamin
● Analisis software Fordics
● Kranioskopi Krogman untuk penentuan jenis kelamin didasarkan pada 14 karakteristik tulang
tengkorak.

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


K󰈤O󰉁M󰉝󰈰 󰉚󰈯D I󰈠󰉎󰉝N 1986

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


Mod󰈎fi󰇵󰇷 K󰈹og󰈚󰈀󰈞’s C󰈸a󰈞󰈎󰈢s󰇹o󰈦y
● Sifat kranioskopi Krogman yang dimodifikasi dengan penilaian digunakan untuk menyederhanakan klasifikasi
gender karena didasarkan pada nilai 4 poin (yaitu 0 = smooth, 1 = small or rough, 2 = medium or rougher, 3 =
large or very rough) hanya dari 3 karakteristik eksternal tengkorak : torus supraorbital, daerah glabella, dan
external occipital protuberance (Krogman dan Iscan, 1986).

● Kedua penulis ini melakukan penelitian untuk mengevaluasi dimorfisme seksual di tengkorak dan rahang
bawah orang India Utara menggunakan kranioskopi Krogman dan sifat kranioskopi Krogman yang dimodifikasi
dengan penilaian.

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


MO󰉍󰈾󰉆󰈽ED 󰈶󰈣󰈮G󰈲󰉚󰈯’S 󰉑󰈣AN󰈾󰈭󰈠󰉎OP󰇳

B. RAI, J. KAUR. EVIDENCE-BASED FORENSIC DENTISTRY. SPRINGER , 2013. CHAPTER 5, PAGE 73


Met󰈸󰈎󰇸 An󰇽󰈗󰉙si󰈻 – C󰈹an󰈎󰈢󰈚e󰉄r󰈎󰇹 A󰈞󰇽l󰉘󰈼is (F󰈡󰈸󰇶󰈏s󰇹)
● Menghitung dimensi tengkorak, misal seperti maximum length, maximum width, lebar antar
anatomic landmark tertentu.
● Metode ini dapat menilai sesuatu yang tidak dapat dinilai secara visual
● Menggunakan suatu fungsi diskriminan dan program yang paling sering digunakan adalah Fordisc
● Fordisc mengklasifikan hasil pengukuran dari tengkorak tak dikenal berdasarkan kemiripannya
dengan database yang berisikan data hasil pengukuran tengkorak 🡪 bisa menganalisa sex, stature
juga tapi paling sering dan paling akurat dipakai untuk ancestry

Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
For󰇷󰈎󰈼c – Fo󰈸󰈩󰈞s󰈏󰇹 Di󰈼c󰈸󰈎󰈛󰈏na󰈝󰉄 F󰉉n󰇹󰉄󰈏on󰈻
● Program computer yang menghitung fungsi diskriminan
● Memiliki databse identitas jenis kelamin dan ancestry orang yang sudah diketahui sebelumnya,
termasuk data dari Forensic Anthropology Data Bank.
● Fordisc dapat memberikan klasifikasi berdasarkan hasil pengukuran craniometric
● Untuk mendapatkan hasil analisa yang akurat, maka operator harus menginput data &
menggunakan program dengan benar

Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
1. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰈵ON󰈜󰈖󰈣 M󰉚󰈰󰉌IB󰈖󰈴󰉚

• Mandibula merupakan tulang wajah yang


paling keras dan luas.

• Karakteristik pada mandibula yang dapat


membedakan kontur border bawah
mandibula:

• Mandibula yang berbentuk seperti


ayunan (rocker-shaped) kebanyakan
laki-laki (68,1%)

• Mandibula yang berbentuk lurus


kebanyakan terdapat pada


perempuan.
SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
2. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰈙UL󰉝󰈰󰉁 M󰉈󰈰󰈙ON

● Diklasifikasikan menjadi tajam, kotak, dan bulat.

● Bentuk dagu dianalisis dari anterior dan inferior.


○ Tulang dagu laki-laki menunjukkan bentuk
kotak dan bulat yang lebih dominan
○ Perempuan menunjukkan bentuk
mandibula lancip dan bulat yang dominan.

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
3. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰉌IV󰉋󰈤󰉁󰉈N󰈠I 󰉁󰈮N󰈽A󰈴
F󰈴A󰈣󰈾N󰉂

Arah pelebaran gonial diklasifikasikan menjadi pelebaran


kedalam, keluar, atau lurus.
○ Pelebaran keluar regio gonial mandibula
merupakan karakteristik laki-laki
○ Pelebaran kedalam regio gonial mandibula
merupakan karakteristik perempuan

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
4.ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰈳EN󰉂󰈵󰈖N󰉂 󰈣󰉚HA󰈰󰉁 󰉝T󰉚󰈠

● Pada pria, lengkung rahang lebih besar daripada wanita


karena relatif gigi geligi pria jarak mesio distal lebih
panjang dibandingkan dengan wanita.
● Sedangkan palatum pada wanita lebih kecil dan
berbentuk parabol.
● Palatum pria lebih luas serta berbentuk u

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
5. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰈟UD󰈖󰈜 󰉁󰈭NI󰈮󰈰

SUDUT GONION PRIA LEBIH KECIL


DIBANDINGKAN SUDUT GONION
WANITA

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
6. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 󰈙IN󰉂󰉁󰈾 R󰉚󰈲U󰈟
AS󰉑󰉋󰈯D󰉈󰈰󰈟

RAMUS ASCENDENS PRIA LEBIH


TINGGI DAN LEBIH BESAR
DARIPADA WANITA

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
7. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰉗󰉈󰈣DA󰈠󰉝󰈣K󰉚󰈰 I󰈯T󰉋󰈤 󰇴R󰈭󰉑E󰈟S󰈖󰈠

● Jarak processus condyloideus


dengan processus coronoideus
pada pria lebih jauh
dibandingkan dengan wanita.
● Dengan kata lain, pada pria
mempunya jarak lebih panjang
dibandingkan wanita.

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
8.ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰈲󰉈󰈳AL󰈖󰈽 󰈴E󰉔󰉝R 󰈤󰉚󰈱US
AS󰉑󰉋󰈯D󰉚󰈰󰈙S

IDENTIFIKASI JENIS KELAMIN MELALUI RAMUS


ASCENDENS PADA PRIA MEMPUNYAI JARAK
YANG LEBIH LEBAR DIBANDINGKAN DENGAN
WANITA

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
9. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰈲󰉈󰈳AL󰈖󰈽 󰈪A󰈣S 󰉗󰉝󰈟󰉚LI󰈠
MA󰈰󰉌󰈾B󰈓󰈴A

PADA PRIA, PARS BASALIS


MANDIBULA LEBIH PANJANG
DIBANDINGKAN DENGAN WANITA
DALAM BIDANG HORISONTAL

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
10. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰈲󰉈󰈳AL󰈖󰈽 󰈪󰈣OS󰉋󰈠󰈟󰈓S
CO󰈤󰈮󰈯󰈭ID󰉋󰈓󰈠

TINGGI PROCESSUS CORONOIDEUS PADA PRIA LEBIH TINGGI DIBANDINGKAN DENGAN


WANITA DALAM BIDANG VERTIKAL

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
11. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰈲󰉈󰈳AL󰈖󰈽 󰈜E󰉔󰉝L 󰈜󰈓󰈳AN󰉂 󰈱󰉋N󰈜󰈭󰈯

● Tulang menton pria dalam ukuran pabio lebih tebal dibandingkan dengan wanita.
● Hal ini kemungkinan masa pertumbuhan dan perkembangan rahang pria lebih lama dibandingkan
dengan wanita.
● Ukuran ini sangatlah relatif tergantung dari ras, sub ras, dan hanya dibandingkan sesama etnik-etnik
saja.

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
12. ID󰉋󰈰󰈙󰈽FI󰈶󰉝󰈟󰈽 JE󰈰󰈾󰈟 K󰉈󰈴A󰈱󰈾N 󰈲󰉈󰈳AL󰈖󰈽 󰈴E󰉔󰉝R 󰉍󰉚󰈯 TE󰉗󰉝󰈳 P󰈤󰈭󰉎ES󰈠󰈖󰈟
CO󰈰󰉌Y󰈴󰈮󰈽󰉌E󰈖S

● Bentuk processus condyloideus bermacam-macam baik pria maupun wanita, tetapi mempunyai tebal dan lebar
yang berbeda.

● Pada pria ukuran diameter processusnya lebih besar dibandingkan dengan wanita, hal ini karena ukuran anterior
posterior dan latero medio lebih besar dibandingkan dengan wanita

● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
8. Metode identifikasi jenis kelamin
dengan Metode B;dg sinus
maxilaris, cara : 1, 2, 3
Sex 󰉍󰈩󰉃󰇵󰈹mi󰈝󰈀󰉄󰈏on 󰉏󰈎󰇽 Ma󰉖󰈎l󰈗󰇽󰈹y Si󰈝󰉉󰈼󰇵s
● Pemeriksaan radiografi memiliki peran penting dalam
identifikasi forensik serta rutin digunakan, terutama untuk
menilai tubuh yang terbakar parah, rusak, atau membusuk
● Radiografi bersifat non-invasif dan dapat memberikan
informasi yang lengkap mengenai gigi, mandibula, dan sinus
paranasal
● Salah satu radiograf yang digunakan, yaitu Cone Beam
Computed tomography (CBCT) yang memberikan gambar
gigi dan struktur anatomi sekitarnya, dengan resolusi yang
lebih tinggi

Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex 󰉍󰈩󰉃󰇵󰈹mi󰈝󰈀󰉄󰈏on 󰉏󰈎󰇽 Ma󰉖󰈎l󰈗󰇽󰈹y Si󰈝󰉉󰈼󰇵s
● Sinus maksilaris dan kanalis mandibula dapat digunakan untuk identifikasi
jenis kelamin apabila gigi tidak dapat dievaluasi
● Pada salah satu studi, diketahui bahwa sinus maksilaris tetap utuh,
meskipun tengkorak dan tulang lainnya dalam keadaan buruk pada korban
yang terbakar sehingga sinus maksilaris dapat digunakan untuk identifikasi.
● Beberapa penelitian telah menunjukkan perbedaan ukuran sinus maksilaris
dan posisi kanalis mandibula antara pria dan wanita dengan hasil yang
berbeda-beda pada setiap populasi
● Evaluasi sinus maksilaris dan kanalis mandibula dapat dilakukan
menggunakan CBCT dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi sinus.

Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex 󰉍󰈩󰉃󰇵󰈹mi󰈝󰈀󰉄󰈏on 󰉏󰈎󰇽 Ma󰉖󰈎l󰈗󰇽󰈹y Si󰈝󰉉󰈼󰇵s
● Ketinggian sinus maksilaris diukur
pada jarak terpanjang dari titik
terendah dasar sinus ke titik
tertinggi atap sinus pada bidang
koronal

Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex 󰉍󰈩󰉃󰇵󰈹mi󰈝󰈀󰉄󰈏on 󰉏󰈎󰇽 Ma󰉖󰈎l󰈗󰇽󰈹y Si󰈝󰉉󰈼󰇵s
● Panjang sinus maksilaris diukur pada jarak
terpanjang dari titik paling anterior ke titik
paling posterior dari dinding medial pada
bidang aksial
● Lebar sinus maksilaris diukur pada jarak
terpanjang dari dinding medial ke dinding
lateral sinus maksilaris pada bidang aksial

Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Terdapat perbedaan signifikan
pada panjang, lebar, dan tinggi
sinus maksilaris antara pria
dan wanita

Berdasarkan rumus probabilitas determinasi sex (Psex), didapatkan bahwa:


● Apabila hasilnya antara 0.5 - 1.0, diindikasikan seorang pria
● Apabila hasilnya di bawah 0.5, diindikasikan seorang wanita
Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
9. Jelaskan secara sistematis bagian
dari gigi apa saja yang dapat
digunakan utk identifikasi jenis
kelamin?
Bag󰈎󰇽󰈝 Gi󰈈󰈎 󰉊n󰉃u󰈕 Id󰈩󰈝󰉄󰈏fika󰈻󰈎 J󰇵󰈞is 󰈶󰈩󰈗󰇽󰈛in
Mengukur dimensi mesiodistal (MD) dan bucco-lingual (BL)

C M1 M2

(Rai et al, 2008)


● C RB menunjukkan dimorfisme jenis kelamin
(Iscan & Kedici, 2003)
di antara gigi lain pada lebar MD
Menurut studi, jenis kelamin dapat
● M1 RA (diameter BL, terutama kanan),
ditentukan secara akurat melalui
memiliki dimorfisme jenis kelamin yang lebih
maxillary and mandibular C dan
besar (8.49% casts, 8.27% intraorally)
mandibular M2 pada 77% kasus
dibandingkan bagian kiri dan digunakan pada
forensik apabila C impaksi

Rai, B. Kaur, J. Evidence-Based Forensic Dentistry. (2013). Chap 5


Bag󰈎󰇽󰈝 Gi󰈈󰈎 󰉊n󰉃u󰈕 Id󰈩󰈝󰉄󰈏fika󰈻󰈎 J󰇵󰈞is 󰈶󰈩󰈗󰇽󰈛in
Gigi
● Perbedaan ukuran gigi
● Indeks C RB
● Lebar lengkung M RAM
● Morfologi gigi
Beb󰈩󰈸󰇽󰈦a M󰈩t󰈢󰇷e D󰈩󰉄󰇵r󰈚i󰈞󰈀s󰈏 Se󰈔󰈼 (󰈺󰈩n󰈏󰈻 󰈵e󰈘󰈀m󰈏󰈝)
● BR regression → lebar dimensi mesiodistal dan
buccolingual
● Dental index → proporsi gigi, incisor index
● Odontometric difference → perbedaan ukuran gigi pria
dan wanita
● Canine dimorphism → lebar kaninus mandibula dan
jarak intercanine
10. Jel󰈀󰈻󰈕󰇽n 󰉃e󰈞t󰈀󰈝󰈈 b󰇵󰈸󰇻ag󰈀󰈏 󰈚e󰉄󰈡d󰇵
id󰈩󰈝󰉄󰈏fika󰈻󰈎 󰈒󰇵ni󰈻 󰈕󰈩l󰇽󰈚i󰈞 m󰈩󰈗󰇽󰈘u󰈎 g󰈏󰈇i.
Persamaan Regresi BR untuk Determinasi
Jenis Kelamin
Gigi dapat digunakan untuk determinasi jenis kelamin dengan mengukur dimensi
mesiodistal (MD) dan buccolingual (BL).
Telah dilaporkan bahwa jenis kelamin dapat ditentukan secara akurat dari kaninus
rahang atas dan rahang bawah serta molar kedua rahang bawah pada 77% kasus.
Rai dkk. (2004) mengusulkan regresi untuk determinasi jenis kelamin dari gigi (BR
formula) sebagai berikut:
Jenis kelamin =
1.528 (insisif sentral RA B-L) – 1.322 (premolar B-L) + 1,94 (M1 RA B-L) – 0,97
(kaninus M-D) + 0,837 (kaninus B-L)

Division point:
- laki-laki lebih besar dari 16.932
- perempuan kurang dari 16.392.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus
● Studi oleh anderson dan thompson (1973):
○ Lebar kaninus RB dan jarak interkaninus lebih besar pada pria dibandingkan pada
wanita (ketepatan 74,3%)
○ Besarnya dimorfisme seksual gigi kaninus bervariasi di antara kelompok etnis yang
berbeda.
● Garn et al (1973):
Kaninus RB menunjukkan derajat dimorfisme seksual yang lebih besar daripada kaninus
RA.
● Rao et al (1988):
Lebar mesiodistal kaninus RB lebih besar secara signifikan pada pria dibandingkan pada
wanita.
● Rai et al (2006):
Lebar mesiodistal dan bukolingual gigi kaninus rb lebih besar secara signifikan pada pria
dibandingkan pada wanita.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus: Indeks Dental
● Penggunaan proporsi gigi telah disarankan untuk membedakan antara pria
dan wanita.
● Aitchison mengusulkan Incisor index (Ii) yang dihitung dengan rumus:
Ii= [MDI 2/ MDl 1] X 100
○ Ket.
■ Mdi 2 = diameter mesiodistal maksimum dari gigi insisif lateral ra
■ MDI 1 = diameter mesiodistal maksimum dari gigi insisif sentral

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus: Indeks Dental
● Rao et al (1988) mengusulkan Mandibular Canine Index, rumusnya:
[(Mean m-d canine dimension + (Mean m-d canine dimension in female + S.D.) in males – S.D)] / 2
○ Nilai yang didapatkan = 7,1;
7,1 mm adalah dimensi mesiodistal maksimum yang mungkin dari gigi C RB pada wanita. Pada
pria, dimensinya lebih besar.
○ Tingkat keberhasilan menggunakan rumus di atas: mendekati 89%.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus: Perbedaan
Odontometri
Perbedaan odontometri antara pria dan
wanita secara umum dijelaskan sebagai
hasil dari ekspresi genetik yang lebih
besar pada pria.
● Gigi kaninus, diikuti oleh premolar,
menunjukkan dimorfisme jenis
kelamin tertinggi dibandingkan
dengan gigi lainnya.
● Pada dimensi bukolingual → gigi C
RB lebih dimorfisme daripada C
RA.
● Pada dimensi mesiodistal → gigi C
RA lebih dimorfisme daripada C
RB.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus: Perbedaan
Odontometri

● Dimensi distolingual-mesiobukal
premolar RA dan RB menunjukkan
dimorfisme seksual yang lebih besar

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Dimorfisme Kaninus: Perbedaan Odontometri
Metode Pengukuran
Setiap gigi diukur dalam 4 dimensi yang berbeda: bukolingual (BL), mesiodistal (MD), distobukal-mesiolingual
(DB-ML), dan distolingual mesiobukal (DL-MB):
● Diameter bukolingual mahkota → jarak terjauh antara permukaan bukal dan lingual mahkota, diukur
dengan vernier caliper yang dipegang tegak lurus dengan diameter mesiodistal mahkota gigi.

● Diameter mesiodistal mahkota → jarak terbesar antara permukaan proksimal mahkota yang diukur
dengan vernier caliper yang dipegang sejajar terhadap permukaan oklusal dan vestibular dari mahkota.
Jika gigi malposisi / rotasi, pengukuran mesiodistal dilakukan di antara titik kontak mahkota.

● Diameter distobukal-mesiolingual mahkota → jarak terbesar antara permukaan mahkota distobukal dan
mesiolingual, berbentuk diagonal, diukur dengan vernier caliper yang dipegang sejajar dengan
permukaan oklusal mahkota.

● Diameter mahkota distolingual-mesiobukal → jarak terbesar antara permukaan mahkota mesiobukal dan
distolingual, berbentuk diagonal, diukur dengan vernier caliper yang dipegang sejajar dengan permukaan
oklusal mahkota.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Barr Bodies
Ada atau tidak adanya kromosom X dapat dipelajari dari apusan bukal, biopsi kulit,
darah, tulang rawan, selubung akar rambut, dan pulpa gigi.
X-kromatin dan struktur intranuklear juga dikenal sebagai Barr body → hadir
sebagai massa yang biasanya terletak di dekat membran nukleus pada wanita.
● Determinasi jenis kelamin secara akurat dari studi kromosom X dan Y secara
akurat dapat dilakukan hingga periode 4 minggu setelah kematian, dengan
mengingat variasi suhu dan kelembaban.
● Determinasi jenis kelamin dari jaringan pulpa nekrotik yang di-stain dengan
quinacrine mustard menggunakan uji fluorescent Y-chromosome untuk
kejantanan → diklaim bahwa hingga 5 minggu setelah kematian, tingkat
akurasi tinggi.
● Duffy dkk. (1991) telah menunjukkan bahwa Barr bodies dan F bodies dari
kromosom Y dipertahankan dalam jaringan pulpa yang mengalami dehidrasi
hingga 1 tahun dan bahwa jaringan pulpa mempertahankan karakteristik
diagnostik jenis kelamin ketika dipanaskan hingga 100 °C selama 1 jam.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Menggunakan DNA

● PCR → metode amplifikasi sejumlah kecil sekuens target DNA yang relatif pendek
menggunakan primer oligonukleotida spesifik sekuens dan thermostable taq DNA
polymerase.
● Prosedur yang menggunakan chelex 100, chelating resin, diadaptasi untuk mengekstrak
dna dari pulpa gigi → prosedur sederhana dan cepat, tidak melibatkan pelarut organik,
dan tidak memerlukan transfer banyak tabung.
● Ekstraksi dna dari pulpa gigi menggunakan metode ini lebih efisien dibandingkan dengan
ekstraksi proteinase k dan phenol-chloroform.
● Penentuan jenis kelamin dari darah dan gigi dengan amplifikasi pcr menggunakan
amplifikasi sekuens spesifik x- (131bp) dan y- (172bp) pada pria dan &y-specific sekuens
pada wanita.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


Menggunakan Protein Enamel
● Amelogenin (AMEL) adalah matriks utama yang ditemukan di enamel manusia
→ memiliki tanda yang berbeda dilihat dari ukuran dan pola dari urutan
nukleotida pada email pria dan wanita.
● Amel gene yang mengkodekan amelogenin wanita terletak di kromosom x,
dan amel gene yang mengkodekan amelogenin pria terletak di kromosom y.
● Wanita memiliki dua alel amel genes yang identik, sedangkan pria memiliki
dua amel genes yang berbeda.
● Metode ini dapat digunakan untuk menentukan jenis kelamin dengan sampel
DNA yang sangat kecil.

Rai B, Kaur J. Evidence-Based Forensic Dentistry. Springer. 2013


TE󰈤󰈾󰈱󰉚
KA󰈠󰈾󰈿

Anda mungkin juga menyukai