Anda di halaman 1dari 14

TUTORIAL

Fisiologi Pendengaran

Disusun Oleh:
Adli Wafijabar
Putri Intan Nurrahma
Nadia Santika Ayu
Rani Rahamdiyanti

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU PENYAKIT THT


RUMAH SAKIT UMUM DERAH SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
PERIODE 5 JUNI 9 JULI 2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Telinga mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.


Dengan mendengar, kita dapat menyerap 20% dari informasi yang disampaikan
daripada membacanya yang hanya dapat menyerap informasi sebanyak 10%
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi suara, mengenal
suara dan berperan dalam keseimbangan posisi tubuh. Telinga terdiri dari tiga
bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga
menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan untuk
memperkuat energi suara dalam proses tersebut.
Telinga berfungsi sebagai organ pendengaran dan keseimbangan yang terdiri
dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.Pendengaran merupakan salahsatu
sensori manusia yang amat penting untuk hidup. Gangguan pendengaran terbahagi
tiga yaitu ringan (30-50dB), sedang (50-70dB) dan berat (>70db, yang merupakan
gangguan pendengaran bilateral).
Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda yaitu koklea, yang
mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-
impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar dan aparatus vestibularis, yang penting
untuk sensasi keseimbangan.
Sebagai suatu organ, telinga juga dapat mengalami kelainan, seperti kelainan
bentuk anatomi, peradangan akibat infeksi, dan yang paling sering menimbulkan
keluhan adalah gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran bisa dialami oleh
bayi, anak dan geriatri. Penyebab-penyebab dari gangguan pendengaran antara lain
akibat bising dan obat ototoksik.

2
BAB II
ISI

A. ANATOMI TELINGA (1)

Gambar 1.1

Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah atau cavitas tympani, dan
telinga dalam atau labyrinthus. Telinga dalam berisi organ pendengaran dan
keseimbangan.
1. Telinga Luar 2
Telinga luar terdiri dari auricula dan meatus acusticus exsternus.
Auricula mempunyai bentuk yang khas dan berfungsi mengumpulkan
getaran udara. Terdiri atas lempeng tulang rawan elastis tipis yang
ditutupi kulit. Auricula mempunyai otot intrinsic dan ekstrinsik,
keduanya disarafi oleh nervus facialis.

1
Richard S. Sneel, MD, PhD. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta : EGC
2
Bab 18 Mata dan Telinga, Halaman 626

3
Gambar 1. 2

Meatus acusticus exsternus adalah saluran berkelok yang


menghubungkan auricular dengan membrane tympanica. Meatus
acusticus exsternus berfungsi menghantarkan gelombang suara dari
auricular ke membrane tympanica.
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah cartilage elastis, dan dua
perrtiga bagian dalam adalah tulang, yang dibentuk oleh lempeng
tympani. Meatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian luarnya
mempunyai rambut, glandula sebacea, dan glandula ceriminosa.
Glandula ceruminosa merupakan modifikasi kelenjar keringat yang
menghasilkan secret lilin bewarna coklat kekuningan. Rambut dan lilin
ini merupakan barrier yang lengket, untuk mencegah masuknya benda
asing.
Saraf sensorik yang menyarafi kulit yang melapisi meatus berasal dari
nervus auriculotemporalis dan ramus auricularis nervi vagi.
Aliran limfe menuju ke nodi parotidei superficiales, mastoidei, dan
cervicales superficiales.

4
2. Telinga Tengah (Cavitas Tympani) 3

Gambar 1. 3

Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa ossis
temporalis. Cavitas tympani berbentuk celah sempit yang dilapisi oleh
membrane mucosa. Ruang ini berisi tulang-tulang pendengaran yang
berfungsi meneruskan getaran membrane tympanica (gendang telinga) ke
perilympha telinga dalam. Di depan ruang ini berhubungan dengan
nasopharynx melalui tuba auditiva dan di belakang dengan antrum
mastoideum.
Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior, dinding
posterior, dinding lateral, dan dinding medial.
a. Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, disebut tegmen tympani, yang
merupakan bagian dari pars petrosa ossis temporalis. Lempeng ini
memisahkan cavitas tympani dari meningen dan lobus temporalis cerebri
di dalam fossa cranii media.
b. Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang mungkin
sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng ini memisahkan cavitas
tympani dari bulbus superior vena jugularis interna.

3
Bab 18 Mata dan Telinga, Halaman 627

5
c. Dinding anterior dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang yang
memisahkan cavitas tympani dari arteria carotis interna. Pada bagian atas
dinding anterior terdapat muara dari dua buah saluran. Saluran yang lebih
besar dan terletak lebih bawah menuju ke tuba auditiva, dan yang terletak
lebih atas dan lebih kecil menuju ke saluran untuk musculus tensor
tympani. Septum tulang tipis, yang memisahkan saluran-saluran ini
diperpanjang ke belakang pada dinding medial, yang akan membentuk
tonjolan mirip kerang.
d. Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar yang
tidak beraturan, yaitu aditus ad antrum. Di bawah ini terdapat
penonjolan yang berbentuk kerucut, sempit, dan kecil disebut pyramis.
Dari puncak pyramis ini keluar tendo musculus stapedius.
e. Dinding lateral sebagian besar dibentuk oleh membrane tympanica.
f. Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam. Bagian
terbesar dari dinding memperlihatkan penonjolan bulat, disebut
promontorium yang disebabkan oleh lengkung pertama cochlea yang
ada di bawahnya. Diatas dan belakang promontorium terdapat fenestra
vestibuli, yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis stapedis. Pada
sisi medial fenestra terdapat perilympha scale vestibule telinga dalam. Di
bawah ujung posterior promontorium terdapat fenestra cochleae, yang
berbentuk bulat dan ditutupi oleh membrane tympanica secundaria.
Medial dari fenestra ini terdapat perilympha pada ujung buntu scala
tympani.

Gambar 1. 4

6
Kerang tulang yang berkembang dari dinding anterior meluas ke
belakang pada dinding medial di atas promontorium dan di atas fenestra
vestibule. Kerang ini menyokong musculus tensor tympani. Ujung
posteriornya melengkung ke atas dan membentuk takik. Disebut processus
cochleariformis. Di sekeliling takik ini tendo musculus tensor tympani
membelok ke lateral untuk sampai ke tempat insersinya yaitu manubrium
mallei.

Sebuah rigi bulat berjalan secara horizontal ke belakang, di atas


promontorium dan fenestra vestibule dan dikenal sebagai prominentia
canalis nervi facialis (berisi nervus facialis). Sesampainya di dinding
posterior prominentia ini melengkung ke bawah di belakang pyramis.

Membrana Tympanica

Gambar 1. 5

Membrane tympanica adalah membrane fibrosa tipis yang berwarna


kelabu mutiara. Membrane ini terletak miring, menghadap ke bawah, dan
lateral. Permukaannya cekung ke lateral, dan pada cekungan yang paling
dalam terdapat lekukan kecil, umbo, yang dibentuk oleh ujung manubrium
mallei. Jika membrane terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini
menghasilkan kerucut cahaya, yang memancar ke anterior dan inferior dari
umbo.

7
Membrane tympanica berbentuk bulat dengan diameter lebih kurang
1 cm. Pinggirnya tebal dan melekat di dalam alur pada tulang. Alur itu,
sulcus tympanica, di bagian atasnya berbentuk incisura. Dari sisi incisura
ini berjalan dua plica, plica mallearis anterior dan posterior, yang menuju
ke processus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada membrane
tympanica yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars
placcida. Bagian lainnya tegang disebut pars tensa. Manubrium mallei
dilekatkan di bawah pada permukaan dalam membrane tympanica oleh
membrane mucosa.

Membrane tympanica sangat peka terhadap nyeri dan permukaan


luarnya disarafi oleh nervus auriculotemporalis dan ramus auricularis nervi
vagi.

Ossicula Auditus (Tulang-Tulang Pendengaran)

Ossicula Auditus adalah malleus, incus, dan stapes.


a. Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan mempunyai caput,
collum, crus longum atau manubrium, sebuah processus anterior dan
processus lateralis. Caput berbentuk bulat dan bersendi di posterior
dengan incus. Collum adalah bagian sempit di bawah caput.
Manubrium berjalan ke bawah dan belakang dan melekat dengan erat
pada permukaan medial membrane tympanica. Manubrium ini dapat
dilihat melalui membrane tympanica pada pemeriksaan dengan otoskop.
Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan
dengan dinding anterior cavitas tympani oleh sebuah ligament. Processus
lateralis menonjol ke lateral dan melekat pada plica mallearis anterior
dan posterior membrane tympanica.
b. Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus. Corpus berbentuk
bulat dan bersendi di anterior dengan caput mallei. Crus longum
berjalan ke bawah belakang dan sejajar dengan manubrium mallei. Ujung
bawahnya melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis.
Bayangannya pada membrane tympanica kadang-kadang dapat dilihat
pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve menonjol ke belakang

8
dan dilekatkan pada dinding posterior cavitas tympani oleh sebuah
ligament.
c. Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah basis. Caput
kecil dan bersendi dengan crus longum incudis. Collum sempit dan
merupakan tempat insersi musculus stapedius. Kedua lengan berjalan
divergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir basis
dilekatkan pada pinggir fenestra vestibule oleh sebuah cincin fibrosa,
yang disebut ligamentum annulare.

Otot-Otot Ossicula
Otot-otot ossicula adalah musculus tensor tympani dan musculus
stapedius.
Otot-otot ossicula, persarafannya, dan fungsinya diringkas dalam
tabel 1.
Tabel 1. Otot-otot Telinga Tengah
Nama otot Origo Insersi Persarafan Fungsi

M. tensor Dinding tuba Manubriu Divisi Meredam


tympani auditiva dan m mallei mandibularis getaran
dinding membrane
N. trigeminus
salurannya sendiri tympanica

Pyramis Meredam
M. (penonjolan Collum N. facialis getaran
Stapedius tulang pada stapedis stapes
dinding posterior
cavitas tympani)

Dari snell RS: Clinical Anatomy. 7th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004, p. 839.

9
Tuba Auditiva
Tuba auditiva menghubungkan dinding anterior cavitas tympani ke
nasopharynx. Sepertiga bagian posteriornya adalah tulang dan dua pertiga
bagian anteriornya adalah kartilago. Pada saat turun, tuba berjalan di pinggir
atas musculus constrictor pharynges superior. Tuba berfungsi
menyeimbangkan tekanan udara di dalam cavitas tympani dengan
nasopharynx.

Antrum Mastoideum
Antrum mastoideum terletak di belakang cavitas tympani di dalam
pars petrosa ossis temporalis. Berhubungan dengan cavitas tympani melalui
aditus.

Cellulae Mastoideae
Processus mastoideus mulai berkembang dalam tahun kedua kehidupan.
Cellulae mastoideae adalah suatu seri rongga yang saling berhubungan di
dalam processus mastoideus, yang di atas berhubungan dengan antrum dan
cavitas tympani. Rongga-rongga ini dilapisi oleh membrane mucosa.

3. Telinga Dalam atau Labyrinthus 4

Gambar 1. 6

4
Bab 18 Mata dan Telinga, Halaman 635

10
Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial
terhadap telinga tengah. Terdiri dari labyrinthus osseus, tersusun dari
sejumlah rongga di dalam tulang; dan labyrinthus mambranaceus, tersusun
dari sejumlah saccus dan ductus mambranosa di dalam labyrinthus osseus.

Labyrinthus Osseus

Labyrinthus Osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis


semicircularis, dan cochlea. Ketiganya merupakan rongga-rongga yang
terletak di dalam substansia compacta tulang. Mereka dilapisi oleh
endosteum dan berisi cairan bening, perilympha, yang di dalamnya terdapat
labyrinthus membranaceus.

Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus osseus, terletak


posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis semicircularis. Pada
dinding lateralnya terdapat fenestra vestibule yang ditutupi oleh basis
stapedis dan ligamentum annularenya, dan fenestra cochlea yang ditutupi
oleh membrane tympanica secundaria. Di dalam vestibulum terdapat
sacculus dan utriculus labyrinthus membranosa.

Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis superior,


posterior, dan lateral. Bermuara ke bagian posterior vestibulum. Setiap
canalis mempunyai sebuah pelebaran diujungnya disebut ampulla. Canalis
bermuara ke dalam vestibulum melalui lima lubang, salah satunya
dipergunakan bersama oleh dua canalis. Di dalam canalis terdapat ductus
semicircularis.

Canalis semicircularis superior terletak vertical dan tegak lurus


terhadap sumbu panjang os petrosum. Canalis semicircularis posterior juga
vertical, tetapi terletak sejajar dengan sumbu panjang os petrosum. Canalis
semicircularis lateralis terletak horizontal pada dinding medial aditus ad
antrum, di atas canalis nervi facilis.

11
Cochlea berbentuk seperti rumah siput. Cochlea bermuara ke dalam
bagian anterior vestibulum.umumnya terdiri atas satu pilar sentral, modiolus
cochleae, dan modiolus ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak
dua setengah putaran.

Gambar 1. 7

Labyrinthus Membranaceus

Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus.


Labyrinthus ini berisi endolympha dan dikelilingi oleh perilympha.

Gambar 1. 8

12
B. FISIOLOGI PENDENGARAN 5
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun
telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke
koklea. Getaran tersebut menggetarkan membrane tympani diteruskan ke telinga
tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi
getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas
membrane timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini
akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga
perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane
Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative
antara membrane basilaris dan membrane tektoria. Proses ini merupakan
rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik
dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,
sehingga melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan
menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus
auditorius sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

5
Soepardi, Efiaty Arsyad dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan,
Kepala & Leher, Ed. 6. Jakarta : EGC

13
DAFTAR PUSTAKA

(1) Richard S. Sneel, MD, PhD. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta :
EGC
(2) Soepardi, Efiaty Arsyad dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan, Kepala & Leher, Ed. 6. Jakarta : EGC
(3) Bickley, Lynn S. 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan
Bates, Ed 5. Jakarta : EGC

14

Anda mungkin juga menyukai