Anda di halaman 1dari 42

BAB 1

Dasar-dasar Elektronika

A. Saklar

Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penghubung dan
pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan rangkaian listrik saklar berfungsi
untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik yang mengalir dari sumber
tegangan menuju beban (output) atau dari sebuah sistem kesistem lainnya, Berikut ini
adalah bebarapa jenis-jenis saklar berdasarkan konstruksi masing-masing saklar.

Gambar: 3.1 Macam-macam Saklar

Atas, dari kiri ke kanan: Circuit Breaker, Mercury Switch, Wafer Switch, DIP
Switch, Surface Mount Switch, Reed Switch. Bawah, dari kiri ke kanan : Wall Switch,
Miniature Toggle Switch, In-Line Switch, Push-Button Switch, Rocker Switch, Micro
Switch.

1
Jenis, Simbol, dan Contoh Saklar :

JENIS SAKLAR (SWITCH) SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK

SPST
Saklar On-Off sederhana

Saklar Push-On
Kedua terminal akan terhubung
selama ditekan

Saklar Push-Off
Kedua terminal akan terputus
selama ditekan

Saklar SPDT
Terminal sentral (COM) akan
terhubung ke salah satu terminal
dan akan terputus ke terminal
lainnnya dalam satu kondisi.

Saklar DPST
Dalam kondisi On ("1") dua
terminal sentral akan terhubung
ke terminal pasangannya dan
akan terputus ketika kondisi Off
("0")

2
Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu terminal
pasangannya dan teputus ke
terminal pasangannya yang lain
dalam satu kondisi.

Gambar: 3.2 Macam-macam Saklar dan simbol

Keterangan:

1. On : Posisi Terhubung
2. Off : Posisi Tidak Terhubung
3. Push : Tekan
4. Pole : Jumlah kontaktor
5. Throw : Jumlah Posisi Konduktor (yang terhubung)
6. Open : Terbuka (Posisi Off)
7. Close : Tertutup (Posisi On)
8. Break : Off (Posisi Tidak terhubung)
9. SPST (Single Pole Single Throw)
10. SPDT (Single Pole Double Throw)
11. SPXT (Single Pole X Trow) X=jumlah Throw, misalnya SP6T (Single Pole 16
Throw)
12. DPST (Double Pole Single Throw)
13. DPDT (Double Pole Double Throw)
14. DPXT (Double Pole X Throw) x=jumlah Throw, misalnya DP4T (Double Pole
4 Throw)
15. Push Button Switch
16. Push Break Switch

3
Simbol Saklar SPDT, SPST, Push-On, dan Push-Off

Simbol DIP Switch

Gambar: 3.3 Dip Switch dan Simbol

4
B. PCB ( Printed Sircuit Board )

PCB atau printed circuit board yang artinya adalah papan sirkuit cetak, merupakan
sebuah papan tipis yang terbuat dari sejenis fiber sebagai media isolasinya, yang
digunakan untuk meletakan komponen elektronika, yang di pasang dan di rangkai, di
mana salah satu sisinya dilapisi tembaga untuk menyolder kaki kaki komponen. PCB
atau Printed Circuit Board juga memiliki jalur-jalur konduktor yang terbuat dari
tembaga dan berfungsi untuk menghubungkan antara satu komponen dengan
komponen lainnya.

Ketebalan tembaga pada PCB atau Printed Circuit Board bermacam macam, ada
yang 35 micrometer ada juga yang 17-18 micrometer. Bahan lainnya adalah paper
phenolic atau pertinax, biasanya berwarna coklat, bahan jenis ini lebih populer karena
harganya yang lebih murah. Ada juga yang dibuat dari bahan fiberglass yang di pakai
untuk Through hole plating, karena materialnya lebih kuat dan tidak mudah bengkok di
bandingkan yang berbahan pertinax.

Gambar: 3.4 PCB dan Pelarut Pcb( fericloride FeCl3 )

PCB atau Printed Circuit Board ini memiliki beberapa macam sesuai dengan
fungsinya, yaitu satu sisi (biasa digunakan pada rangkaian elektronika seperti radio,
TV, dll), dua sisi (dapat digunakan untuk menghubungkan komponen di kedua sisinya)
dan multi side ( bagian PCB luar maupun dalam digunakan sebagai media penghantar,
misalnya pada rangkaian-rangkaian PC). Dalam pembuatannya, banyak cara yang
dapat dilakukan, baik secara manual atau konvensional hingga menggunakan software
sebagai alat bantunya, yaitu :

5
1. Teknik Fotoresist, pada proses ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan yaitu :
Lampu UV, Larutan Positif-20 dan larutan NaOH.
2. Teknik Sablon, teknik ini hampir sama dengan sablon biasa dimana dibutuhkan
bahan-bahan seperti kasa-screen, tiner sablon, cat dan lain-lain.
3. Cetak Langsung, pada proses ini digunakan teknik khusus untuk menyalin
layout yaitu digunakan mesin printer khusus yang telah dimodifikasi atau mesin
CNC.
4. Teknik Transfer Paper, teknik ini merupakan cara saya paling murah dan
mudah

Selain keempat cara diatas, ada juga cara pembuatan dengan menggunakan
software, dimana pertama-tama si perancang elektronik akan membuat atau
mendesainnya terlebih dahulu di komputer. Hal ini dapat mempermudah atau
mengurangi tingkat kesalahan, karena ketika ditemukan kesalahan, si perancang akan
mengedit dan membetulkan desainnya sebelum dicetak.

Kita bisa mendapatkan banyak software di internet untuk dapat membantu kita
membuat layout nya secara otomatis berdasarkan skema yang kita buat. Misalnya
Eagle, Proteus, Express PCB, Protel, dsb.

C. Resistor

Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (fixed resistor)
dan resistor tidak tetap (variable resistor).

Resistor
Resistor Tetap (Fixed Resistor): Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Resistor Kawat 1. Potensiometer
2. Resistor Batang Karbon 2. Potensiometer Geser
3. Resistor Keramik atau Porselin 3. Trimpot
4. Resistor Film Karbon 4. NTC dan PTC
5. Resistor Film Metal 5. LDR

Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah -
ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut.
Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat
berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh
lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor resistor variabel dapat kita tentukan
besar resistansinya, macam - macam resistor tetap (fixed resistor):

6
1. Resistor Kawat
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama
yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih
menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup
besar. Resistor kawat ini biasanya banyak
dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki
resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang
tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai
sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat
yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi
dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk
resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5
watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat
dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon
kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi
tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan
pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna.
Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor
generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang
sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian
rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini
dapat dilihat pada gambar di samping.
3. Resistor Keramik atau Porselin
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang
elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor
yang terbuat dari bahan keramik atau porselin.
Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah
dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca
tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam
rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya
kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1
watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di samping.

7
4. Resistor Film Karbon
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil
pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, para produsen
komponen elektronika telah memunculkan jenis
resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi
dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya
dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini
juga sudah banyak digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan
memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah
ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan
dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating
daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di
samping.
5. Resistor Film Metal
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir
menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan
terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai
toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah
kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan
dengan resistor film karbon, resistor film metal ini
memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan resistor film karbon karena
resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna,
bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan,
resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang
warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan
dalam rangkaian rangkaian yang memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1
watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat
pada gambar di samping.

8
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):

1. Potensiometer
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling
sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer
terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang
terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang
telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung
hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini
memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini
sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti
ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat
dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun
dengan resistansi yang besar. Gambar di samping
adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon.
Pada umumnya, perubahan resistansi pada
potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan
logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara
linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding
dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang
dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah
perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan
logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik
memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena
nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah
melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya.
Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya
berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk
dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier
atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di
bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka
potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka
potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi
juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang
tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal
dari potensiometer.

9
2. Potensiometer Geser
Potensiometer geser merupakan kembaran dari
potensiometer yang telah dibahas di atas.
Perbedaannya adalah cara mengubah nilai
resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas
di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah
dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.
Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara
mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara
menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari
potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di
samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk
membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula
yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang
digunakan karena ukurannya yang besar. Pada
potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya
hanyalah perubahan secara linier. Bentuk
potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di
samping dengan komponen yang ditengah.
3. Trimpot
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat
dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan
potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran
yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga
dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B
yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai
resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A
untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai
resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada
badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk
trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.

10
4. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC
(Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor
yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan
temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi
akan naik jika temperatur sekelilingnya turun.
Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika
temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini
sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu
atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC
dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.
5. LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor
yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan
intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada
prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu
mendorong elektron untuk menembus batas batas
pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan
naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit
atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai
resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang
diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang.
LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya,
khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada
lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di
samping.

Gambar: 3.5 Resistor dan simbol

Cara Menghitung nilai resistor 5 warna

11
Resistor 5 gelang warna ini untuk warna atau gelang pertama menunjukan angka,
gelang kedua menunjukan angka, gelang ketiga menunjukan angka,gelang ke empat
menujukan faktor perkalian dan gelang ke lima menunjukan toleransi dan lebih
detailnya perhatikan label atau diagram di bawah ini :

Untuk menghitung nilai dari resistor 5 warna terlebih dulu kita menetukan dimana letak
gelang warna kesatu kedu dan seterusnya agar kita bisa menentukan nilai resistor
tersebut dengan tepat dan benar. kalau diperhatikan dengan teliti dan jelas pada
badan ( body ) resistor ada satu jarak yang agak lebar antara gelang
kesatu,kedua,ketiga,dan seterusnya. Jarak tersebut adalah sebagai acuan dimana letak
gelang kesatu / pertama bisa juga warna emas dan perak di jadikan pedoman untuk
gelang yang terakhir.

Gambar: 3.6 Resistor 5 warna

Dari gambar di atas jarak antara warnah dan emas agak lebar atau jauh dikit dan
pastinya kita akan mengetahui warna yang terakhir dari resistor diatas dan warna

12
terakhirnya adalah emas semantara untuk mengetahui berapa nilai resistor 5 warna di
atas kita tahu untuk gelang kesatu adalah kuning jadi car menghitungnya sebagai
berikut :

Gelang kesatu kuning nilainya adalah 4


Gelang kedua ungu nilanya adalah 7
Gelang ketiga hitam nilanya adalah 0
Gelang keempat merah nilainya menunjukan banyaknya nol yaitu 00
Gelang kelima emas menunjukan toleransinya yaitu 5%

Jadi dapat kita simpulkan atau kita ketahui nilai resistor 5 warna di atas adalah 47000
ohm atau 47k ohm serta toleransisnya 5%.

Contoh satu lagi : MERAH = 2 , MERAH = 2, HITAM = 0, COKLAT = 0, EMAS 5%

Maka nilai resistor terasebut 2200 ohm 5% = 2,2 Kohm 5%.

Menghitung resistor 4 warna

Gambar: 3.7 Resistor 4 Warna

Resistor di atas mempunyai warna :

MERAH HITAM MERAH EMAS


MERAH = 2
HITAM = 0
MERAH = 00
EMAS = 5%
Berarti nilai hambatan resistor di atas adalah = 2000 kiloohm atau 2 K saja.
dengan nilai toleransi 5%

MERAH MERAH COKLAT COKLAT=0


PERAK PERAK=10%
MERAH=2 Maka nilai nya adalah = 220
MERAH=2 OHM , dengan toleransi 10%

13
D. Kapasitor

Kapasitor merupakan komponen yang berfungsi untuk penyimpan muatan listrik


yang dibentuk dari dua permukaan yang berhubungan tapi dipisahkan oleh satu
penyeka, Besarnya kapasitansi dapat dihitung dengan rumus seperti berikut ini,
Kapasitansi C = ( Muatan Q / Tegangan V ). Kapasitor adalah suatu komponen
elektronika yang berfungsi untuk menyimpan arus listrik dalam bentuk muatan. sebuah
kapasitor pada dasarnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar
satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering
disebut dielektrik. Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian elektronika
biasanya adalah sebagai berikut:

Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui
arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan
2 buah rangkaian yang saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih
berhubungan secara ac(signal), artinya sebuah kapasitor berfungsi sebagai
kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang
saya maksud disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar
kapasitor yaitu dapat menyimpan muatan listrik yang berfungsi untuk
memotong tegangan ripple.
Kapasitor sebagai penggeser fasa.
Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah
saklar.

Berikut macam kondensator berdasarkan kegunaannya:

1. Kondensator Tetap
Kondensator tetap ialah suatu kondensator yang nilainya konstan dan tidak berubah-
ubah.(nilai kapasitasnya tetap tidak dapat diubah).
Kondensator tetap ada tiga macam bentuk :

a. Kondensator Keramik (Ceramic Capacitor)

Bentuknya ada yang bulat tipis, ada yang persegi empat berwarna merah, hijau,
coklat dan lain-lain. Dalam pemasangan di papan rangkaian (PCB), boleh dibolak-balik
karena tidak mempunyai kaki positif dan negatif. Mempunyai kapasitas mulai dari
beberapa piko Farad sampai dengan ratusan Kilopiko Farad (KpF). Dengan tegangan
kerja maksimal 25 volt sampai 100 volt, tetapi ada juga yang sampai ribuan volt.

14
Gambar: 3.8 Kapasitor Keramik
Cara membaca nilai kapasitor Keramik :

Contoh misal pada badannya tertulis = 203, nilai kapasitasnya = 20.000 pF

= 20 KpF =0,02 F.

Jika pada badannya tertulis = 502, nilai kapasitasnya = 5.000 pF = 5 KpF

= 0,005 F

Gambar: 3.9 Membaca Nilai Kapasitor


b. Kondensator Polyester

Pada dasarnya sama saja dengan kondensator keramik begitu juga cara
menghitung nilainya. Bentuknya persegi empat seperti permen. Biasanya mempunyai
warna merah, hijau, coklat dan sebagainya.

Gambar: 3.10 Kapasitor Polyester

15
c. Kondensator Kertas

Kondensator kertas ini sering disebut juga kondensator padder. Misal pada radio
dipasang seri dari spul osilator ke variabel condensator. Nilai kapasitas yang dipakai
pada sirkuit oscilator antara lain:

Kapasitas 200 pF - 500 pF untuk daerah gelombang menengah (Medium Wave /


MW) = 190 meter - 500 meter.
Kapasitas 1.000 pF - 2.200 pF untuk daerah gelombang pendek (Short Wave /
SW)SW 1 = 40 meter - 130 meter.
Kapasitas 2.700 pF - 6.800 pF untuk daerah gelombang SW 1, 2, 3 dan 4, = 13
meter - 49 meter.

Gambar: 3.11 Kapasitor Kertas

16
Gambar: 3.12 Tabel Warna Nilai Kapasitor

2. Kondensator elektrolit (Electrolite Condenser = Elco)

Kondensator elektrolit atau Electrolytic Condenser (Elco) adalah kondensator yang


biasanya berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif,
ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif atau yang
dekat tanda minus ( - ) adalah kaki negatif. Nilai kapasitasnya dari 0,47 F
(mikroFarad) sampai ribuan mikroFarad dengan voltase kerja dari beberapa volt hingga
ribuan volt.

Gambar: 3.13 Elco

Selain kondensator elektrolit (Elco) yang mempunyai polaritas, ada juga


kondensator jenis elco yang berpolaritas yaitu kondensator solid tantalum. Dan ada
elco yang non polaritas pada kakinya tidak ada kutub (+) dan (-).

17
Gambar: 3.14 Kondensator Solid Tantalum

Gambar: 3.15 Kondensator Non Polar


Kerusakan umum pada kondensator elektrolit di antaranya adalah :

Kering (kapasitasnya berubah)


Konsleting
Meledak, yang dikarenakan salah dalam pemberian tegangan positif dan
negatifnya, jika batas maksimum voltase dilampaui juga bisa meledak.

Gambar: 3.19 Simbol-simbol kapasitor

18
3. Kondensator Tidak Tetap (Variabel dan Trimmer)

Kondensator variabel dan trimmer adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa
diubah-ubah. Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik
mempunyai poros yang dapat diputar dengan menggunakan obeng.

Gambar: 3.16 Kodensator Variabel

Kondensator variabel (Varco)terbuat dari logam, mempunyai kapasitas maksimum


sekitar 100 pF (pikoFarad) sampai 500 pF (100pF = 0.0001F). Kondensator variabel
dengan spul antena dan spul osilator berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi
tertentu yang akan ditangkap.

Gambar: 3.17 Simbol Kondensator Variabel

19
Sedangkan kondensator trimer dipasang paralel dengan variabel kondensator berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi tersebut.Kondensator trimer
mempunyai kapasitas dibawah 100 pF (pikoFarad).

Gambar: 3.18 Simbol Kondensator Trimer

E. Dioda

Ada berbagai jenis dioda yang dibuat sesuai dengan fungsinya tanpa meninggalkan
karakteristik serta spesifikasinya, seperti dioda penyearah (rectifier), dioda Emisi
Cahaya (LED), dioda Zenner, dioda photo (Photo-Dioda) dan Dioda Varactor.

1. DIODA PENYEARAH (RECTIFIER)

Dioda penyearah adalah jenis dioda yang terbuat dari bahan Silikon yang berfungsi
sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak-balik (ac) ke arus searah (dc) atau
mengubah arus ac menjadi dc. Secara umum dioda ini disimbolnya.

Kaki-kaki dioda yaitu kaki katoda ditandai dengan garis pada ujungnya

20
Gambar: 3.19 Dioda Rectifier

2. DIODA ZENER

Dioda Zener merupakan dioda junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
silikon. Dioda ini dikenal juga sebagai Voltage Regulation Diode yang bekerja pada
daerah reverse (kuadran III). Potensial dioda zener berkisar mulai 2,4 sampai 200 volt
dengan disipasi daya dari hingga 50 watt.
Fenomena tegangan breakdown dioda ini menginspirasi pembuatan komponen
elektronika kerabat dioda yang bernama Zener. Tidak ada perbedaan struktur dasar
dari Zener dengan dioda. Dengan memberi jumlah doping yang lebih banyak pada
sambungan P dan N, ternyata tegangan breakdown dioda bisa makin cepat tercapai.
Jika pada dioda biasanya baru terjadi breakdown pada tegangan ratusan volt, pada
Zener bisa terjadi pada angka puluhan dan satuan volt. Di datasheet ada Zener yang
memiliki tegangan Vz sebesar 2 volt, 5.6 volt dan sebagainya. Fungsi dari komponen
ini biasanya dipakai untuk pengamanan rangkaian setelah tegangan Zener.

Gambar: 3.20 Dioda Zener

21
Perhatikan rangkaian berikut, input tegangan akan yang masuk ke rangkaian lain
dan beban akan dibatasi oleh dioda zener. Jika input tegangan dibawah 5.6V, dioda
tidak menghantarkan arus sehingga arus akan mengalir ke rangkaian lain dan beban.
Jika input tegangan mencapai 5,6 V atau lebih maka dioda zener akan terjadi
brekadown dan arus akan mengalir melalui dioda, bukan ke rangkaian atau beban.

3. DIODA EMISI CAHAYA ( LIGHT EMITTING DIODE )

Dioda emisi cahaya atau dikenal dengan singkatan LED merupakan Solid State
Lamp yang merupakan piranti elektronik gabungan antara elektronik dengan optik,
sehingga dikategorikan pada keluarga Optoelectronic. Sedangkan elektroda-
elektrodanya sama seperti dioda lainnya, yaitu anoda (+) dan Katoda (-). Ada tiga
kategori umum penggunaan LED, yaitu :
Sebagai lampu indikator,
Untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak tertentu,
Sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total. Simbol,
bangun fisiknya dan konstruksinya diperlihatkan pada gambar berikut.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium Arsenida
(GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium Phospida (GaP),
bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Bahan GaAs
memancarkan cahaya infra-merah, Bahan GaAsP memancarkan cahaya merah atau
kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan cahaya merah atau hijau.
Seperti halnya piranti elektronik lainnya , LED mempunyai nilai besaran terbatas
dimana tegangan majunya dibedakan atas jenis warna

TABEL LED DAN TEGANGANYA


Warna Tegangan Maju
Merah 1.8 volt
Orange 2.0 volt
Kuning 2.1 volt
Hijau 2.2 volt

Gambar: 3.21 Dioda LED

22
Sedangkan besar arus maju suatu LED standard adalah sekitar 20 mA. Karena dapat
mengeluarkan cahaya, maka pengujian LED ini mudah, cukup dengan menggabungkan
dengan sumber tegangan dc kecil saja atau dengan ohmmeter dengan polaritas yang
sesuai dengan elektrodanya.

LED konvensional terbuat dari mineral inorganik yang bervariasi sehingga


menghasilkan warna sebagai berikut:

* Aluminium Gallium Arsenide (AlGaAs) merah dan inframerah


* Gallium Aluminium Phosphide hijau
* Gallium Arsenide/Phosphide (GaAsP) merah, oranye-merah, oranye, dan kuning
* Gallium Nitride (GaN) hijau, hijau murni (atau hijau emerald), dan biru
* Gallium Phosphide (GaP) merah, kuning, dan hijau
* Zinc Selenide (ZnSe) biru
* Indium Gallium Nitride (InGaN) hijau kebiruan dan biru
* Indium Gallium Aluminium Phosphide oranye-merah, oranye, kuning, dan hijau
* Silicon Carbide (SiC) biru
* Diamond (C) ultraviolet
* Silicon (Si) biru (dalam pengembangan)
* Sapphire (Al2O3) biru
LED biru dan putih
LED biru pertama kali dan bisa dikomersialkan menggunakan substrat galium nitrida.
LED ini ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia
Corporation di Jepang, LED ini kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru
ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan hijau yang telah ada sebelumnya untuk
menciptakan cahaya putih.
4. DIODA CAHAYA ( PHOTO-DIODE)

Dioda cahaya ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk dioda
cahaya dengan bahan dasar germanium dan 1A untuk bahan silikon. Kuat cahaya dan
temperature keliling dapat menaikkan arus bocor tersebut karena dapat mengubah
nilai resistansinya dimana semakin kuat cahaya yang menyinari semakin kecil nilai
resistansi dioda cahaya tersebut. Penggunaan dioda cahaya diantaranya adalah
sebagai sensor dalam pembacaan pita data berlubang (Punch Tape), dimana pita
berlubang tersebut terletak diantara sumber cahaya dan dioda cahaya. Jika setiap
lubang pita itu melewati antara tadi, maka cahaya yang memasuki lubang tersebut
akan diterima oleh dioda cahaya dan diubah dalam bentuk signal listrik. Sedangkan
penggunaan lainnya adalah dalam alat pengukur kuat cahaya (Lux-Meter), dimana
dalam keadaan gelap resistansi dioda cahaya ini tinggi sedangkan jika disinari cahaya

23
akan berubah rendah. Selain itu banyak juga dioda cahaya ini digunakan sebagai
sensor sistem pengaman (security) misal dalam penggunaan alarm.

Gambar: 3.22 Photo Dioda

5. DIODA VARACTOR

Dioda Varactor disebut juga sebagai dioda kapasitas yang sifatnya mempunyai
kapasitas yang berubah-ubah jika diberikan tegangan. Dioda ini bekerja didaerah
reverse mirip dioda Zener. Bahan dasar pembuatan dioda varactor ini adalah silikon
dimana dioda ini sifat kapasitansinya tergantung pada tegangan yang diberikan
padanya. Jika tegangan tegangannya semakin naik, kapasitasnya akan turun. Dioda
varikap banyak digunakan pada pesawat penerima radio dan televisi di bagian
pengaturan suara (Audio).

Gambar: 3.23 Dioda Varactor

6. DIODA SCHOTTKY (SCR)

DIODA SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk keluarga semikonduktor
dengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai pengendalinya
adalah gate(G).SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan campuran P
dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan biasanya disebut
PNPN Trioda.

24
Gambar: 3.24 Dioda SCR

Pada gambar diatas terlihat SCR dengan anoda pada kaki yang berulir, Gerbang gate
pada kaki yang pendek, sedangkan katoda pada kaki yang panjang.

Gambar: 3.25 Simbol-Simbol Dioda

25
F. Relay

Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika


switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan otak dari
rangkaian pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC
Relay yang paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini
didefinisikan sebagai berikut :

Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)


kontak saklar.
Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.

Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika
berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.

Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi berikut :

Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh
Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan
Contoh : starting relay pada mesin mobil
Pengatur logika kontrol suatu sistem

Gambar: 3.26 Relay

26
Gambar: 3.27 Skema Relay Elektromekanik

Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah gulungan
kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil contact ada 2 jenis :

Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open)


Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)

Secara prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized),
akantimbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan
contact akan menutup.
Jenis jenis Relay Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang
dimilikinya.

Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay


Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact

Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :

DPST (Double Pole Single Throw)


SPST (Single Pole Single Throw)
SPDT (Single Pole Double Throw)
DPDT (Double Pole Double Throw)
3PDT (Three Pole Double Throw)
4PDT (Four Pole Double Throw)

27
Jenis Relay :

Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai
berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru
contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC contact).
Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau mempertahankan
kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya sudah mati. Cara kerjanya ialah
sebagai berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa dimatikan kecuali
unlatch coil diaktifkan. Simbol dari latching relay

Relay jenis Single Pole Double Throw (SPDT

Relay dengan contact lebih dari satu

Gambar: 3.28 Rangkaian dan Simbol Relay

G. Transistor

Transistor Merupakan komponen elektronika yang terdiri dari tiga lapisan


semikonduktor, diantaranya contoh NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki
yang disebut dengan Emitor (E), Basis/Base (B) dan Kolektor/collector (C).
Fungsi Transistor antara lain :
1. Sebagai penguat arus, tegangan dan daya (AC dan DC)
2. Sebagai penyearah

28
3. Sebagai mixer
4. Sebagai osilator
5. Sebagai switch

Gambar: 3.29 Bentuk FisikTransistor

Gambar: 3.30 Transistor PNP dan Simbol

Gambar: 3.31 Transistor NPN dan Simbol


Cara menguji transistor dengan Ohmeter, Perhatiakan tabel hasil pengujian :

Kesimpulan menentukan kaki basis,emitor dan kolektor dengan hail pengujian pada
tabel sebagai berikut:

o Dari hasil tabel ditemukan bahwa kaki I adalah kaki Basis, dimana selama pengukuran
harus ada kaki acuan (patokan) dan menunjukkan gejala ON, ON kemudian bila dibalik
polaritasnya menunjukkan gejala OFF, OFF maka kaki basis ON pada saat dipasang

29
polaritas negative atau OFF saat dipasang polaritas positif maka jenis transistor adalah
PNP.
o Sedangkan untuk menentukan kaki emitor dan kolektor, kita harus menghitung nilai
hambatan yang dimiliki oleh emitor dan kolektor. Apabila kaki II hambatannya lebih
besar dari kaki III maka dapat kita simpulkan bahwa kaki II merupaka kolektor dan
kaki III merupakan emitor.
Transistor mempunyai 3 jenis yaitu :

1. Uni Junktion Transistor (UJT)


2. Field Effect Transistor (FET)
3. MOSFET
1. Uni Junktion Transistor (UJT)

Gambar: 3.32 Simbol UJT

Uni Junktion Transistor (UJT) adalah transistor yang mempunyai satu kaki emitor dan
dua basis. Kegunaan transistor ini adalah terutama untuk switch elektronis. Ada Dua
jenis UJT ialah UJT Kanal N dan UJT Kanal P.

2. Field Effect Transistor (FET)

Gambar: 3.33 Simbol FET

Beberapa Kelebihan FET dibandingkan dengan transistor biasa ialah antara lain
penguatannya yang besar, serta desah yang rendah. Karena harga FET yang lebih
tinggi dari transistor, maka hanya digunakan pada bagian-bagian yang memang
memerlukan, Bentuk fisik FET ada berbagai macam yang mirip dengan transistor,
Jenis FET ada dua yaitu Kanal N dan Kanal P. Kecuali itu terdapat pula macam FET
ialah Junktion FET (JFET) dan Metal Oxide Semiconductor FET (MOSFET).

3. MOSFET

30
Gambar: 3.34 Bentuk Fisik Mosfet

MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) adalah suatu jenis FET yang mempunyai
satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai input impedance
yang sangat tinggi. Mengingat harga yang cukup tinggi, maka MOSFET hanya
digunakan pada bagian bagian yang benar-benar memerlukannya. Penggunaannya
misalnya sebagai RF amplifier pada receiver untuk memperoleh amplifikasi yang tinggi
dengan desah yang rendah.

Gambar: 3.35 Simbol MOSFET

Dalam pengemasan dan perakitan dengan menggunakan MOSFET perlu diperhatiakan


bahwa komponen ini tidak tahan terhadap elektrostatik, mengemasnya menggunakan
kertas timah, penyolderannya menggunakan jenis solder yang khusus untuk menyolder
MOSFET, Seperti pada FET, terdapat dua macam MOSFET ialah Kanal P dan Kanal N.

H. Konektor

Konektor adalah komponen yang digunakan untuk menghubungkan suatu rangkaian ke


rangkaian yang lain atau ke catu daya, ada beberapa macam konektor yang dipakai
dalam project elektronika diantaranya molex conektor, black housing, terminal block,
dc konektor pin header AC Connector, dll.

Gambar: 3.47 Pin Header Male dan Female

31
Gambar: 3.48 Black Housing dan Molex

Gambar: 3.49 DC Connector Male dan Female

Gambar: 3.50 Terminal block

I. Transformator

Pengertian transformator atau yang biasa kita kenal dengan trafo adalah
komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan
listrik. Dengan demikian fungsi transformator ini sangat diperlukan sekali dalam sebuah
sistem/rangkaian elektronika. Di sini transformator berperan dalam menyalurkan
tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang rendah atau sebaliknya,
namun dengan frekuensi yang sama. Oleh karena itu pula transformator merupakan
piranti listrik yang termasuk ke dalam golongan mesin listrik statis.

32
Gambar: 3.51 Transformator dan Simbol

Transformator ini berbentuk empat persegi panjang dimana di dalamnya terdapat


susunan pelat baja berbentuk huruf E. Transformator terbuat dari bahan kawat
tembaga (email) berukuran kecil yang melilit pelat tersebut yang membentuk lilitan
primer dan lilitan sekunder, Transformator bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi
elektromagnetik. Dimana apabila terjadi suatu perubahan fluks magnet pada kumparan
primer, maka akan diteruskan ke kumparan sekunder dan menghasilkan suatu gaya
gerak listrik (ggl) induksi dan arus induksi. Nah,agar selalu terjadi perubahan fluks
magnet, maka arus yang masuk (input) ini harus berupa arus bolak balik (AC).
Di dalam perkembangannya terdapat bermacam-macam jenis transformator atau trafo
dan mempunyai berbagai fungsi, diantaranya :
Trafo ( Transformator ) Adaptor
Trafo ( Transformator ) IF ( Frekuensi Menengah )
Trafo Step Up / Step Down
Trafo OT ( Out Put )
Berikut ini contoh fungsi transformator yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
:
Trafo step up, Fungsi transformator ini digunakan untuk menaikkan tegangan AC,
trafo jenis ini dipakai dalam rangkaian-rangkaian pembangkit tegangan pada
perangkat elektronika seperti trafo inverter monitor LCD, trafo inverter TV, dll.
Trafo step-down adalah kebalikannya, fungsi transformator ini untuk menurunkan
tegangan AC, contoh pemakaiannya pada adaptor.

J. IC regulator

Regulator tegangan sederhana-nya adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi


untuk mengatur agar tegangan keluaran-nya tetap berada pada posisi yang ditentukan
walau tegangan masukkan-nya berubah-ubah. Rangkaian regulator tegangan ini

33
kemudian dikemas dalam bentuk sirkuit terintegrasi (IC), ada beberapa jenis ic
regulator diantaranya IC LM 317, LM 7805, LM 7812 dll, IC LM 317 merupakan
regulator yang tegangan outputnya dapat diubah menggunakan potensio, sedangkan
LM 7805 merupakan regulator menstabilkan output tegangan 5 V, jika 7812 berarti
outputnya 12 V.

Gambar: 3.55 IC Regulator 7805 dan Simbol

K. IC TTL

IC atau integrated circuit adalah komponen elektronika semikonduktor yang


merupakan gabungan dari ratusan atau ribuan komponen-komponen lain. Bentuk IC
berupa kepingan silikon padat, biasanya berwarna hitam yang mempunyai banyak
kaki-kaki (pin) sehingga bentuknya mirip sisir.. Ada beberapa macam IC berdasarkan
komponen utamanya yaitu IC TTL Dan IC CMOS, dengan adanya teknologi IC ini
sangat menguntungkan, sehingga rangkaian yang tadinya memakan banyak tempat
dan sangat rumit bisa diringkas dalam sebuah kepingan IC, Komponen/Bentuk utama
dalam sebuah IC yaitu:

IC TTL (IC Transistor Transistor Logic) IC TTL adalah IC yang banyak digunakan
dalam rangkaian-rangkaian digital karena menggunakan sumber tegangan yang relatif
rendah, yaitu antara 4,75 Volt sampai 5,25 Volt. Komponen utama IC TTL adalah
beberapa transistor yang digabungkan sehingga membentuk dua keadaan (ON/FF).
Dengan mengendalikan kondisi ON/OFF transistor pada IC digital, dapat dibuat
berbagai fungsi logika, ada tiga fungsi logika dasar yaitu AND, OR dan NOT.

Gambar: 3.56 IC TTL

34
Elektronika digital adalah sistem elektronik yang menggunakan signal digital. Signal
digital didasarkan pada signal yang bersifat terputus-putus. Biasanya dilambangkan
dengan notasi aljabar 1 dan 0. Notasi 1 melambangkan terjadinya hubungan dan
notasi 0 melambangkan tidak terjadinya hubungan. Contoh yang paling gampang
untuk memahami pengertian ini adalah saklar lampu. Ketika kalian tekan ON berarti
terjadi hubungan sehingga dinotasikan 1. Ketika kalian tekan OFF maka akan berlaku
sebaliknya.

Elektronik digital atau atau rangkaian digital apapun tersusun dari apa yang disebut
sebagai gerbang logika. Gerbang logika melakukan operasi logika pada satu atau lebih
input dan menghasilkan ouput yang tunggal. Output yang dihasilkan merupakan hasil
dari serangkaian operasi logika berdasarkan prinsip prinsip aljabar boolean. Dalam
pengertian elektronik, input dan output ini diwujudkan dan voltase atau arus
(tergantung dari tipe elektronik yang digunakan). Setiap gerbang logika membutuhkan
daya yang digunakan sebagai sumber dan tempat buangan dari arus untuk
memperoleh voltase yang sesuai.

Dasar pembentukan gerbang logika adalah tabel kebenaran (truth table). Ada tiga
bentuk dasar dari tabel kebenaran yaitu AND, OR, dan NOT. Berikut penjelasan
masing-masing gerbang logika.

1. Gerbang logika AND

Gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
maka semua sinyal masukan harus bernilai high. Gerbang logika AND diantaranya
adalah IC TTL 7408.

Simbol AND Logic Gate

35
Truth Table

Gambar: 3.57 Gerbang AND

2. Gerbang Logika OR
Gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang OR, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
hanya butuh salah satu saja input berlogika high. Gerbang logika OR diantaranya
adalah IC TTL 7432.

Simbol OR Logic Gate

T
Truth Table

36
Gambar: 3.57 Gerbang OR

3. Gerbang Logika Not

Gerbang NOT hanya mempunyai satu sinyal input dan satu sinyal output. Dalam
gerbang NOT, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high sinyal masukan
justru harus bernilai low. Gerbang logika NOT diantaranya adalah IC TTL 7404.

Simbol NOT Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.58 Gerbang NOT

37
4. Gerbang Logika NAND

Gerbang NAND mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang NAND, apabila salah satu input berlogika low maka
output akan berlogika high. Gerbang logika NAND diantaranya adalah IC TTL 7400.

Simbol NAND Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.59 Gerbang NAND

5. Gerbang Logika NOR

Gerbang NOR mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang NOR, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika high
maka semua inputnya harus berlogika low. Gerbang logika NOR pada diantaranya
adalah IC TTL 7402.

38
Simbol NOR Logic Gate

Truth Table

Gambar: 3.60 Gerbang NOR

6. Gerbang Logika Ex-Or

Gerbang Ex-Or mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang Ex-Or, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika
high maka semua sinyal masukan harus bernilai berbeda. Gerbang logika Ex-Or
diantaranya adalah IC TTL 7486.

Simbol Ex-Or Logic Gate

39
Truth Table

Gambar: 3.61 Gerbang EX OR

7. Gerbang Logika Ex-Nor

Gerbang Ex-Nor mempunyai dua atau lebih dari dua sinyal input tetapi hanya satu
sinyal output. Dalam gerbang Ex-Nor, untuk menghasilkan sinyal keluaran berlogika
high maka semua sinyal masukan harus bernilai sama.Gerbang logika Ex-Nor
diantaranya adalah IC TTL 74266.

Simbol Ex-Nor Logic Gate

Truth Table

40
Gambar: 3.62 Gerbang AND

L. Peralatan pendukung Praktik

Multi meter solder dan Dukukan solder

Cutter Tang dan Obeng Tenol

Wire Stripper Mini Drill dan Mata Bor Gergaji Tangan

41
Laser Jet Printer Tool Box Setrika Lampu

Spidol Permanen Baskom Gunting Penggaris

Gambar: 3.74 Peralatan Praktik

42

Anda mungkin juga menyukai