FOS
AGNESIA TIARA PUNGKI
1806145111
Perya
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan identifikasi deduktif ?
2. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat digunakan untuk determinasi ras, jelaskan secara sistematis
tulang2orokraniofasial apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi RAS?
4. Jelaskan secara sistematis bagian dari gigi apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi RAS?
6. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat digunakan untuk determinasi jenis kelamin. Jelaskan secara
sistematis tulang2 orokraniofasial apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi jenis kelamin?
7. Jelaskan tentang berbagai metode identifikasi jenis kelamin melalui tulang2 orokraniofasial 9
Metode A, dg besar sudut gonion, cara mengukur : 1. 2. 3
9. Jelaskan secara sistematis bagian dari gigi apa saja yang dapat digunakan utk identifikasi jenis
kelamin?
10. Jelaskan tentang berbagai metode identifikasi jenis kelamin melalui gigi.
1. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan
identifikasi deduktif ?
Idefiki dif
● Forensik deduktif adalah aktivitas untuk
menentukan apa yang terjadi di masa
depan melalui memperhatikan data
riwayat dan identifikasi trend, dengan
membuat korelasi, dan menemukan
prediksi.
● Hal yang dilakukan analisis deduktif
adalah menghubungkan analisis.
● Forensik deduktif mencakup pendekatan
proaktif dibanding pendekatan reaktif.
● Mengidentifikasi kapan dan dimana
aktivitas akan terjadi
● Menerapkan prinsip luas dan
memprediksi jawaban spesifik
Mena, J. (2016). Machine Learning Forensics for Law Enforcement, Security, and Intelligence.
United States: CRC Press.
2. Tulang orokraniofasial dan gigi
dapat digunakan untuk determinasi
ras, jelaskan secara sistematis
tulang2 orokraniofasial apa saja
yang dapat digunakan utk
identifikasi RAS?
Idefiki s al i
● Ras caucasoid:
○ Permukaan lingual rata pada gigi
seri
○ Sering gigi geligi crowded
○ Gigi molar pertama bawah lebih
panjang, tapered
○ Buko palatal lebih kecil dari mesio
distal gigi premolar 2
○ Sering cusp carabeli pada palatal
gigi 16 dan 26
○ Lengkung rahang sempit
Biometric System of Sistem identifikasi wajah secara otomatis untuk membandingkan gambar
Facial Identification pelaku dan terangka. Alat ini penting dalam identifikasi di berbagai tempat
seperti bandara dan bank. Sistem ini didasarkan pada analisis biometric
karakteristik wajah.
Non - Metric Metode subjektif berdasarkan visual dengan melihat kecenderungan tanda tanda khas dari suatu ras.
Method Namun banyak kelemahan dari metode ini :
● Kebanyakan tengkorak memiliki fitur campuran dari ras mongoloid, caucasoid, dan negroid sehingga
sulit untuk membedakannya
● Sulit untuk mengklasifikasikan suatu tengkorak ketika tidak ada pembandingnya, sedangkan metode
non-metric umumnya menggunakan ciri ciri yang bersifat subjektif seperti lebar, tinggi, bulat, dll
● Penilaian bersifat subjektif sehingga dapat terjadi perbedaan antar observer
Birkby, Walter. An Evaluation of Race and Sex Identification from Cranial Measurements University of Arizona, Tucson
Ase y Dli pa
Met No - t
Double-shovel shaped
lingual marginal ridges yang prominen yang
membentuk shovel-shape meluas hingga permukaan
labial → membentuk cekungan pada permukaan labial.
Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Mongoloid
Gigi Karakteristik
Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
Caucasoid
Gigi Karakteristik
Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Australoid
Rawlani SM, Rawlani SS, Bhowate RR, Chandak RM, Khubchandani M. Racial characteristics of human teeth. Int J Forensic Odontol 2017;2:38-42
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
.
Negroid
Gigi Karakteristik
Lukman, Djohansyah. Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. CV Agung Seto. 2006.
5. Jelaskan tentang berbagai
METODE identifikasi ras melalui
gigi
Metode Identifikasi Ras melalui Gigi
o Gigi dapat menyediakan indikator etnis atau keturunan etnis. Morphometric
variations di gigi sudah dijelaskan selama lebih dari 100 tahun
o Sistem yang ada untuk mengidentifikasi varian dan mengukur tingkat variasi →
Arizoda State University Dental Anthropology System
Adams C, Carabott R, Evans S. Forensic Odontology: An Essential Guide. Oxford: John Wiley & Sons; 2014.
Metode Identifikasi Ras melalui Gigi
o Berdasarkan karakter yang ditemukan banyak frekuensinya pada
ras tertentu (menggunakan table karakteristik)
o Berdasarkan karakter dental yang jarang ditemukan pada ras
lain, tetapi ditemukan pada ras tertentu (non-measurable form)
Kalistu S, Doggalli N, Patil K, Rudraswamy S. Race determination based on nonmetric teeth morphological traits. SRM J Res Dent Sci 2019;10:233-8
Sankeertimala. Racial, occupational, and cultural variations in human teeth: Teeth as evidence in forensic identification. Int J Forensic Odontol 2019;4:7-10.
Post-Mortem Dental Profiling
o Hasil pemeriksaan gigi postmortem tidak hanya memberikan identifikasi gigi
komparatif tetapi juga dapat membuat profil gigi postmortem pada kasus di
mana tidak ada identitas dugaan individu.
o Postmortem dental profiling dapat membantu membatasi kumpulan populasi
kemungkinan korban, sehingga mengarahkan penyidik untuk identifikasi
individu.
o Profil ini mungkin memberikan informasi tentang usia, keturunan, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan, kebiasaan, perilaku gaya hidup, penyakit sistemik
dulu atau sekarang, dan status sosial ekonomi.
Senn DR, Weems RA. Manual of Forensic Odontology. 5th ed. Boca Raton: Taylor & Francis Group; 2013.
Dental Profiling
● Dental profiling dilakukan dengan pemeriksaan rongga
mulut dan gigi dengan menganalisa gambar radiograf
dan foto yang diambil selama korban hidup
M. Vodanović et al: Dental profiling in forensic sciences. Rad 514 Medical Sciences, 38(2012) : 153-162
• WINGING: pada gigi insisif sentral
rahang atas, ketika margin distal
terangkat ke atas sehingga membentuk
sudut → sering pada ras asia
• SHOVELING: penonjolan pada mesial
dan distal marginal ridge pada
permukaan lingual
• INTERRUPTION GROOVE: extensi
vertical groove pada gigi insisif atas dari
mahkota hingga ke akar. Sering
ditemukan pada UI2
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• HYPOCONE: gigi molar atas umumnya memiliki 4 cusp
yaitu protocone (1), paracone (1), metacone (3), dan
hypocone (4). Penilaian dilakukan pada UM1. Cusp
distolingual (hypocone) merupakan cusp terkecil dan
seringkali tidak ditemukan 🡪 hanya 3 cusp
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• MULTIPLE LINGUAL CUSP: premolar rahang bawah
memiliki variasi cusp lingual. Scoring dilakukan pada LP2
karena lebih sering menampakkan MLP (bentuk lebih
mirip dengan gigi M daripada LP1
• GROOVE PATTERN: merupakan bentuk dari kombinasi
jumlah cusp dan pola groove 🡪LM1 umumnya
menunjukkan pola Y, sedangkan LM2 menunjukkan pola
X.
• 6 cusp 🡪 pada lm1
• 7 cusp 🡪 pada LM1
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
• Prostylid: ekspresi pada permukaan bukal dari
mesiobucal cusp gigi molar rahang bawah. Terlihat
adanya buccal pit.
Scott G, Maier C, Heim K. 2015. Identifying and Recording Key Morphological (Nonmetric) Crown and Root Traits. DOI:
10.1002/9781118845486.ch17
6. Tulang orokraniofasial dan gigi dapat
digunakan untuk determinasi jenis kelamin.
Jelaskan secara sistematis tulang2
orokraniofasial apa saja yang dapat
digunakan utk identifikasi jenis kelamin?
WIM AD R (2006)
● Menggunakan ciri - ciri dari tulang tengkorak dan mandibula
● 6 ciri yang selalu digunakan:
Ukuran dan
Supraoribtal
Mastoid arsitektur
ridge
tengkorak
Perluasan Mandibular
Nasal aperture
zygomatik gonial angle
● Regio mental
○ Laki – laki: bilobate atau square
○ Perempuan: square atau pointed
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Idefiki Tn Ran
● Sudut gonion → lebih kecil pada pria dibandingkan wanita
● Ramus ascendens → lebih tinggi, lebih besar, dan lebih lebar pada pria dibandingkan
wanita,
● Inter processus → jarak processus condylodeus dan coronnoideus lebih jauh pada pria
dibandingkan wanita
● Tulang menton (dagu) → pada pria lebih ke anterior dan lebih besar, dan lebih tebal
dalam ukuran pabio (tergantung ras, sub ras dan hanya dibandingkan sesame etnik
saja)
● Pars basalis mandibula → lebih Panjang pada pria dibandingkan wanita dalam bidang
horizontal
● Processus coronoideus → lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita dalam bidang
vertical
● Processus condylodeus → pada pria ukuran diameter processus lebih besar
dibandingkan wanita
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Idefiki Tn Ran
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Idefiki Tn Ran
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
Idefiki Js en eli Arog Ra (Scar
1980)
Sangat akurat jika jenazah
korban sudah menjadi
tengkorak
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
• Foramen occipitalis magnum pada pria lebih
besar dengan pinggiran tulang yang lebih kasar
dan tebal bila dilakukan dengan perabaan jari
Djohansyah, Lukman. 2006. Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid 2. Jakarta: Sagung Seto.
7. Jelaskan tentang berbagai
metode identifikasi jenis
kelamin melalui tulang2
orokraniofasial 9 Metode A, dg
besar sudut gonion, cara
mengukur : 1. 2. 3
RA A. (2017)
● 5 kriteria BR untuk determinasi jenis kelamin (parameter mandibula):
○ Jarak intercanine
○ Jarak intercondylar
○ Interlingula (menutupi inferior alveolar foramen)
○ Jarak mesiodistal dari kaninus mandibula
○ Mental foramen ke lingula (menutupi inferior alveolar foramen)
● Kedua penulis ini melakukan penelitian untuk mengevaluasi dimorfisme seksual di tengkorak dan rahang
bawah orang India Utara menggunakan kranioskopi Krogman dan sifat kranioskopi Krogman yang dimodifikasi
dengan penilaian.
Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
Forc – Fos Dicna Fnon
● Program computer yang menghitung fungsi diskriminan
● Memiliki databse identitas jenis kelamin dan ancestry orang yang sudah diketahui sebelumnya,
termasuk data dari Forensic Anthropology Data Bank.
● Fordisc dapat memberikan klasifikasi berdasarkan hasil pengukuran craniometric
● Untuk mendapatkan hasil analisa yang akurat, maka operator harus menginput data &
menggunakan program dengan benar
Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
Christensen, AM., et al. Forensic Anthropology Current Methods and Practice. 2014. Elsevier. ch9
1. IDFI JE KAN DAK ON MIB
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
3. IDFI JE KAN DAK IVNI NA
FAN
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
4.IDFI JE KAN DAK ENN HA T
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
5. IDFI JE KAN DAK UD NI
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
6. IDFI JE KAN DAK IN RU
ASD
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
7. IDFI JE KAN DAK IT RES
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
8.IDFI JE KAN AL ER US
ASDS
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
9. IDFI JE KAN AL AS LI
MABA
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
10. IDFI JE KAN AL OSS
COID
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
11. IDFI JE KAN AL EL AN N
● Tulang menton pria dalam ukuran pabio lebih tebal dibandingkan dengan wanita.
● Hal ini kemungkinan masa pertumbuhan dan perkembangan rahang pria lebih lama dibandingkan
dengan wanita.
● Ukuran ini sangatlah relatif tergantung dari ras, sub ras, dan hanya dibandingkan sesama etnik-etnik
saja.
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
12. IDFI JE KAN AL ER TE PES
COYES
● Bentuk processus condyloideus bermacam-macam baik pria maupun wanita, tetapi mempunyai tebal dan lebar
yang berbeda.
● Pada pria ukuran diameter processusnya lebih besar dibandingkan dengan wanita, hal ini karena ukuran anterior
posterior dan latero medio lebih besar dibandingkan dengan wanita
● SENN DR, WEEMS RA. MANUAL OF FORENSIC ODONTOLOGY.5TH ED. BOCA RATON: TAYLOR & FRANCIS GROUP; 2013.
● EVIDENCE BASED FORENSIC DENTISTRY 2ND ED.
● SENN DR., STIMSON PG. FORENSIC DENTISTRY 2NDED. CRC PRESS, 2010
8. Metode identifikasi jenis kelamin
dengan Metode B;dg sinus
maxilaris, cara : 1, 2, 3
Sex mion Maly Sis
● Pemeriksaan radiografi memiliki peran penting dalam
identifikasi forensik serta rutin digunakan, terutama untuk
menilai tubuh yang terbakar parah, rusak, atau membusuk
● Radiografi bersifat non-invasif dan dapat memberikan
informasi yang lengkap mengenai gigi, mandibula, dan sinus
paranasal
● Salah satu radiograf yang digunakan, yaitu Cone Beam
Computed tomography (CBCT) yang memberikan gambar
gigi dan struktur anatomi sekitarnya, dengan resolusi yang
lebih tinggi
Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex mion Maly Sis
● Sinus maksilaris dan kanalis mandibula dapat digunakan untuk identifikasi
jenis kelamin apabila gigi tidak dapat dievaluasi
● Pada salah satu studi, diketahui bahwa sinus maksilaris tetap utuh,
meskipun tengkorak dan tulang lainnya dalam keadaan buruk pada korban
yang terbakar sehingga sinus maksilaris dapat digunakan untuk identifikasi.
● Beberapa penelitian telah menunjukkan perbedaan ukuran sinus maksilaris
dan posisi kanalis mandibula antara pria dan wanita dengan hasil yang
berbeda-beda pada setiap populasi
● Evaluasi sinus maksilaris dan kanalis mandibula dapat dilakukan
menggunakan CBCT dengan mengukur panjang, lebar, dan tinggi sinus.
Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex mion Maly Sis
● Ketinggian sinus maksilaris diukur
pada jarak terpanjang dari titik
terendah dasar sinus ke titik
tertinggi atap sinus pada bidang
koronal
Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Sex mion Maly Sis
● Panjang sinus maksilaris diukur pada jarak
terpanjang dari titik paling anterior ke titik
paling posterior dari dinding medial pada
bidang aksial
● Lebar sinus maksilaris diukur pada jarak
terpanjang dari dinding medial ke dinding
lateral sinus maksilaris pada bidang aksial
Waluyo, RF., Priaminiarti, M., Yuniastuti, M., Soedarsono, N., Susilo, B.T. Measurements of sex-related differences in maxillary sinus and mandibular canal
characteristic using cone beam computed tomography. Forensic Imaging. 2020; 21.
Terdapat perbedaan signifikan
pada panjang, lebar, dan tinggi
sinus maksilaris antara pria
dan wanita
C M1 M2
Division point:
- laki-laki lebih besar dari 16.932
- perempuan kurang dari 16.392.
● Dimensi distolingual-mesiobukal
premolar RA dan RB menunjukkan
dimorfisme seksual yang lebih besar
● Diameter mesiodistal mahkota → jarak terbesar antara permukaan proksimal mahkota yang diukur
dengan vernier caliper yang dipegang sejajar terhadap permukaan oklusal dan vestibular dari mahkota.
Jika gigi malposisi / rotasi, pengukuran mesiodistal dilakukan di antara titik kontak mahkota.
● Diameter distobukal-mesiolingual mahkota → jarak terbesar antara permukaan mahkota distobukal dan
mesiolingual, berbentuk diagonal, diukur dengan vernier caliper yang dipegang sejajar dengan
permukaan oklusal mahkota.
● Diameter mahkota distolingual-mesiobukal → jarak terbesar antara permukaan mahkota mesiobukal dan
distolingual, berbentuk diagonal, diukur dengan vernier caliper yang dipegang sejajar dengan permukaan
oklusal mahkota.
● PCR → metode amplifikasi sejumlah kecil sekuens target DNA yang relatif pendek
menggunakan primer oligonukleotida spesifik sekuens dan thermostable taq DNA
polymerase.
● Prosedur yang menggunakan chelex 100, chelating resin, diadaptasi untuk mengekstrak
dna dari pulpa gigi → prosedur sederhana dan cepat, tidak melibatkan pelarut organik,
dan tidak memerlukan transfer banyak tabung.
● Ekstraksi dna dari pulpa gigi menggunakan metode ini lebih efisien dibandingkan dengan
ekstraksi proteinase k dan phenol-chloroform.
● Penentuan jenis kelamin dari darah dan gigi dengan amplifikasi pcr menggunakan
amplifikasi sekuens spesifik x- (131bp) dan y- (172bp) pada pria dan &y-specific sekuens
pada wanita.